• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PELATIHAN TATA KELOLA PENYEMBELIHAN HALAL DAN THOYYIB DI MUSHOLA AL-IKHLASH KECAMATAN CIBUGEL, SUMEDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PELATIHAN TATA KELOLA PENYEMBELIHAN HALAL DAN THOYYIB DI MUSHOLA AL-IKHLASH KECAMATAN CIBUGEL, SUMEDANG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DOI: https://doi.org/10.33558/devosi.v4i1.6918

PELATIHAN TATA KELOLA PENYEMBELIHAN HALAL DAN THOYYIB DI MUSHOLA AL-IKHLASH KECAMATAN CIBUGEL, SUMEDANG

Purnama Putra1, Yoyo Hambali2, Akmal Rizki Hasibuan3, Musyafa Amin Ash Shabah4, Rafika Rahmawati5, Acep Mulyadi6, Suprihatin7, Siti Asiah8, Agus

Supriyanto9

1,2,3,4,5,6,7,8,9 Universitas Islam 45 Email: 1[email protected]

Received: 15 Feb 2023 | Accepted: 21 Feb 2023 | Published: 30 Maret 2023 ABSTRACT

Idhul Adha is a holiday for Muslims around the world where on that day there is an activity, namely the slaughter of sacrificial animals, but there are issues and focuses that are faced first, the lack of knowledge of the general public about halal slaughter, second, namely the management of packaging and processing Qurbani meat. Community Service at the Faculty of Islamic Religion focuses on Eid al-Adha/qurban governance, especially in the management of sacrificial animals starting from slaughtering to packaging and processing of the meat.

Community service activities related to halal slaughter training and qurban meat packaging and processing governance aim to improve skills and knowledge about halal slaughtering and management of qurban meat packaging and processing for the Sukaraja Village Community and the Management of the Al-ikhlas Mushala RT.06/RW.02. The Community Service Team of the Faculty of Islamic Religion, Islamic University 45 (UNISMA) uses the training method. This activity was carried out offline by providing descriptions and examples indoors for the next stage to be practiced together with the residents of the Al-ikhlas Cibugel Mosque, Sumedang. The results of the implementation of community service activities which were manifested in the form of training on the slaughter and processing of halal and thoyyib sacrificial animals for the management of the Al-Ikhlas Mosque in Cibugel, Sumedang as a whole ran smoothly and were able to increase public understanding. This is evidenced by the enthusiasm, active involvement, contentment in the discussions and practices of most of the management. Another impact that the community received from this activity was in the form of increasing the community's sense of belonging to their religion and nation, dividing some of the qurbani meat, increasing community sensitivity and the spirit of mutual cooperation which in Sundanese terms is known as the concept of sabilulungan.

Keywords: Training, Halal Slaughter, Sacrificial Animals ABSTRAK

Hari Raya Idhul Adha merupakan hari besar umat Islam di seluruh dunia dimana pada hari tersebut didalamnya terdapat suatu kegiatan yakni penyembelihan hewan qurban, akan tetapi terdapat isu dan focus yang dihadapi pertama, minimnya pengetahuan masyarakat umum tentang penyembelihan halal, kedua yaitu Tata kelola pengemasan dan pengolah daging Qurban. Pengabdian Masyarakat Fakultas Agama Islam berfokus pada tatakelola idul adha/qurban terutama dalam pengelolaan hewan qurban yang dimulai dari penyembelihan hingga pengemasan dan pengolahan dagingnya. Kegiatan pengabdian masyarakat terkait pelatihan penyembelihan halal dan tatakelola pengemasan dan pengolahan daging qurban bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan tentang penyembelihan halal serta tata kelola pengemasan dan pengolahan daging qurban bagi Masyarakat Desa sukaraja dan Pengurus Mushala Al-ikhlas RT.06/RW.02. Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Agama

(2)

Islam Universitas Islam 45 (UNISMA) menggunakan metode pelatihan. Kegiatan tersebut dilakukan secara luring dengan memberikan uraian dan contoh secara indoor untuk kemudian tahap berikutnya dipraktikkan bersama – sama warga Mushala Al-ikhlas Cibugel, Sumedang.

