Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat http://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/btj/index ISSN: 2722-3043 (online)ISSN: 2722-2934 (print) Vol 3 No 4 2021
Hal 441-446
Pelatihan Penggunaan Learning Management System (LMS) bagi Guru Sebagai Mitra Asistensi Mengajar Program MBKM
Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako
Sahrul Saehana*, Muhammad Ali, Darsikin, Nurgan dan Delthawati Is Ratnaningtyas Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako
Abstrak: Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas output pendidikan dengan melakukan sejumlah aktivitas seperti asistensi mengajar di satuan pendidikan oleh mahasiswa.
Learning management system (LMS) sangat dibutuhkan untuk melaksanakan program asistensi mengajar khususnya dalam melakukan evaluasi. Tujuan program ini adalah untuk melatih guru di sekolah mitra dalam menggunakan LMS sehingga dapat mendampingi mahasiswa dalam program asistensi mengajar. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk pelatihan dimana guru dilatih menggunakan LMS. Mitra kegiatan ini adalah SMP dan SMA di Propinsi Sulawesi Tengah. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan wawancara. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa guru dapat memanfaatkan dengan baik aplikasi evaluasi berbasis LMS yang dirancang oleh tim pengabdi. Hasil wawancara memperkuat hal ini, dimana guru tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan aplikasi penilaian bagi mahasiswa program asistensi mengajar karena dilengkapi petunjuk yang jelas.
Kata Kunci: Asistensi Mengajar; LMS; Merdeka Belajar Kampus Merdeka
Abstract: The Independent Learning Campus Independent Program is a national program that improves scholarly output quality by carrying out activities such as teaching assistants in academic units by students. A learning management system (LMS) is needed to carry out teaching assistance programs, especially evaluations. This program aims to train teachers at partner schools in using the LMS so that they can assist students in teaching assistance programs. This activity is carried out in training where teachers are trained to use LMS. Partners of this activity are junior and senior high schools in Central Sulawesi Province. The instruments used are observation sheets and interviews. From the observations, it is known that teachers can make good use of the LMS-based evaluation application designed by the service team. The results of the interviews reinforce this, where the teacher does not experience difficulties in using the assessment application for students in the teaching assistant program because it is equipped with clear instructions.
Keywords: AssistantS Mengajar;LMS; Merdeka Studied Merdeka Campus
© 2021 Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Received: 12 November 2021 Accepted: 11 Desember 2021 Published: 12 Desember 2021 DOI : https://doi.org/10.20527/btjpm.v3i4.4333
How to cite: Saehana, S., Ali, M., Darsikin, D., Nurgan, N., & Ratnaningtyas, D. I.
(2021). Pelatihan penggunaan learning management system (LMS) bagi guru sebagai mitra asistensi mengajar program MBKM prodi pendidikan fisika fkip universitas tadulako. Bubungan Tinggi Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(4), 441-446.
Saehana et al/Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3 (4) 2021 441-446
PENDAHULUAN
Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM) merupakan salah satu kebijakan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem. Salah satu program dari kebijakan MBKM ini adalah Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi. Program tersebut merupakan amanah dari berbagai regulasi/landasan hukum pendidikan tinggi dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan pendidikan tinggi. Tujuan kebijakan MBKM, program “hak belajar tiga semester di luar program studi” adalah untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2020).
Bentuk-bentuk MBKM adalah pertukaran pelajar, magang/praktik kerja di Industri atau tempat kerja lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi/proyek independen, dan mengikuti program kemanusiaan (Dirjen Pendidikan Tinggi, 2020). Jumlah satuan pendidikan di Indonesia sangat banyak dan beragam permasalahan baik satuan pendidikan formal, non formal maupun informal. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk asistensi mengajar dilakukan oleh mahasiswa di satuan pendidikan seperti sekolah dasar, menengah, maupun atas.
Sekolah tempat praktek mengajar dapat berada di lokasi kota maupun di daerah terpencil.
Tujuan program asistensi mengajar di satuan pendidikan antara lain: 1) Memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang memiliki minat dalam bidang pendidikan untuk turut serta mengajarkan dan memperdalam ilmunya
dengan cara menjadi guru di satuan pendidikan. 2) Membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan, serta relevansi pendidikan dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi dan perkembangan zaman (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2020).
