• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelajari tentang menyiapkan laporan keuangan

N/A
N/A
black04 thunder

Academic year: 2023

Membagikan "Pelajari tentang menyiapkan laporan keuangan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu bentuk asersi manajemen adalah membuat laporan keuangan, dimana laporan keuangan merupakan media komunikasi perusahaan untuk pemangku kepentingan atau Stakeholder. Sebagian besar para Stakeholder melihat laporan keuangan cenderungan pada laba perusahaan. Dengan adanya kecenderungan tersebut, pihak manajemen biasanya membuat bagaimana laba atau dalam laporan keuangan terlihat menarik dimata para pemangku kepentingan.

Dalam beberapa tahun terakhir terdapat salah satu fenomena manajemen laba di Indonesia yang menjadi sorotan yaitu, sebagaimana dikutip dari (www.cnnindonesia.com) Pada laporan keuangan Garuda Indonesia tahun buku 2018 berhasil membukukan laba bersih sebesar US$809 ribu atau setara Rp11,56 miliar. Kondisi tersebut berbanding terbalik dari kinerja perseroan 2017 yang merugi US$216,58 juta setara Rp3,09 triliun. sedangkan pada kuartal III 2018, Garuda Indonesia masih merugi sebesar US$114,08 juta atau Rp1,63 triliun. Akibat kasus tersebut Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan sanksi ke Garuda Indonesia berupa Peringatan Tertulis III dan denda sebesar Rp 250 bahkan Kementrian Keuangan juga menjatuhkan sanksi kepada Akuntan Publik (AP) serta Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memeriksa laporan keuangan Garuda Indonesia.

Berdasarkan fenomena yang terjadi tersebut menegaskan kualitas audit memainkan peran penting dalam mengurangi manajemen laba karena auditor melakukan pemeriksaan agar laporan keuangan menjadi berkualitas begitu juga

1

(2)

dengan hutang, disaat pemegang saham ingin melihat kinerja manajemen melalui hutang pembiayaan, maka pihak manajemen memeliki peluang untuk menyamarkan pelaksanaan tindakan ekonomi dengan cara memilih metode-metode agar laporan keuangan menjadi lebih dapat diterima oleh pemgang saham (Harris & Raviv, 1991 dalam Alzoubi, dkk. 2017 ). Selain itu para pemberi pinjaman perlu memantau perusahaan yang memiliki pinjaman dengan rutin sampai dengan waktu jatuh tempo dan meminta informasi yang kualitas untuk mengevaluasi resiko pinjaman yang mereka ajukan (Slovin, Sushka, & Hudson, 1990).

Beberapa penelitian tentang manajemen laba yang dilakukan adalah (Alzoubi, dkk. 2017) melaporkan bahwa kualitas audit (masa kerja auditor, ukuran perusahaan, spesialisasi, dan independensi) dan pembiayaan hutang (hutang rendah) dapat mengurangi potensi resiko dari manajemen laba sehingga meningkatkan kualitas laporan finansial. Namun demikian, dapat dipastikan bahwa hutang yang tinggi akan meningkatkan resiko dari manajemen laba. Penelitian ini meningkatkan beberapa implikasi yang memungkinkan bagi pemangku kebijakan di Yordania serta negara-negara lain untuk mempertimbangkan perumusan sistem audit yang lebih andal dan komprehensif. Dilain pihak (Chairunesia, dkk. 2018) meneliti pengaruh good corporate governance dan financial distress terhadap manajemen laba, mengungkapkan manajemen laba dipengaruhi oleh good corporate governance dan variabel financial distress karena perusahaan dituntut untuk menghasilkan kinerja keuangan yang baik serta memiliki tata kelola

(3)

perusahaan yang baik pula, dimana keuntungan menjadi salah satu faktor penting bagi investor, sehingga manajemen menggunakan laba sebagai target rekayasa.

