• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pengelolaan Mentoring PAI DI PERGURUAN TINGGI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pedoman Pengelolaan Mentoring PAI DI PERGURUAN TINGGI"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

Atas rahmat dan karunia-Nya, tim penulis berhasil menyelesaikan buku pedoman pengelolaan kegiatan pendampingan PAI di Perguruan Tinggi Negeri (PTU). Sesuai dengan judulnya, buku ini disusun dengan tujuan memberikan pedoman dalam mengelola dan menyelenggarakan kegiatan pendampingan PAI di perguruan tinggi negeri.

Urgensi Mentoring

Dengan demikian, konteksnya jelas bahwa pendampingan dalam pengertian terakhir dilakukan di perguruan tinggi negeri dan terkait dengan pembelajaran MK PAI. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi utama pendampingan PAI adalah untuk memantapkan pembelajaran MK PAI agar dapat mewujudkan cita-citanya.

Ragam Mentoring

Seperti halnya UPI, pelaksanaan penguatan MK PAI di ITS dilaksanakan di jantung Institut dan didukung oleh pimpinan termasuk Rektor ITS. Sedangkan penguatan MK PAI di Universitas Indonesia diprakarsai oleh para pengajar PAI, bukan oleh pimpinan universitas.

PERENCANAAN MENTORING

Fungsi dan Urgensi Perencanaan Mentoring

Aspek Perencanaan Mentoring

  • Pengelola mentoring
  • Pemateri/Mentor
  • Peserta mentoring
  • Tujuan
  • Kurikulum (materi)
  • Jenis kegiatan
  • Metode dan media
  • Evaluasi
  • Waktu dan tempat
  • Dana
  • Peraturan

Aspek yang penting diperhatikan adalah tujuan kegiatan, waktu, tempat dan karakteristik peserta pendampingan. Terlepas dari waktu yang dipilih penyelenggara pendampingan, sebaiknya pertimbangan utama adalah waktu bagi pendamping/pembicara dan peserta pendampingan.

Finalisasi Perencanaan Mentoring

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang jelas kepada peserta pendampingan tentang hak dan kewajibannya, serta kejelasan sanksi yang akan diterimanya jika melanggar aturan tersebut. Pada prinsipnya peraturan dibuat untuk memastikan peserta pendampingan disiplin dalam mengikuti kegiatan dan dapat mencapai tujuan pendampingan.

PENYUSUNAN VISI, MISI, DAN TUJUAN

Fungsi dan Urgensi Visi, Misi, dan Tujuan

Langkah Penyusunan Visi, Misi, dan Tujuan

Pada tahap ini, tim redaksi membahas, menyelaraskan, dan memahami dasar-dasar pengembangan visi, misi, dan tujuan mentorship. Rumusan visi, misi dan tujuan pendampingan harus berpedoman pada UU Sisdiknas, SNPT, visi, misi dan tujuan PT dan tujuan MK PAI.

Contoh Visi, Misi, dan Tujuan

  • Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung
  • Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
  • Universitas Tanjungpura
  • Politeknik Negeri Bandung (Polban)

Tujuan diselenggarakannya PAI-SPAI Tutorial adalah untuk membina mahasiswa yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia dengan memfungsikan masjid kampus secara optimal sebagai laboratorium keberagaman mahasiswa. Terwujudnya masyarakat kampus yang berbudaya melalui pengelolaan PAI Tutorial Universitas Negeri Yogyakarta yang profesional berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah”.

PENGELOLAAN KEGIATAN DAN METODE

Aspek Pertimbangan Penentuan Kegiatan dan Metode

Pemilihan Jenis Kegiatan

Seiring kemajuan pendampingan dan pelaksanaan pendampingan dievaluasi, manajer dapat menambahkan kegiatan lain untuk meningkatkan kualitas pendampingan. Selain berbagai kegiatan di atas, untuk memeriahkan pendampingan dan menyemangati peserta pendampingan, ada baiknya kegiatan pendampingan diawali dengan grand opening yang dirancang khusus, masal, semarak dan mengundang pemateri ternama. Hal ini akan memberikan kesan positif bagi para peserta pendampingan bahwa kegiatan yang diikutinya merupakan kegiatan penting karena dihadiri dan dibuka secara resmi oleh pimpinan PT.

