• Tidak ada hasil yang ditemukan

pemahaman hadis tentang perintah memerangi non-muslim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pemahaman hadis tentang perintah memerangi non-muslim"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

Penelitian ini menemukan bahwa hadits tentang perintah memerangi non muslim adalah hadits sahih baik sanad maupun metanya. Dari hasil analisis sosiologis-historis ditemukan bahwa hadits tentang perintah berperang melawan non-Muslim diucapkan pada masa perang Khaybar. Sedangkan penelitian yang ingin saya sampaikan lebih spesifik pada kondisi historis dan sosiologis hadis perintah memerangi non-Muslim.

Penelitian ini berbentuk kajian terhadap pemahaman hadis memerangi non muslim yang kemudian dikaji dengan pendekatan historis dan sosiologis.

PENDAHULUAN

  • Rumusan Masalah
  • Batasan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Kajian Pustaka
  • Metodologi Penelitian
  • Sistematika Penulisan

Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahawa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan Allah, mendirikan solat dan menunaikan zakat. Dalam editorial lain, juga diriwayatkan oleh Imam an-Nasa, hadis ini menyatakan perintah memerangi orang bukan Islam yang tidak menerima Islam, maka penulis akan meneliti orang bukan Islam yang dirujuk oleh Rasulullah saw. . .

KERANGKA TEORI

Teori Memahami Hadis

Sebagaimana hadis Nabi misalnya, hadis Nabi tentang akidah dan syariah mesti difahami secara literal. Dengan demikian dapat kita lihat teori-teori dalam memberikan pemahaman terhadap hadis, setelah itu terdapat beberapa teori yang digunakan sebagian orang dalam memahami hadis. Nama penuh beliau ialah Syihabuddin al-Qarafi al-Mishry, beliau adalah seorang ulama yang lahir pada abad ketujuh (w. 648 H), Syihabuddin al-Qarafi menulis sebuah kitab berjudul Kitab al-Furuq Anwar Al-Buruq fi Anwa' Al-Faruq. dan Al-Ahkam fi Tamyiz Al-Fatawa min Al-Ahkam wa Tasharrufat Al-Qadhi wa Al-Iman.

Adapun hadis-hadis non-Tasyri' pengamalannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi perkembangan ilmu pengetahuan sehingga hadis-hadis tersebut tidak hanya dipahami secara tekstual saja. Syekh Muhammad Al-Ghazali menulis kitab Al-Sunnah Al-Nabawiyyah baina Ahl Al-Fiqh wa Al-Hadits yang ingin melakukan kompromi antara pemahaman tekstual (Ahli Hadits) dan kontekstual (Ahli Fiqh atau Ahli Ra'yu)40. Fondasi yang diletakkan oleh ulama Salaf dilanjutkan oleh ulama Khalaf yang mempunyai jiwa modernis.

Yusuf-Qardavi dengan kitabnya yang bertajuk Kaifa Nata‟mal ma‟a Al-Sunnah Al-Nabawijeh dan Al-Sunnah Al-NAbewijeh Masdarani li Al-MA‟rifah waAl-Hadhrah.

Metode-Metode dalam Memahami Hadis…

Metode ini mempunyai kemiripan dengan metode Tahlili yaitu dalam melakukan perkuliahan kedua metode tersebut mempunyai sistematika yang sama, hanya saja metode Tahlili lebih luas dibandingkan dengan metode Ijmali yang hanya memberikan penjelasan secara umum saja. Ada beberapa keistimewaan yang terlihat dari kitab-kitab hadis syariah yang menggunakan metode ini, yaitu. Cara ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan cara lainnya, antara lain :

Metode ini mudah dipahami dan memungkinkan guru menggunakan bahasa yang sederhana sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami tulisannya. Pemahaman hadis dengan metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menelusuri hadis-hadis bertema sama dari kitab induk yang berbeda untuk dikaji isinya guna memperoleh informasi yang lengkap. Ciri yang paling mendasar dari metode ini adalah perbandingan yaitu membandingkan hadis yang satu dengan hadis yang lain, dan membandingkan pendapat para ulama ketika menafsirkan hadis, karena dengan metode ini diharapkan akan ditemukan banyak pendapat yang menjadikan pemahaman yang mendalam dan luas terhadap hadis. suatu mata pelajaran dapat tercapai. kasus akan ditemukan.