Hasil dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang diwujudukan dalam bentuk pelatihan penyembelihan dan pengolahan hewan qurban yang halal dan thoyyib bagi pengurus Mushola Al-Ikhlas Cibugel, Sumedang secara keseluruhan berjalan dengan lancar dan mampu meningkatkan pemahaman masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan antusiasme, keterlibatan secara aktif, saling isi dalam diskusi dan praktik sebagian besar pengurusnya.

Dampak lain yang diterima masyarakat atas kegiatan ini berupa meningkatnya sense of belonging masyarakat terhadap agama dan bangsanya, terbaginya sebagian daging qurban, meningkatnya kepekaan masyarakat dan jiwa gotong royong yang dalam istilah sunda dikenal dengan konsep sabilulungan.

Kata Kunci: Pelatihan, Penyembelihan Halal, Hewan Qurban

PENDAHULUAN

Hari Raya Idhul Adha merupakan hari besar umat Islam di seluruh dunia dimana pada hari tersebut didalamnya terdapat suatu kegiatan yakni penyembelihan hewan ternak (Kurban) dengan tujuan mendapatkan ridho Allah SWT. Penyembelihan hewan ternak (kurban) secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab, yakni Qaraba, Yaqrabu, Quban wa qurbanan wa qirbanan yang memiliki arti dekat. Jadi, kurban berarti mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya. Kurban dalam pengertian kita sehari-hari sebenarnya diambil dari kata udhhiyah yakni bentuk jama’ dari kata ”dhahiyyah” yaitu sembelihan pada waktu dhuha tanggal 10 sampai dengan 13 Dzulhijjah. Dari sinilah muncul istilah

”Idul Adha”.(Suyana & Wulansari, 2019)

Ibadah qurban merupakan ibadah pemotongan hewan qurban yang diselenggarakan setiap tahun oleh umat muslim diseluruh dunia tepatnya saat merayakan hari raya idul adha. Dengan demikian, ibadah qurban secara tidak langsung akan berdampak terhadap kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat dimana ibadah qurban tersebut dilaksanakan. Dari aspek sosial ekonomi ibadah qurban tidak hanya hanya sebatas ritual kegamaan semata tetapi juga bisa sebagai penggerak perekonomian masyarakat terutama dalam pengadaan hewan qurban. Selanjutnya dalam aspek sosial budaya adalah bagaimana ibadah qurban dapat mengubah gaya hidup umat menjadi lebih sederhana yang jauh dari sifat konsumerisme dan gaya hidup berlebihan. Permasalahan yang selama ini terjadi di masyarakat adalah kurangnya kesadaran masyarakat (jamaah) tentang hikmah dari ibadah qurban

(3)

terutama dari aspek sosial ekonomi dan budaya. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat (jamaah) terhadap hikmah dari ibadah qurban terutama dari aspek sosial ekonomi dan budaya.(Hadi et al., 2020)

Jumlah penduduk Indonesia beragama Islam mencapai 88% atau sekitar 204.847.000 jiwa. Hari raya Idul Kurban merupakan hari suci umat Islam yang dirayakan setiap tahun. Dalam konteks Indonesia, pelaksanaan penyembelihan hewan kurban menjadi menarik mengingat banyaknya umat muslim yang berkurban.

Tahapan pemotongan merupakan titik kritis kehalalan daging sebagai bahan pangan, sehingga diperlukan pengetahuan pemotongan halal yang sesuai dengan Fatwa MUI dan perlunya pengetahuan serta keterampilan bagi juru sembelih halal.(Putra &

Hasbiyah, 2020; Wardani & Ramli, 2019)

Perkembangan ilmu dan teknologi membawa pengaruh di berbagai sektor kehidupan. Mulai dari makanan, cara berbelanja, pakaian dan lain sebagainya.