Penentuan Metode yang Sesuai

Di akhir kegiatan, pemateri atau pendamping meminta peserta pendamping untuk merangkum materi yang sedang dibahas pada saat itu, yang diakhiri dengan penguatan dari pemateri atau pendamping. Kegiatan diakhiri dengan kesimpulan dari peserta pendampingan dan ditutup dengan penguatan dari pendamping. Sedangkan pembinaan dan motivasi kegiatan ibadah membutuhkan keikhlasan dan keterbukaan dari para pendamping, khususnya peserta pendampingan mengenai pelaksanaan ibadah yang telah dilakukannya, termasuk tata cara pelaksanaannya.

Hal ini memungkinkan pendamping untuk memberikan materi, bimbingan dan motivasi yang sesuai dengan kondisi peserta pendampingan. Dalam praktiknya, pembina atau pengajar Al-Qur'an memberikan contoh cara membaca/membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang benar, kemudian peserta pendampingan langsung menirunya sambil dikoreksi oleh pendamping.

PENGELOLAAN KURIKULUM

Pertimbangan Penyusunan Kurikulum

Penyusunan Kurikulum

Sementara itu, tim penyusun kurikulum Al-Qur'an harus menyesuaikan kemampuan membaca Al-Qur'an peserta didik secara keseluruhan. Jika tim persiapan kuat dan kompeten, mereka dapat mengembangkan sendiri topik dan konten kurikulum untuk pembelajaran membaca Al-Qur'an. Namun jika tim tersebut memiliki keterbatasan, maka dapat menjadikan buku-buku metode membaca Alquran sebagai kurikulum dalam pengajaran membaca Alquran, seperti metode Tilawati, metode Ummi, dll.

Jika mereka menyusun kurikulumnya, tim penyusun harus memasukkan topik surat-surat meharijhul, hukum mati atau tanwin, wakaf dan ibtidat, bacaan gila.

PENGELOLAAN PERATURAN

Penyusunan Peraturan

Hukuman dapat berupa pengurangan nilai sampai yang berat berupa pengucilan peserta dari kegiatan pendampingan, tergantung dari ringan atau beratnya pelanggaran aturan yang dilakukan oleh peserta pendampingan. Sebaliknya, bagi peserta pendampingan yang menjunjung tinggi tata tertib, pengelola pendampingan hendaknya memberikan penghargaan, minimal berupa nilai yang baik. Salah satu kendala dalam penerapan aturan pendampingan adalah beberapa peserta pendampingan melakukan pelanggaran dengan berbagai alasan.

Jika diklasifikasikan, pelanggaran aturan yang dilakukan oleh peserta pendampingan dapat dikategorikan menjadi 3: ringan, sedang, dan berat. Pelanggaran tata tertib pendampingan oleh peserta terkadang terjadi karena keengganan peserta pendamping untuk mengikuti kegiatan, dan terkadang karena keterbatasan sumber daya manusia dalam mengawasi peserta pendamping.

Contoh Peraturan Mentoring

  • Universitas Pendidikan Indonesia
  • Universitas Negeri Malang
  • Universitas Negeri Yogyakarta

Peserta TDI diwajibkan merangkum materi kuliah umum yang diberikan pembicara minimal 2 halaman di buku catatan masing-masing. Peserta TDI menyerahkan bukti Sertifikasi Aktif BBQ yang ditandatangani instruktur/pembimbing, laporan akhir semester kepada dosen PAI di kelas masing-masing. Sertifikat dapat diunduh dari website UKM ASC) h. Peserta TDI menyampaikan laporan kegiatan BBQ-BI. ditandatangani oleh guru/direktur disertai dengan foto kegiatan mingguan, laporan akhir semester ke guru PAI di kelasnya masing-masing. Format Laporan Kegiatan dapat diunduh dari website UKM ASC).

Peserta TDI menyetor bukti sertifikasi BI aktif yang ditandatangani instruktur/pembimbingnya kepada instruktur PAI di kelasnya pada akhir semester. Peserta TDI menyampaikan laporan kegiatan BBQ-BI yang ditandatangani oleh instruktur/pembimbing disertai dengan foto kegiatan per minggu, untuk diserahkan kepada dosen PAI di kelasnya pada akhir semester (format laporan kegiatan dapat diunduh dari Situs UKM ASC).

PENENTUAN TEMPAT DAN WAKTU

Sedangkan untuk waktu pelaksanaan kegiatan pendampingan disesuaikan dengan perbedaan kegiatan yang ditawarkan oleh masing-masing lembaga. Secara umum, alokasi waktu untuk kegiatan pendampingan di perguruan tinggi juga bergantung pada aspek pendanaan, sumber daya manusia (guru dan pelaksana lainnya) dan sarana prasarana. Ketiga aspek tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan menambah atau mengurangi alokasi waktu untuk kegiatan pendampingan.

