Batas pragmatis hiperurisemia yang sering digunakan adalah bila kadar asam urat darah lebih besar dari 7,0 mg/dl pada pria dan 6,0 mg/dl pada wanita (Crowther, 2006). Secara statistik, hiperurisemia didefinisikan sebagai kadar asam urat darah di atas dua standar deviasi hasil laboratorium dari rata-rata populasi (Shipley, 2002; Hawkins, 2005). Di ginjal, asam urat disaring sepenuhnya oleh glomerulus, setelah itu 98-100% diserap kembali di tubulus proksimal (mungkin melalui mekanisme transpor aktif dan pasif dan terkait dengan reabsorpsi natrium) dan 50% diekskresikan oleh tubulus distal (mungkin melalui transpor aktif).
Produksi asam urat yang berlebihan dapat terjadi karena peningkatan asupan purin dari makanan atau peningkatan pemecahan nukleotida (Wortmann, 2005). Defisiensi enzim ini menyebabkan akumulasi PRPP yang dapat mempercepat biosintesis purin sehingga menyebabkan peningkatan produksi asam urat (Gambar 2.1). Pasien menderita asam urat antara usia 15 dan 30 tahun dan memiliki insiden pembentukan batu asam urat yang tinggi (Wortmann, 2005).
Alkohol juga mengurangi ekskresi asam urat oleh ginjal, sebagian karena alkohol menyebabkan produksi asam laktat (Wortmann, 2005). Pemeriksaan rutin tersebut antara lain pemeriksaan darah rutin asam urat, kreatinin darah, pemeriksaan urin rutin, pemeriksaan kadar asam urat urin 24 jam, pemeriksaan kadar kreatinin urin 24 jam, dan pemeriksaan lainnya. Penting untuk memeriksa kadar asam urat urin 24 jam untuk menentukan penyebab hiperurisemia, kelebihan produksi, atau kekurangan sekresi.
Kadar asam urat urin 24 jam di bawah 600 mg/hari adalah normal pada orang dewasa yang telah menjalani diet bebas purin selama 3-5 hari sebelum pemeriksaan.
Gout .1 Definisi
Etiologi dan Patofisiologi
Kehadiran kristal urat akan merangsang respon inflamasi akut, di mana neutrofil dan makrofag meninggalkan sirkulasi darah dan mulai memfagositosis (mencerna) kristal tersebut. Ketika fagolisosom melepaskan IgG dari permukaan kristal, maka akan terbuka ikatan hidrogen yang akan merangsang pecahnya membran fagolisosom dan menyebabkan pecahnya sel itu sendiri. Bukti terbaru menunjukkan bahwa lapisan lipoprotein E pada kristal akan menghambat fagositosis dan respon seluler (Gambar 2.4).
Kerusakan jaringan mulai terjadi ketika neutrofil melepaskan isi fagolisosom, sehingga akan memperpanjang peradangan (Crowther, 2006).
Manifestasi Klinis
- Hiperurisemia asimptomatik
- Atritis gout akut
- Gout interkritikal
- Chronic tophaceous gout
Serangan akut artritis gout ditandai dengan timbulnya nyeri hebat, bengkak, dan peradangan secara cepat (Hawkins, 2005). Awalnya serangan ini hanya mengenai satu sendi (monoartikular), paling sering pada sendi metatarsophalangeal (MTP) (ibu jari kaki), namun seiring berjalannya proses penyakit dapat juga mengenai lutut, pergelangan kaki, tangan, siku dan pergelangan tangan (Hawkins, 2005; Reginato, 2005). Serangan ini bisa sembuh dalam beberapa hari hingga beberapa minggu. Jika tidak diobati, penyakit ini akan kambuh berulang kali, interval antar serangan pendek dan mungkin hilang dalam beberapa jam atau hari (Tehupeiory, 2006).
Faktor penyebab serangan akut antara lain trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stres, pembedahan, penggunaan obat diuretik, atau penurunan dan peningkatan asam urat (Hawkins, 2005; Tehupeiory, 2006). Situasi ini dapat terjadi sekali atau beberapa kali dalam setahun, atau 10 tahun dapat berlalu tanpa serangan akut. Jika tanpa pengobatan yang tepat dan pengaturan asam urat tidak tepat, dapat terjadi serangan akut yang lebih sering, mengenai beberapa sendi dan biasanya lebih parah, kemudian dapat masuk ke fase menahun (kronis) dengan terbentuknya toffite (Tehupeiory , 2006). .
