• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Remunerasi Dokter Indonesia

N/A
N/A
Kayla Azizah

Academic year: 2023

Membagikan "Pedoman Remunerasi Dokter Indonesia"

Copied!
580
0
0

Teks penuh

Tujuan penerbitan buku ini adalah untuk membangun sistem kompensasi yang baik dan adil bagi dokter Indonesia yang telah menjalankan tugas profesionalnya. Sistem kompensasi yang layak dan adil ini diharapkan juga mampu menjaga harkat dan martabat profesi dokter serta integritas dokter Indonesia. Pedoman ini dapat diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan primer maupun di fasilitas pelayanan sekunder dan tersier.

Dan dapat diterapkan pada seluruh jaminan pendanaan pelayanan, baik fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun swasta. Buku ini dapat terselesaikan berkat kerja keras Tim Penyusun Pedoman Remunerasi Dokter PB IDI dan PIC dari seluruh asosiasi yang berada di bawah payung Ikatan Dokter Indonesia. Untuk itu sistem remunerasi dalam Pedoman Remunerasi Kesehatan Indonesia menggunakan pendekatan 3 P yaitu Pay for Position (P1), Pay for Performance (P2), Pay for People (P3).

Penelitian tersebut dilakukan bersama PIC asosiasi di bawah bimbingan teknis kelompok penyusunan pedoman pemberian PB IDI. Untuk situasi seperti ini, pengambilan sampel kondisi kerja terlebih dahulu dilakukan oleh PIC Asosiasi dan Kelompok Pedoman Penghargaan PB IDI.

Kontributor PIC Perhimpunan

Daftar Isi

Tim Penyusun Pedoman Remunerasi Dokter PB IDI 8

Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif 94

Dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular 130

Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik 167

Dokter Spesialis Forensik dan Medikolegal 216

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah 238

Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi 257

Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer 298 X.19. Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler 299

Dokter Spesialis Dermatologi & Venereologi 345

Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi 422

Dokter Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorok Bedah Kepala Leher 529

IV Definisi & Tujuan

Remunerasi dokter adalah semua bentuk penghargaan yang diterima seorang dokter dalam menjalankan pekerjaan profesinya, berbentuk finansial langsung

Finansial langsung adalah imbalan yang diberikan kepada dokter berupa uang bukan berbentuk benda atau fasilitas, antara lain gaji, tunjangan, insentif dan bonus

Finansial tidak langsung adalah manfaat yang didapatkan pada waktu tertentu antara lain program proteksi (asuransi/jaminan), fasilitas, bantuan dan cuti

Sistem remunerasi dokter mempunyai tujuan

  • Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
  • Meningkatkan kinerja dokter;
  • Meningkatkan integritas dokter;
  • Menjamin kesejahteraan dokter;
  • Meningkatkan kinerja fasilitas kesehatan;
  • Memperbaiki distribusi dokter

V Komponen Remunerasi Dokter

Finansial Langsung

  • Penghargaan Terhadap Posisi (P1)
  • Penghargaan Terhadap Kinerja (P2)
  • Tunjangan Tetap (P3)

Finansial Tidak Langsung 1. Jaminan/Asuransi

  • Lain - lain

VI Perhitungan Finansial Langsung

Nilai Pekerjaan Profesi (NPP) 1. Definisi NPP

  • Informasi pekerjaan untuk membuat NPP
  • Analisis Pekerjaan Profesi
  • Faktor Penimbang

1 Seorang pekerja yang dalam melaksanakan tugasnya hanya bertanggung jawab terhadap tugas sehari-hari, dan hasil pekerjaannya hanya mempengaruhi dirinya sendiri. 5 Pekerjaan yang terdiri atas tugas dan fungsi serta proses yang luas, mulai dari bidang pekerjaan administrasi dan pekerjaan profesional. 1 Pekerjaan yang dalam uraian tugas, alat kerja yang digunakan dan lingkungan kerja tidak terdapat paparan risiko langsung terhadap orangnya, sehingga tidak memerlukan alat pelindung diri dalam menjalankan tugas sehari-hari.