UII memiliki kompleksitas kegiatan pendampingan yang cukup tinggi, yang tercermin dari kegiatan pendampingan yang beragam (Pendalaman Nilai-Nilai Dasar Islam (PNDI), pondok pesantren, pengembangan diri Alquran). Pelaksanaan berlangsung secara bergilir antar siswa, dalam artian siswa tidak mengikuti kegiatan pendampingan setiap hari.

PENGELOLAAN EVALUASI

Mengenai sistem evaluasi kegiatan pendampingan di UII, terdapat ciri khas tersendiri di antara setiap kegiatan, salah satunya adalah kegiatan ta'lim Qur'an (pengembangan diri Al-Qur'an). Oleh karena itu, karakteristik kegiatan pendampingan di UII juga berimplikasi pada perbedaan jenis penilaian yang digunakan. Lebih lanjut membahas kegiatan pendampingan di POLBAN, evaluasi Metagama mencakup 2 jenis evaluasi, yaitu evaluasi pelaksanaan program dan evaluasi capaian program.

Oleh karena itu, jika disintesakan melalui model kegiatan pendampingan di UII, UTM, POLBAN khususnya Manajemen Evaluasi Mentoring, maka dapat dirancang sebagai berikut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian model dan sistem evaluasi kegiatan pendampingan mengacu pada tujuan kegiatan, hasil belajar yang akan diukur dan kompleksitas kegiatan pendampingan.

MANAJEMEN

DAN PENGELOLA MENTORING

Dalam melaksanakan kegiatan pendampingan keagamaan, peran kelima lembaga dakwah di atas adalah sebagai pelaksana teknis (karena didominasi oleh santri), sedangkan pada tingkat pengambilan keputusan merujuk pada Direktorat Pendidikan dan Pengembangan Agama Islam (Direktorat Pendidikan dan Pengembangan Agama Islam). DPPAI). ) dan dosen pendidikan agama Islam di UII. Meski demikian, dosen PAI yang berbasis di Fakultas Agama Islam (FAI) juga memiliki kewenangan dalam kegiatan pendampingan. Kerjasama antara dosen dan mahasiswa PAI dengan DPPAI UII menciptakan sinergi kegiatan pendampingan yang optimal, terbukti dengan dukungan pendampingan oleh Rektorat baik dari segi pendanaan maupun anggaran rumah tangga.

Jika dirunut dari segi sejarah, kegiatan pendampingan di UTM pada masa rintisannya merupakan kegiatan yang berada di bawah naungan WR 1. Dalam perkembangan pengelolaan kegiatan pendampingan di UTM ke depan, direncanakan akan melibatkan Quranic Center. , khususnya dalam mempelajari Al Quran.

PENGELOLAAN KEUANGAN

Bentuk apresiasi UTM kepada pengurus dan pendamping kegiatan pendampingan merupakan bukti nyata perhatian Rektor terhadap keberlangsungan dan kesejahteraan pelaksana teknis pembinaan, sehingga pelaksanaan skema pendampingan tidak hanya berdasarkan dari segi pendanaan. , POLBAN memberikan bantuan dana kurang lebih seratus juta rupiah per semester dari sektor untuk siswa. Islam Indonesia Dukungan dana penuh dari Badan Wakaf UII untuk pelaksanaan skema pendampingan, hal ini dilatarbelakangi oleh unit bisnis UII yang tersebar di wilayah Yogyakarta salah satunya Rumah Sakit Internasional Jogyakarta (JIH) dan SPBU.

Bantuan dana sudah diberikan secara kelembagaan, namun karena status UTM yang masih berstatus unit kerja (satker), bantuan dana tersebut masih belum optimal untuk kegiatan pemantauan. Dukungan dana diberikan secara kelembagaan, salah satunya berupa dukungan anggaran untuk kegiatan pendampingan.

PENGELOLAAN MASALAH DAN SOLUSINYA

Apalagi, berdasarkan data lapangan di UII, terlihat bahwa latar belakang guru PAI berperan penting dalam menyebarkan paham keagamaan Islam yang moderat dan ramah perbedaan. Hal itu dilakukan untuk mencegah masukan dari guru PAI yang berlatar belakang agama baik ekstrim kanan maupun ekstrim kiri. Sedangkan di Universitas Trunojoyo Madura, secara umum pelaksanaan kegiatan pendampingan di UTM tidak menemui hambatan yang berarti, karena dukungan dari pihak universitas dan kerjasama antara mahasiswa dan dosen sudah optimal.

