• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF SKRIPSI STUDI KELIMPAHAN DAN SEBARAN PHYTOPLANKTON SECARA ... - Unismuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF SKRIPSI STUDI KELIMPAHAN DAN SEBARAN PHYTOPLANKTON SECARA ... - Unismuh"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

Kelimpahan dan Sebaran Fitoplankton Secara Horisontal untuk Pembudidayaan Ikan (Contoh Kawasan Waduk Bilibili 2. dibimbing oleh ABDUL HARIS dan BURHANUDDIN). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni di Waduk Bilibili Kabupaten Gowa Kecamatan Bontomarannu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan dan sebaran fitoplankton secara horizontal untuk budidaya ikan di perairan Waduk Bibi-bili.

Penelitian ini terdiri dari 3 stasiun yaitu stasiun 1 di sekitar restoran, stasiun 2 di tengah perairan (perairan alami) dan stasiun 3 di kawasan pemukiman dan aktivitas pertanian. Dari hasil penelitian selama 1 bulan ditemukan 10 genera fitoplankton yaitu: Chlorella sp, Leptocylidricussp, Skeletonema sp, Spirulina Sp, Navicilia sp, Flagilaria sp, Meridian sp, Synedra sp, Chlorococcum sp, dan Chiamidomonas sp. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik yang harus dipenuhi di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis mencatat bahwa dalam penulisan laporan hasil penelitian ini, masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan maupun penggunaan kata dan tata bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang menyemangati demi penyempurnaan laporan hasil penelitian ini.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Oleh karena itu, perubahan yang terjadi di perairan akibat beban masukan yang ada akan menyebabkan perubahan komposisi, kelimpahan, dan sebaran komunitas fitoplankton. Waduk merupakan salah satu perairan umum yang mempunyai luas yang memenuhi syarat untuk budidaya ikan. Pemanfaatan waduk Bilibili sebagai tempat budidaya ikan akan berdampak positif terhadap peningkatan produksi ikan, peluang usaha, lapangan kerja, serta peningkatan produksi ikan. sebagai peningkatan pendapatan para petani ikan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan survei untuk memperoleh data sebaran dan kelimpahan fitoplankton untuk kegiatan budidaya ikan di Waduk Bilibili Kabupaten Gowa serta menentukan lokasi budidaya yang cocok untuk mendukung pertumbuhan yang optimal.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Ekosistem Waduk
  • Phytoplankton
  • Struktur Komunitas Phytoplankton
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Phytoplankton
    • Faktor Fisika 1. Suhu
  • Kekeruhan
  • Kecerahan
  • Arus
    • Faktor Kimia
  • Potensial Hidrogen (pH)
  • Oksigen Terlarut (DO)
  • Unsur Hara
    • Faktor Biologi 1. Kelimpahan
  • Keanekaragaman Jenis
  • Keseragaman
  • Dominansi Spesies

Sedangkan kelompok utama lainnya adalah dinoflagelata yang bercirikan sepasang flagela yang digunakan untuk bergerak di dalam air. Keberadaan dan kesuburan fitoplankton dalam suatu ekosistem sangat ditentukan oleh interaksinya dengan faktor fisik, kimia, dan biologi. Tingginya kelimpahan fitoplankton di perairan merupakan akibat dari pemanfaatan unsur hara dan radiasi matahari, serta suhu dan predasi zooplankton (Basmi, 1988) Menurut Goldman dan Horne (1983), ada 2 faktor utama yang menentukan pertumbuhan Laju pertumbuhan fitoplankton adalah saat laju pertumbuhan maksimum pada suhu tertentu dan mampu memperoleh cahaya dan unsur hara secara optimal.

Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan komunitas fitoplankton (biomassa, keanekaragaman jenis dan produksi) adalah ketersediaan unsur hara di dalam perairan (Basmi, 1988). Faktor lingkungan tersebut akan mempengaruhi naik atau turunnya laju suksesi komunitas fitoplankton (Basmi, 1988). Hubungan komunitas fitoplankton dengan perairan bersifat positif, apabila kelimpahan fitoplankton pada suatu badan air tinggi maka dapat diasumsikan bahwa badan air tersebut juga mempunyai produktivitas air yang tinggi (Raymont, 1981).

Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran fitoplankton adalah sebagai berikut (1): Faktor fisik meliputi: suhu, arus, kekeruhan, kejernihan (2). Suhu merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme di dalam air, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun perkembangan organisme. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air, yang ditentukan oleh banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan bahan-bahan di dalam air. Kekeruhan air dapat disebabkan oleh lumpur, partikel tanah, sisa-sisa tanaman, dan fitoplankton.

