HU
Ketu Anggot
UBUNGAN
ua ta 1
PENELI
N DISOSMIA TE
:
: dr. She
F UNIVER
US TIAN FAK
A DENGAN ERKONFIR
TIM P dr. Sampu lly Tjahyad
FAKULTAS RSITAS IS
SULAN KULTAS KE
N GAMBAR RMASI CO
PENGUSUL urna, M.Ke dewi, Sp.TH
S KEDOKT SLAM SULT
EDOKTERA
RAN KLINI OVID 19
L:
es
HT., M.Kes
TERAN TAN AGUN
AN
IK PASIEN
06 06
NG
N YANG
615086301 601056502
HALAMAN PENGESAHAN
1. Jumlah Peneliti : 2
2. Identitas Pengusul
a. Nama Ketua : dr. Sampurna, M.Kes
b. NIDN : 0615086301
c. Jabatan/Golongan : III/C d. Jurusan/Fakultas : Kedokteran e. Perguruan Tinggi : UNISSULA
f. Bidang keahlian :
3. Anggota Tim Peneilti
a. Jumlah anggota : 1
b. Nama Aggota 1 : 1. dr. Shelly Tjahyadewi, Sp.THT., M.Kes
4. Jumlah Mahasiswa yang terlibat : 1
5. Luaran yang dihasilkan tahun 1 : Hubungan Disosmia dengan gambaran klinik pasien yang terkonfirmasi COVID 19
6. Luaran yang dihasilkan tahun 2 : Hubungan Disosmia dengan pola gambaran radiologi paru pasien terkonfirmasi COVID 19 7. Waktu Pelaksanaan : 2020-2021
8. Biaya Total : Rp. 10.000.000,-
Semarang, 30 Agustus 2020
Mengetahui,
Dekan FK UNISSULA Pengusul
Dr.dr. Setyo Trisnadi SH, Sp KF dr. Sampurna ,M.Kes 210199049 210195038 Menyetujui
Ketua LPPM Unissula
Dr.dr. Heru Sulistyo, M.Si 210493032
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……… 1
HALAMAN PENGESAHAN………. 2
DAFTAR ISI……… 3
RINGKASAN………. 4
BAB I PENDAHULUAN……….. 5
1.1 Latar Belang ………... 5
1.2 Rumusan Masalah ………... 6
1.3 Tujuan Penelitian ……… 6
1.4 Manfaat Penelitian ……….. 6
1.5 Target Luaran ………. 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………... 8
BAB III. METODE PENELITIAN………. 11
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN……… 13
DAFTAR PUSTAKA……… 15
RINGKASAN
Laporan gejala penghidu (Disosmia) pada pasien COVID 19 yang tinggi di Eropa bervariasi antara 19,4%-88% pada awal perjalanan penyakit COVID 19, sehingga Disosmia dipertimbangkan dipakai sebagai alternative screening deteksi dini pada pasien curiga infeksi COVID 19 yang selama ini screening yang ada terkendala harga yang mahal dan terbatasnya pemeriksan penunjang dan pemeriksaan gold standar RT PCR .
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa gejala disosmia terhadap gambaran klinik pasien terkonfirmasi COVID-19 di Rumah Sakit Islam Sultan Agung selama masa pandemi berlangsung. Sehingga selanjutnya dapat menggunakan gejala Disosmia untuk deteksi dini infeksi virus COVID 19.
Penelitian dengan desain Analitik Deskriptif. Data diperoleh berdasarkan hasil yang tercantum di Rekam medik . Data selanjutnya dianalisis secara diskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian akan ditulis menjadi artikel yang selanjutnya akan disubmit ke jurnal yang terindeks Sinta 2.
Keyword: Disosmia,, COVID-19
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
COVID 19 atau corona virus disease 2019 ditemukan pertama kali di Wuhan, China pada bulan Desember 2019 yang disebabkan oleh novel enveloped single strainded Ribonucleic Acid (RNA) pada corona virus yang dikenal sebagai Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS CoV 2). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat. Di Indonesia saat ini tercatat 8882 kasus dengan jumlah kematian sebanyal 743 kasus.
Beberapa ahli mengatakan masih tingginya angka kejadian bahkan memprediksi kasus di Indonesia lebih banyak dari yang tercatat, sebab terkendala dalam keterbatasan penyediaan fasilitas pemeriksaan penunjang dan uji diagnostic yang mampu memberikan pelayanan screening penderita COVID-19, selain itu juga terkendala harga mahal dan waktu yg cukup lama untuk mendapatkan hasilnya.
Disosmia adalah gangguan penghidu yang merupakan gejala yang didapatkan pada pasien COVID 19 terjadi pada awal awal perjalan penyakit, karena seperti diketahui port d entry virus melalui hidung. . Tidak seperti infeksi virus lainnya , Disosmia tanpa disertai adanya gejala rinore maupun hidung tersumbat. Kejadian gejala Disosmia pada pasien COVID 19 ditemukan tinggi di Eropa (19,4%-88%), yang awalnya tidak dicurigai infeksi virus covid 19 karena pada pasien tidak ditemukan gejala demam, batuk atau sistemik lainnya.
Saat ini penting dicari suatu cara seperti gejala Disosmia untuk Diagnosis dini curiga COVID 19 yang bisa dilakukan disemua fasilitas kesehatan, mudah dan murah, tidak seperti saat ini perlu pemeriksaan untuk Diagnostik yg mahal lama dan tidak selalu ada di tempat fasilitas kesehatan. Selain itu bervariasinya gejala Disosmia di beberapa negara yang cenderung tinggi maka perlu dilakukan penelitian gejala Disosmia di RSI Sultan Agung.
Sehingga bila bermakna kejadiannya maka Disosmia bisa dipakai cara Deteksi dini inf COVID 19 untuk mencegah penyebaran dengan usaha proteksi tenaga kesehatan dan usaha preventif penularannya.
Berdasarkan sudut pandang islam, penelitian ini memberikan informasi tentang deteksi dini yang mudah dan murah berupa gejala disosmia pada pasien COVID-19, dalam usaha penyelamatan nyawa manusia. Penerapan keilmuan ini selaras dengan nilai – nilai manajemen yang dikembangkan dalam islam terutama mencegah penyebaran infeksi. Sehingga bisa disimpulkan relevan dengan kaidah islam dan tidak bertentangan dengan syariat islam.
4
1.2 Rumusan Masalah
Apakah Disosmia merupakan gejala yang berhubungan dengan gambaran klinik pasien terkonfirmasi COVID 19?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan gejala klinis Disosmia
dengan gambaran klinik pasien terkonfirmasi COVID 19 di RSI Sultan Agung
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui frekwensi kejadian Disosmia pada seluruh pasien terkonfirmasi COVID 19 di RSI Sultan Agung
1.3.2.2 Mengetahui frekwensi kejadian Disosmia pada pasien terkonfirmasi COVID 19 dengan gambaran klinik ringan di RSI Sultan Agung 1.3.2.3 Mengetahui frekwensi kejadian Disosmia pada pasien terkonfirmasi COVID 19 dengan gambaran klinik sedang berat di RSI Sultan Agung
1.3.2.4 Mengetahui frekwensi kejadian Disosmia pada pasien terkonfirmasi COVID dengan gambaran klinik berat 19 di RSI Sultan Agung 1.3.2.4 Mengetahui keeratan hubungan kejadian Disosmia pada pasien terkonfirmasi COVID 19 dengan gambaran klinik ringan dan sedang berat di RSI Sultan Agung
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai masukkan bahwa Gejala Disosmia merupakan salah satu gejala yg penting
dan bermakna pada saluran pernapasan pada infeksi COVID 19 1.4.2 Manfaat Praktis
