TUGAS MAKALAH PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN
“PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN F ( FTSP )“
OLEH :
1. AQILAH NOVITA PUTERI 1710015410118 2. REZI DESFONTA
3. ARIO DOLLYN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK EKONOMI KONSTRUKSI
UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG
2018
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugrahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah survey pemeliharaan dan perawatan bangunan ini dengan baik. Dalam penyusunan laporanini, kami menyadari bahwa hasil makalah survey ini masih jauh dari kata sempurna.Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangundari pembaca sekalian.
Akhir kata Semoga makalah survey ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.
KATA PENGANTAR
Padang, 13 Mei 2019
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemeliharaan dan perawatan pada bangunan gedung merupakan dua tindakan yang saling terkait. Pemeliharaan pada bangunan gedung adalah gabungan dari tindakan teknis dan administratif untuk mempertahankan fungsi bangunan sebagaimana yang telah direncanakan. Sedangkan perawatan pada bangunan gedung merupakan tindakan untuk memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, dan bahan bangunan, agar bangunan gedung tetap laik fungsi. Pemeliharaan adalah tindakan pencegahan agar komponen bangunan tidak mengalami kerusakan secara cepat dan perawatan adalah kegiatan perbaikan dan penggantian komponen yang mengalami kerusakan.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung,
pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan
gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi (preventive maintenance). Sedangkan perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi (currative maintenance). Perawatan pada bangunan gedung dapat berupa kegiatan rehabilitasi, renovasi dan restorasi. Kegiatan pemeliharaan dan perawatan pada bangunan gedung harus ditingkatkan seiring pesatnya pembangunan di Indonesia.
Pada kenyataannya, kegiatan pemeliharaan kurang diperhatikan oleh pemilik bangunan.
Menurut Labombang (2006) kegiatan pemeliharaan kurang diperhatikan karena beberapa faktor, antara lain: kegiatan pemeliharaan dipandang tidak mendesak dibanding dengan kegiatan pembangunan, struktur organisasi pemeliharaan yang tidak selalu ada, dan pengelola fasilitas beranggapan bahwa pemeliharaan
bangunan merupakan masalah teknis saja yang tidak terkait dengan tujuan fungsi bangunan sesuai keinginan pemakai. Kegiatan pemeliharaan bangunan gedung belum terlaksana secara optimal karena adanya anggapan bahwa kegiatan
membangun lebih utama dari pada kegiatan 2 memelihara. Pada umumnya, tolok ukur keberhasilan pembangunan pada suatu daerah lebih condong pada banyaknya jumlah bangunan baru. Hal ini menyebabkan kegiatan pemeliharaan terhadap bangunan eksisting tidak diutamakan, dalam arti belum mendapat an garan yang memadai.
Pengelolaan dalam pemeliharaan bangunan gedung juga belum terorganisir secara baik. Pada bangunan gedung publik, keandalan bangunan gedung merupakan syarat mutlak yang harus terpenuhi. Oleh karena itu, perlu peningkatan perhatian dalam hal pemeliharaan terhadap bangunan gedung yang ada. Diperlukan standar berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan bangunan untuk mencapai hasil
pemeliharaan yang optimal, meliputi perencanaan, organisasi, penjadwalan,
pelaksanaan, dan pengendalian. Banyak bangunan gedung milik pemerintah yang
semestinya dilakukan pemeliharaan namun tidak mendapat tindakan pemeliharaan yang tepat, seperti penundaan pemeliharaan kerusakan gedung dan pemeliharaan komponen gedung yang kurang tepat sasaran. Hal ini membuat kerusakan menjadi lebih berat dan menjalar ke bagian lain. Bagi pengelola gedung penting sekali
untuk melakukan kegiatan pemeliharaan yang baik untuk menjaga kondisi bangunan gedung beserta seluruh komponennya agar selalu laik fungsi.
1.2. Tujuan Survey
Tujuan dari penelitian ini meliputi:
1. Mengetahui kondisi fisik bangunan gedung FTSP
2. Menghitung biaya yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung FTSP
3. Menentukan prioritas pemeliharaan dan perawatan bangunan FTSP
1.3. Manfaat Survey
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, antara lain:
1. Menjadi bahan evaluasi tentang ketepatan manajemen pemeliharaan bangunan gedung, khususnya gedung public
2. Sebagai panduan pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung pada umumnya
3. Sebagai informasi bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian mengenai manajemen pemeliharaan gedung
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG
1.Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi(preventive maintenance)
2.Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi (currative maintenance).
