• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM KOMIK LUCKY LUKE VOLUME 39 CHASSEUR DE PRIMES KARYA MORISS DAN R. GOSCINNY

N/A
N/A
Adon Putra

Academic year: 2023

Membagikan "PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM KOMIK LUCKY LUKE VOLUME 39 CHASSEUR DE PRIMES KARYA MORISS DAN R. GOSCINNY"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Terdapat beberapa pelanggaran prinsip kesopanan yang ditemukan dalam komik Lucky Luke Volume 39 Chasseur de Primes karya Morris dan R. Ada faktor tertentu yang menyebabkan pelanggaran prinsip kesopanan dalam komik Lucky Luke Volume 39 Chasseur de Primes karya Morris dan . R.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan pelanggaran maksim kesantunan dalam komik Lucky Luke Volume 39 Chasseur de Primes karya Morris dan R. Mendeskripsikan pelanggaran maksim kesantunan yang paling dominan dalam komik Lucky Luke Volume 39 Chasseur de Primes karya Morris dan R.

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

Sistematika Penulisan Skripsi

Pada contoh pidato “Je le capturerai et je le pendrai!!” pidato berpusat pada pembicara (Tuan Branco). Tuturan yang diutarakan oleh Le Cheyenne (lawan bicaranya) mengandung pelanggaran teorema kesepakatan karena tuturan yang diucapkannya (Le Cheyenne) tidak terdapat kesepakatan antara penutur dan lawan bicaranya. Kemudian tuturan yang melanggar maksim apresiasi dapat dianalisis dengan menggunakan teknik Matching Comparison (HBS), yaitu perbandingan dan pencocokan reaksi mitra tutur terhadap tuturan tersebut.

Reaksi penutur (Elliot) setara dengan tindakan penolakan, dan reaksi ini mempunyai tingkat mendengarkan yang tinggi yang ditandai dengan tanda baca (!) yang menunjukkan bahwa penutur tidak mau menyerahkan bahasa India kepada penutur (Jack ). Fortworth (pembicara) mengandung pelanggaran maksim kebijaksanaan karena penutur (Tuan Fortworth) memaksakan kehendaknya agar penutur (Lucky) mendengarkan ceritanya tentang kudanya, namun jawaban yang diberikan penutur berbeda. dia (Lucky) tidak mau mendengarkan. Dalam pidato “C'est que little fish knife est très occupé…” pidato tersebut berfokus pada lawan bicara.

Tuturan “C’est que little fish knife est très occupé..” dapat dianalisis dengan menggunakan teknik Comparative Comparative Relationship (HBS) dengan membandingkan respon lawan bicara (Le Cheyenne) dengan tuturan yang diberikan oleh pembicara (Lucky) yaitu diucapkan, reaksi lawan bicaranya adalah tolakan, reaksi tersebut setara dengan tindakan perlawanan.

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS

Landasan Teoritis

  • Pengertian Pragmatik
  • Konteks
  • Kesantunan Berbahasa

Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim)

Respon lawan bicara di atas setara dengan penolakan dan mempunyai tingkat audibilitas sedang. Kemudian terlihat jelas dari pernyataan “Je n’ai assez des chevaux!” bahwa lawan bicara tidak memperhatikan maksim apresiasi. Juga pernyataan “C’est que little fish knife est très occupé..” bisa saja merupakan pelanggaran maksim apresiasi, karena penutur (Le Cheyenne) tidak mengapresiasi tamu dan secara tidak langsung ia (Le Cheyenne) menolak tamu tersebut.

Maksim Kedermawaan (Generosity Maxim)

Maksim Penghargaan (Approbation Maxim)

Maksim penghargaan mempunyai persamaan dengan maksim sebelumnya yaitu maksim kebijaksanaan atau maksim kebijaksanaan yaitu berorientasi pada orang lain atau maksim berpusat pada orang lain. Maksim hormat menghendaki agar setiap peserta percakapan memaksimalkan rasa hormat terhadap orang lain dan meminimalkan rasa tidak hormat terhadap orang lain (Wijana, 2009:56). Dalam maksim ini yang lebih penting adalah aspek negatifnya, yaitu tidak mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan tentang orang lain, terutama kepada lawan bicaranya, karena menurut maksim tersebut, kalimat A lebih dihargai, sedangkan kalimat B tidak dihargai karena bersifat kasar.

