• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pemahaman Konsep dan Motivasi Siswa dengan Penerapan Multimedia Berbasis Model SAVI dalam Pembelajaran Karakteristik Gelombang di Kelas XI SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tingkat Pemahaman Konsep dan Motivasi Siswa dengan Penerapan Multimedia Berbasis Model SAVI dalam Pembelajaran Karakteristik Gelombang di Kelas XI SMA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 1

Website: http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/edusainstika

E-mail: edusainstika@iainbatusangkar.ac.id pp : 1-11

Tingkat Pemahaman Konsep dan Motivasi Siswa dengan Penerapan Multimedia Berbasis Model SAVI dalam Pembelajaran Karakteristik Gelombang di Kelas XI SMA

Karwanti1, M Rahmad1*, Azizahwati1

1 Pendidikan Fisika, Universitas Riau, Indonesia

m.rahmad@lecturer.unri.ac.id

Abstract. There is still low motivation and understanding of students' concepts, especially in learning wave characteristics for class XI SMA 1 Bandar Sei Kijang students, making this problem important to research. The purpose of this research was to determine the level of conceptual understanding and motivation of class XI students through the application of PowerPoint learning multimedia based on the SAVI model. This type of quantitative research uses a quasi-experimental method, using a pretest-posttest control group design.

The research sample was taken from the XI MIPA class population of 42 students. The research instrument consisted of a concept understanding test of 5 indicators (20 objective questions) and a motivational questionnaire with 4 aspects (25 statements). Data were analyzed descriptively and inferential analysis using parametric statistics, related to the level of understanding of the concept and the learning motivation of the participants. The results of the descriptive analysis obtained that the understanding of the concept in the experimental class increased with a score of 75.9% and learning motivation increased with a score of 70.5% (good category). The results of the inferential analysis with the t-test obtained a significant increase in conceptual understanding and student motivation. There is a relationship between the level of understanding of the concept and the increase in participant motivation. So the implementation of SAVI-based PowerPoint learning multimedia on wave characteristic material is effective in increasing students' conceptual understanding and motivation in class XI SMA.

Keyword: Learning Motivation, SAVI Learning Model, Understanding Concepts, Wave Characteristics

1. Pendahuluan

Materi gelombang merupakan materi yang cenderung bersifat abstrak bagi siswa. Hal ini terlihat saat mendemonstrasikan tentang gejala gelombang dimana sulit untuk melihat seperti apa bentuk, gerakan dan arahnya secara pasti. Fenomena ini berdampak pada peserta didik dalam memahamai konsep saat proses pembelajaran yang mengungkapkan bahwa dalam menetapkan besaran yang nilainya ditentukan oleh karakteristik media dan bagaimana cara suatu rambatan gelombang dihasilkan, ternyata siswa masih mengalami kesulitan. Tidak hanya sulit dalam menentukan nilai besaran gelombang tetapi juga terhadap kekurangan dalam menentukan jenis gelombang apakah stasioner atau gelombang berjalan, menguji pengaruh cepat rambat gelombang mekanik terhadap perubahan medium, serta menjelaskan makna fisis persamaan dasar gelombang (Roistiya et al., 2019).

Fenomena tersebut diperkuat hasil pengamatan pembelajaran di kelas XI SMA 1 Sei Kijang, mengenai masalah yang terjadi disebabkan oleh kurangnya motivasi siswa untuk belajar, karena pembelajaran masih dominan membahas teori dan tidak tersedianya

(2)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 2 penggunaan media dalam pembelajaran. Akibatknya penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotor kurang terpenuhi. Saat proses belajar berlangsung, siswa terlihat pasif didalam kelas berdasarkan indikasi: 1) siswa tidak aktif mengerjakan tugas kelompok. Hanya sebahagian siswa yang mengerjakanya, 2) siswa tidak dapat mengungkapkan pendapatnya sendiri terlkait materi yang dipelajari, cenderung menunggu teman yang lain yang kemamupuannya lebih baik dalam menjawab baru yang lain mau ikut menjawab. Terdapat hanya 2-6 peserta yang berhasil menjawab pertanyaan guru, 3) saat guru menjelaskan siswa tidak termotivasi untuk bertanya, hanya mengambil informasi apa saja yang disampaikan guru.

