• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF SKRIPSI"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan Penelitian

Hipotesis Penelitian

Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Jambu Air Madu (Syzygium equaeum Burn F. Alston)

Jambu air termasuk dalam Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Dycotyledoneae, Ordo: Myrtales, Famili: Myrtaceae, Genus: Syzygium, Spesies: Syzygium aquaeum Bakar F. Pohon dan buah jambu air tidak banyak Berbeda dengan jambu air lainnya (S. aqueum), beberapa kultivarnya bahkan sulit dibedakan, itulah sebabnya keduanya sering disebut dengan nama umum jambu air atau hanya jambu biji saja. Varietas utama jambu air adalah: jambu semarang, Madura, Lilin (super manis), jambu apel dan jambu Cincalo (merah dan hijau/putih), dan jenis jambu air lainnya adalah: Camplong (Bangkalan), Kancing, Mawar (jambu Keraton), Sukaluyu, Baron, Kaget, Rujak, Mimba, Lonceng (super padat) dan Manalagi (tanpa biji).

Menurut Cahyono (2010), tanaman jambu air sangat mudah dikenali dari bentuk fisik tanaman dan buahnya. Secara morfologi organ utama tanaman jambu air terdiri dari akar, batang (pohon), daun, bunga, buah dan biji. Tanaman jambu madu mempunyai sistem akar tunggang dan perakaran serabut, batang atau pohonnya merupakan batang berkayu sejati yang sangat keras dan mempunyai cabang atau ranting, daun berbentuk bulat memanjang dengan ujung meruncing (semakin runcing ujungnya), warna hijau buram dalam warna. Letak daunnya berhadapan dengan tangkai daun, sehingga tampak seperti daun sesil, dan mempunyai urat daun menyirip (Cahyono, 2010).

Bunga jambu air tumbuh bergerombol, tersusun dalam malai dan dijepit oleh daun pelindung, berbentuk seperti cangkir, dimana dalam satu dompole atau satu malai dapat terdapat 10 – 18 kuntum tergantung varietasnya. Buah jambu madu berdaging dan berair serta rasanya manis seperti madu, warna kulit buahnya merah, hijau muda dengan kemerahan, putih, hijau, hijau dan sebagainya, kulit buah halus mengkilat, dan daging buahnya memiliki tekstur yang cukup padat (Cahyono, 2010). Sedangkan biji jambu madu berukuran besar bahkan ada yang tidak berbiji, berwarna putih dan bentuk bulat tidak beraturan, serta bagian dalamnya berwarna ungu (Cahyono, 2010).

Tanaman jambu madu memerlukan struktur tanah yang gembur, berdrainase baik, ketersediaan air dan unsur hara yang cukup, bahan organik yang cukup harus tersedia dengan tingkat keasaman (pH) ideal berkisar antara 6 – 7 dan kedalaman efektif air tanah yaitu jika ditanam. wilayah tersebut memiliki kedalaman airtanah dangkal hingga sedang yaitu 0,5 – 1,5 meter (Cahyono, 2010).

Perbanyakan Jambu Air Madu Secara Vegetatif (Stek Pucuk)

Untuk merangsang pertumbuhan akar stek jambu air madu, sebaiknya bagian pangkal stek diberi zat pengatur tumbuh (Rebin juga menambahkan bahwa penggunaan ZPT secara langsung dapat meningkatkan kualitas benih dan mengurangi jumlah benih yang mengandung Zat Pengatur Tumbuh non-nutrien. senyawa organik pada konsentrasi rendah dapat mendorong, menghambat atau mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara kualitatif (Davies, 1995).