Maksim Kesederhanaan (Modesty Maxim)

Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa reaksi lawan bicaranya adalah tidak setuju bahwa dia (Tuan Fortworth) ingin segera mengadili seseorang yang telah mencuri kudanya. Kemudian pembicara (Elliot) tidak setuju dan menyuruh pembicara (Jack) untuk mencari kompensasi lain. Reaksi lawan bicaranya terlihat pada foto di atas, ia menenangkan orang India agar tidak marah, reaksi ini setara dengan tindakan menenangkan agar tidak timbul kekacauan.

Maksim Kesepaktaan (Agreement Maxim)

Maksim Simpati (Sympathy Maxim)

  • Implikatur

Tingkat audibilitas pidato ini tinggi karena diselingi tanda seru (!) dan ekspresi pembicara (Mr. Fortworth) terlihat sangat marah. Reaksi mitra tutur tidak menginginkan minuman yang berapi-api karena (Le Cheyenne 2) berpendapat bahwa minuman yang berapi-api tidak baik bagi kesehatan, terbukti ia sedang marah dan memukul meja dengan kapak. Pepatah “C’est que little fish knife est très occupé..” juga dapat dihitung sebagai pelanggaran maksim penilaian, karena pembicara (Le Cheyenne) tidak mengizinkan tamu masuk terlebih dahulu, sikapnya (Le Cheyenne) sebenarnya adalah tipuan dari penutur (Lucky) bahwa kepala suku sedang sibuk, padahal dia (Le Cheyenne) belum tentu mengetahui bahwa kepala suku sedang sibuk.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang diteliti disini adalah data sekunder dari komik Lucky Luke Volume 39 Chasseur de Primes karya Morris dan R.

Instrumen Penelitian

Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Fortworth m'a paye pour que de les poses partout c'est ce que je vais faire' memusatkan perhatian pada salah satu partisipan tuturan yaitu mitra tutur. Reaksi lawan bicaranya adalah tidak menanggapi permintaan pembicara (Elliot), reaksi ini setara dengan tindakan penolakan dan memiliki tingkat audibilitas sedang. Reaksi lawan bicara adalah non-respon terhadap permintaan penutur, sehingga reaksi lawan bicara setara dengan tindakan penolakan, dan tingkat audibilitasnya sedang.

Teknik Analisis Data

Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis

Metode informal adalah metode yang menyajikan hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa, sedangkan metode formal adalah metode yang menyajikan hasil analisis data dengan menggunakan tanda atau simbol tertentu, seperti tanda panah, tanda bintang, tanda kurung kurawal, simbol huruf sebagai singkatannya. , dan berbagai diagram (Sudaryanto.

Contoh Tabel Analisis Data

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tanggapan lawan bicaranya adalah menolak melepaskan ketua, karena hanya pengadilan yang berhak mengadilinya. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa reaksi lawan bicara mengkritisi kenyataan bahwa apel yang dipesannya jelek, oleh karena itu reaksi lawan bicara setara dengan tindakan menghina. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa tanggapan penutur adalah tersinggung dan memperingatkan penutur agar tidak menyudutkan orang India yang terbukti tidak bersalah.

PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM KOMIK

Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim)

TAPI ELLIOT MEMILIKI PRASANGKA BURUK TERHADAP JACK, ELLIOT BERPIKIR JACK AKAN MENCARI DAN MENEMUKAN SENDOK TEH (PALING INDIAN) LALU AKAN MENDAPATKAN UANG DARI MR. LAYAK DAN UANG YANG DIA NIKMATI DIRI SENDIRI. Kamu tidak vas pas le chercher tout seul, ces India!” Tampaknya pembicara (Elliot) membujuk pembicara untuk tidak pergi cepat, dia memiliki prasangka buruk terhadap pembicara (Jack) bahwa pembicara akan mencari dan kemudian menemukan kepala suku Indian dan dia (Jack) akan menikmati uang sendirian. Kamu tidak vas pas le chercher tout seul, ces India!” dapat dianalisis dengan menggunakan teknik Matching Comparative Relationship (HBS), yaitu membandingkan dan mencocokkan reaksi penutur (Elliot) dengan tuturan yang diucapkan penutur (Jack).