Dalam mengantisipasai hal hal tersebut, ajaran Islam telah siap dalam menghadapinya dengan prinsip-prinsip hukum yang telah ada. Berikut prinsip- prinsip mengenai halal-haram yang dikemukakan oleh DR Yusuf Qardhawi dalam karyanya ”Halal Haram fil Islam”.Pertama, hukum asal bagi setiap sesuatu adalah mubah. Tidak ada satupun sesuatu yang haram kecuali segelintir yang disebut haram oleh ajaran Islam. Para ulama merumuskan kaidah bahwa setiap sesuatu adalah boleh. Kaidah ini dirumuskan dari beberapa ayat Al-Qur’an, seperti Qur’an Surah Al-Baqarah 29, al-Jatsiyah 13, dan Surah Al-Luqman 20. Dengan demikian diketahui bahwa Allah Ta’ala tidak menciptakan semua yang dikaruniakan kepada manusia dalam keadaan haram, kecuali lalu dia mengharamkannya. (Solek, 2018)

Penyembelihan binatang tidak sama dengan mematikan. Mematikan binatang dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dipukul, disabet dengan senjata, disiram dengan air panas atau dibakar. Namun cara-cara tersebut tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan termasuk tindakan kejam. Adapun yang dimaksud penyembelihan binatang ialah memutus jalan makan, minum, nafas dan urat nadi pada leher binatang yang disembelih dengan menggunakan pisau, pedang, atau alat lain yang tajam sesuai dengan ketentuansyara`. Maka dari itu dalam melakukan penyembelihan harus dilakukan dengan baik dan benar. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah menetapkan supaya berbuat baik

(4)

terhadap segala sesuatu. Apabilakamu membunuh, bunuhlah dengan baik. Apabila kamu hendak menyembelih, sembelihlah dengan baik dan hendaklah mempertajam pisaunya dan memberikan kesenangan terhadap binatang yang disembelih. (HR.

Muslim).Sebagai orang yang beriman, kita tidak boleh menyembelih binatang secara sembarangan. Kita harus mengikuti tata cara dan ketentuan-ketentuan syarat dalam menyembelih binatang. Adapun mengenai penyembelihan hewan sebenarnya sudah diatur dalam Fatwa MUI Nomor 12 Tahun 2009 tentang Standar Sertifikasi Penyembelihan Halal. Pelatihan penyembelihan diperlukan sebagai wujud kepedulian dan pengembangan ilmu pengetahuan, serta usaha mewujudkan penyembelihan halal sesuai dengan Syara’ dan Fatwa MUI Nomor 12 Tahun 2009.

Adapun isu dan fokus pengabdian masyarakat ini adalah sebagai pertama, minimnya pengetahuan masyarakat umum tentang penyembelihan halal, kedua yaitu Tata kelola pengemasan dan pengolah daging Qurban.

Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim setidaknya merayakan hari besar keagamaan pada Hari Iedul Fitri dan Idul Adha. Pengabdian Masyarakat Fakultas Agama Islam periode ini berfokus pada bagaimana tatakelola idul adha/qurban terutama dalam pengelolaan hewan qurban yang dimulai dari penyembelihan hingga pengemasan dan pengolahan dagingnya. Pentingnya pengabdian masyarakat ini dikarenakan terkait penyembelihan menyangkut kehalalan daging yang akan dikonsumsi dan juga menjalankan atas rujukan Fatwa MUI Nomor 12 Tahun 2009 tentang Standar Sertifikasi Penyembelihan Halal. Pelatihan Penyembelihan Halal diperlukan sebagai wujud kepedulian dan pengembangan ilmu pengetahuan terhadap kebutuhan masyarakat dalam menjalankan peribadatan Dalam rangka memberikan solusi atas permasalahan mitra tersebut maka program pengabdian masyarakat yang diangkat dengan tema pelatihan penyembelihan halal dan tatakelola pengemasan dan pengolahan daging qurban agar mencapai tujuan berupa meningkatnya ketrampilan dan pengetahuan tentang penyembelihan halal serta tata kelola pengemasan dan pengolahan daging qurban bagi Masyarakat Desa sukaraja dan Pengurus Mushala Al-ikhlas RT.06/RW.02.

METODE PELAKSANAAN

(5)

Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Agama Islam Universitas Islam 45 (UNISMA) menggunakan metode pelatihan (Basri et al., 2022). Kegiatan tersebut dilakukan secara luring dengan memberikan uraian dan contoh secara indoor untuk kemudian tahap berikutnya dipraktikkan bersama – sama warga Mushala Al-ikhlas Cibugel, Sumedang.