2 Pekerjaan yang tidak terdapat paparan risiko secara langsung dalam uraian tugas dan alat kerja yang digunakan, namun terdapat kemungkinan risiko di lingkungan kerja, maka harus memakai pelindung diri. 3 Pekerjaan yang lingkungan kerja dan alat kerja yang digunakan mempunyai paparan risiko secara langsung sehingga diperlukan penggunaan alat pelindung diri, namun karena uraian pekerjaan maka frekuensi paparan tidak konstan. 4 Pekerjaan yang lingkungan kerja dan alat kerja yang digunakan mempunyai paparan risiko secara langsung dan sesuai dengan uraian tugas paparan risiko tersebut terjadi secara terus menerus, oleh karena itu harus selalu menggunakan alat pelindung diri.

6 Pekerjaan yang sifat dan uraian tugasnya merupakan pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab terhadap pelayanan dan menjadi acuan pada tingkat yang lebih tinggi dalam sistem pelayanan kesehatan. 4 Pekerjaan yang merupakan profesi profesi kesehatan non medis dimana tersedianya tenaga secara berkelompok dengan pengalaman kerja lebih dari 5 tahun.

Survei Kelayakan Profesi

  • Nama pewawancara 3. Nama pemberi informasi
  • Jumlah tenaga profesinya di daerah tempat kerja 6. Jumlah tempat kerja profesi
  • Jumlah rerata jam kerja profesi per hari 8. Jumlah rerata pasien rawat jalan per hari
  • Kasus rawat jalan dengan volume terbanyak 12. kasus rawat jalan paling kompleks dan jumlahnya
  • Besaran Upah Minimal Kabupaten/Kota (UMK)
  • Jumlah total pendapatan per bulan dari pekerjaan profesi
  • Apakah pendapatan yang diterima sudah sesuai dengan beban kerja saat ini?
  • Bila tidak sesuai, berapa besar nilai kelayakan yang diusulkan, sesuai dengan beban kerja saat ini

Faktor ini mengukur lapangan kerja berdasarkan ketersediaan sumber daya manusia yang memenuhi persyaratan administratif dan kompetensi di pasar domestik. 2 pekerjaan non-kesehatan tersedia dari berbagai organisasi di sektor kesehatan. 3 pekerjaan kesehatan non-medis. Bila tidak sesuai, berapa nilai kelayakan usulan, sesuai dengan beban kerja saat ini: dengan beban kerja saat ini.

Rupiah Per NPP (RPN)

  • RPN adalah nilai rupiah untuk satu NPP yang mencerminkan nilai kelayakan profesi, bersifat tetap dan merupakan nilai minimal
  • Rumus perhitungan RPN
  • RPN = RPN Posisi + RPN Kinerja
  • RPN Posisi adalah nilai rupiah penghargaan posisi (P1) untuk satu NPP 5. RPN Kinerja adalah nilai rupiah penghargaan kinerja (P2) untuk satu NPP

VII Penghargaan Terhadap Posisi (P1)

Penghargaan terhadap posisi (P1) adalah penghargaan profesi dokter yang bersifat tetap, baik untuk dokter paruh waktu dan purna waktu yang diterima tiap bulan

Penghargaan terhadap posisi (P1) meliputi gaji, tunjangan jabatan, tunjangan fungsional, insentif yang diberikan sebagai penghargaan profesi dengan besaran

Penghargaan terhadap posisi (P1) ditentukan dengan rumus

Tata cara pemberian penghargaan terhadap posisi (P1)

  • Pemberian penghargaan terhadap posisi (P1) dokter yang berstatus ASN dilaksanakan dengan ketentuan

VIII Penghargaan Terhadap Kinerja (P2)

  • Penghargaan terhadap kinerja (P2) adalah penghargaan profesi dokter yang diberikan dalam bentuk rupiah tiap bulan, bersifat fluktuatif sesuai dengan hasil
  • Penghargaan terhadap kinerja (P2) diberikan pada bulan berikutnya
  • Nilai Penghargaan Terhadap Kinerja (P2) ditentukan dengan rumus
  • Perhitungan Kinerja Kualitas
    • Indikator kualitas adalah indikator kinerja yang mencerminkan capaian mutu profesi
    • Indikator kualitas untuk tiap nama pekerjaan profesi berbeda-beda, namun secara garis besar mencakup indikator-indikator yang berdampak pada
    • Pengukuran indikator kualitas dilakukan secara berkelompok, berdasarkan jenis pekerjaan profesi
    • Persentase capaian kualitas dihitung dengan ketentuan
    • Rumus Perhitungan Kinerja Kualitas adalah
  • Perhitungan Kinerja Perilaku
    • Indikator perilaku adalah indikator kinerja yang mencerminkan capaian perilaku kerja profesi
    • Indikator perilaku terdiri dari
    • Perhitungan persentase capaian Indikator Perilaku adalah
    • Rumus Perhitungan Capaian Perilaku adalah
    • Indikator kuantitas adalah indikator kinerja profesi dokter yang mencerminkan kuantitas pekerjaan profesi
    • Indikator Kuantitas terdiri dari : a. Aktivitas Kerja Profesi
  • pasien Rawat Jalan JKN = 1 SAK rawat jalan pasien Rawat Jalan Non JKN = 2 SAK
  • pasien visite JKN = 1 SAK visite
  • pasien visite Non JKN = 2 SAK visite (minimal) pasien visite intensif = 3 SAK visite (minimal)
    • F2 : Pencapaian Kompetensi
    • F5 : Waktu Penyelesaian Tindakan