Oleh karena itu, tim pengajar PAI mengharapkan penghargaan dan pengakuan bagi para pengurus pembimbing dan tutor di universitas tersebut. Solusi yang ditawarkan tim dosen PAI adalah dengan memberikan teguran keras kepada mahasiswa tersebut dan tidak mentolerir kelulusan.

RAGAM MODEL MENTORING PAI

Pengantar

Deskripsi Umum Tiga Model Mentoring

  • Deskripsi Model Mentoring tipe A
  • Deskripsi Model Mentoring tipe B
  • Deskripsi Model Mentoring tipe C

Bentuk kegiatan dan alurnya adalah sebagai berikut: diawali dengan shalat sunnah dan tajwid Al-Qur'an, dan dilanjutkan. Kegiatan pendampingan diawali dengan meminta siswa untuk melaksanakan sholat sunnah dan dilanjutkan membaca Al-Qur’an secara mandiri. Usai salat sunnah, peserta mentor diminta membaca Al-Quran selama kurang lebih 5-10 menit sesuai kemampuan masing-masing.

Usai melaksanakan sholat sunnah, peserta penyuluhan diminta untuk membaca Al-Qur'an sesuai dengan kemampuannya masing-masing selama kurang lebih 7 menit. Bentuk kegiatan dan alurnya adalah sebagai berikut: diawali dengan sholat sunnah dan membaca Al-Qur'an, dilanjutkan dengan ceramah dan tanya jawab tentang agama Islam.

MENTORING PAI

DI ERA PANDEMI COVID-19

Tantangan dan Peluang Mentoring PAI di Era Pandemi

Jelas bahwa penggunaan aplikasi virtual meeting untuk kegiatan pembelajaran membutuhkan kuota internet yang tidak sedikit. Pembelajaran daring atau istilah mentoring memungkinkan siswa untuk sekadar “hadir” secara daring, tetapi pada saat yang sama tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Pandemi Covid-19 yang memaksa pendampingan dilakukan secara daring, juga menghadirkan sejumlah peluang dan inovasi dalam kegiatan pendampingan PAI.

Aplikasi online memungkinkan pendampingan dilakukan kapan saja sesuai kesepakatan mentor dengan mentee; pagi, siang, sore, bahkan malam. Selain kedua kemungkinan tersebut, mentoring online membuka peluang media mentoring yang menarik yang dapat diakses kapan saja melalui internet, misalnya berupa video ceramah agama atau panduan cara beribadah, power point interaktif, dll.

Model Mentoring di Era Pandemi: Daring dan Blended System 1. Mentoring Model Daring

  • Mentoring Model Blended System
  • Alur dan jenis kegiatan
  • Tujuan kegiatan
  • Jenis dan Bentuk kegiatan
  • Waktu kegiatan
  • Evaluasi kegiatan

Sementara itu, kegiatan pembelajaran membaca Al Quran dilakukan secara offline dengan pendampingan peserta dengan belajar guru Al Quran di sekitar tempat tinggalnya, atau orang tuanya (yang memiliki kemampuan membaca yang baik). Lima kegiatan yang sedang berlangsung adalah: Sholat Dhuha, Membaca Surat Al-Waki'ah, Ceramah, Bimbingan Membaca Al-Qur'an dan Ibadah. Pengajaran membaca Al-Qur'an dilakukan oleh santri belajar dari kiai, ustad atau orang yang dipandang berkompeten.

Serupa dengan petunjuk membaca Al-Qur'an, kegiatan mendorong ibadah juga diawali dengan pencarian guru (kyai, ustad atau tokoh agama) di sekitar tempat tinggal. Minggu pertama diisi dengan orientasi kegiatan pendampingan bagi para santri, sedangkan minggu terakhir adalah tes membaca Alquran secara online (melalui Whatsapp video call atau media lain yang kompatibel).

Daftar Pustaka

Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Kecerdasan Spiritual dan Emosional untuk Meningkatkan Moral Mahasiswa di Universitas Negeri Malang.

Referensi

Dokumen terkait

As for the difficulties that faced byteachers and students when online learning due to several reasons factors, namely: 1 The network in the student study area is not good; 2 Inadequate