Metode ini terkesan mengeksplorasi pemahaman yang diberikan para ulama ketimbang mengemukakan pendapat baru50. Pemahaman hadis dengan metode maudu’i sangat tepat bila digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat, karena pemahaman dengan metode ini dapat memperoleh kesimpulan yang kompleks dari permasalahan tersebut. Memecahkan hadis, memahami hadis dengan metode ini mencakup satu contoh dalam satu atau lebih hadis yang mengandung permasalahan berbeda.

Pendekatan dalam Memahami Hadis…

Dengan melengkapi pemahaman, dengan menetapkan tema tertentu, maka pemahaman kita terhadap hadis menjadi lengkap. Dengan menentukan topik hadis yang akan dibahas, hal ini akan membatasi makna hadis yang dengan sendirinya akan membatasi makna pada topik tertentu saja. Mengenal sejarah hadits atau bisa juga disebut dengan Asbab Al-Wurud yaitu kisah-kisah yang menjelaskan peristiwa-peristiwa setelah terjadinya suatu hadits.

Histoeisitas atau Asbab al-Wurud al-Hadith boleh dikategorikan kepada dua kategori iaitu: Asbab Al-Wurud Khassah (Mikro) dan Asbab Al-Wurud „Ammah (Makro). Memahami hadis dengan pendekatan sosiologi sudah pasti akan membincangkan keadaan manusia dari sudut tingkah laku, pola interaksi sosial pada masa itu dan sebagainya. Harapan memahami hadis dengan pendekatan ini sekali gus mampu menyelesaikan masalah sosial masyarakat kontemporari seperti sekarang.

Dengan menggunakan pendekatan historis-sosiologis, kita dapat mengetahui kondisi sosial masyarakat serta tempat dan waktu terjadinya suatu hadis. Pendekatan-pendekatan yang diuraikan di atas dijadikan acuan dalam penelitian ini, yaitu pendekatan historis dan pendekatan sosiologis. Kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman komprehensif terhadap hadis Tarekat untuk memerangi non-Muslim, tentunya melalui pendekatan yang lebih mendalam. -analisis mendalam. Sedangkan menurut Suharso dan Ana Retnoningsih, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (suatu karangan, tindakan, dan lain-lain) untuk mengetahui keadaan sebenarnya (sebab, sebab, masalah, dan lain-lain).

DESKRIPSI HADIS…

Takhrij Hadis…

Dia wafat, setelahnya terjadi perselisihan antara Abu Bakar dan orang-orang kafir di Arab kembali kepada orang-orang kafir. Maka Umar berkata kepada Abu Bakar: Bagaimana jika kita memerangi manusia, kerana Rasulullah s.a.w. bersabda: Aku telah diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka mengatakan bahawa tiada Tuhan selain Allah, maka sesiapa yang berkata Tiada Tuhan melainkan Allah, maka haram hartanya dan darahnya. dan hisab di hadapan Allah SWT.?!" Lalu Abu Bakar r.a berkata bahawa aku akan membunuh orang-orang yang meninggalkan solat dan zakat, sesungguhnya zakat adalah hak harta, dan demi Allah jika mereka melarangku menunaikannya dengan menunaikan zakat untuk perintah Rasulullah, aku akan membunuh orang yang melarangnya Dia meninggal dunia, setelahnya terjadi perselisihan antara Abu Bakar dan orang-orang kafir di Arab kembali kepada orang-orang kafir.

Pertanyaannya, jika yang dimaksud hadis tersebut adalah perintah membunuh siapa saja yang tidak mau bertauhid/non-Muslim, mengapa non-Muslim yang mau membayar Jizyah dan Muslim non-Muahad tidak diperintahkan untuk dibunuh. Arti yang keempat bahwa yang dimaksud dengan ةَداَهَّشلا (Sahadat) dan lain-lain adalah pemberitahuan akan firman Allah yang tinggi, peringatan bagi orang-orang yang durhaka, maka hadis ini dimaksudkan sebagai perintah untuk memerangi sebagian. Merekalah orang-orang pertama yang diajak memeluk Islam dan mereka diperangi oleh Islam.

Maka, adapun orang-orang yang tidak mengakui Keesaan Allah, maka tidak cukuplah mereka mengucapkan kalimat ه َّللا َّلَِإ هَلِإ َلَ agar harta bendanya dan dirinya terlindungi. Masyarakat Khaibar adalah orang Yahudi, Yahudi sangat membenci Islam dan Muslim. Mereka adalah orang-orang yang suka berkhianat dan berkomplot, iri terhadap Islam dan memilih menjadi musuh.