B. JENIS PERAWATAN BANGUNAN
A. REHABILITASI Memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik
arsitektur maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas dapat berubah.
B. RENOVASI Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah, baik arsitektur, struktur maupun utilitas bangunannya
C. RESTORASI Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan tetap mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan struktur dan utilitas bangunannya dapat berubah
C. TINGKAT KERUSAKAN
1.Perbaikan dan/atau penggantian dalam kegiatan perawatan bangunan
gedung dengan tingkat kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung disetujui oleh pemerintah daerah.
2.Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau komponen bangunan akibat penyusutan/berakhirnya umur bangunan, atau akibat ulah
manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebih, kebakaran, gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis.
3. Intensitas kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu:
a. Kerusakan ringan
1) Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-struktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi.
2) Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah sebesar 35% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru
yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.
b. Kerusakan sedang
1) Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non-
struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain- lain.
2) Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah sebesar 45% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.
c. Kerusakan berat
1) Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
2) Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.
d. Perawatan Khusus
Untuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam usaha meningkatkan wujud bangunan, seperti kegiatan renovasi atau restorasi (misal yang berkaitan dengan perawatan bangunan gedung bersejarah), besarnya biaya perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan nyata dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Instansi Teknis setempat.
4. Penentuan tingkat kerusakan dan perawatan khusus setelah berkonsultasi dengan Instansi Teknis setempat.
5.Persetujuan rencana teknis perawatan bangunan gedung tertentu dan yang memiliki kompleksitas teknis tinggi dilakukan setelah mendapat pertimbangan tim ahli bangunan gedung.
6. Pekerjaan perawatan ditentukan berdasarkan bagian mana yang mengalami perubahan atau perbaikan.
D. FOTO
–
FOTO BANGUNAN GEDUNG YANG RUSAK1. PLAFOND YANG SUDAH RUSAK
Pemeliharaan Plafon Tripleks.:
1) Bersihkan kotoran yang melekat sekurang-kurangnya 3 bulan sekali.
2) Gunakan sikat atau kuas sebagaialat pembersih.
3) Bila plafon rusak permukaannya karena kebocoran atau plafon retak akibat mutu yang kurang bagus, segera ganti dengan yang baru.
4) Bekas noda akibat kebocoran ditutup dengan cat kayu, baru kemudian dicat dengan cat emulsi serupa.
5) Untuk perbaikan, cat lama harus dikerok sebelum melakukan pengecatan ulang.
6) jika tripleks sudah bolong dan rusak , maka gantilah tripkles tersebut dengan triplkes yang baru
2. DINDING YG SUDAH RETAK RETAK HALUS
Cara memperbaiki tembok yang retak:
1. Membersihkan bagian yang retak pada tembok
Pada celah atau retakan di tembok, biasanya terdapat lumut , debu, dan serpihan.
Sebelum mulai memperbaiki dan menambal tembok yang retak, sebaiknya bersihkan
kotoran pada retakan tersebut. Gunakan pisau, benda yang tajam, atau bahkan vacuum cleaner untuk menyedot debu dan kotoran pada retakan tersebut.
2. Isi celah dengan
spackle
atau campuran semenUntuk menambal tembok yang retak, perlu dilihat seberapa besar tingkat keretakan tembok tersebut. Anda bisa menggunakan spackle atau campuran semen. Aplikasikan bahan ini dengan bantuan dempul (putty knife) untuk menghilangkan sisa
–
sisa tambalan yang meluber, dan meratakannya dengan dinding.3. Tutupi bekas retakan tembok dengan plester drywall
Setelah retakan pada tembok selesai ditambal, Anda perlu menutup tambalannya dengan plester drywall. Anda perlu memotong plester pita menjadi strip panjang dan cukup lebar yang cukup untuk menutupi bekas retakan.
4. Aplikasikan kembali
spackle
di atas retakan pada tembokSekali lagi, gunakan pisau dempul untuk menempatkan dan meratakan spackle dengan lapisan tipis di atas dinding secara merata. Dempul harus diratakan berkali
–
kali hingga tambalan hasil retakan tidak terlihat tebal dan menyembul dari dinding.5.