Konsisi ini didukung oleh nilai ulangan fisika materi sebelumnya di SMA N 1 Bandar Sei Kijang terhadap 2 kelas XI MIPA, masih rendah dan belummencapai kriteriria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan. Rata-rata ketuntasan siswa baru 35% tiap kelas dengan KKM 70.

Hasil observasi yang dilakukan sesuai dengan hasil riset Rahayu et al. (2019) tentang masalah yang terjadi di lapangan mengenai aktivitas belajar siswa yang berkebalikan secara ideal, sebagaimana yang dinyatakan oleh Syaiful dalam (Wewa, 2015) dimana siswa seharusnya: 1) berupaya memakai beberapa sumber belajar yang tersedia, 2) dapat belajar berkelompok bagi memecahkan masalah, 3) aktif berpatisipasi dengan berbagai cara dalam melaksanakan tugasnya, 4) meminta pendapat dan bertanya kepada guru dalam belajar, 5) mengajukan pendapat dengan percaya diri. Untuk itu dibutuhkan penggunaan model belajar yang sesuai bagi tercapaianya tujuan belajar. Penggunaan model pembelajaran menjadi bagian pendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran suatu materi. Penggunaan salah satu model seperti SAVI (somatik, auditori, visual, intelektual) dianggap cocok dengan materi pembelajaran karakteristik gelombang bila dibandingakan dengan model pembelajaran lain seperti model pembelajaran discovery learning yang menghendaki siswa menemukan sendiri pengetahuannya (Mukaramah et al., 2020). Kajian Nainggolan et al. (2021) mendapatkan bahwa pengaruh model pembelajaran SAVI terhadap hasil belajar matematika siswa dengan hasil rata-rata yang cukup memuaskan dan berada dalam kategori baik. Tidak hanya itu saja, tetapi penggunaan model pembelajaran SAVI menimbulkan pengaruh positif dalam pembelajaran.

Model pembelajaran SAVI sangat tepat diterapkan pada berbaagai macam tipe belajar siswa baik bagi siswa yang memiliki dominasi kemampuan secara kinestetik, visual, aatau auditori. Melalui model ini membuat siswa tidak diam, melainkan mereka beraktivitas dengan seluruh indranya. SAVI menuntut peserta menggunakan seluruh anggota tubuh seperti indra penglihatan, lisan, pendengaran, dan tangan. Model SAVI mengarahkan pembelajaran berpusat pada peserta, dimana siswa yang mendapatkan tindakan nyata serta mengalaminya (Rahayu et al., 2019). Meier dalam Rahayu et al. (2019) menyatakan model pembelajaran SAVI memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1) membangkitkan kecerdasan secara penuh dan terpadu melalui penggabungan aktivitas intelektual serta gerak fisik siswa, 2) menstimulus suasana belajar menarik, efektif , dan lebih baik, 3) meningkatkan kemampuan psikomotor siswa kreativitas siswa, 4) mempertajam konsentrasi melalui pembelajaran secara auditori, intelektual dan visual.

Selain penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dibutuhkan pula peranan media untuk pendukung untuk membantu menyelesaikan masalah mengenai kesulitan siswa terhadap pemahaman konsep materi pada saat pembelajaran berlangsung. Peranan media dalam pembelajaran merupakan bagian yang menentukan pencapaian tujuan pembelajaran yang efesien dan efektif. Suatu media dapat berguna efektif dalam konteks pembelajaran yang berlangsung dengan kehadiran guru maupun tanpa guru. Media bisa disediakan dalam bentuk

“kemasan” bagi memenuhi tujuan pembelajaran. Tujuan yang telah ditentukan termasuk petunjuk atau pedoman kerja juga diberikan, alat ukur atau evaluasi, dan bahan-bahan telah disusun dengan rapi (Miftah, 2013). Peranan media pembelajaran perlu disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, menjadikan siswa dapat belajar materi seperti karakteristik gelombang

(3)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 3 dan memahami konsepnya secaca utuh, serta berhasil menerapkan dalam kehidupan. Siswa yang telah mempelajari karakteristik gelombang diharapkan mampu memprediksi karakteristik dan perilaku gelombang yang berinteraksi dengan materi, serta dapat menerapkan dalam konsep pengiriman informasi digital (Ngss., 2013). Selain itu peserta juga harus mampu dalam mengembangkan dan menggunakan model, menerapkan rumus, mengevaluasi dan mengkomunikasikan konsep maupun informasi yang diperoleh (Jumadin et al., 2017).