Indikator perilaku merupakan indikator kinerja yang mencerminkan pencapaian perilaku kerja profesional. a) Keterlibatan dalam kegiatan audit medis. Pengertian operasional audit medik sesuai dengan KMK No. 496 Tahun 2005 tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit. Pengertian operasional evaluasi pelayanan profesional adalah kegiatan evaluasi pelayanan profesional yang dilakukan oleh pimpinan pelayanan fasilitas kesehatan dan kelompok tenaga medis.

Aktivitas kerja profesional adalah jumlah akumulasi aktivitas kerja profesional yang dilakukan dalam satu bulan, yang dinyatakan dalam bentuk skor aktivitas kerja. Besaran Rupiah per skor untuk setiap aktivitas kerja berbeda-beda, antara lain pelayanan rawat jalan, rawat inap, prosedur operatif, prosedur non operatif, pemeriksaan penunjang, kegiatan pendidikan dan penelitian. Setiap profesi mempunyai skor kegiatan tindakan tertentu yang tercantum dalam Petunjuk Teknis Kompensasi masing-masing asosiasi profesi.

Bagi pasien JKN: pengukuran SAK dikalikan 1 (satu). Bagi pasien non-JKN: pengukuran SAK dikalikan 2 (dua). Dapat dilakukan oleh non dokter (misalnya persalinan normal) 5 Dapat dilakukan oleh dokter umum (operasi usus buntu) 15. Dilakukan oleh dokter spesialis dengan pendidikan khusus 90 Dilakukan oleh beberapa jenis dokter spesialis dalam kelompok 180 3) F3 : Tindakan yang memerlukan bantuan suportif.

IX Tunjangan Kondisi Kerja (P3)

Tunjangan kondisi kerja (P3) adalah penghargaan profesi dokter yang diberikan berdasarkan kondisi kerja, bersifat tetap, diterima tiap bulan, dalam bentuk rupiah

Tunjangan kondisi kerja (P3) terdiri dari Tunjangan Daerah Terpencil, Tunjangan Daerah Sangat Terpencil dan Tunjangan Risiko Profesi

Tunjangan Daerah Terpencil dan Daerah Sangat Terpencil

  • Tunjangan Daerah Terpencil dan Daerah Sangat Terpencil dibayarkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
  • Besaran Tunjangan Daerah Terpencil: 2 x NPP x RPN posisi
  • Besaran Tunjangan Daerah Sangat Terpencil: 4 x NPP x RPN posisi D. Tunjangan Risiko Profesi
  • Pemberian Tunjangan Risiko Profesi bagi Dokter dilaksanakan dengan ketentuan
  • Besaran Tunjangan Risiko Profesi: 1/2 x NPP x RPN posisi

Indikator Standar Fasilitas Kesehatan 1 (Pemerintah) Pencapaian Fasilitas Kesehatan 1 (Pemerintah) Standar Indikator (Rumah Sakit Fasilitas Kesehatan 2) Pencapaian (Rumah Sakit Fasilitas Kesehatan 2) Standar Indikator (Rumah Sakit Fasilitas Kesehatan 3). Rasio beban usaha terhadap pendapatan jasa (BOPP) 3% Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data. Tidak ada data 9 Angka kejadian polifarmasi 3% Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data 10 Angka kejadian komplikasi pelayanan profesional (3) 3% 100%.

