• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Tugas Akhir - Unibos

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Tugas Akhir - Unibos"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

Apakah terjadi peningkatan kuat geser tanah liat lunak setelah stabilisasi dengan kapur dan bentonit? Menganalisis penambahan bentonit dan kapur - Mengetahui sifat-sifat tanah liat lunak - Menentukan kuat geser dan permeabilitas 1.4.

Sistematika Penulisan

Apa pengaruh kapur dan bentonit terhadap koefisien permeabilitas setelah dicampur dengan tanah liat lunak. Untuk mengetahui nilai kuat geser dan nilai koefisien permeabilitas pada tanah liat lunak ditambah bentonit dan kapur.

PENDAHULUAN

KAJIAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Pengertian Tanah

Ikatan yang relatif lemah antar butir dapat disebabkan oleh karbonat, bahan organik atau oksida yang mengendap di antara partikel. Pada mulanya terbentuknya tanah disebabkan oleh pelapukan batuan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil akibat proses mekanis dan kimia.

Tinjauan Umum Tanah

Tekstur Tanah

Tergantung pada ukuran butirnya, tanah berbutir kasar dibagi menjadi batu besar, kerikil dan pasir. Tanah berbutir halus dibagi menjadi lanau (M) dan lempung (C) berdasarkan batas fluida dan indeks plastisitasnya.

Sistem Klasifikasi Tanah

  • Tanah Lempung Lunak
  • Karakteristik Fisik Tanah Lempung Lunak
    • Specific Gravity (G s )

Klasifikasi tanah berbutir halus A-4, A-5, A-6 dan A-7 adalah tanah yang lebih dari 35% partikelnya merupakan tanah No. 200, mendarat di grup ini .. ll -8 . biasanya jenis tanah liat-lanau. Salah satu jenis tanah yang termasuk dalam jenis tanah lunak adalah tanah liat lunak. Tanah lempung lunak merupakan tanah yang mengandung mineral lempung dan mempunyai kadar air yang tinggi sehingga menyebabkan kuat gesernya rendah.

Fase dalam struktur tanah liat adalah air, yang secara kimia tidak murni.

Tabel  2.2.  Klasifikasi  AASHTO  M145-82  untuk  Lapisan  Tanah  Dasar  Jalan Raya
Tabel 2.2. Klasifikasi AASHTO M145-82 untuk Lapisan Tanah Dasar Jalan Raya

Macam Tanah Specifik Gravity

Batas – Batas Konsistensi (Atterberg)

Batas cair adalah kadar air tanah pada batas antara wujud cair dan plastis.Kurva penentuan batas cair dapat dilihat pada gambar 2.2. Batas plastis adalah sifat tanah dalam keadaan konsistensi, yaitu cair, plastik, semi padat atau padat tergantung kadar airnya. Kebanyakan tanah lempung atau tanah berbutir halus berada dalam keadaan plastis. Secara umum, semakin besar plastisitas tanah, maka semakin besar jangkauannya. Indeks plastisitas adalah selisih antara batas cair dan batas plastis (kisaran kadar air pada saat tanah masih plastis), karena menunjukkan kekenyalan tanah.

Suatu tanah akan mengalami penyusutan bila kandungan airnya perlahan-lahan hilang dari dalam tanah, dengan hilangnya air secara terus-menerus maka akan mencapai tingkat kesetimbangan, dimana penambahan kehilangan air tidak akan menyebabkan perubahan volume tanah. Semakin besar kandungan mineral montmorillonit maka batas cair dan indeks plastisitasnya semakin besar serta nilai batas susut dan batas plastisnya semakin kecil (Hardiyatmo, 2006). akan -26. Analisa saringan merupakan analisa yang dilakukan untuk menentukan gradasi butir (distribusi ukuran butir), yaitu dengan cara menggetarkan suatu contoh tanah kering melalui seperangkat saringan yang mana lubang-lubang pada saringan tersebut semakin mengecil secara berturut-turut.

Cara kering dilakukan dengan cara menggetarkan saringan, baik digetarkan dengan tangan maupun dengan vibrator. Cara basah dilakukan dengan mencampurkan tanah dengan air hingga menjadi bubur encer dan dicuci bersih dengan saringan. Analisis hidrometer merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui ukuran butir tanah berbutir halus atau berbutir sub halus.

Gambar 2.1. Batas konsistensi tanah
Gambar 2.1. Batas konsistensi tanah

Pemadatan Tanah (Standart Proctor Test)

Abu terbang batubara merupakan material berbutir halus berwarna abu-abu yang diperoleh dari pembakaran batubara (Wardani, 2008). Fly ash merupakan sisa mineral berbutir halus yang terdiri dari bahan anorganik pada batubara yang telah meleleh pada saat pembakarannya. Partikel fly ash umumnya terdiri dari butiran-butiran halus yang umumnya berbentuk bulatan padat atau berongga. Abu terbang kubis mengandung unsur-unsur kimia antara lain silika (SiO2), aluminium oksida (Al2O3), besi oksida (Fe2O3) dan kalsium oksida (CaO), namun juga mengandung unsur tambahan lainnya yaitu magnesium oksida (MgO).

Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik, kimia dan teknis fly ash adalah jenis batubara, kemurnian batubara, derajat kehancuran, jenis pemanasan dan pengoperasian, cara penyimpanan dan penyimpanan (Wardani, 2008). Pembakaran batubara lignit dan sub-bitumen menghasilkan abu terbang dengan kandungan kalsium dan magnesium oksida lebih banyak dibandingkan bitumen, namun mengandung lebih sedikit silika, aluminium oksida, dan karbon dibandingkan bitumen.

Gambar 2.3. Kurva Hubungan Kadar Air dan Berat Volume Kering  2.5   Abu Terbang
Gambar 2.3. Kurva Hubungan Kadar Air dan Berat Volume Kering 2.5 Abu Terbang

Permeabilitas Tanah

Rongga ini memungkinkan air di dalam partikel mengalir melalui rongga tersebut dari titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Pada umumnya semakin kecil ukuran partikel maka pori-porinya semakin kecil dan koefisien permeabilitasnya semakin rendah. Artinya lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung butiran halus mempunyai nilai k yang lebih rendah dan pada tanah tersebut koefisien permeabilitasnya adalah suatu fungsi. rasio rongga Permeabilitas lapisan untuk aliran paralel lebih besar daripada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Permeabilitas lapisan lempung retak lebih besar dibandingkan dengan lempung tak retak (Hakim, 1982). Struktur tanah merupakan kumpulan butiran primer menjadi butiran sekunder yang dipisahkan oleh bidang pembelahan alami.

Stabilitas tanah merupakan suatu cara untuk mengubah atau memperbaiki sifat lapisan tanah bawah, sehingga diharapkan kualitas tanah menjadi lebih baik, hal ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan daya dukung lapisan tanah bawah dalam kaitannya dengan struktur yang dibangun diatasnya. . Prinsip usaha kestabilan tanah adalah meningkatkan kekuatan lapisan tanah sehingga bahaya keruntuhan dapat diminimalkan atau tanah dapat dibuat lebih stabil dalam menyerap beban, menyelidiki terjadinya tegangan dan regangan tanah. stabilitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu. Stabilitas mekanis atau kestabilan mekanis dilakukan dengan cara mencampurkan atau mencampurkan dua atau lebih tanah yang berbeda mutunya sehingga diperoleh bahan yang memenuhi syarat kekuatan tertentu. Pencampuran tanah ini dapat dilakukan di lokasi proyek, pabrik atau area peminjaman. Campuran ini kemudian disebar dan dipadatkan di lokasi proyek. Stabilitas mekanis juga dapat dicapai dengan menggali tanah yang buruk di lokasi dan menggantinya dengan material butiran dari tempat lain.

Aditif adalah bahan yang diproses kilang yang ditambah ke dalam tanah dalam perkadaran yang betul untuk meningkatkan sifat teknikal tanah, seperti: kekuatan, tekstur. Kestabilan tanah melalui penggunaan bahan tambah atau sering dipanggil penstabilan kimia bertujuan untuk meningkatkan sifat teknikal dengan mencampurkan tanah menggunakan bahan tambah persamaan tertentu. Perbandingan bancuhan bergantung kepada kualiti bancuhan bancuhan.Sekiranya bancuhan hanya bertujuan untuk mengubah penggredan dan keplastikan tanah serta memudahkan kerja, maka hanya sedikit bahan tambah yang diperlukan. Walau bagaimanapun, jika kestabilan itu bertujuan untuk mengubah tanah untuk mempunyai kekuatan yang tinggi, maka lebih banyak bahan tambahan diperlukan. Bahan yang dicampur dengan bahan tambahan ini mesti dihamparkan dan dipadatkan dengan baik.

Kuat Geser Tanah

  • Kuat Geser Tanah Lempung ( Halus )
  • Uji Kuat Geser Tanah
    • Pengujian Kuat Geser Langsung

Tekanan lapisan penutup efektif adalah tekanan akibat berat tanah dan air diatasnya dikurangi tekanan air (pori-pori). Oleh karena itu, pada tanah berpasir, perubahan volume akibat hilangnya tekanan air pori akan lebih cepat dibandingkan pada tanah liat. Parameter kuat geser tanah ditentukan dari pengujian laboratorium terhadap benda uji di lapangan, yaitu dari hasil pengeboran tanah yang dianggap representatif.