Pelanggaran Maksim Penghargaan (Approbation Maxim)

Elliot tidak melepaskan Jack karena dia (Elliot) ragu dengan Jack, Jack bisa pergi memburu Indian Chief, lalu dia menyerahkan Indian Chief itu kepada Tuan. Pidato berpusat pada pembicara (Madame Branco), pembicara (Madame Branco) meminimalkan rasa hormat terhadap orang lain dengan mengkritik dirinya. Ketika dia (Nyonya Branco) harus memilih buah yang dipesannya, dia mengkritik penjual bahwa apel yang dikirimkannya berkualitas buruk.

Pelanggaran Maksim Kesederhanaan (Modesty Maxim)

BRANCO berada di peternakan milik Tn. PADA SAAT ITU SHERIFF MEMPERINGATKAN Bpk. BRANCO UNTUK TIDAK MENUNDA DAN MENGHAKIMI SESEORANG SAMPAI ORANG TERBUKTI BERSALAH. kami penulis esai retrouver dan il s'expliquera devant la justice. Je le capturerai et je le pendrai!!1 pas de kasihan tuangkan les voleurs de chevaux!!. Fortworth meminimalkan rasa hormat terhadap orang lain, sepertinya dia ingin main hakim sendiri, padahal dia (Tuan Fortworth) belum tahu apakah orang yang dia tuduh bersalah atau tidak.

Pelanggaran Maksim Kesederhanaan (Modesty Maxim)

Dalam hal ini, tanggapan lawan bicara sama saja dengan tindakan penolakan. sendok teh vous avez trouve. Tuturan yang disampaikan oleh Elliot (pembicara) dianggap tidak sopan dan melanggar maksim kesederhanaan, ketika penutur (Lucky) menyarankan untuk tidak datang ke desa India, namun penutur (Elliot) bersikeras untuk melakukan hal tersebut dan dia ( Elliot) akan menghadapi orang India sebagai imbalan atas jasanya. Moi je saurai faire parler ces face de terre cuite!” dapat dianalisis dengan menggunakan teknik Matching Comparison (HBS) dengan cara membandingkan dan mencocokkan respon pembicara (Lucky) dengan tuturan yang diucapkan oleh pembicara (Elliot).

Pelanggaran Maksim Kesepakatan (Agreement Maxim)

Pernyataan “Non, j'aime mon wiski dans une verre..” merupakan respon Lucky (partner) untuk menyatakan ketidaksetujuannya terhadap tawaran Elliot, partner (Lucky) tidak ingin memburu penjahat, dia hanya ingin minum wiski. Tuturan “Non, j’aime mon wiski dans une verre…” dapat dianalisis dengan menggunakan teknik Comparative Comparative Relationship (HBS) dengan cara membandingkan dan mencocokkan reaksi mitra tutur (Lucky) dengan tuturan yang diucapkan penutur ( Elliot).

Pelanggaran Maksim Kesepakatan (Agreement Maxim)

Respon lawan bicara adalah marah dan tidak menyetujui permintaan penutur, oleh karena itu respon tersebut setara dengan tindakan penolakan dan mempunyai tingkat audibilitas yang tinggi yang ditandai dengan tanda seru (!) yang menunjukkan bahwa lawan bicara sedang marah. “Fortworth m'a paye pour que de les poses partout c'est ce que je vais faire” juga melanggar maksim apresiasi, karena penutur (Le vendeur de journaux) tidak menghormati penutur (Elliot). Respon lawan bicara setara dengan tindakan penolakan dan mempunyai tingkat audibilitas yang tinggi karena terlihat dari ekspresi pada gambar bahwa lawan bicara (Lucky) sangat marah kemudian ditandai dengan tanda baca.