Pelatihan secara indoor dilakukan dalam bentuk penyuluhan ditujukan agar peserta dalam hal ini adalah Pengurus Mushala Al-Ikhlash mengetahui dan meluruskan pemahaman terkait konsep penyembelihan hewan Qurban. Adapun Pelatihan secara outdoor dilakukan agar peserta pelatihan memahami dan melihat serta mempraktikan bagaimana melakukan penyembelihan dan pengelolaan hewan qurban secara halal dan thoyyib.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENGABDIAN MASYARAKAT Mitra dan Sasaran Pengabdian Masyarakat

Mitra dari kegiatan Pengabdian Masyarakat adalah Masyarakat Desa sukaraja dan Pengurus Mushala Al-ikhlas RT.06/RW.02 yang terletak di Kecamatan Cibugel Kab. Sumedang Adapun sasaran dalam program pengabdian masyarakat ini peningkatan pemahaman Masyarakat dan Pengurus Mushala tentang penyembelihan dan tata kelola penanganan Daging Qurban agar Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) sebagaimana Fatwa MUI Nomor 12 Tahun 2009 dan juga terkait kesejahteraan hewan dan higienisnya daging yang dibagikan.

Kerangka Pemecahan Masalah Mitra

Program Pengabdian Masyarakat dengan tema kegiatan yaitu : PELATIHAN PENYEMBELIHAN HALAL DAN TATAKELOLA PENGEMASAN DAN PENGOLAHAN DAGING QURBAN dilaksanakan dalam beberapa tahap utama sebagaimana dalam tabel 1 berikut :

Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat

NO Kegiatan Indikator Alat ukur Waktu

Kegiatan

(6)

1. Koordinasi dan

Pemetaan Permasalahan Mitra

Tersepakatinya Jenis kegiatan pengabdian Masyarakat serta waktu

Waktu dan Jenis Kegiatan, Pamflet, Spanduk

Mei 2022

2. Penyuluhan terkait Penyembelihan Halal dan Pentingnya

pengelolaan Daging agar Aman Sehat Utuh dan Halal

Terlaksananya Penyuluhan masyarakat dan pengurus Mushala Al- Ikhlas terkait tema pengabdian masyarakat.

Spanduk, Daftar Absen dan Foto Kegiatan

3 Juli 2022

3. Persiapan

a. Lokasi Pelatihan Penyembelihan dan pengolahan daging qurban b. Persiapan

Peralatan Penyembelihan (Pisau, Lobang) c. Lokasi Pengulitan

dan

Pendistribusian Karkas (daging) d. Pengadaan

Hewan Qurban

Terwujudnya area lahan yang akan digunakan untuk Ruang Penyembelihan dan pengolahan daging Qurban

Spot / Area lahan tersedia , Foto Kegiatan

4 Juli 2022

4. Praktik Pelatihan Penyembelihan dan Pengelolaan Daging Hewan Qurban

Tersembelihnya Hewan Qurban dan Pengelolaan Pengemasan Hewan Qurban

Foto Kegiatan 4 Juli 2022

Penyuluhan Penyembelihan dan Pengolahan Daging Qurban yang Halal dan Thoyyib

Sembelihan binatang merupakan perkara penting dalam kalangan umat Islam. Ini kerana ia menentukan sama ada dagingnya boleh dimakan atau tidak.(Razali & Yunus, 2018) Apabila seorang mukmin menyembelih maka sembelihnya dengan cara yang baik dan hendaklah menajamkan pisau dan memberi kelapangan bagi hewan yang disembelih, seseorang menyembelih hewan untuk dimakan bersama keluarga atau untuk disedekahkan kepada fakir miskin. Dalam hal ini islam telah memberikan aturan

(7)

dan tata cara menyembelih. Islam memerintahkan untuk berlaku baik dalam menyembelih, dimana alat yang digunakan harus benar-benar tajam dan tidak menyiksa hewan sebelum disembelih dan juga harus menyebut nama Allah(Adisti et al., 2020)

Penyembelihan adalah sengaja memutus saluran makanan, tenggorokan dan dua pembuluh darah hewan dengan alat yang tajam selain kuku dan gigi. Penyembelihan dimaksudkan untuk melepaskan nyawa hewan dengan jalan paling mudah, yang kiranya tidak menyakiti hewan tersebut. Tata cara penyembelihanpun sangat berpengaruh pada kehalalan hewan tersebut, karena penyembelihan yang tidak sempurna akan mengakibatkan hewan tersebut disamakan dengan bangkai, sedangkan Allah mengharamkan memakan bangkai. Hal tersebut dijelaskan dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014.(Kaco & Fitriana, 2020)

Daging yang sampai ke konsumen harus dipastikan adalah daging yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Pelaksanaan penyembelihan hewan qurban di lokasi-lokasi insidental tidak dilengkapi dengansarana-prasarana yang memadai sebagaimana di rumah potong hewan ruminansia (RPH-R). Selain itu sumber daya manusia yang menangani hewan dan daging lebih sering bersifat incidental.

