• Tidak ada hasil yang ditemukan

pelatihan pengembangan wisata syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pelatihan pengembangan wisata syariah"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

1711130147 berjudul “Pelatihan Pengembangan Wisata Syariah di Desa Bukit Kecamatan Semidang Lagan Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu”, Program Studi Ekonomi Syariah Jurusan Ekonomi Islam ditinjau dan diperbaiki sesuai saran dari Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II. Pelatihan Pengembangan Wisata Syariah di Desa Bukit, Kecamatan Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu (Studi di Desa Bukit, Kecamatan Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu) oleh Wahyu Mustaheru, NIM1711130147. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pelatihan Pengembangan Wisata Curug Cay di Desa Bukit Kecamatan Semidang Lagan Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu”.

Penyusunan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mewujudkan pengembangan Curug Cay berbasis syariah dalam kegiatan pengembangan pariwisata Curug Cay Desa Bukit menuju Wista Syariah. Memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Program Studi Ekonomi Islam Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu yang telah mengajar, membimbing dan menyebarkan berbagai ilmu dengan penuh keikhlasan. Staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Agama Islam Negeri IAIN Bengkulu yang telah memberikan pelayanan yang baik dalam hal administrasi.

Pendidikan

Artinya wisata ini tidak akan menawarkan fasilitas yang bertentangan dengan syariat Islam, seluruh pengelolaan wisata mulai dari akomodasi, tempat ibadah, akomodasi, makanan dan destinasi. Wisata-wisata tersebut akan dirancang sedemikian rupa untuk memberikan kenyamanan kepada para wisatawan saat melakukan wisata tersebut. Sektor ekonomi syariah yang mengalami pertumbuhan signifikan pada produk gaya hidup di sektor pariwisata adalah pariwisata syariah.

Wisata syariah tidak hanya mencakup keberadaan tempat ziarah dan tempat wisata religi saja, namun juga mencakup ketersediaan fasilitas pendukung seperti restoran dan hotel yang menyediakan makanan halal dan tempat ibadah. Produk dan jasa pariwisata serta destinasi wisata dalam pariwisata syariah sama dengan pariwisata pada umumnya, sepanjang tidak bertentangan dengan nilai dan etika syariah. Potensi wisata syariah di Indonesia sangat tinggi dan dapat menjadi alternatif wisata konvensional, namun nama brand dan kemasannya masih belum memiliki konsep yang tepat.

Dengan begitu, wisatawan akan merasa tenang dan menikmati perjalanannya tanpa perlu khawatir menerapkan syariah, bahkan brand Pariwisata Syariah di Indonesia belum mendapat persetujuan dari menteri. Dalam forum diskusi kelompok bertajuk Halal Tourism and Lifestyle 2015 yang dilakukan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di NTB, menurut Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya (2015), nama “Wisata Syariah” dinilai kurang laku di masyarakat. pasar pariwisata Indonesia. Nama yang ditawarkan Menpar adalah Universal Tourism (UT) karena memuat peraturan dan nilai-nilai syariah dalam isi paket dan kemasan Wisata Syariah sehingga dapat digunakan oleh wisatawan selain wisatawan muslim.

Pendapat senada juga diungkapkan Anggota Masyarakat Ekonomi Syariah (MAS), Sapta Nirwandar, bahwa penggunaan brand pariwisata syariah masih kontroversial dan penggunaannya sering diidentikkan dengan radikalisme. Oleh karena itu, perlu dirumuskan konsep branding yang sesuai untuk pengembangan wisata syariah di Indonesia.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Sasaran Kegiatan

Sasaran sasarannya adalah subyek sasaran program Pengabdian Kepada Masyarakat (CP), beserta subyek sasarannya. Pada Pelatihan Pengembangan Wisata Syariah ini kami tidak hanya memberikan sosialisasi, kami juga membantu melengkapi fasilitas-fasilitas yang belum tersedia di objek wisata Curug Cay. Dalam proses penjualan kantin halal, banyak wisatawan yang masih belum berani membeli makanan atau minuman akibat besarnya wabah Covid-19, dan pada akhirnya wisatawan membawa perbekalan sendiri saat berwisata ke Curug Cay.