Intensitas sinar matahari merupakan salah satu faktor terpenting penentu proses fotosintesis atau dikenal sebagai faktor pembatas fitoplankton (Nybakken, 1992). Potensi hidrogen atau keasaman atau kebasaan (alkalinitas) suatu larutan sangat penting untuk faktor kelarutan dalam air laut, terutama pada pengendapan mineral atau unsur. Oksigen dalam air laut terdiri dari dua bentuk senyawa, yaitu terikat pada unsur lain dan sebagai molekul bebas.

Kelarutan molekul oksigen dalam air laut dipengaruhi secara fisik, misalnya kelarutannya sangat dipengaruhi oleh suhu air. Sumber utama oksigen pada air laut berasal dari udara melalui proses difusi dan hasil fotosintesis fitoplankton pada siang hari. Faktor-faktor yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam air laut adalah peningkatan suhu air, respirasi (terutama pada malam hari), adanya lapisan minyak pada permukaan air laut dan intrusi sampah organik yang mudah terurai (Hutagalung dkk., 1997). .

Menurut Raymont (1981), kadar nitrat pada air permukaan di garis lintang tengah dan daerah tropis umumnya rendah. Apabila kelimpahan fitoplankton pada suatu perairan tinggi, maka dapat diasumsikan bahwa perairan tersebut juga mempunyai produktivitas yang tinggi (Raymont 1981).

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat
  • Prosedur Kerja 1. Penentuan Stasiun
    • Pengamatan Phytoplankton
  • Peubah yang Diamati
    • Kelimpahan
    • Keanekaragaman Jenis
    • Keseragaman
    • Dominansi Spesies
  • Analisis Data
    • Kelimpahan
    • Indeks Keanekaragaman
    • Indeks Keseragaman
    • Indeks Dominansi

Penelitian ini dilakukan pada tiga stasiun sebagai titik mendatar, yaitu stasiun 1 di sekitar Restoran Bilibili, stasiun 2 di tengah perairan (perairan alami), stasiun 3 di sekitar pemukiman penduduk dan kegiatan pertanian seperti terlihat pada Gambar 2. Pengambilan sampel fitoplankton di lapisan Dengan menggunakan ember, permukaan air kemudian disaring menjadi 10 liter plankton, setelah itu fitoplankton yang telah disaring ditempatkan dalam botol sampel 100 ml. Kemudian mengawetkan sampel dengan menambahkan larutan formalin dan kemudian mengidentifikasi sampel di Laboratorium Kualitas Air Universitas Hasanuddin.

Sampel yang diambil di lokasi penelitian kemudian dianalisis di laboratorium kualitas air Universitas Hasanuddin Makassar. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) kelimpahan fitoplankton, (2) keanekaragaman jenis, (3) keseragaman, dan (4) indeks dominansi. N = Jumlah individu per liter Oi = jumlah kotak dalam SRC Op = jumlah kotak dalam lapang pandang Vr = volume air dalam botol sampel Vo = volume air dalam SRC.

Untuk lebih memperkuat interpretasi dominasi spesies dalam suatu komunitas, umumnya digunakan “indeks dominasi spesies” atau yang disebut “indeks Simpson” dengan rumusnya. Perairan eutrofik merupakan perairan yang tingkat kesuburannya tinggi dengan kelimpahan fitoplankton berkisar antara >15.000 ind/L. Odum 1994 di Lombok 2003 menyatakan bahwa kisaran nilai indeks keanekaragaman 0-1 menunjukkan bahwa kawasan tersebut mempunyai tekanan ekologi yang tinggi dan indeks keanekaragaman yang rendah.

Nilai keanekaragaman yang lebih besar dari 3 menunjukkan suatu kawasan dengan tekanan ekologi rendah dan indeks keanekaragaman jenis tinggi. Pirzan dkk, 2005 menyatakan bahwa jika keseragaman mendekati nol berarti keseragaman antar spesies dalam komunitas rendah dan sebaliknya jika keseragaman mendekati satu maka keseragaman antar spesies dapat dikatakan sama atau sama. bahkan setara. sedang.

Gambar 2: Penentuan titik stasiun pengamatan  3.4.2. Pengambilan Sampel
Gambar 2: Penentuan titik stasiun pengamatan 3.4.2. Pengambilan Sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Komposisi Phytoplankton
  • Kelimpahan Phytoplankton
  • Keanekaragaman Phytoplankton
  • Indeks Keseragaman
  • Indeks Dominansi
  • Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberadaan phytoplankton
    • Suhu
    • Kecerahan
    • Potensial Hydrogen (pH)
    • Oksigen Terlarut
    • Unsur Hara (Ammonia dan Fosfat)

Berdasarkan Gambar 3, nilai kelimpahan di perairan Waduk Bilibili bervariasi dari klasifikasi perairan mesotrofik yaitu perairan yang dapat dikatakan perairan dengan tingkat kesuburan sedang, berdasarkan klasifikasi Landner (1976) yang menyatakan bahwa perairan tersebut dengan kelimpahan ind/L merupakan perairan mesotrifik dengan tingkat kesuburan rata-rata. Tingginya nilai kepadatan pada stasiun 3 diduga disebabkan oleh aktivitas pertanian yang banyak melepaskan unsur hara ke dalam air. Indeks keanekaragaman fitoplankton yang ditemukan selama penelitian mempunyai nilai yang bervariasi pada setiap stasiun di perairan Waduk Bilibili.