(Winarso et al., 2017)

Penyuluhan dilakukan dimalam hari atas permintaan pengurus mushala al-Ikhlas dikarenakan agar tidak menggangu aktivitas harian mereka. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 3 Juli 2022 dengan dihadiri sebanyak 5 orang pengurus mushola. Adapun pemateri pada penyuluhan adalah Dr. Yoyo Hambali M.A terkait penyelenggaraan perayaan idul Qurban dan halal serta thoyyibnya sembelihan sebagaimana terlihat dalam gambar 1.

Gambar 1. Penyuluhan oleh Dr. Yoyo Hambali M.A

Kegiatan tersebut disajikan dalam bentuk sarasehan berjalan dengan menarik terlihat dari respon dari peserta untuk aktif bertanya terkait penyembelihan. Pemateri

(8)

kedua terkait teknis penyembelihan disampaikan oleh Purnama Putra M.Si dan team . Dalam penyuluhan ini peserta dikenalkan dengan berbagai macam bilah pisau untuk menyembelih dan teknik dalam penyembelihan berupa teknik dorong, teknik tarik maupun teknik kombinasi (DORIK : Dorong Tarik)

Jenis Pisau dan pengecekan standar tajam bilah

Gambar 2. Standar Ketajaman Pisau Sembelihan

Penyembelihan menurut Isti’lah ialah memutus jalan makan, minum, nafas,& urat nadi pada leher hewan dengan alat tajam, selain gigi,kuku,tulang, dan sesuai syariat.

Penyembelihan halal Al zabilah adalah perkara yang sangat penting dalam syariat islam dan dari segi bahasa yaitu potong atau menyembelih bagi menghilangkan nyawa binatang. Menyembelih ialah melenyapkan ruh binatang dengan cara memotong leher kerongkongan dan tenggorokan serta dua urat nadi dengan alat yang tajam, kecuali gigi dan tulang atau cara lain yang dibenarkan oleh syariat Islam. Dari segi syarat pula ialah menyembelih binatang yang mampu di kuasai dan harus dimakan dengan memutuskan urat darah dikiri dan kanan leher binatang dengan alat yang tajam karena Allah (Adisti et al., 2020; Fatah & Rohadi, 2010)

Penyembelihan juga harus dilakukan secara ihsan dan syar’i, mengingat hewan yg disembelih juga adalah makhluk allah yang mempunya insting dan rasa dan diusahakan tidak menyiksa pada hewan yang akan sembelih tersebut, juga harus di sembelih hanya satu kali sayatan saja agar hewan tersebut tidak merasa tersiksa dengan sembelihannya. Dan adapun Penyembelihan yang baik adalah sebagai berikut:

1. Penyembelihan dilakukan pada ternak dalam keadaan posisi rebah.

2. Hewan sembelihan digulingkan ke rusuk kiri dan dihadapkan ke kiblat.

3. Setelah ternak rebah dan terikat dengan baik, ternak ditengadahkan sehingga leher bawah terentang.

4. Pada lantai disediakan bak untuk menampung darah yang berdinding pendek.

(9)

5. Mengatur posisi executor (penyembelih) mencari posisi aman agar tidak terjadi kecelakaan.

6. Kemudian mengucapkan basmalah, sembelih dengan pisau yang tajam pada bagian leher sehingga kerongkongan, trakea, vena jugularis, dan arteri karotis terpotong.

7. Setelah vena jugularis dan arteri karotis terpotong, darah akan menyembur keluar.

8. Membiarkannya hingga hewan benar-benar mati.

Tahapan teknik Dorong :

1. Persiapan Menyembelih dimulai dari Ujung bilah yang menempel pada kulit dengan posisi dari 4 -7 jari (untuk Kambing atau domba) dari pangkal pertemuan kepala dan leher. Kepala kambing diposisikan leher menghadap keatas dan tanduk dibawah.