Program Studi Pendidikan Fisika (PSPF) Universitas Tadulako melaksanakan program asistensi mengajar pada SMP dan SMA di Kota Palu pada tahun 2021 (Tim MBKM Universitas Tadulako, 2021). Namun demikian, program ini belum dipersiapkan dengan baik karena merupakan program baru serta media seperti LMS belum tersosialisasi dengan baik. Salah satu mitra PSPF dalam melaksanakan kegiatan tersebut adalah guru. Dimana guru membimbing serta memantau mahasiswa dalam program asistensi mengajar di sekolah.
Pelaksanaan asistensi mengajar oleh peserta yaitu mahasiswa menggunakan Learning Management System (LMS).
Olehnya peran guru cukup vital dalam kegiatan asistensi mengajar MBKM ini.
Diketahui bahwa seluruh guru mitra telah mengenal dengan baik penggunaan komputer namun demikian belum terbiasa dengan LMS yang dimanfaatkan dalam kegiatan ini. Beberapa studi menunjukkan, penguasaan LMS bagi guru masih sangat rendah karena dirancang dengan petunjuk yang kurang jelas dan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan (Buntoro, Ariyadi, & Astuti, 2018; Holland & Muilenburg, 2011;
Somantri, Abidin, Wibowo, & Wiyono, 2017; Wahyuni, 2019; Yoyon, Lusi, &
Romet, 2019). Selain itu, rendahnya hal ini juga disebabkan karena program ini masih relatif baru sehingga guru belum familiar. Sejumlah guru menuturkan bahwa guru masih cenderung menggunakan google classroom dalam pembelajaran atau bahkan menggunakan aplikasi whatssapp di masa pandemik saat ini. Tujuan kegiatan ini adalah
Saehana et al/Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3 (4) 2021 441-446
melatih guru dalam menggunakan LMS sebagai bagian dari pembelajaran daring yang mendukung program asistensi mengajar dalam MBKM.
METODE
Adapun metode pendekatan yang ditempuh untuk melaksanakan program ini adalah pelatihan penggunaan LMS bagi empat orang guru mitra pada SMP Negeri 1 Tanantovea Kabupaten Donggala pada tanggal 30 dan 31 Agustus 2021. Proses pembelajaran ditempuh dengan metoda ceramah, demonstrasi dan tanya jawab. Data hasil observasi dilakukan analisis persentase sedangkan hasil wawancara dianalisis secara kualitatif.
Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi program ini adalah lembar observasi dan wawancara. Indikator untuk menilai keberhasilan kegiatan ini yaitu peserta dapat menggunakan LMS dan memanfaatkannya dalam proses pembelajaran serta asistensi mengajar.
Selanjutnya untuk mengetahui ketuntasan dan daya serap peserta dalam kegiatan ini digunakan analisis persentase. Adapun kriteria keberhasilan kegiatan ini adalah apabila penguasaan materi peserta tergolong baik (di atas 70%).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada semester ganjil tahun akademik 2021/2022, PSPF telah melaksanakan program MBKM dengan beberapa kegiatan yaitu Pertukaran Mahasiswa, Bina Desa, Proyek Kemanusiaan, Program Kewirausahaan dan Asistensi Mengajar di satuan pendidikan. Dalam Program Asistensi Mengajar, PSPF telah bermitra dengan sejumlah sekolah menengah baik SMP maupun SMA. Sekolah tersebut tersebar di beberapa kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah.
Adanya mahasiswa program asistensi mengajar sangat membantu proses pembelajaran yang masih berlangsung
secara daring di SMPN 1 Tanantovea.
Guru pamong sebagai pembimbing sekaligus pengarah kegiatan mahasiswa di sekolah juga berperan dalam menilai mahasiswa dengan menggunakan aplikasi LMS ini. Melalui aplikasi ini pula, pengelola MBKM di FKIP Universitas Tadulako dapat memonitoring dan mengevaluasi kegiatan mahasiswa dengan fasilitas LMS yang ada.
Pada kegiatan ini, guru pamong di sekolah dilatih mengunakan LMS yang telah dirancang oleh tim pengabdi. Tim pengabdi telah mengembangkan form penilaian program kampus mengajar seperti diperlihatkan pada Gambar 1.