Penggunaan media belajar sebagai satu cara supaya proses belajar-mengajar lebih menarik dan memotivasi siswa belajar. Jika peserta dalam proses pembelajaran memiliki ketertarikan terhadap materi yang dipelajari dan didukung penyampaian materi dengan cara yang menarik oleh guru, maka keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran akan mudah tercapai. Media pembelajaran bisa menumbuhkan motivasi siswa dalam menemukan hal baru terkait materi yang dipelajari, sehingga peserta mudah memahami. Media yang menarik bagi peserta dapat menjadi rangsangan motivasi mereka dalam pembelajaran (Nurrita, 2018). Tersedianya media pembelajaran memakai aplikasi PowerPoint sangat tepat digunakan, karena mudah didesain menjadi media pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran. Multimedia pembelajaran PowerPoint sesuai dengan taraf berfikir peserta, dan tersedia waktu untuk media pembelajaran yang bersifat interaktif serta content rich (Sri, 2020). Microsoft PowerPoint sebagai salah satu software yang efektif digunakan untuk mengemas materi pada saat presentasi atau dalam bentuk multimedia interaktif (Anyan et al., 2020). Karakteristik yang tersedia pada media pembelajaran interaktif harus disesuaikan dengan kondisi peserta, selain menyimak materi yang diberikan, peserta bisa diajak secara tidak langsung berinteraksi selama kegiatan pembelajaran.

Penggunaan media PowerPoint selaras dengan penelitian Ahdar (2018) bahwa minat belajar siswa dapat tumbuh melalui upaya guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Menurut Maknun (2020) kemampuan siswa untuk menjelaskan suatu definisi, karakteristik khusus, esensi, inti, dan isinya dengan menggunakan kata-katanya, tanpa mengubah maknanya.

Siswa cenderung memahami konsep berdasarkan interpretasi mereka merupakan pengertian dari pemahaman konsep. Sedangkan motivasi belajar menurut Darwis dalam (Nugraha, 2021) adalah proses yang mendorong persistensi dalam perilaku, sehingga terarah dan berlangsung lama. Motivasi erat kaitannya dengan aaktivitas belajar, karena sebagai kekuatan pendorong dalam diri sendiri secara keseluruhan yang menimbulkan aktivitas belajar, menjamin kesinambungan kegiatan belajar dan petunjuk arah kegiatan belajar, sehingga target yang diinginkan dapat dicapai. Adanya penggunaan multimedia pembelajaran dengan model SAVI berbantukan PowerPoint pada materi karakteristik gelombang diyakini dapat meningkatkan pemahaman konsep dan menemukan konsep-konsep baru mengenai materi pembelajaran serta motivasi belajar menjadi lebih baik lagi, sehingga peserta menjadi lebih kreatif dan aktif.

Dengan demikian, kajian ini berupaya mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa melalui penerapan multimedia berbasis SAVI dalam pembelajaran karakteristik gelombang di Kelas XI SMAN I Bandar Sei Kijang.

2. Metode

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif menggunakan Quasi Eksperimen rancangan pretest-posttest control group design. Metode ini merupakan suatu rancangan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan dengan sampel pra perlakuan dan pasca perlakuan yang sama, disertai kelompok eksperimen yang mendapat treatment berbeda menggunakan model atau media.

Keuntungan rancangan ini mencipta suatu penyebab yang berpengaruh ke satu arah, sedangkan penyebab lain berpengaruh ke arah yang berlawanan. Adanya perlakuan berbeda antara kelompok kontrol dengan eksperimen sangat berguna jika dijalankan secara tepat (Hastjarjo, 2019).

(4)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 4 Populasi penelitian seluruh siswa kelas XI MIPA SMA 1 Bandar Sei Kijang Kabupaten Pelalawan Riau pada semester ganjil yang sampelnya dibagi menjadi dua kelas yakni kelas XI MIPA1 sebagai kelas kontrol dan kelas XI MIPA2 sebagai kelas eksperimen. Setiap kelas berjumlah 21 orang, pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling.

Instrumen pengukuran pemahaman konsep berbentuk tes objektif yang terdiri dari 20 soal dan instrumen untuk pengukuran motivasi siswa berupa angket sebanyak 25 item pertanyaan.