Pelanggaran Maksim Maksim Simpati (Sympathy Maxim)

  • Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim) dan Pelanggaran

Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim) dan Maksim

Pepatah mengatakan "Donne nous le cheyenne et nous te laissons partir!" dapat dianalisis dengan menggunakan teknik perbandingan perbandingan (HBS) dengan cara membandingkan dan mencocokkan respon pembicara (Elliot) dengan tuturan yang diucapkan oleh pembicara (Jack). Dalam pepatah "Donne nous le cheyenne et nous te laissons partir!" Nampaknya penutur kurang memperhatikan maksim kemurahan hati. Dari contoh pidato “Donne nous le cheyenne et nous te laissons partir!” dapat dianalisis dengan menggunakan teknik perbandingan perbandingan (HBS), yaitu dengan membandingkan dan mencocokkan reaksi Elliot (lawan bicara) dengan tuturan yang diucapkan pembicara (Jack).

Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim) dan Maksim

Paleface menyebut orang India biadab lebih dari sekali, saya akan membuktikan orang India tidak bersalah). Fortworth (pembicara) menuduh rekannya (Le Cheyenne), ia menyatakan bahwa meskipun ia (Tuan Fortworth) telah membawa kudanya ke ruang sidang, itu tidak cukup untuk membuktikan bahwa salah satu orang Indian itu bersalah mencuri kudanya. Fortworth berbicara dengan santai tanpa memberikan bukti apa pun bahwa orang-orang Indian itu memang bersalah karena mencuri salah satu milik Mr.

Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim) dan Maksim

Dalam pidatonya "Visage pâle a encore eu la langue fourchue!" nampaknya Le Cheyenne (pembicara) tidak memperhatikan maksim kebijaksanaan dalam memaksimalkan kerugian orang lain. Dengan tulisan "Visage pâle a encore eu la langue fourchue!" apa yang disampaikan oleh pembicara (Le Cheyenne) dapat dianalisis dengan teknik Comparative Comparative Relationship (HBS) dengan cara membandingkan dan. Pepatah mengatakan "Visage pâle a encore eu la langue fourchue!" Hal tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan teknik Matching Comparison (HBS) dengan cara membandingkan dan mencocokkan reaksi penutur (Lucky) dengan tuturan yang diucapkan penutur (Le Cheyenne).

Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim) dan Maksim

La vie d'un cheval est en jeu" nampaknya penutur (Tuan Fortworth) tidak memperhatikan maksim kebijaksanaan karena memaksimalkan kerugian bagi orang lain. "La vie d'un cheval est en jeu" bisa jadi dianalisis dengan menggunakan teknik Comparative Relations (HBS) dengan cara membandingkan dan mencocokkan respon penutur (Lucky) dengan tuturan yang diucapkan oleh penutur (Mr. Fortworth), Oleh karena itu tuturan yang diucapkan oleh Lucky (lawan bicara) dianggap melanggar maksim evaluatif karena dia (Lucky) dianggap tidak sopan. Ketika pembicara (Tuan Fortworth) senang, dia (Lucky) langsung menyela pembicaraan dan dia (Lucky) memanggil kudanya untuk segera menjauh dari pembicara.

Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim), Maksim

Saat itu Lucky baru saja mengunjungi desa India, lalu dia. 89 s'il est dans la Reserve. tapi aku tidak tahu apa yang akan kamu lakukan. Saat itu Bartender bertanya kepada orang Indian itu apa yang ingin mereka minum, salah satu orang Indian itu menjawab ingin minuman api. Namun permintaan tersebut ditolak oleh orang India lainnya karena menurut mereka minuman keras tersebut tidak baik bagi orang India tersebut maupun bagi Lucky.

PENUTUP

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Untuk perlindungan dan pemenuhan hak anak, pemerintah telah membuat dan menjalankan program-program yang sesuai dengan hal yang berkaitan pada perlindungan dan