Pembentukan Akar Stek dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya 9

Pembentukan akar pada stek pucuk merupakan peristiwa regenerasi yang berfungsi menggantikan bagian tanaman yang terganggu atau hilang (Hartmann, Kester dan Daveis, 1990). Menurut Ashari (1995) dan Hartman et al., (1990), proses pembentukan akar pada stek terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1) diferensiasi sel yang dilanjutkan dengan pembentukan sel meristem (inisiasi akar); (2) diferensiasi sel meristem hingga terbentuk primordia akar, dan (3) munculnya akar baru. Pada stek tanaman herba berkayu, akar tambahan berasal dari daerah luar atau di antara ikatan pembuluh batang, namun jaringan yang terlibat dalam pembentukan akar bergantung pada jenis tanaman (Hartmann et al., 1990).

Kemudahan pembentukan akar adneksa erat kaitannya dengan konsentrasi zat pengatur tumbuh alami yang terbentuk dalam tubuh tanaman. Oleh karena itu, terdapat hubungan erat antara zat pengatur tumbuh dan kemampuan stek untuk berakar. Zat pengatur tumbuh ini hanya efektif dalam jumlah tertentu, karena konsentrasi yang terlalu tinggi dapat merusak bagian yang terluka. Zat pengatur tumbuh yang termasuk dalam golongan auksin endogen adalah IAA (indole acetic acid), sedangkan beberapa senyawa auksin eksogen (sintetis) yang pertama kali dibuat adalah IPA (Indo1 Propionic Acid) dan IBA (Indo1 Butyric Acid) (Hastuti, Prihastanti, Hastuti, 2000).

Permulaan pembentukan akar tidak hanya dipengaruhi oleh auksin, tetapi juga oleh zat pengatur tumbuh lainnya seperti sitokinin dan giberelin. Beberapa penelitian menyatakan bahwa penggunaan Rootone-F mampu menginisiasi perakaran pada tanaman berkayu pada konsentrasi 100-200 ppm dengan waktu perendaman minimal 1 jam dan maksimal 20 jam pada tanaman yang akarnya sulit untuk menginisiasi (Mudiana, dkk., 2001;Utami, dkk., 2001).

Zat Pengatur Tumbuh Alami (Ekstrak Bawang Merah)

Bawang merah mengandung zat pengatur tumbuh yang berperan serupa dengan asam asetat Indo1 (IAA) (Anonim, 2008 dalam Muswita, 2011). Lebih lanjut Anonymous (2009) dalam Muswita (2011) menambahkan bahwa fitohormon yang terkandung dalam bawang merah adalah auksin dan giberelin. Giberelin bekerja dengan cara merangsang perkembangan benih, perkembangan tunas, pemanjangan batang, pertumbuhan daun, mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar (Ratna menyatakan, bawang merah dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan akar pada proses okulasi bibit salak.

Penggunaan 75 g bawang merah per Bibit memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan akar primer dan akar sekunder cangkokan salak. Menurut Marfirani (2014), perasan bawang merah dengan konsentrasi 30% dengan lama perendaman 15 menit memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan stek pucuk akar varietas krisan yang berbeda dibandingkan dengan konsentrasi 15% dan 45. bawang merah sebagai zat pengatur tumbuh telah dilakukan pada beberapa jenis tanaman. .

Setyowati (2004), melaporkan bahwa pemberian bawang merah pada konsentrasi 75% memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan panjang akar, panjang tunas dan jumlah tunas pada stek mawar. Sekta (2005), jumlah bawang merah yang sedikit memberikan pengaruh nyata terhadap panjang tunas, jumlah daun, tingkat kehijauan daun dan berat kering tunas pada stek cabai jawa. Tahapan pengerjaan pembuatan ekstrak bawang merah ZPT alami adalah : Bawang merah dibersihkan dari kulit keringnya, kemudian dibilas dengan air, bawang bombay diblender hingga halus.

Pembuatan filtrat bawang merah konsentrasi 100% dilakukan dengan cara menimbang 150 gram bawang merah ditambah 15 ml air suling, digiling menggunakan blender, kemudian disaring dan diambil filtratnya sebanyak 30 ml. Pengaruh pemberian konsentrasi filtrat umbi bawang merah dan Rootone-F yang berbeda terhadap pertumbuhan stek melati Rato Ebu. Penerapan ekstrak bawang merah dan air kelapa muda terhadap pertumbuhan stek cabai jawa (Piper retrofractum Vahl.).