Indikator pemahaman konsep pada ranah kognitif menurut taksonomi Bloom revisi yang dibatasi hanya pada kategori menjelaskan (explanation), membandingkan (compered), menarik inferensi (draw inference), mengelompokkan (classification), dan menafsirkan (interpretation) (Anderson, & Krathwohl, 2001). Kisi-kisi indikator pemahaman konsep merujuk Tabel 1.

Tabel 1. Indikator Pemahaman Konsep Karakteristik Gelombang

No Indikator Item soal Soal

1 Menjelaskan Menjelaskan pengertian gelombang 1

Menjelaskan peristiwa difraksi 11

2 Mengelompokkan Mengklasifikasi jenis-jenis gelombang 2, 3 Mengelompokkan alat-alat eksperimen 17, 20 3 Menafsirkan Menyelidiki hubungan frekuensi dengan

panjang gelombang

4

Menghitung panjang gelombang 5

Menghitung cepat rambat gelombang 6

Menghitung sudut sinar pantul 8

Menghitung besar sudut bias 9

Menentukan sifat interferensi gelombang 13 Menghitung panjang gelombang dengan bentuk

cerita 14

Menentukan penerapan sifat-sifat gelombang 15, 16 4 Menarik inferensi Menyimpulkan posisi gelombang transversal 7

Menyimpulkan peristiwa gelombang 18 Menyimpulkan kegiatan eksperimen interferensi

gelombang

19 5 Membandingkan Membandingkan dua medium dengan indeks

bias 10

Sumber: Adaptasi (Anderson, & Krathwohl, 2001).

Sedangkan indikator motivasi belajar menurut teori schunk (Shunk et al., 2014) yang diukur pada aspek: “pilihan atau ketertarikan terhadap tugas/kegiatan, usaha atau upaya yang dilakukan supaya sukses, ketekunan atau kegigihan waktu yang digunakan untuk sebuah tugas, dan rasa percaya diri selama terlibat kegiatan”. Indikator motivasi belajar siswa disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Pernyataan Motivasi Belajar

No Aspek Motivasi Nomor Pernyataan

1 Ketertarikan

terhadap kegiatan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 2 Upaya yang dilaksanakan

supaya berhasil 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16

3 Ketekunan atau kegigihan

untuk sebuah tugas 17, 18, 19, 20

4 Percaya diri dalam suatu

kegiatan 21, 22, 23, 24, 25

Sumber: Adaptasi (Brophy, 2004).

(5)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 5 Tes pemahaman konsep dan motivasi belajar diberikan terhadap kedua kelas pada saat sebelum dan sesudah perlakuan. Pemberian tes sebelum diberikan perlakuan (treatment) bertujuan meninjau seberapa besar kemampuan dasar siswa pada materi gelombang. Sedangkan pemberian tes yang dilakukan sesudah perlakuan untuk melihat tingkatan motivasi belajar siswa dan pemahaman konsenya. Analisis data dilakukan secara dekskriptif berdasarkan daya serap dan analisis inferensial menggunakan statistik parametrik. Analisis deskriptif pemahaman konsep siswa menurut persamaan (1) dengan pengkategorian sesuai Tabel 3.

%Daya Serap = Skor Perolehan

Skor Maksimim x 100% (1) Tabel 3. Kategori Daya Serap

Interval (%) Kategori

0 – 49 Kurang

50 – 69 Cukup

70 – 84 Baik

85 – 100 Amat Baik

Sumber: Adaptasi (Hadisi et al., 2017)

Selanjutnya untuk analisis deskriptif motivasi belajar dan pengkategorian mengacu pada persamaan (2) dan Tabel 4.

Tingkat motivasi = jumlah_skor_keseluruhan

skor_maksimal x 100% (2)

Tabel 4. Kriteria Nilai Rata-Rata Aspek Motivasi Belajar

Tingkatan (%) Kategori

25 ≤ × < 39 Tidak baik

40 ≤ × < 54 Kurang

55 ≤ × < 69 Cukup

70 ≤ × < 84 Baik

85 ≤ × < 100 Baik sekali

Sumber: Adaptasi (Hamzah, 2011).

