• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA YOGYAKARTA MENURUT LAPANGAN USAHA 2012-2016

N/A
N/A
050@Shinta A'malil

Academic year: 2023

Membagikan "PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA YOGYAKARTA MENURUT LAPANGAN USAHA 2012-2016"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

Halaman Tabel 1.1 Perbandingan perubahan konsep dan metode penghitungan PDRB 7 Tabel 1.2 Perbandingan perubahan klasifikasi PDRB menurut wilayah usaha. Penyajian PDRB menurut bidang usaha dirinci berdasarkan total nilai tambah seluruh bidang usaha yang meliputi kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan;

PENJELASAN UMUM

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto

PDRB berdasarkan harga berlaku disebut juga PDRB nominal, disusun berdasarkan harga yang berlaku selama periode perhitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. Sedangkan PDB disusun berdasarkan harga konstan (riil) berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.

Kegunaan Produk Domestik Regional Bruto

Perubahan Tahun Dasar Produk Domestik Regional Bruto

Perubahan tahun dasar PDB tersebut dilakukan sejalan dengan diadopsinya rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam Sistem Neraca Nasional (SNA 2008) tahun 2008 melalui penyusunan kerangka Tabel Persediaan dan Penggunaan (SUT). 9 Sementara itu, klasifikasi PDRB berdasarkan pengeluaran pada tahun dasar 2010 secara umum tidak banyak mengalami perubahan, seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel  1.1. Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode Perhitungan  PDRB
Tabel 1.1. Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode Perhitungan PDRB

RUANG LINGKUP

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Sedangkan data struktur biaya kegiatan peternakan diperoleh dari hasil Survei Sensus Masyarakat Pertanian dan Peternakan (Ternak Besar dan Kecil, Unggas dan Susu) yang dilakukan oleh Subdit Statistik Peternakan BPS. Sedangkan data struktur biaya kegiatan kehutanan diperoleh dari hasil Survei Pendaftaran Perusahaan Pertanian dan Kehutanan yang dilakukan Subdit Statistik Kehutanan BPS.

Pertambangan dan Penggalian

17 dan pertambangan gas alam (minyak dan gas bumi), pertambangan batubara dan lignit, pertambangan bijih logam serta pertambangan dan penggalian lainnya. Perhitungan produksi bijih logam menggunakan metode pendekatan produksi dan NTB berdasarkan harga konstan dihitung menggunakan deflator indeks harga produsen (PPI) tembaga dan emas.

Industri Pengolahan

Subkategori ini juga mencakup industri bulu (bulu dan pakaian bulu). Subkategori ini merupakan gabungan dari dua subkategori, yaitu industri kertas dan barang dari kertas serta industri reproduksi media cetak dan rekaman. Subkategori ini merupakan gabungan dari industri manufaktur lainnya serta jasa perbaikan dan perakitan mesin dan peralatan.

Pengadaan Listrik dan Gas

Output atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan jumlah barang yang diproduksi dengan harga dasar per unit output pada setiap tahunnya. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan jumlah barang yang diproduksi dengan harga per unit output pada setiap tahunnya. Sedangkan produksi berdasarkan harga konstan tahun 2010 diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan jumlah barang yang diproduksi setiap tahun dengan harga per unit produksi tahun 2010.

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Kemudian, untuk memperoleh NTB, baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan 2010, produksi setiap tahunnya harus dikalikan dengan rasio NTB. Dan untuk data harga yang tidak tersedia selama setahun terakhir, angka CPI untuk komponen bahan bakar, penerangan, dan air bersih diperkirakan meningkat. Statistik IBS - BPS; Data harga diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Produsen – BPS; Data struktur biaya diperoleh dari hasil Survei Air Bersih Tahunan – BPS.

Konstruksi

Metode yang digunakan untuk memperkirakan harga output saat ini adalah metode ekstrapolasi dengan indeks konstruksi harga saat ini sebagai ekstrapolatornya. Untuk memperoleh harga output yang konstan, maka output harga saat ini dikempiskan dengan menggunakan konstruksi IHPB sebagai deflator. Sumber data indikator produksi produk industri kayu bulat, bambu dan nonmigas Subdirektorat Neraca Komoditi-BPS; produksi aspal dari Statistik Perminyakan Indonesia (SPI) Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM); ekspor semen dari Subdirektorat Statistik Ekspor-BPS dan Asosiasi Semen Indonesia (ASI); impor semen dan bahan bangunan angka SITC 3 dari Subdirektorat Statistik Impor-BPS.

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Termasuk penjualan besar dan eceran suku cadang dan aksesoris mobil dan sepeda motor, serta kegiatan agen komisi dalam penjualan besar dan eceran kendaraan. Subkategori ini mencakup kegiatan ekonomi perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa modifikasi teknis) berbagai jenis barang, baik grosir (grosir) maupun eceran, dan merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang selain produk otomotif dan sepeda motor. . Sedangkan reparasi mobil dan sepeda motor dihitung berdasarkan pendekatan produksi, dimana indikator produksinya adalah jumlah kendaraan.

Transportasi dan Pergudangan

Output berdasarkan harga tetap tahun 2010 diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi, yaitu dengan menggunakan jumlah penumpang dan muatan sebagai ekstrapolator. Output atas dasar harga berlaku merupakan hasil perkalian antara indikator produksi (jumlah kendaraan yang akan diuji) dan indikator harga (rata-rata produksi setiap jenis angkutan). Sedangkan output berdasarkan harga konstan tahun 2010 diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dengan indeks nomor kendaraan sebagai ekstrapolatornya.

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian indikator produksi dan indikator harga. Sedangkan output atas dasar harga konstan dihitung dengan metode deflasi, dengan IHK kelompok makanan jadi, minuman, dan rokok sebagai deflatornya. Dan NTB atas dasar harga berlaku atau konstan diperoleh berdasarkan perkalian output dengan rasio NTB.

Informasi dan Komunikasi

Produksi berdasarkan harga berlaku diperoleh dari nilai produksi/pendapatan hasil survei industri besar dan menengah, serta dari laporan keuangan perusahaan publik yang bergerak di bidang industri informasi dan telekomunikasi, sedangkan NTB berdasarkan harga berlaku diperoleh dari penjumlahan upah dan gaji, laba/rugi, penyusutan dan komponen lainnya. Sedangkan output berdasarkan harga konstan tahun 2010 diperoleh dengan metode deflasi dan NTB berdasarkan harga konstan diperoleh dengan mengalikan output berdasarkan harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar 2010. Sumber informasi data kegiatan utama diperoleh dari Subdirektorat Statistik Industri Besar dan Menengah dan Subdirektorat Statistik Komunikasi dan Informatika BPS, perusahaan publik di bidang pertelevisian dan teknologi informasi, Direktorat Pengembangan Seni dan Perfilman, Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif, Seni dan Budaya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Jasa Keuangan dan Asuransi

Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan asuransi dan reasuransi diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Subdirektorat Statistik Keuangan BPS. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan dana pensiun diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan subdirektorat Statistik Keuangan BPS. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan pelayanan penukaran mata uang diperoleh dari Subdirektorat Statistik Keuangan BPS.

Real Estat

47 Sumber data berupa laporan keuangan pialang asuransi dan reasuransi diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Subdirektorat Statistik Keuangan BPS.

Jasa Perusahaan

Jasa hukum meliputi jasa pengacara/penasihat hukum, notaris, lembaga bantuan hukum dan jasa hukum lainnya. 49 Jasa persewaan dan penyewaan tanpa hak opsi atas bangunan dan mesin serta peralatan konstruksi. Jasa persewaan dan penyewaan non-opsi untuk mesin dan peralatan konstruksi dan konstruksi mencakup jasa persewaan dan penyewaan non-opsi untuk mesin dan peralatan konstruksi dan konstruksi, termasuk peralatan tanpa operator.

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Metode estimasi yang digunakan untuk menghitung output suatu perusahaan kategori jasa berdasarkan harga berlaku adalah pendekatan produksi. Nilai Tambah Bruto (GVA) baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan diperoleh dari produk output dan rasio GVA. NTB untuk penyelenggaraan pemerintahan atas dasar harga berlaku merupakan penjumlahan seluruh belanja pegawai kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan serta jasa pemerintah lainnya ditambah penyusutan.

Jasa Pendidikan

Kegiatan yang termasuk dalam kategori lain dalam IKBK tidak termasuk dalam kategori ini, meskipun dilaksanakan oleh instansi pemerintah. Misalnya penyelenggaraan sistem persekolahan (peraturan, ujian dan kurikulum) masuk dalam kategori ini, namun pengajaran itu sendiri masuk dalam kategori Pendidikan (P) dan penjara atau rumah sakit militer masuk dalam kategori Q.51 Data diperoleh dari APBN/APBD terealisasi; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Kementerian Agama; Berbagai survei khusus yang dilakukan oleh Direktorat Perimbangan Produksi dan Belanja BPS; Subdirektorat Statistik Harga Konsumen BPS.

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Jasa Lainnya

Output berdasarkan harga berlaku diperoleh dengan menggunakan metode perkiraan produksi, yaitu output diperoleh dari hasil indikator produk dikalikan dengan indikator harga. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan setiap jumlah pekerja dengan rata-rata output per pekerja. Data diperoleh dari internal BPS (Sensus Ekonomi, Subdit Statistik Kependudukan, Susenas dan Subdit Statistik Harga Konsumen).

TINJAUAN EKONOMI KOTA YOGYAKARTA

Struktur Ekonomi

Struktur perekonomian sebagian penduduk Kota Yogyakarta mengalami pergeseran dari kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan ke kategori ekonomi lainnya, hal ini terlihat dari besarnya peran masing-masing kategori tersebut dalam perumusan PDRB Kota Yogyakarta. Kontribusi terbesar pada tahun 2016 disumbangkan oleh kategori Industri Pengolahan, diikuti oleh kategori Akomodasi dan Makanan dan Minuman, kategori Informasi dan Komunikasi, kategori Administrasi Negara, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, kategori Jasa Pendidikan dan kategori Real Estate.

Pertumbuhan Ekonomi

58 sebesar 2,82 persen, kelompok Jasa Korporasi sebesar 2,77 persen, kelompok Penyediaan Air, Pengelolaan Sampah, Sampah dan Daur Ulang sebesar 2,22 persen, kelompok Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 0,90 persen, serta kelompok Pertambangan dan Batuan sebesar 0,58 persen.

PDRB Perkapita

PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Manufacture of wood and products made of wood and cork as well as goods made of straw and wicker materials. 7 Industry Kertas and Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman/Manufacture of paper and paper products, printing and reproduction of recorded media. Optics; dan Peralatan Listrik/Manufacturing of fabricated metal products, computer and optical products and electrical equipment.

Table  Share of Manufacturing by Industry (Percent), 2012─2016
Table Share of Manufacturing by Industry (Percent), 2012─2016

Pengadaan Listrik dan Gas

Secara keseluruhan, laju pertumbuhan riil kelompok Industri Pengolahan pada tahun 2016 sebesar 4,25 persen, sedangkan subkelompok yang mencatat pertumbuhan tertinggi adalah subkelompok Industri Tekstil dan Pakaian Jadi, yaitu sebesar 5,31 persen pada tahun 2016, disusul oleh subkelompok Industri Makanan. sub kelompok Industri Kertas dan Produk Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Perekaman masing-masing sebesar 5,01 persen dan 4,71 persen.

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Konstruksi

Jika dihitung berdasarkan harga konstan tahun 2010, tingkat pertumbuhan konstruksi Yogyakarta sedikit meningkat dari 2,89 persen pada tahun 2015 menjadi 3,56 persen pada tahun 2016 (Lampiran Tabel 6).

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Transportasi dan Pergudangan

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Subkelompok penyedia makanan dan minuman berjumlah 70 orang dan 3,91 persen (29,23 persen kategori) memberikan kontribusi melalui subkelompok penyedia akomodasi. Secara keseluruhan, kelompok ini mencatat pertumbuhan positif sebesar 5,81 persen pada tahun 2016, sedikit melambat dibandingkan tahun 2015 sebesar 5,96 persen. Masing-masing subkategori Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makanan dan Minuman juga menunjukkan pertumbuhan positif pada tahun 2016 sebesar 8,00 persen dan 4,97 persen.

Table  Share of Accomodation and Food Service Activities by Industry (Percent),  2012─2016
Table Share of Accomodation and Food Service Activities by Industry (Percent), 2012─2016

Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan dan Asuransi

Real Estat

Jasa Perusahaan

72 kontribusinya sekitar 12 hingga 15 persen, dan yang terakhir adalah Jasa Penunjang Keuangan dengan nilai kontribusi pada kategori ini pada tahun 2016 sebesar 0,32 persen.

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Jasa lainnya

7 Industri kertas dan barang dari kertas; Percetakan dan reproduksi media perekam/pembuatan kertas dan kertas. 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki/Pembuatan Kulit dan Barang Sejenisnya serta Alas Kaki Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus serta Barang Tenun dari Bambu, Rotan dan sejenisnya/. Industri kayu dan barang-barang dari kayu dan gabus, serta barang-barang dari jerami dan bahan anyaman Industri kertas dan barang-barang dari kertas; Percetakan dan reproduksi media perekam/pembuatan kertas dan.

Tabel  1. Produk Domestik Regional Bruto Kota Yogyakarta Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 2012─2016,  ( juta rupiah) Table      Gross Regional Domestic Product of Yogyakarta City at Current Market Prices by Industry 2012─2016 , (million rupi
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Kota Yogyakarta Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 2012─2016, ( juta rupiah) Table Gross Regional Domestic Product of Yogyakarta City at Current Market Prices by Industry 2012─2016 , (million rupi

Gambar

Tabel  1.1. Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode Perhitungan  PDRB
Tabel  1.3. Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun  Dasar 2000 dan 2010
Tabel  3.1  Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012─2016   Table  Share of GDP by Industry (percent), 2012─2016
Table  Share of Agriculture, Forestry and Fishery(Percent), 2012─2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Produk Domestik Regional Bruto Kota Padang Menurut Lapangan Usaha 2007 - 2011, disusun oleh Badan Pusat Statistik Kota Padang bekerjasama dengan Badan

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Blora Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2017-2021 Gross Regional Domestic Product of Blora Regency at

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,22 1,03 1I. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor

Output atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harganya untuk masing-masing angkutan penumpang dan barang baik domestik

Output atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harganya untuk masing-masing angkutan penumpang dan barang baik

Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman pangan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT) yang dilakukan oleh

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SAMBAS MENURUT LAPANGAN USAHA 2016 2020 GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT OF SAMBAS REGENCY BY INDUSTRY 2016 2020 ISSN/ISSN 2655 3775

Publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Humbang Hasundutan Menurut Lapangan Usaha 2015-2019 ini merupakan kelanjutan dari publikasi tahun- tahun sebelumnya