Form ini dapat diakses pada laman beralamat https://www.ebelajar.net.
Gambar 1 Tampilan Awal Form Penilaian
Guru sebagai pengguna dapat menggunakan format penilaian dengan mengklik link “Format Penilaian Kampus Mengajar” seperti pada Gambar 1. Pengguna kemudian dapat mengisi sejumlah pertanyaan sebagai bagian dari instrumen monev kegiatan ini, seperti yang tertera pada Gambar 2.
Gambar 2 Sejumlah Pertanyaan dalam LMS Kegiatan Asistensi Mengajar
Saehana et al/Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3 (4) 2021 441-446
Pada instrumen ini terdapat sejumlah pertanyaan dengan bobot yang berbeda- beda. Total bobot penilaian adalah 400 seperti ditunjukkan oleh Gambar 3. Total bobot yang diraih oleh mahasiswa ditunjukkan pada sistem ini.
Gambar 3 Format Penilaian Kampus Mengajar di LMS
Program di atas kemudian dilatihkan pada guru pamong di SMPN 1 Tanantovea seperti terdokumentasi pada Gambar 4. Guru diberikan kesempatan untuk mencoba program di bawah bimbingan oleh tim pengabdi. Simulasi penilaian dilakukan pada salah satu mahasiswa sehingga diperoleh nilai akhir pelaksanaan kegiatan ini.
Gambar 4 Foto Pendampingan Guru dalam Menggunakan LMS
Berdasarkan hasil evaluasi kemampuan guru dalam menggunakan LMS diketahui bahwa guru dapat memanfaatkan aplikasi dengan baik. Hal ini disebabkan karena aplikasi didesain dengan sederhana dan instruksi yang
tersedia jelas sehingga mudah untuk diikuti.
Tujuan program ini adalah untuk melatih guru di sekolah mitra dalam menggunakan LMS sehingga dapat mendampingi mahasiswa dalam program asistensi mengajar. Hingga saat ini tim pengabdi telah mempersiapkan mahasiswa untuk mengikuti program MBKM dan merancang aplikasi untuk monev mahasiswa. Memperkenalkan aplikasi berbasis LMS tersebut pada guru juga telah dilakukan oleh tim pengabdi walaupun evaluasi terhadap kemampuan guru belum dilakukan.
Melalui kegiatan pelatihan ini, guru khususnya di SMPN 1 Tanantovea dapat menguasai penggunaan LMS sehingga dapat menjadi mitra asistensi mengajar Program MBKM yang dilaksanakan oleh Prodi Pendidikan Fisika Universitas Tadulako. LMS diyakini mampu meningkatkan interaksi antar guru dan siswa sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan meskipun bukan di dalam kelas (Simanullang & Rajagukguk, 2020). Selain itu media ini dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna melalui kepuasan peserta didik (Muhardi, Gunawan, Irawan, & Devis, 2020). Pelatihan yang diberikan kepada guru juga sejalan dengan literatur bahwa guru menjadi sumber utama untuk memaksimalkan fungsi dari LMS (Fearnley & Amora, 2020; Oguguo et al., 2020; Santiago et al., 2020; Thanh Khoa, Ho Chi, Minh Ha, Viet Hoang Nguyen,
& Huu Bich, 2020).
Sejumlah referensi di atas sejalan dengan hasil kegiatan ini yaitu adanya LMS dapat memperlancar kegiatan evaluasi dan sangat membantu guru dalam melaksanakan tugasnya. Di sisi lain, beberapa keterbatasan yang dialami oleh tim pengabdi di lapangan adalah adanya Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga jumlah guru pamong yang terlibat masih terbatas pada satu sekolah saja. Apabila kondisi telah membaik maka tim pengabdi
Saehana et al/Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3 (4) 2021 441-446
berencana melakukan kegiatan sejenis pada guru di sekolah mitra lainnya.
SIMPULAN
Tim pengabdi telah melakukan kegiatan pelatihan penggunaan LMS pada guru pamong di sekolah mitra program kampus mengajar program MBKM. Guru telah mampu menggunakan LMS dalam mengevaluasi mahasiswa program asistensi mengajar.