Analisis inferensial dilakukan menggunakan statistik parametrik. Terlebih dahulu diberikan uji normalitas dan uji homogenitas sebelum uji-t. Selanjutnya uji hipotesis independent sample t-test diterapkan untuk melihat apakah setelah diberikan perlakuan terdapat peningkatan variabel yang dinlai dari kelas eksperimen terhadap kelas kontrol. Analisis inferensial berdasarkan uji hipotesis 𝐻𝑎: 𝜇1≠𝜇2 dan 𝐻0: 𝜇1=𝜇2. Jika H0 : tidak terdapat peningkatan pemahaman konsep dan motivasi belajar yang signifikan pada kelas eksperimen terhadap kelas kontrol.

Jika Ha : terdapat peningkatan pemahaman konsep dan motivasi belajar yang signifikan antara kelas eksperimen kelas kontrol. Untuk 𝜇1 : pemahaman konsep dan motivasi belajar melalui multimedia pembelajaran berbasis SAVI dan 𝜇2 : pemahaman konsep dan motivasi belajar dengan pembelajaran konvesional. Kriteria pengukuran apabila diperoleh p < 0,05 maka terdapat peningkatan pemahaman konsep dan motivasi belajar yang signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan multimedia PowerPoint berbasis SAVI terhadap kelas tanpa perlakuan. Jika diperoleh p > 0,05 maka tidak terdapat peningkatan yang signifikan pemahaman konsep dan motivasi belajar antara kelas perlakuan terhadap kelas tanpa perlakuan.

(6)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 6 3. Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis penerapan multimedia pembelajaran model SAVI dengan materi karakteristik gelombang pada kelas XI SMAN 1 Bandar Sei Kijang didapatkan hasil analisis secara deskriptif dan inferensial terkait variabel motivasi dan pemahaman peserta. Data pemahaman konsep diperoleh dari pretest dan posttest kelas yang mendapatkan perlakuan maupun yang tidak diberikan perlakuan. Perolehan data pemahaman konsep dihasilkan dari daya serap siswa untuk setiap indikator yang bervariasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagaimana ditampilkan Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Gelombang.

Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa skor pretest kelas kontrol terdapat dua indikator dengan persentase yang rendah. Persentase yang rendah terkait indikator menjelaskan dan indikator menafsirkan dengan kategori tidak baik. Sedangkan hasil pretest di kelas eksperimen juga terdapat dua indikator dengan persentase rendah yaitu indikator menarik inferensi dan indikator membandingkan dengan kategori tidak baik. Selanjutnya untuk posttest kelas eksperimen skor yang rendah pada indikator menafsirkan, menarik inferensi dan membandingkan, namun sudah mencapai skor >70 (berkategori baik), sedangkan hasil posttest kelas kontrol hanya satu indikator dengan skor >70 pada indikator mengelompokkan, jadi indikator lainnya masih rendah. Data ini menunjukkan skor posttest kelas eksperimen persentasenya lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Jadi terlihat bahwa terdapat 4 indikator ber kategori baik serta 1 indikator berkategori sangat baik dari hasil posttest di kelas eksperimen. Indikator dengan kategori baik yaitu: menjelaskan, menafsirkan, menarik inferensi, dan membandingkan. Sedangkan untuk satu indikator dengan kategori baik pada indikator mengelompokkan.

Hasil posttest kelas kontrol sendiri terdapat 3 indikator berkategori cukup dan 2 indikator berada pada berkategori baik. Indikator yang berkategori cukup berada pada indikator menafsirkan, menarik inferensi, membandingkan serta indikator dengan kategori baik berada pada indikator menjelaskan dan mengelompokkan. Perolehan data ini selaras dengan riset Maknun (2020) dimana kelas eksperimen mendapat skor pemahaman konsep lebih tinggi dibanding kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Melalui kajian ini juga diperoleh pemahaman konsep siswa dalam ranah pengetahuan lebih baik pada kelas eksperimen dibanding kelas kontrol.

Kategori rata-rata pemahaman konsep siswa secara keseluruhan yang ditampilkan di Tabel 5.