Penelitian Terdahulu

Kedua, penelitian yang fokus pada standar penyelenggaraan Pariwisata Halal, Adrian Adi Hamzah pernah melakukan penelitian dengan judul Implementasi Standardisasi Pelayanan Pariwisata Halal dalam Keamanan Pariwisata di Nusa Tenggara Barat. Di sini faktor hukum sangat berpengaruh sebagai pendorong penerapan dan pertumbuhan wisata halal di Nusa Tenggara Barat. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, peraturan perundang-undangan di bidang pariwisata halal mengatur destinasi dan industri pariwisata.

Ketiga, penelitian yang fokus menganalisis pasar wisata halal, Ade Ela Pratiwi melakukan penelitian bersama. Sedangkan sisanya belum paham sehingga masih ragu dengan pasar wisata halal di Jogja. Penelitian dilakukan pada beberapa sektor yaitu indikator produk destinasi, indikator kualitas pelayanan dan atribut wisata syariah yang dibutuhkan.

Keempat, penelitian yang fokus pada implementasi wisata halal, Tiara Arum Prameswari melakukan penelitian dengan judul Potensi Daya Tarik Wisata Halal di Kabupaten Boyolali. Kelima, penelitian yang fokus pada implementasi wisata halal, Hafizah Awali melakukan penelitian dengan judul Komodifikasi Pariwisata Halal NTB dalam Promosi Destinasi Wisata Islami di Indonesia. Dikatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana persepsi dan preferensi masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta, terhadap pariwisata syariah.

Dimensi pariwisata syariah di Jakarta dengan mengadaptasi indikator yang dikemukakan oleh Global Muslim Travel Index pada tahun 2001.2 Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa variabel pariwisata syariah di Jakarta masih memiliki kinerja yang rendah meskipun tingkat signifikansinya tinggi. Namun di sisi lain, ada variabel yang tingkat kepentingannya tinggi dan kinerjanya baik dan menjadi kekuatan pariwisata syariah Jakarta, sedangkan ada juga variabel yang tingkat kepentingannya rendah dan kinerjanya juga ikut dievaluasi.

Sistematika Penulisan

PENDAHULUAN

METODE PELAKSANAAN

GAMBARAN OBYEK KEGIATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENUTUP

  • Manfaat Pelatihan
  • BIAYA KEGIATAN
  • Gambaran Wilayah
  • Penduduk
  • Pekerjaaan
  • Pendidikan
  • Sosial agama

Wawancara juga dilakukan pada kesempatan ini khususnya mengenai kondisi lingkungan, masyarakat dan tentang perkembangan objek wisata Curug Cay sehubungan dengan program pelatihan syariah tempat wisata. Setelah mempertimbangkan berbagai permasalahan terkait topik pelatihan pengembangan atraksi wisata syariah, maka pada tahap perencanaan ini ditentukan permasalahan sebagai berikut. Nama Kegiatan: Pelatihan Pengembangan Wisata Syariah di Objek Wisata Curug Cay, Desa Bukit, Kecamatan Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu.

Alasan dipilihnya kegiatan ini : Karena masih sedikitnya objek wisata syariah yang menerapkannya di Bengkulu dan objek wisata Curug Cay mempunyai potensi untuk mengembangkan wisata syariah. Sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam pelatihan pengembangan pariwisata syariah: karang taruna, perangkat desa, dan pengelola pariwisata. Waktu dan pelaksanaan kegiatan: waktu pelaksanaan kegiatan pada tanggal 31 Mei pada program pelatihan Pengembangan Objek Wisata Syariah.

Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan, secara umum dapat dikatakan bahwa program Pelatihan Pengembangan Objek Wisata Syariah mampu membantu pejabat BUMDES dan warga setempat dalam mengelola dan melaksanakan pariwisata syariah Islam dari segala aspek juga. produksi pangan, tempat ibadah, tujuan program penulis dapat tercapai secara maksimal. Melalui program pelatihan ini, kami berharap para pengelola pariwisata semakin memahami pariwisata syariah dan mengenal pariwisata syariah di kalangan wisatawan yang berkunjung. Pada tanggal 15 Mei 2021, tahap awal kami meminta izin kepada kepala desa untuk mengadakan pelatihan pengembangan wisata syariah pada tanggal 31 Mei 2021.