Hasil evaluasi ini sangat membantu program studi dalam mengetahui aktivitas mahasiswa di sekolah. Dalam kegiatan selanjutnya, tim pengabdi akan mengembangkan LMS untuk membantu pembelajaran bagi mahasiswa dan guru di sekolah.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih disampaikan pada FKIP Universitas Tadulako yang telah memberikan bantuan untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian dengan nomor penetapan 3013/UN28/KU/2021 tanggal 23 April 2021.
DAFTAR PUSTAKA
Buntoro, G. A., Ariyadi, D., & Astuti, I.
P. (2018). Pemanfaatan e-learning quipper school oleh guru dan siswa untuk optimalisasi pembelajaran di MAN 1 ponorogo. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), 1(2), 157-167
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Dirjen Pendidikan Tinggi. (2020). Buku Panduan MBKM. In Dirjen Pendidikan Tinggi.
Fearnley, M. R., & Amora, J. T. (2020).
Learning management system adoption in higher education using the extended technology acceptance model. IAFOR Journal of Education, 8(2), 89–106.
Holland, C., & Muilenburg, L. (2011).
Student perceptions of mobile learning : A review of current research. Proceedings of Society for Information Technology @ Teacher Education International Conference 2011, 2011, 1643–
1650.
Muhardi, M., Gunawan, S. I., Irawan, Y., & Devis, Y. (2020). Design of web based LMS (Learning Management System) in SMAN 1 Kampar Kiri Hilir. Journal of Applied Engineering and Technological Science (JAETS),
1(2), 70–76.
https://doi.org/10.37385/JAETS.V1 I2.60
Oguguo, B. C. E., Nannim, F. A., Agah, J. J., Ugwuanyi, C. S., Ene, C. U.,
& Nzeadibe, A. C. (2020). Effect of learning management system on Student’s performance in educational measurement and evaluation. Education and Information Technologies 2020 26:2, 26(2), 1471–1483.
https://doi.org/10.1007/S10639- 020-10318-W
Santiago, B. J., Ramírez, J. M. O., Rodríguez-Reséndiz, J., Dector, A., García, R. G., González-Durán, J.
E. E., & Sánchez, F. F. (2020).
Learning management system- based evaluation to determine academic efficiency performance.
Sustainability 2020, Vol. 12, Page
4256, 12(10), 4256.
https://doi.org/10.3390/SU1210425 6
Simanullang, N. H. S., & Rajagukguk, J.
(2020). Learning Management System (LMS) based on moodle to improve students learning activity.
Journal of Physics: Conference Series, 1462(1), 012067.
https://doi.org/10.1088/1742- 6596/1462/1/012067
Somantri, O., Abidin, T., Wibowo, D.
S., & Wiyono, S. (2017).
Peningkatan kemampuan guru
Saehana et al/Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3 (4) 2021 441-446
dalam e-learning sebagai media pembelajaran berbasis teknologi informasi di SMA negeri 1 subah.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 23(3), 332–337.
https://doi.org/10.24114/JPKM.V2 3I3.7455
Thanh Khoa, B., Ho Chi, al, Minh Ha, N., Viet Hoang Nguyen, T., & Huu Bich, N. (2020). Lecturers’
adoption to use the online learning management system (LMS):
Empirical evidence from TAM2 model for Vietnam. Ho Chi Minh City Open University Journal Of Science - Economics And Business Administration, 10(1), 3–17.
https://doi.org/10.46223/HCMCOU JS.ECON.EN.10.1.216.2020 Tim MBKM Universitas Tadulako.
(2021). Proposal PK-KM Universitas Tadulako Tahun 2021.
Palu: Universitas Tadulako.
Wahyuni, S. (2019). Pelatihan Penggunaan Aplikasi Edmodo Bagi Guru SMP dan SMA Smart Indonesia Pekanbaru (Universitas Lancang Kuning; Vol. 3).
Universitas Lancang Kuning.
https://doi.org/10.31849/DINAMIS IA.V3I1.2218
Yoyon, Y., Lusi, L., & Romet, R. M.
(2019). Workshop mobile learning menuju sekolah berbasis digital pada SMK negeri 1 siak kecil.
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 142–
146.
https://doi.org/10.31849/DINAMIS IA.V3I1.2695