Penelitian lain terkait manajemen laba juga dilaporkan oleh (Ulina, dkk. 2018) yang meneliti tentang pengaruh kualitas audit dan komite audit terhadap manajemen laba tidak dapat menurunkan manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen, dimana ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap manajemen laba karena lingkungan hukum yang masih kurang baik dengan minimnya tuntutan hukum yang dapat merusak reputasi KAP menyebabkan rendahnya litigation risk, dimana ini bertentangan dengan peneltian Sari dan Wahidahwati (2016), Marlisa dan Fuadati (2016), serta Putri dan Yuyetta (2013) dikarenakan KAP BIG4 tidak ingin kehilangan kliennya sehingga KAP BIG4 enggan untuk mengungkapkan terjadinya manajemen laba yang terjadi dalam perusahaan. Selain itu pembatasan masa penugasan membuat auditor belum mengenal karakteristik perusahaan secara baik, auditor memerlukan waktu yang lebih banyak dalam mengenali karakteristik manajemen sebuah perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan, sehingga manajemen melakukan kesempatan ini untuk melakukan manajemen laba dimana ini tidak sejalan dengan Sari dan Wahidahwati (2016) yang menyatakan masa penugasan audit yang panjang dapat memberikan implikasi bagi kualitas audit yang tinggi.

Selain itu (Arthawan, dkk. 2018) juga melaporkan bahwa kepemilikan manajerial membantu dalam proses meminimalisasi adanya praktik manajemen laba.

Perusahaan dapat meningkatkan kepemilikan manajerial agar kinerja pihak

(4)

manajemen meningkat seiring dengan harapan mereka dalam mencapai keuntungan yang maksimal. Begitu juga dengan kebijakan utang dan ukuran perusahaan. Semakin tinggi rasio utang suatu perusahaan maka semakin dekat perusahaan tersebut dengan kendala-kendala dalam perjanjian utang dan semakin besar probabilitas pelanggaran perjanjian, jadi semakin kecil manajer menggunakan metode-metode akuntansi yang meningkatkan income. Ukuran perusahaan juga merupakan hal penting karna semakin besar perusahaan tersebut kemungkinan terjadinya manajemen laba itu sangat kecil. Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka akan semaikn tinggi pula permintaan informasi perusahaan oleh publik.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini tertarik untuk dilakukan agar memberikan solusi yang dapat menurunkan manajemen laba. Penelitian ini menguji beberapa variable yang dapat menurunkan manajemen laba, yaitu: (a) Kualitas Audit yang terdiri dari audit tenure, ukuran KAP, spesialisasi auditor, auditor fee (AF), pembayaran jasa selain jasa audit. (b) Hutang Pembiayaan. Adanya inkonsistensi hasil mengenai pengarih kualitas audit terhadap manajemen laba mendorong peneliti untuk mengembangkan penelitian ini.

1.2 Motivasi Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penilitian (Alzoubi, Ebraheem, 2017) dimana pada penelitin tersebut Alzoubi dan Ebraheem memakai subjek penelitian dinegara maju yaitu Yordania. Dalam penelitian tersebut mengungkapakan bahwa Yordania

(5)

sebagai negara maju masih sangat bergantung pada modal asing. Selain itu penelitian tersebut juga berfokus pada perbedaan praktik manajemen laba. Oleh karena itu agar terciptanya kesepemahaman terkait manajemen laba peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang sama, dimana Indonesia merupakan negara berkembang yang masih tergantung oleh modal asing, tetapi berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

Ini dibuktikan oleh salah satu lebaga dibawah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu KSEI dimana bertugas memberikan layanan jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek yang teratur, wajar, dan efisien, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menemukan bahwa .

meneliti terkait hubungan antara kualitas audit, pembiayaan hutan dan manajemen laba. Di dalam penelitiannya Alzoubi dan Ebraheem menyatakan hanya sedikit penelitian yang menyelidiki tentang apakah kualitas audit dan pembiayaan utang berhubungan dengan manajemen laba.

1.3 Rumusan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian 1.5 Kontribusi Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori

2.2 Kajian Empirik

(6)

III. KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian 3.2 Hipotesis Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian 4.2 Populasi dan Sampel

4.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

4.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 4.4.1. Variabel Dependen

4.4.2. Variabel Independen

4.4.3. Variabel Moderasi (Kalau ada) 4.5 Analisis Data

4.6 Pengujian Hipotesis 4.7 Model Analisis Data

V. HASIL dan PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis Model

5.2 Hasil Analisis Pengujian Hipotesis 5.3 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis

(7)

VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.2 Implikasi Penelitian 6.3 Keterbatasan dan Saran

DAFTAR PUSAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

PAGE BREAK

8

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh ukuran perusahaan, profiabilitas, komite audit, ukuran KAP, audit fee, financial distress dan pergantian manajemen tidak berpengaruh (simultan) secara bersama-sama

Peraturan Badan Standardisasi Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Skema Penilaian Kesesuaian Terhadap Standar Nasional Indonesia Sektor Kimia Petunjuk Teknis Skema