Tangan memegang ujung kepala dan ditekan kebawah. Pastikan Kuda Kuda kaki tepat dan kuat untuk mengantisipasi hewan bergerak.

2. Putar menuju kearah bawah untuk memutuskan nadi searah dengan didorong dan memutus kerongkongan, trakea, vena jugularis, dan arteri karotis.

Teknik Tarik

(10)

1. Persiapan Menyembelih dengan menempatkan kuda kuda yang dengan menekuk kaki kiri depan. Ujung Bilah diletakkan di bawah kepala dengan posisi kepala menyamping. Bilah yang menempel pada kulit dengan posisi dari 4 -7 jari (untuk Kambing atau domba) dari pangkal pertemuan kepala dan leher.

2. Putar searah dari arah bawah menuju atas untuk memutuskan nadi dengan didorong dan memutus kerongkongan, trakea, vena jugularis, dan arteri karotis.

3. Contoh Posisi awal sebelum penyembelihan pisau menghadap serong atas dari posisi bawah

Banyak pertanyaan yang akan dijawab pada teknis pelatihan penyembelihan yang dipraktikkan pada hari berikutnya.

Praktik Penyembelihan

Kegiatan pengabdian Masyarakat dihari ke dua dilakukan pada tanggal 4 Juli 2022 dengan dimulai dengan melakukan foto bersama antara pengurus Mushala al- ikhlas Cibugel, Sumedang. Sebagaimana dalam gambar 3 berikut :

(11)

Gambar 3. Foto Bersama sebelum praktik Penyembelihan

Kemudian tahap selanjutnya adalah tim pengabdian masyarakat FAI Unisma Bekasi mencontohkan dengan memperlihatkan teknis penyembelihan tarik adapun warga diminta untuk mempraktikan penyembelihan secara dorong sebagaimana terlihat dalam gambar 4.

Gambar 4. Praktikum Penyembelihan

Kegiatan selanjutnya dalam pengabdian masyarakat ini adalah dengan melakukan praktik teknik Pengulitan Hewan Qurban sebagaimana ditunjukan dalam gambar 5. Teknik pengulitan yang diajarkan kepada pengurus mushola Al-Ikhlas dengan dua jenis yaitu teknik gantung dan teknik rebah.

(12)

Gambar 5. Teknik Pengulitan Hewan Qurban

Setelah dikuliti Hewan Qurban diproses lebih lanjut dengan dipisahkan antara tulang, daging dan jeroan untuk kemudian dibagikan kemasyarakat sekitar Mushala Al- Ikhlas sebagaimana terlihat dalam gambar 6 berikut :

Gambar 6. Teknis Memisahkan tulang, daging dan jeroan

Pengabdian Masyarakat yang dilakukan selama dua hari ini diikuti oleh 23 orang yang terdiri dari 9 Peserta Laki laki dan 14 Peserta perempuan. Pemahaman dan antusiasme pengurus mushola Al-Ikhlas terlihat dari bagaimana mereka memberikan umpan balik berupa pertanyaan dalam sesi penyuluhan maupun pada sesi praktikum bahkan memberikan interupsi apabila terjadi ketidakjelasan dalam praktik maupun penjelasan pemateri. Praktikum penyembelihan hanya dilakukan 2 jenis namun didalam penjelasan materi baik dalam penyuluhan maupun sesi praktik dijelaskan ulang terkait teknik dorong, teknik tarik maupun teknik dorong dan tarik. Adapun untuk teknik pengulitan hewan qurban tim pengabdian masyarakat mengarahkan 2

(13)

jenis yaitu teknik gantung dan teknik rebah dengan alasan bagaimanapun kondisi lapangan terkait keterbatasan yang ada tim pengelola penyembelihan hewan qurban harus bisa memberikan kenyamanan dan perlakuan yang baik kepada hewan qurban yang dagingnya akan dibagikan kemasyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini selain memberikan pemahaman terkait teknis penyembelihan dan pengolahan hewan qurban yang halal dan thoyyib juga memberikan outcome berupa meningkatkan gerakan sabilulungan (gotongroyong) yang menimbulkan semangat rasa memiliki terhadap agama, negara dan lebih khusus kepada kampung cibugel sebagai tanah kelahiran mereka. Akhir kegiatan ini dilakukan dengan cara memohon keridhoaan kepada Allah Ta’ala dengan melakukan doa bersama yang dilanjutkan dengan makan hasil olahan hewan sembelihan yang digunakan dalam praktikum pengabdian masyarakat ini.