No Data 2.2 Simulasi Perhitungan Rupiah Mutu di Faskes 1 (Pemerintah) NoNama Indikator Mutu Standar Indikator KinerjaBobot Indikator PersentaseNPP. Rp Kepatuhan jalur klinis 100%Tidak ada data Rp0 6 CV Medis 1 x 12 jam100%Tidak ada data Rp0 TotalRp1.697.541 Indikator mutu lainnya tidak dapat diukur karena indikator tersebut tidak tersedia sehingga kinerjanya 0% 2.3 Simulasi perhitungan rupiah mutu dalam pelayanan kesehatan Fasilitas 2 No Nama Indikator KualitasStandar Indikator KinerjaIndikator BobotPersentaseNPPRPN Penghargaan KinerjaPenghargaan Rupiah atas Kualitas Kinerja 1 Insiden luka bakar akibat akupunktur termal. Rp Kepatuhan terhadap jalur klinis 100%Tidak ada data Rp0 6 CV Medis 1 x 12 jam100%Tidak ada data Rp0 TotalRp1.697.541 Indikator kualitas lainnya tidak dapat diukur karena indikator tersebut tidak tersedia sehingga kinerjanya 0% 2.5 Simulasi data kinerja perilaku NoName Indikator PerilakuBobot indikator perilaku standar Indikator Kinerja fasilitas kesehatan 1 Kinerja fasilitas kesehatan 2 Kinerja fasilitas kesehatan 3 ​​1 Keterlibatan dalam kegiatan audit medis, 2%1 kali per bulan per fasilitas kesehatan1 0 0 2 Keterlibatan dalam kegiatan evaluasi pelayanan profesional, 1%1 kali per bulan per fasilitas pelayanan kesehatan0 1 0 3 Keterlibatan dalam kegiatan perencanaan pelayanan profesional 1%1 kali per bulan per fasilitas pelayanan kesehatan0 0 1 4 Ketepatan kehadiran di tempat kerja1%282 105.

Prestasi di institusi medis rawat inap 3 1 Rata-rata lama rawat inap (ALOS)3% 2,10 hari 2 hari 3 hari 4 hari 3,75 hari 3 hari 2 Rata-rata lama rawat inap (ALOP)3% Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data. Tidak ada data 100% Tidak ada data 100% Tidak ada data 2 Rata-rata lama prosedur (ALOP)3% Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data 3 Rasio biaya operasional hingga 3% Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data.

Pendapatan Pelayanan (BOPP) 4 Angka Kejadian Komplikasi Pelayanan Profesi (2) 3%Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data 5 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway/SOP Tidak ada data 100%Tidak ada data 6 Angka kejadian komplikasi Profesi Pelayanan (3 )3%100%Tidak ada data 100%Tidak ada data 100%Tidak ada data 7 Waktu tunggu Pelayanan Profesional 3%Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data 8 Kepatuhan terhadap Formularium Nasional3%100% . Tidak ada data 9 Angka kejadian polifarmasi 3%Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data 10Tingkat kejadian komplikasi pelayanan profesional Tidak ada data 2) Simulasi Penghitungan Rupiah Kualitas fasilitas kesehatan 1 (negara bagian) NoNama Indikator kualitasIndikator standarKinerjaIndikator beratPersentaseKinerja NPPRKualitas Rupiah pelayanan 1 Tingkat kejadian komplikasi oleh pelayanan profesional (1)100%Tidak ada data Rp0. 5 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway/SOP 100 %Tidak ada data Rp. 0 6 Angka kejadian komplikasi pada pelayanan profesional (3) 100% Tidak ada data Rp. Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit 2.

3%Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data. Tidak ada data 9 Angka kejadian polifarmasi 3% Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data 10 Kepatuhan terhadap Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA. Tidak ada data 9 Angka kejadian polifarmasi 3% Tidak ada data Tidak tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data 10 Kepatuhan terhadap Program Pemantauan Resistensi Antimikroba (PPRA).

Tidak ada data 9 Polifarmasi Angka kejadian 3%Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Kepatuhan terhadap program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA)3%100%. Simulasi kondisi kerja Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruktif dan Estetika berstatus ASN yang bekerja di 3 fasilitas kesehatan. Tidak ada data 9 Angka kejadian polifarmasi 3%Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data 10Kepatuhan terhadap program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA)3%100%.

Tidak ada data 9 Tingkat kejadian% Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data.

Referensi

Dokumen terkait

Antara Lynas dan kilang tayar terpakai / Antara Lynas dan kilang tayar Utusan Malaysia Klik pada tajuk berita dan Rujuk lampiran 2 10.. 5 pengusaha kilang haram di Kuala Langat