Pengaruh ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) dan bawang putih (Allium sativum L.) terhadap pertumbuhan potongan bunga mawar (Rosa sinensis L.).

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Bahan dan Alat

Metode Penelitian

Metode Analisa

Pelaksanaan Penelitian

Rootone-F diaplikasikan dengan menambahkan sedikit alkohol untuk melarutkannya, kemudian menambahkan air untuk menjadikannya larutan. Ekstrak bawang merah ditampung dalam baskom, ekstrak tersebut digunakan sebagai zat pengatur tumbuh alami (ZPT). Bahan pemotongan yang digunakan adalah pucuk dahan, pucuk dahan atau pucuk batang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda serta tidak dalam keadaan sudah muncul daun baru. Bahan pemotongan berasal dari “Boerenbron: Pemuliaan Bibit Tanaman Hortikultura dan Perkebunan” Jl.

Bahan tanaman diambil dengan cara memotong batang/ranting dengan pisau tajam, kriteria panjang stek kurang lebih ± 20 cm atau mempunyai 3-5 ruas, buang sebagian daunnya dan sisakan pada bagian ujung tersisa 2 -4 helai daun ( Raharja dan Wiryanta, 2003). Agar bahan stek tetap segar hingga mencapai lokasi pemotongan, ujung-ujung stek dibungkus dengan tisu yang dibasahi dengan air suling. Pohon induk yang digunakan sebagai bahan pemotongan pada penelitian ini adalah tanaman jambu air madu yang berumur ± 5 tahun dan telah menghasilkan 8 kali panen.

Setelah diberi ZPT, stek disemai pada media budidaya yang telah disiapkan, sehingga satu mata (± 5 cm) terendam dalam-dalam.

Pemeliharaan Bahan Stek

Parameter Pengamatan

  • Persentase Tumbuh Stek (%)
  • Tinggi Tanaman (cm)
  • Jumlah Daun (helai)
  • Panjang Akar Primer (cm)
  • Jumlah Akar Primer

Jumlah akar primer dihitung untuk setiap tanaman sampel dengan menghitung secara manual jumlah akar proksimal yang mencapai pangkal stek. Pengaruh asal bahan stek dengan perlakuan zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan Stek Hortensia macrophylla (Thunb.) Ser.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persentase Tumbuh Stek (%)

Tinggi Tanaman (cm)

Jumlah Daun (helai)

Panjang Akar Primer (cm)

Jumlah Akar Primer

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Pertumbuhan Stek Cabe Jamu (Piper retrofracum. Vahl) Pada Berbagai Campuran Media Tanam Dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Rootone F.. Jurnal Agrovigor Volume 6

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara pemberian zat pengatur tumbuh (Rootone F) dengan kombinasi media pada perbanyakan tanaman lada secara stek

Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh (Rootone-F) Terhadap Pertumbuhan Akar Jati ( Tectona grandis ) Dalam Perbanyakan Secara Stek Pucuk.. Universitas

menunjukkan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh Rootone-F pada stek tanaman bambu kuning ( Bambusa vulgaris Schrad) berpengaruh sangat nyata terhadap parameter

Kondisi ini dapat diperbaiki dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) eksogen alami seperti umbi bawang merah sumber auksin, rebung bambu sumber giberelin, bonggol

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara pemberian zat pengatur tumbuh (Rootone F) dengan kombinasi media pada perbanyakan tanaman lada secara stek

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh Rootone-F pada stek tanaman bambu kuning (Bambusa vulgaris Schrad) berpengaruh sangat

UJI EFEKTIFITAS BERBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH ALAMI DAN SINTETISTERHADAP PERTUMBUHAN STEK PUCUK JAMBU AIR KESUMA MERAH Syzygium aqueum SKRIPSI Oleh : BAMBANG ARIANTO 12 821