Kuat geser tanah sampel yang diperiksa di laboratorium biasanya dilakukan pada besaran beban yang telah ditentukan dan dilakukan dengan menggunakan peralatan jenis khusus. Uji kuat geser langsung dilakukan untuk mengetahui nilai kohesi (C) dan sudut geser dalam () secara tepat. Gesekan antar partikel tanah yang besarnya berbanding lurus dengan tegangan normal pada bidang geser.

Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis daya dukung tanah, stabilitas lereng dan tekanan pada dinding penahan tanah. Oleh karena itu, dalam perencanaan pembangunan substruktur, besarnya kuat geser tanah harus dihitung tergantung pada nilai kohesi dan sudut geser dalam. Prinsip dasar pengujian kuat geser langsung adalah dengan memberikan beban geser/horizontal pada contoh tanah melalui cincin/kotak geser seperti terlihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Hubungan antara kohesi dan sudut geser dalam dari rumus                         Coloumb-Mohr
Gambar 2.4. Hubungan antara kohesi dan sudut geser dalam dari rumus Coloumb-Mohr

Metode Analisa

Analisis hasil kuat geser langsung tanah asli dan variasi campuran kapur dan bentonit terhadap peningkatan nilai kohesi (C) dan kuat geser (ɸ). analisis tanah yang mempunyai kohesi dan sudut geser yang rendah setelah diberi kapur dan bahan penstabil bentonit dapat digunakan sebagai tanah dasar (subgrade. Pada proses pengujian air resapan diamati dan ditampung dalam gelas ukur setiap menitnya sampai volumenya menjadi konstan) kemudian air tersebut konten juga untuk dicatat setiap menit hingga menjadi konstan ( konstan.

Setelah mengambil data dari running kolom kolom pemodelan terakhir untuk infiltrasi saniter landfill di laboratorium, selanjutnya diperoleh data. Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan penambahan kapur dan bentonit terhadap nilai rembesan untuk pertimbangan desain, analisis pondasi bangunan dan metode konstruksi pada tanah lempung lunak. Hasil uji berat jenis (Gs) dilakukan di laboratorium dengan menguji dua sampel.

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah

Permeabilitas

Tabel di atas menjelaskan bahwa penambahan 10% kapur dan bentonit serta 25% rembesan air sangat melambat karena bentonit mempunyai sifat mengikat butiran tanah, sehingga pori-pori tanah yang terbuka akan tertutupi oleh bentonit sehingga waktu rembesan air menjadi lebih cepat. cukup lama. waktu yang lama dan menyebabkan koefisien yang rendah. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kapur dapat meningkatkan nilai koefisien permeabilitas tanah lempung lunak yang awalnya nilai koefisiennya kecil dan setelah distabilkan dengan Bentonit 10% dan Kapur dan 25%.

Hubungan Nilai K dengan Variasi Kapur dan Bentonite

Kuat Geser Langsung

Hubungan Kuat Geser Tanah dengan Variasi Penambahan Kapur dan Bentonite

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kapur dan bentonit dapat mengoptimalkan nilai sudut geser tanah lempung lunak. Semakin kuat ikatan antara tanah, kapur dan bentonit akan menghasilkan nilai kuat geser yang semakin tinggi begitu pula sebaliknya. Dari analisa yang dilakukan seperti yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa stabilisasi dengan kapur dan bentonit pada tanah lempung lunak dapat memperbaiki sifat mekanik tanah.

Setelah dilakukan penelitian di laboratorium, kami menarik beberapa kesimpulan tentang perilaku sampel tanah yang distabilisasi dengan kapur dan bentonit sebagai berikut. Tanah liat lunak yang divariasikan dengan kapur 10% dan bentonit 25% cenderung menurunkan nilai koefisien permeabilitas. Sedangkan tanah lempung lunak yang divariasi dengan kandungan bentonit dan kapur 10% dan 25% cenderung meningkatkan nilai koefisien permeabilitas.

Penambahan kadar kapur dan bentonit sebesar 25% pada setiap komposisi akan meningkatkan nilai sudut geser dan menurunkan nilai kohesi.

Tabel  4.5.1    Hasil  Pengujian  Permeabilitas  Komposisi  Kapur  dan  bentonite
Tabel 4.5.1 Hasil Pengujian Permeabilitas Komposisi Kapur dan bentonite

Saran

DAFTAR PUSTAKA

DOKUMENTASI PENELITIAN

PENGUJIAN PERMEABILITAS

Gambar

Tabel  2.2.  Klasifikasi  AASHTO  M145-82  untuk  Lapisan  Tanah  Dasar  Jalan Raya
Tabel 2.3. Klasifikasi Tanah Sistem USCS
Tabel 2.4. Definisi Kuat Geser Lempung Lunak  KONSISTENSI
Tabel 2.6 Potensi Pengembangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Planning is the initial stage or step that is carried out by the researcher before going directly into the classroom, the researcher previously made initial