Amplas pada bagian yang sudah ditutupispackle
Amplas dengan pola ke bawah pada seluruh bagian tembok yang sudah ditambal untuk menjaga agar bekas tambalan lebih rata, tidak menimbulkan benjolan, dan membuat permukaan tembok bekas retakan tetap halus dan siap untuk dicat. Ulangi proses spacklingdan pengamplasan ini hingga didapatkan hasil yang halus dan rata.
6. Aplikasikan cat pada bekas retakan menggunakan warna yang sama dengan tembok
Area yang sudah selesai ditambal dan diperhalus dengan amplas, tentunya masih meninggalkan bekas tambalan karena warna putihnya yang mencolok karena bekas amplas, yang terlihat amat sangat kontras dengan warna pada bagian tembok yang lain.
Untuk itu, Anda bisa mengulangi untuk mengecat bagian tersebut dengan warna yang sama dengan warna tembok.
Jika Anda sulit menemukan warna yang sama, dan khawatir jika Anda menggunakan warna yang tidak mirip, akan terlihat bekas tambalan pada tembok, maka Anda bisa mengecat seluruh tembok dengan warna yang baru, sehingga bekas tambalan akan lebih tersamarkan dengan warna tembok yang baru.
3. KERUSAKAN PADA ATAP GENTENG
Pemeliharaan Atap Genteng Metal
a. Bersihkan secara periodik permukaan atas atap dari kotoran agar tidak berkarat b. Lakukan pemeriksaan setiap bulan
c. Bersihkan dengan air dan sikat permukaan atap agar tampilannya selalu rapi d. jika atap genteng telah rusak dan bolong bolong , gantilah atap genteng tersebut dengan atap genteng yang baru
4. KERUSAKAN PADA CAT DINDING GEDUNG
Gunakan Paint Remover Untuk Mengelupas Cat Lama . Proses pengelupasan cat lama dapat lebih mudah jika kita gunakan paint remover. Paint remover merupakan zat kimia yang khusus digunakan untuk merontokan cat lama.
Perbaiki Kerusakan Tembok. Sebelum melakukan pengecatan ulang,
Pemeliharaannya:
1. Kupaslah cat dinding yg masi tertinggal
2. Setelah semua cat terkelupass , amplaaslah dinding tersebut
menggunakan amplas agar tidak ada bekas cat yg menempel agar pada saat melakukan pengecatan baru , agar cat tersebut menyatu dengan dinding
3. Setelah dinding diamplas , bersihkan tembok dengan air sehingga cat lama akan mudah larut
4.
5.
sebaiknya kita memperbaiki terlebih dahulu kerusakan dinding.Misalnya menambal retak rambut, meratakan permukaan, memberi dempul.
Sehingga permukaan tembok benar-benar rata dan siap untuk dicat ulang.
Aplikasikan Cat Dasar .Tembok atau dinding siap dicat ulang apabila sudah
benar-benar kering. Aplikasikan cat dasar. Tunggulah sampai cat benar- benar kering sebelum mengecat dengan cat berikutnya.
Lakukan pengecatan dengan cermat. Pertama-tama kita bisa mengecat bagian-bagian yang sulit terlebih dahulu.Misalnya bagian di dekat lis.
Gunakan kuas. Mengecat yang baik dimulai dari atas. Lalu ke bagian bawah. Gunakan roll yang bagus.
Untuk cat eksterior, sebaiknya kita menggunakan cat khusus eksterior karena daya tahannya terhadap perubahan cuaca.
6.
7. Pengecatan Ulang 8.
E. FAKTOR
–
FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN PADA BANGUNAN 1. Usia Bangunan2. Konstruksi yang kualitasnya tidak bagus 3. Kondisi Alam
4. Kecelakaan
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG
1.Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi(preventive maintenance)
2.Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi (currative maintenance).
2. FAKTOR
–
FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN PADA BANGUNAN• Usia Bangunan
• Konstruksi yang kualitasnya tidak bagus
• Kondisi Alam
• Kecelakaan
B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun. Kami menyadari banyak kekurangan dalam makalah ini . Oleh karena itu , saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini