Implementasi
Kebijakan Penataan dan Penertiban
Pedagang Kaki Lima
OLEH: DRS. USMAN TARIGAN, MS
Terangkan terlebih dahulu tentang:
Sulitnya mencari pekerjaan di sektor formal
Pertumbuhan penduduk di kabupaten Z
Perkembangan PKL
Pertumbuhan PKL di Kabupaten Z sampai dengan tahun 2015 berdasarkan jenis dagangan dan persebarannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Latar Belakang
No. Jenis Mata Dagangan KEC.
Z1 KEC.
Z2 KEC.
Z3 KEC.
Z4 Jumlah %
1 Makanan dan minuman 60 309 69 173 611 54,50
2 Pakaian - 1 17 131 149 13,29
3 Kaset - 15 2 33 50 4,46
4 Bensin 5 4 6 9 24 2,14
5 Tambal ban 3 6 5 7 21 87
6 Lain-lain - 54 31 24 109 9,72
7 Asongan - 157 - - 157 14,01
Tabel 1. Jumlah Anggota PKL, Tahun 2003
Tabel 2. Data Tentang Jenis dan Jumlah Pelanggaran PKL
Latar Belakang
No. Jenis Pelanggaran Pasal yang
Dilanggar
Jumlah Pelanggar
Ditindak 1 Tidak menjaga kebersihan, keindahan, dan
ketertiban lingkungan Pasal 2 2 orang
2 Mendirikan tempat usaha semi
permanen/permanen Pasal 9 18 orang
3 Meninggalkan sarana dagang dilokasi
usahanya setelah selesai kegiatan usahanya Pasal 9 90 orang 4 Melakukan usaha yang tidak sesusi dengan
lokasi yang diijinkan pemerintah Pasal 9 17 orang
5 Tidak memiliki izin penggunaan lokasi dan
kartu identitas Pasal 3 65 orang
6 Pelanggaran lain Pasal 3,7,9 29 orang
JUMLAH 226 orang
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dengan menggunakan pendekatan kualitatif penelitian ini selanjutnya ingin mengevaluasi tentang:
Bagaimana implementasi peraturan Daerah Kota Z Nomor XXXXXXX tentang Penataan dan Penertiban Pedagang kaki lima di Kota Z
Mengapa dalam proses implementasi Peraturan Daerah Kota Z Nomor
XXXXXXXXX tentang Penataan dan Penertiban Pedagang Kaki Lima di
Kota Z mengalami penyimpangan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:
1. Mendeskripsikan implementasi kebijakan penataan dan penertiban pedagang kaki lima (PKL) (Perda nomor XXXXXXXX) di Kota Z.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor atau aspek-aspek
penghambat dan pendukung implementasi kebijakan
penataan dan penertiban pedagang kaki lima (PKL)
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan pengetahuan di bidang adminisrasi publik khususnya tentang evaluasi implementasi kebijakan publik dengan merujuk pada model implementasi yang dikemukkan oleh George Edward III. Mengidentifikasi faktor-faktor atau aspek-aspek penghambat dan pendukung implementasi kebijakan penataan dan penertiban pedagang kaki lima (PKL).
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah Kota Z
khususnya bagi lembaga yang diberi wewenang untuk melakukan penataan dan
penertiban pedagang kaki lima.
Tinjauan Pustaka
1. Konsep Kebijakan Publik 2. Evaluasi Kebijakan
3. Implementasi Kebijakan Publik
Komunikasi
Sumberdaya
Sikap Pelaksana
Struktur Birokrasi
Kerang ka Pikir
dalam Peneliti
an
Tempat dan Waktu Penelitian
Bentuk Penelitian
Populasi dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Data Primer, data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan imforman dan hasil obsevasi.
2. Data sekunder, yaitu data yang didapat dari dokumentasi, buku-buku atau literatur dan arsip-arsip lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
Definisi Konsep dan Definisi Operasional
No. Fokus Aspek Operasional
1 2 3 4
1.
Efektifitas implementasi kebijakan (Perda No. 4 tahun 2003)
Tingkat kepatuhan aparat pelaksana terhadap peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 tahun 2003
- Ketaatan aparat pelaksana terhadap ketentuan yang terdapat dalam Perda Banyumas nomor 4 Tahun 2003.
- Penyimpangan yang dilakukan oleh aparat pelaksana Perda Banyumas Nomor 4 tahun 2003
- Ketaatan para pedagang kaki lima terhadap perda Nomor 4 tahun 2003.
Out put kebijakan
- Penyimpangan yang dilakukan aparat pelaksana terhadap juknis Perda Nomor 4 tahun 2003
- Adanya persoalan dalam kegiatan penataan dan penertiban PKL
- Ketidak sesuaian antara Perda Nomor 4 tahun 2003 dengan kondisi lokasi PKL
- Ketegasan Pemda khususnya aparat
Definisi Konsep dan Definisi Operasional
No. Fokus Aspek Operasional
1 2 3 4
2. Komunikasi
Proses Komunikasi
- Media komunikasi - Intensitas komunikasi - Efektifitas komunikasi
- Faktor penghambat komunikasi - Frekuensi komunikasi
Keberhasilan komunikasi
Menyerap informasi
- Kemampuan penerima pesan yang disampaikan
- Keserasian pemahaman antara para aparat pelaksana terhadap ketretapan (Perda Nomor 4 tahun 2003)
- Kemampuan dalam mengkomuni-kasikan kebijakan.
Konsistensi
- Tidak terjadinya kesalahpahaman terhadap pesan yang diterima
- Kesesuaian informasi dan tujuan kebijakan/prosedur kebijakan.
Kejelasan
- Dipahaminya isi kebijakan secara benar - Kejelasan petunjuk pelaksana
Definisi Konsep dan Definisi Operasional
No. Fokus Aspek Operasional
1 2 3 4
3. Sumber- sumber
Aparatur pelaksana
- Jumlah personil/pegawai atau aparat pelaksana cukup memadai - Mutu aparatur atau pegawai yang berkualitas
Informasi
- Informasi tentang proses pelaksanaan program
- Informasi tentang kepatuhan aparat pelaksana program dan masyarakat penerima program
Wewenang
- Wewenang lembaga bakesbangtiblinmas dan disperindakop untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang muncul di lapangan
Fasilitas - Anggaran dana yang memadai
- Sarana dan prasarana yang mendukung
4. Sikap aparat pelaksana
Tanggung Jawab
- Tanggungjawab aparat pelaksana
- Komitmen aparat pelaksana terhadap tugas dan tanggungjawabnya
Presepsi
- Proses penerapan ilmu pengetahuan yang dialami melalui panca indera yaitu, penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman.
Struktur
Struktur organisasi
- Pesanan dan tugas berjalan secara sinergis sehingga dapat mendukung terhadap kelancaran proses pelaksanaan kebijakan