Tahapan ini umumnya terjadi pada pasien yang melakukan pengobatan sendiri (self-medicate) sehingga tidak memeriksakan diri ke dokter untuk berobat secara rutin dalam jangka waktu yang lama. Asam urat kronis biasanya disertai dengan tofi (timbunan asam urat pada jaringan, misalnya pada tulang rawan), yang jumlahnya banyak dan banyak terdapat pada persendian (poliartikular). Tofi ini sering kali pecah dan sulit disembuhkan dengan obat-obatan, sehingga terkadang dapat menyebabkan infeksi sekunder.
Diagnosis (Tehupeiory, 2006)
Pencegahan Gout
Alkohol mempunyai efek diuretik yang dapat menyebabkan dehidrasi, memperlambat ekskresi asam urat oleh ginjal dan menyebabkan pengendapan kristal urat.
Aspek-aspek Farmakologis Obat-obat yang Digunakan Pada Terapi Gout
- Kolkisin
- Allopurinol (Zyloprim)
- Obat-obat Urikosurik
- Anti Inflamasi Non Steroid
- Terapi Hiperurisemia Asimptomatis
- Terapi Gout Akut
- Terapi Gout Interkritikal
- Terapi Gout Kronik
Karena kelebihan produksi asam urat berkontribusi pada sebagian besar pasien asam urat, allopurinol dapat memberikan pendekatan terapi yang rasional. Allopurinol merupakan analog purin yang mampu menurunkan produksi asam urat dengan menghambat secara kompetitif dua langkah terakhir dari proses biosintesis asam urat yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase (Mycek, 2000). Sumber utamanya adalah hasil pemecahan asam nukleat, yang diubah menjadi hipoxantin atau xantin, yang mengalami oksidasi menjadi asam urat.
Pada penderita asam urat yang kadar asam urat dalam urin 24 jam mencapai 600-700 mg (pada diet bebas purin). Colchicine atau NSAID sebaiknya diberikan pada minggu pertama pemberian allopurinol untuk mencegah serangan asam urat akut, yang kadang-kadang dapat terjadi. Obat urikosuruk yaitu probenesid dan sulfinpirazon mempengaruhi situs transpor aktif tersebut sehingga reabsorpsi bersih asam urat di tubulus proksimal berkurang.
Dengan meningkatnya ekskresi asam urat maka kerentanan terhadap pembentukan batu ginjal semakin besar, sehingga volume urin harus dijaga pada tingkat yang tinggi dan paling tidak pada awal pengobatan pH urin dipertahankan di atas 6,0 dengan pemberian alkali. Terapi urikosurik harus dimulai bila terjadi serangan multipel artritis gout akut, bila terdapat bukti adanya tofus, atau bila kadar asam urat plasma pada pasien gout sangat tinggi sehingga kerusakan jaringan hampir tidak dapat dihindari. Kebanyakan strategi terapi asam urat melibatkan penurunan kadar asam urat di bawah titik jenuh, yang mencegah pembentukan endapan kristal urat.
Begitu seseorang terdiagnosis hiperurisemia, faktor-faktor yang meningkatkan kadar asam urat, seperti obesitas, hiperkolesterolemia, konsumsi alkohol, atau makanan tinggi purin, harus terus dikontrol. Fakta yang ada juga menunjukkan bahwa peningkatan kadar asam urat berdampak sangat buruk terhadap berkembangnya penyakit ginjal. Serangan asam urat akut terjadi akibat reaksi peradangan terhadap kristal natrium urat pada jaringan sendi.
Produksi laktat dalam jumlah besar di jaringan sinovial dapat menurunkan pH, yang pada akhirnya memperburuk timbunan asam urat (Insel, 1992). NSAID lain: ibuprofen (Motrin), naproxen (Naprosyn), sulindac (Clinoril), piroxicam (Feldene), dan ketoprofen (Orudis) juga efektif dalam mengobati asam urat akut (Wallace, 1988). Selain itu, colchicine kurang efektif bila diberikan sebagai terapi serangan asam urat akut yang berlangsung beberapa hari.
Terdapat kristal monosodium urat dalam cairan sinovial - Gejala klasik asam urat pada pasien dengan riwayat kristal asam urat. Terapi profilaksis ini cukup efektif pada pasien yang memiliki toleransi terhadap kolkisin dan mampu mencegah 85% serangan asam urat akut. Kolkisin dosis rendah digunakan sebagai profilaksis sampai kadar urat serum stabil berada dalam kisaran yang diinginkan dan pasien bebas dari serangan asam urat akut selama 3-6 bulan.
Penderita asam urat kronis diberikan obat penurun asam urat dan tindakan bedah untuk mengatasi tofus atau komplikasi yang timbul akibat timbunan asam urat pada jaringan dan organ, seperti gangguan fungsi sendi dan batu ginjal.