Gejala Disosmia bisa digunakan sebagai suatu cara yang murah , cepat dan akurat untuk deteksi dini infeksi COVID 19 sebelum dilakukan pemeriksaan penunjang dan Gold Standar untuk COVID 19, sehingga bisa untuk mencegah penyebaran dan melindungi tenaga kesehatan dan masyarakat dari penularan COVID 19
Target Luaran
Tabel 1 Rencana Target Capaian Tahunan (Tahun Pertama)
Nama Pengusul Judul Penelitian Mata Kuliah Bentuk integasi 1. dr. Sampurna Mkes Hubungan Disosmia dengan
gambaran klinik pasien yang terkonfirmasi COVID 19
Tutorial, SGD, Skill lab THT
2. dr . Shelly Tj Sp THT
Kuliah THT sub Rhinologi
Tabel 2 RencanaTarget Capaian Tahunan (Tahun Kedua)
Nama Pengusul Judul Penelitian Mata Kuliah Bentuk integasi 1. dr . Shelly Tj Sp
THT
Hubungan Disosmia dengan pola gambaran radiologi pasien yang terkonfirmasi COVID 19
Kuliah pakar THT sub Rinologi
2. dr. Sampurna Mkes Tutorial, SGD, Skill lab THT
3. dr. Bekti Sp Rad Kuliah pakar Radiologi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
COVID 19 atau corona virus disease 2019 ditemukan pertama kali di Wuhan, China pada bulan Desember 2019 yang disebabkan oleh novel enveloped single strainded ribonucleic acid (RNA) pada corona virusyang dikenal sebagai Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS CoV 2). Sampai saat ini, terdapat dua jenis corona virus yang diketahui menyebabkan penyakit dengan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Sedangkan, Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang disebabkan oleh Sars-CoV-2. Virus corona bersifat zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia, sedangkan hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui. Namun saat ini penularan dari manusia ke manusia meningkat tajam hingga sangat meresahkan dan penyakit menyebar ke seluruh dunia hanya dalam waktu beberapa bulan.
Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Tercatat 213 negara terjangkit dengan jumlah kasus sebanyak 2.804.796 dan 193.722 kematian sampai tanggal 26 April 2020 (Data primer Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia). Jumlah penderita COVID 19 di Indonesia saat ini tercatat 8882 kasus dengan jumlah kematian sebanyal 743 kasus. Terdapat 34 Provinsi terdampak yang meliputi 282 kabupaten/kota.(data primer web Kementerian Kesehatan Republik Indonesia). Beberapa ahli mengatakan masih tingginya angka kejadian bahkan memprediksi kasus di Indonesia lebih banyak dari yang tercatat, sebab terkendala dalam keterbatasan penyediaan fasilitas pemeriksaan penunjang dan uji diagnostik yang mampu memberikan pelayanan screening penderita COVID-19. Kota Semarang merupakan salah satu wilayah transmisi lokal, sehingga semua warganya beresiko terinfeksi COVID-19 dan bila mengikuti kriteria screening penderita COVID 19 yang ditetapkan oleh kementrian kesehatan, maka bisa ditemukan gambaran klinik penderita COVID-19 dengan asimptomatik, gejala ringan dan gejala sedang berat. (1,2)
Gejala umum COVID 19 adalah demam (43.8% pada gejala awal dan 88,79% selama perawatan di RS), batuk 67,8%, sesak hidung tersumbat 4,8% , mual muntah 5% dan diare 3,8% berdasarkan penelitian 1099 pasien di China. Penelitian lain di Korea Selatan, Iran, Jerman, Italia, Spanyol, Perancis Belgia, Inggris dan Amerika menemukan hal lain yang sangat kontras dari gejala umum yang telah digambarkan sebelumnya yaitu temuan gejala penghidu (Disosmia) pada pasien COVID 19, angka yang cukup tinggi bervariasi antara 19,4%-88% (di China hanya5,1%).(3,4,5) Penelitian THT di Eropa mengobservasi pasien yang terinfeksi virus SARS COV 2 ini mempunyai gejala Disosmia berat tanpa gejala rinore atau obstruksi hidung (berbeda dengan infeksi virus lainnya yang menyebabkan inflamasi pada