Nilai rata-rata indeks keanekaragaman fitoplankton tiap stasiun selama empat minggu pengamatan di perairan Waduk Bili-bili. Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa indeks keanekaragaman perairan Waduk Bilibili berkisar antara kategori keanekaragaman sedang dan tergolong perairan mesotrofik (kesuburan air sedang), karena sebaran fitoplankton masih cukup merata di setiap perairan. stasiun. Tingginya nilai keanekaragaman pada stasiun 2 diduga disebabkan karena nilai kecerahan pada perairan yang tinggi, sehingga intensitas sinar matahari dapat menembus perairan, selain itu kondisi fisik dan kimia perairan yang mendukung tumbuhnya ikan. fitoplankton, sehingga masih dapat ditoleransi oleh berbagai jenis fitoplankton.

Sedangkan rendahnya nilai keanekaragaman pada stasiun 3 diduga disebabkan oleh adanya limbah populasi dan aktivitas pertanian yang menyebabkan kualitas air menjadi buruk, sehingga keanekaragaman jenis fitoplankton menjadi berkurang karena hanya sedikit spesies yang dapat bertoleransi dan beradaptasi terhadap hal tersebut. kondisi air. Indeks keseragaman fitoplankton yang ditemukan selama penelitian nilainya bervariasi pada setiap stasiun di perairan Waduk Bilibili. Nilai rata-rata indeks keseragaman fitoplankton tiap stasiun selama empat minggu pengamatan di perairan Waduk Bili-bili.

Berdasarkan Gambar 5 dijelaskan bahwa indeks keseragaman pada perairan Waduk Bilibili mendekati satu dan termasuk dalam kategori keseragaman sedang berdasarkan kriteria Pirzan et al 2005 yang menyatakan jika keseragaman mendekati pertama, kita dapat mengatakan bahwa kemerataan antar spesies adalah genap atau sedang. Namun dari ketiga stasiun yang ada di perairan Waduk Bilibili, stasiun 3 mempunyai tingkat kemerataan tertinggi sebesar 0,865156, disusul indeks kemerataan tertinggi kedua sebesar 0,865156. Tingginya nilai keseragaman pada stasiun 3 diduga disebabkan oleh tingginya nilai unsur hara pada perairan tersebut.

Nilai rata-rata indeks dominasi fitoplankton tiap stasiun selama empat minggu pengamatan di perairan Waduk Bili-bili. Tingginya nilai dominasi pada stasiun 3 diduga dipengaruhi oleh tingginya kandungan unsur hara pada perairan tersebut akibat aktivitas penduduk dan limbah pertanian. 1987) dalam Abida menjelaskan bahwa faktor lingkungan yang mempengaruhi dominasi suatu spesies adalah cahaya, rasio dan bentuk kimia unsur hara. Nomor MNLH. 51 Tahun 2004 dan Kordi dkk., (2005), perairan Waduk Bilibili tergolong produktif dan cocok untuk budidaya perikanan.

Hasil analisa konsentrasi amonia pada air waduk Bilibili adalah sekitar mg/L dan konsentrasi fosfat sekitar antara. Nilai amonia pada stasiun pengamatan cukup optimal untuk budidaya ikan, hal ini sesuai dengan penilaian Gusrina (2008) yang menyatakan bahwa kandungan amonia yang baik untuk budidaya ikan air tawar adalah <1,5 mg/L.

Gambar  3. Grafik  kelimpahan  phytoplankton  pada  setiap  stasiun  di  perairan  waduk Bilibili
Gambar 3. Grafik kelimpahan phytoplankton pada setiap stasiun di perairan waduk Bilibili

PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Saran

Dasar-Dasar Ekologi Umum Bagian IV (Ekologi Perairan) Bogor: Program Studi Lingkungan Pascasarjana IPB. Jenis fitoplankton yang terdapat pada perairan Waduk Bilibili dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah ini.

Gambar

Gambar 1. Peta waduk Bilibili Waduk Bilibili
Gambar 2: Penentuan titik stasiun pengamatan  3.4.2. Pengambilan Sampel
Tabel 3. Rata-rata kelimpahan phytoplankton setiap stasiun selama empat minggu  pengamatan pada perairan waduk Bilibili
Gambar  3. Grafik  kelimpahan  phytoplankton  pada  setiap  stasiun  di  perairan  waduk Bilibili
+7

Referensi

Dokumen terkait

Individuals with a high level of financial literacy, according to Lusardi and Mitchell (2011), tend to plan for retirement so that the individual is better off in his old