KESIMPULAN

Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang diwujudukan dalam bentuk Pelatihan penyembelihan dan pengolahan hewan qurban yang halal dan thoyyib bagi pengurus Mushola Al-Ikhlas Cibugel, Sumedang secara keseluruhan berjalan dengan lancar dan mampu meningkatkan pemahaman masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan antusiasme, keterlibatan secara aktif, saling isi dalam diskusi dan praktik sebagian besar pengurusnya. Dampak lain yang diterima masyarakat atas kegiatan ini berupa meningkatnya sense of belonging masyarakat terhadap agama dan bangsanya, terbaginya sebagian daging qurban, meningkatnya kepekaan masyarakat dan jiwa gotongroyong yang dalam istilah sunda dikenal dengan konsep sabilulungan. Harapan optimisme terkait keberlanjutan kegiatan ini dibuktikan dengan pengurus mushala menetapkan penanggung jawab utama kegiatan Penyembelihan Hewan Qurban dan Tim Pengabdian Masyarakat FAI Unisma menyerahkan perlengkapan dan peralatan penyembelihan sehingga masyarakat meningkat kepercayaan terkait kehalalan dan kethoyyiban pengelolaan hewan Qurban di mushala Al-Ikhlash Cibugel, Sumedang.

DAFTAR PUSTAKA

Adisti, H., Mujahid, I., & Anshori, A. R. (2020). Analisis Penyembelihan Hewan dengan Cara Metode Stunning Menurut Pemikiran Shalih bin Fauzan. Prosiding Hukum Ekonomi Syariah, 6(2), 715–717.

(14)

Basri, H., Putra, P., Supratno, S., Irham, I., Rofieq, A., Rusham, R., Chairunnisa, N. M., &

Shabah, M. A. A. (2022). Buku Panduan Kuliah Kerja Nyata (Kkn) Era Covid-19 Periode Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022. Buku Panduan Kuliah Kerja Nyata (KKN), 1–71.

Fatah, R. A., & Rohadi, A. (2010). Pedoman dan Tata Cara Pemotongan Hewan Secara Halal. Cet. III.

Hadi, S., Puspita, F., Ati, A. P., & Widiyarto, S. (2020). Penyuluhan dan pembelajaran karakter melalui pelaksanaan idul adha pada siswa SMA. Jurnal Pemberdayaan:

Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 205–210.

Kaco, S., & Fitriana, N. (2020). Praktik Penyembelihan Dan Pengolahan Ayam Di Rumah Potong Ayam Kecamatan Polewali (Tinjauan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal). J-Alif: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah Dan Budaya Islam, 5(2), 148–156.

Putra, P., & Hasbiyah, W. (2020). Ekonomi syariah: Sebuah tinjauan praktis. Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Tangerang.

Razali, H. M., & Yunus, A. M. (2018). Prinsip Islam dalam Sembelihan di Rumah Sembelihan Gong Badak. BITARA International Journal of Civilizational Studies and Human Sciences (e-ISSN: 2600-9080), 1(3), 98–109.

Solek, M. (2018). Juru Sembelih Halal Berbasis Pada Walisongo Halal Research Center (WHRC). Dimas: Jurnal Pemikiran Agama Untuk Pemberdayaan, 17(2), 297–312.

Suyana, N., & Wulansari, L. (2019). Pembelajaran Karakter Melalui Pelaksanaan Idul Adha Pada Siswa Sma. Journal of Empowerment Community, 1(2), 67–74.

Wardani, P. A., & Ramli, T. A. (2019). Jaminan Kehalalan Produk Hewan Kurban Bagi Konsumen Muslim Melalui Juru Sembelih Halal Ditinjau dari Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 196 Tahun 2014 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Golongan Pokok Jasa Penunjang Peternakan Bidang Penyembelihan Hewan Halal.

Winarso, A., Darmakusuma, D., & Sanam, M. U. E. (2017). Praktik higiene daging dalam penyembelihan hewan qurban di Kota Kupang. Jurnal Kajian Veteriner, 5(2), 99–

104.

Referensi

Dokumen terkait