mukosa hidung sehingga menyebabkan rinore dan hidung tersumbat). Pada pasien ini awalnya tidak dicurigai terinfeksi COVID 19 karena tidak ada gejala lainnya seperti demam batuk dan sistemik lainnya. Mekanisme terjadinya Disosmia pada pasien COVID 19 masih belum jelas , diperkirakan melalui keterlibatan expresi gen saat masuknya virus seperti reseptor ACE2 dan enzyme TMPRSS2 baik pada saraf sensori maupun bulbus olfaktorius. (5,6)
Berdasarkan Penelitian tingginya kejadian Disosmia pada kasus COVID 19 dan terjadi pada awal awal perjalanan penyakit maka Gejala Disosmia bisa digunakan untuk deteksi dini Diagnostik infeksi virus COVID 19 apabila belum /tidak mampu melakukan screening pemeriksaan penunjang Laboratorium dan Radiologi serta uji diagnostic baku emas dengan parameter RT PCR . Seperti diketahui bahwa pemeriksaan penunjang dan uji diagnostik baku emas merupakan pemeriksaan yang cukup mahal, perlu waktu lama dan tidak selalu tersedia di sarana kesehatan di Indonesia. Gejala Disosmia merupakan cara mudah ,cepat murah dan aman untuk prediksi diagnostik infeksi virus COVID 19 sehingga tatalaksan pasien dapat dengan cepat dan tepat dilakukan sehingga kemungkinan penyebaran infeksi virus dapat dicegah sejak dini.
Kerangka Teori :
host
Dysfungsi N Olfaktorius Virus SARS
COVID‐19
Bulbus N Olfaktorius
Imunitas tubuh Komorbid
genetik
Disosmia Tr Respiratorius
Thorax
Road Ma
Merah : D Hijau : A Ungu : di
P
ap Penelitia
Dari DataRM Akan dilakuk
ilakukan set asien COVID‐
dgn PCR + an
M
kan dalam Pe telah Kotak m
‐19
enelitian ini merah dan h
Eksplorasi d
‐Gamba
‐Gambaran
‐Gambara
dari RM hijau dilakuk
ata meliputi aran Klinik
Laboratorium an Radiologi
kan.
: m
Disosm
‐Ge
‐Gejala
mia pada Pasie
‐Asimp ejala ringan
a sedang bera en
at
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian deskriptif analitik dilakukan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung terhadap pasien yang terkonfirmasi COVID 19 selama masa pandemi berlangsung (Maret sampai Juni 2020). Adapun variabel yang diteliti adalah :
Variabel Definisi operasional Sumber data
Skala
Disosmia Gejala yang dialami oleh pasien saat perjalanan penyakit berupa gangguan penghidu
Rekam Medik
Nominal
Hasil
Pemeriksaan GambaranKlinik
Gambaran Klinik
-Gejala ringan (demam , gejala infeksi sal napas atas)
-Gejala sedang berat(Gejala ringan+kel radiologi
Rekam Medik
Ordinal
Selain dari rekam medik, data tambahan juga didapatkan dari catatan yang dilaporkan oleh semua dokter yang memberikan pelayanan terhadap pasien dalam buku laporan dan diskusi kasus. Data Selanjutnya akan di cek kembali untuk memastikan tidak ada data ganda dan kesalahan dalam proses input, selanjutnya dilakukan Coding data. Data yang sudah diapatkan akan dilakukan analsis secara diskriptif dari masing- masing variabel, selanjutnya ditampilkan dalam bentuk tabel dan dihitung frekuensi dari masing-masing komponen variabel. Selanjutnya, akan dilakukan uji korelasi non parametrik menggunakan fisher exact, dan diolah dengan aplikasi SPSS.