Secara sosiologi, penduduk Khaibar adalah Yahudi yang membenci Islam dan Muslim. Justeru, boleh ditegaskan bahawa perintah memerangi orang bukan Islam adalah sah dalam peperangan, dan memerangi mereka yang memerangi orang Islam secara terang-terangan.

Lafadz Hadis dan Artinya

Skema Sanad Hadis

Biografi Singkat Rijal Sanad Hadis…

Maka Abu Bakar r.a berkata, Sesungguhnya aku akan membunuh orang-orang yang meninggalkan shalat dan zakat, sesungguhnya zakat adalah hak atas harta, dan demi Allah, jika mereka melarangku untuk menunaikannya, maka mereka mengeluarkan zakatnya atas perintah Rasulullah. Ya Allah, niscaya aku akan membunuh orang-orang yang melarangnya. Dengan tafsir tersebut beliau menjelaskan latar belakang perdebatan antara Abu Bakar As-Siddiq dan Umar bin Khattab, dari kejadian tersebut kita mengetahui bahwa pada masa Khalifah Abu Bakar As-Sidiq banyak orang yang tidak mau memberontak terhadap prinsip-prinsip Islam. untuk membayar zakat dan memusuhi umat Islam.Maka kebijakan Abu Bakar saat itu adalah melawan para pembangkang tersebut dengan dalil-dalil yang telah disebutkan. Nawawi menjelaskan hadis tersebut: لِتاَقُأ ْنَأ تْرِمُأ ( هَّللا ىَلَع هباَسِحَو ِهِّقَحِب َّلَِإ هس ْ ف َ نَو هلاَم يِّنِم َمَصَع ْدَقَ ف هَّللا َّلَِإ هَلِإ َلَ , hal itu ada dalam kitab Suhih Mulim bisyarahi Nawawi terhadap Soha h Muslim mengambil pendapat Al-Khat tabi Rahimahullah , diketahui maksud hadis ini adalah untuk orang-orang yang menyembah berhala, bukan untuk ahli kitab, karena sesungguhnya ahli kitab mengatakan هَّللا َّلَِإ هَلِإ َلَ kemudian mereka saling berperang dan tidak melakukan gencatan senjata. .

Permusuhan orang Yahudi Khaibar terserlah apabila Bani Nadir tinggal di tengah-tengah mereka. Penduduk Khaibar adalah orang-orang yang mengumpulkan kekuatan untuk memerangi kaum Muslimin dan menghasut Bani Quraizah untuk melanggar perjanjian damai dengan Nabi dan mengkhianati mereka, dan juga mereka menjalin hubungan dengan orang-orang munafik, dalam hubungan dengan orang-orang Ghathafan dan Badwi. Orang Arab yang pada masa itu adalah sekutu musuh umat Islam94. Khaibar menjadi pusat pangkalan tentera orang kafir yang mampu menggerakkan serangan dan mempengaruhi hal ehwal dalaman negara untuk mengkhianati, ia jelas ancaman kepada umat Islam.

Setelah Ali bai'at sebagai Panglima Perang, Ali bin Abi Thalib berhasil mengalahkan pertahanan pertama kaum Yahudi yang berpusat di Benteng Na'im. Sehingga benteng-benteng pertahanan Yahudi lainnya dapat dilumpuhkan oleh pasukan Islam seperti Benteng Ash-Sha'bbin Mu'az, Benteng Az-Zubair, Benteng Ubay, Benteng An-Nizar. Setelah daerah pertahanan kaum Yahudi di Khaibar berhasil ditaklukkan oleh Nabi dan kaum Muslimin, dan kaum Yahudi yakin akan kekalahannya, maka mereka menawarkan jalan perdamaian kepada Nabi dan kaum Muslimin.

Setelah kedua belah pihak menyetujui perjanjian ini dan meratifikasinya, penyerahan seluruh benteng milik Yahudi di Khaibar kepada kaum Muslim mengakibatkan selesainya penaklukan Khaibar. Khaibar menjadi pusat pangkalan militer bagi orang-orang kafir yang dapat memobilisasi serangan dan mempengaruhi kekuatan internal negara untuk mengkhianati Islam.

Referensi

Dokumen terkait

In the Indonesian legal system, a guarantee is categorized into a guarantee that arises because it is determined by regulations and agreements, namely general guarantees and special