Penelitian dilakukan di objek wisata Curug Cay, Desa Bukit, Kecamatan Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Terletak di Desa Bukit, Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah, air terjun ini layak untuk dikunjungi karena pesonanya yang memanjakan mata. “Nama air terjunnya Curug Cay,” kata Ali Ali Amran, Kepala Desa Bukit, Kecamatan Talang Empat, kepada Okezone.

Untuk pendidikan baik formal maupun normal di Desa Bukit, Kecamatan Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu.

Tabel 3.1 : Roadmap pengabdian Masyarakat
Tabel 3.1 : Roadmap pengabdian Masyarakat

HASIL KEGIATAN

  • Wisata
  • Wisata Syariah dan ruang lingkupnya a. Pengertian Wisata Syariah
  • Pelatihan Pengembangan Wisata Syariah 1. Pembahasan
  • Saran

Individu-individu dalam masyarakat manusia menguasai seperangkat norma dengan sendirinya, bukan karena proses alamiah, melainkan memperolehnya melalui suatu proses yang disebut proses belajar atau dalam istilah sosiologi disebut “proses sosialisasi”. 10 Tahun 2009, pengertian pariwisata adalah: kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi, pengembangan diri atau mempelajari keunikan tempat wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Hal-hal yang dapat menarik seseorang untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata antara lain adalah benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (natural facility), yang meliputi iklim, alam, hutan, flora dan fauna, benda-benda hasil karya manusia (man-made). penyediaan), yang meliputi benda-benda bersejarah, museum, kesenian rakyat, tempat ibadah dan acara adat, serta cara hidup masyarakat, yang meliputi kebiasaan hidup dan adat istiadat.

Di Indonesia pada umumnya dan di Bali pada khususnya, banyak hal yang dapat dijadikan daya tarik wisata, misalnya saja kesenian rakyat, upacara adat dan religi.Menurut Mariotti (1985) dan Yoeti (1987) (dalam Sunaryo, 2013); Dinyatakan bahwa faktor terpenting yang dapat mengundang wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi. Di suatu destinasi juga harus tersedia barang-barang yang dapat dibeli wisatawan dan dibawa pulang ke tempat asal. Pengertian wisata syariah adalah perjalanan wisata yang seluruh prosesnya sejalan dengan nilai-nilai syariah Islam.

Sebab tujuan wisata syariah semata-mata untuk mencari keridhaan Allah, bukan mencari keuntungan duniawi melalui kuburan. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa wisata syariah adalah wisata yang tidak mengandung unsur maksiat dan sistem pengelolaannya sesuai dengan nilai-nilai syariat Islam. Dewan Syariah Indonesia Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan Fatwa nomor 108/DSN-MUI/X/2016 tentang pedoman penyelenggaraan pariwisata berdasarkan syariah. Tujuan dari pelatihan pengembangan Pariwisata Syariah adalah agar BUMDES dan masyarakat desa dapat memaksimalkan program dan bisnis masa depan yang telah dirancang dengan baik.

Dengan adanya pengabdian kepada masyarakat, program Pelatihan Pengembangan Pariwisata Syariah sangat disambut baik karena mereka merasa membutuhkannya. Melalui kegiatan ini, menambah ilmu dan mempelajari bagaimana wisata syariah, para aparatur BUMDES dapat membantu desa-desa dalam meningkatkan taraf perekonomiannya dengan dampak yang besar maupun kecil. . objek wisata. Keberadaan industri pariwisata syariah bukan menjadi ancaman terhadap industri pariwisata yang sudah ada, namun justru sebagai pelengkap dan tidak menghambat kemajuan usaha pariwisata yang sudah ada. juga dapat menikmati layanan syariah yang beretika. Wisata Curug Cay mempunyai potensi untuk menerapkan Wisata Syariah, namun masih banyak yang bisa diterapkan.

Saran yang dapat diberikan untuk kegiatan yang bermanfaat secara sosial untuk program pengembangan pariwisata syariah adalah berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diberikan beberapa saran untuk penggunaan dan penerapannya antara lain.

Gambar

Table 1.1:Luaran Yang Dicapai
Table 2.1: Komparasi wisata konvensional, wisata religi, dan wisata  syariah
Tabel 3.1 : Roadmap pengabdian Masyarakat
Tabel 4.1: Jadwal Pelaksaan Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Their findings reveal that there is significant negative relationship between earnings quality and abnormal audit report delay while abnormal audit report delay exhibits a negative