10
Alur Penelitian
Tahapan Penelitian Target Capaian Penanggung jawab
Penyusunan Proposal Proposal Penelitian Ketua dan Anggota bersama- sama menyusun proposal penelitian
Pengajuan Ethical Clearance
Persetujuan /Ethical clearance Penelitian
Ketua dan Anggota bersama- sama menyusun pengajuan persetujuan etik protokol penelitian
Pengajuan Perijinan Surat ijin Penelitian Anggota membuat surat ijin dn mengurus perijinan penelitian di lokasi penelitian
Pengambilan data rekam Medik
Data Penelitian yang sudah terinput dalam form pengumpulan data
Ketua menyusun form pengumpulan data pasien
Asisten peneliti melakukan telaah rekam medik pasien COVID di RS
Analisis data Hasil penelitian Asisten peneliti melakukan coding data
Ketua dan anggota melakukan analisis data
Penyusunan manuscript
Manuscript yang siap untuk di submit
Ketua dan anggota menyusun manuscript untuk publikasi
Submit dan review artikel
Publikasi artikel hasil penelitian
Proffreading draft manuscript oleh proofreader.
Ketua dan anggota mensubmit manuscript.
Pelaporan Laporan pelaksanaan
penelitian
Ketua dan anggota menyusun laporan penelitian
12
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
Jadwal Penelitian Tahun 2020
No Nama Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan Proposal 2 Pengajuan Ethical Clearance dan
perijinan
3 Pengambilan data 4 Analisis data 5 Penyusunan Manuscript 6 Penyusunan pelaporan data
Rencana anggaran biaya mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemenristek Dikti Edisi 12.
Rencana Anggaran Biaya Penelitian Tahun 2020
1. BELANJA HONOR Jenis
Pembelanjaan Item Satuan Vol. Biaya
Satuan Total
Honor Asisten peneliti
Pengambilan data rekam
Medik
Rekam medik
pasien 250 15.000 3.750.000
Olah data orang 1 800.000 800.000
JUMLAH 4.550.000
2. BELANJA BAHAN Jenis
Pembelanjaan
Item Satuan Vol. Biaya
Satuan Total Kertas dan
ATK
Kertas Rim 2 50.000 100.000
ATK set 1 75.000 75.000
JUMLAH 175.000
3. BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
Jenis Pembelanjaan Item Satuan Vol. Biaya
Satuan Total Perijinan dan
Ethical Clearance Penelitian 1 800.000 800.000
Pelaporan dan
Publikasi artikel 1 2.500.000 2.500.000
Proofreading artikel 1 1.000.000 1.000.000
JUMLAH 4.300.000
4. BELANJA PERJALANAN LAINNYA Jenis
Pembelanjaan
Item Satuan Vol. Biaya
Satuan Total Transportasi
pulang-pergi 2 PP/orang 5 100.000 1.000.000
JUMLAH 1.000.000
Total RAB Rp. 10.025.000
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Guan Wj, NiZY, HuY, et al. Clinical characteristics of coronavirus disease 2019 in China. N Engl J Med 2020: 1708-20
2. Kemenkes RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID- 19). Germas 2020; 0–115.
3. Mao L, Wang M, Chen S, et al. Neurological manifestation of hospitalized patients with COVID 19 in Wuhan, China:A retrospectife case series study. MedRXrv.2020.
http://doi.org/10.1101/2020.02.200.26500
4. Vaira LA, Salzano G, Delana G, De Riu G. Anosmia ang ageusi: Common findings in covid 19 patients. Laryngoscope. 2020.http://doi.org/10.1002/lary.28692. [Epub ahead of print].
5. Lechien JR, Estomba CMC, Saiti DRD, Horoi M, Bon SDL, Rodriguez A et al.
Olfactory and gustatory dysfuction as a clinical presentation of mild to moderate frm of coronavirus disease (COVID 19): a multicenter European study EuropeanArchieves Oto Rhino Laryngology 2020.
6. Brian DH, Tsukahara T, Weinreb C, Marcela Lipovsec M, Koen Van Den Berge K, Gong B et al. Non neuronal expression of SARS CoV 2 entry goes in the olfactory system suggest mechanism underlying COVID 19 associated anosmia. BioRxiv.2020.
http//:doi.org/10.1101/2020.02.25.
16