28,5

46,4

37 44,4 42,9

64,3 72,6

44,9 52,4 57,1

45,2

57,1

34,4 31,7 28,5

73,8

92,8

71,9 71,4 71,4

0 20 40 60 80 100

Menjelaskan Mengelompokkan Menafsirkan Menarik Infrensi Membandingkan

Skor Maksimum(%)

Indikator Pemahaman Konsep

Pretes Kelas Kontrol Posttes Kelas Kontrol Pretes Kelas Eksperimen Posttes Kelas Eksperimen

(7)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 7 Tabel 5. Skor Pemahaman Konsep

Kelas Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan

Skor (%) Kategori Skor (%) Kategori

Kontrol 47,8 Kurang 65,7 Cukup

Eksperimen 48,1 Kurang 75,9 Baik

Tabel 5 menunjukkan bahwa selisih persentase posttest daya serap pemahaman konsep siswa cukup besar yaitu sebesar 10,2% antara kelas eksperimen terhadap kelas kontrol (hanya berkategori cukup). Kelas eksperimen yang menerapkan multimedia pembelajaran berbasis SAVI memiliki persentase lebih tinggi yaitu 75,9% (kategori baik) dibanding kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional yanghanya 65,7% (kategori cukup). Sebelum diberikan perlakuan ternyata skor pemahaman konsep siswa antara kelas eksperimen terhadap kelas kontrol mendapatkan nilai masih rendah dengan kategori kurang sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5 dengan skor hampir sama (selisih hanya 0.3%). Artinya sebelum perlakuan kemampuan pemahaman konsep siswa cenderung mendekati sama. Oleh karena itu, hasil analisis deskriptif didukung oleh kajian (Umam & Azhar, 2019) dimana rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa yang menerapkan pembelajaran SAVI lebih tinggi dari pada pembelajaran dengan strategi lainnya.

Adapun hasil analisis deskriptif motivasi belajar siswa diperoleh melalui penyebaran angket dengan skala likert, dimana nilai motivasi belajar siswa ditunjukkan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Skor Motivasi Belajar

Kelas Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan

Skor (%) Kategori Skor (%) Kategori

Kontrol 48,9 Kurang 59,4 Cukup

Eksperimen 49,2 Kurang 70,5 Baik

Tabel 6 diketahui bahwa kelas eksperimen dan kontrol tingkat motivasi belajar saat pretest berada pada persentase skor dengan kategori kurang (<50%). Akan tetapi setelah diberikan perlakuan, motivasi belajar kelas eksperimen yang menerapkan multimedia pembelajaran berbasis SAVI mengalami perubahan dengan kategori Baik, namun kelas kontrol hanya ber kategori cukup. Perolehan ini memperlihatkan bahwa motivasi belajar kelas kontrol lebih rendah dibanding kelas eksperimen. Dapatan ini selaras dengan kajian (Febriani et al., 2022) yang mendapatkan motivasi belajar siswa di kelas ekperimen sangat tinggi.

Hasil analisis inferensial menggunakan SPSS dilakukan pada taraf kepercayaan 95% dengan uji Shapiro-Wilk. Uji normalitas pretest pemahaman konsep kelas kontrol memperoleh skor p

= 0,152 dan kelas eksperimen p = 0,200, yang menunjukkan tidak signifikan, berarti data keduanya normal. Selanjutnya uji normalitas pretest motivasi belajar di kelas kontrol dan kelas eksperimen menghaslkan data normal sesuai nilai yang diperoleh sama besar yaitu p = 0,200.

Uji normalitas pretest pemahaman konsep kelas eksperimen memperoleh nilai yang besar sesudah mendapat perlakuan, sedangkan kelas kontrol menghasilkan nilai tidak jauh berbeda sebelum diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil uji normalitas pada pretes pemahaman konsep maupun motivasi belajar peserta kedua kelas terdistribusi secara normal.

Hasil uji homogenitas data kelas kontrol dari pretest pemahaman konsep p = 0,413 dan eksperimen p = 0,752 menunjukkan hasil lebih besar dari 0,05. Sedangkan pretest motivasi belajar kelas kontrol skornya p = 0,27 dan skor kelas eksperimen p = 0,901 yang mana kedua hasilnya juga lebih besar dari 0,05. Dapat ditunjukkan bahwa kedua kelas mempunya data yang homogen.

(8)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 8 Uji independent sample t-test terhadap pemahaman konsep dan motivasi belajar hasilnya ditunjukkan Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Uji-T Pemahaman Konsep Serta Motivasi Belajar

Analisis inferensial T-Test for Equality of Means Sig.(2-tailed) 95% Confidence

Interval of The Difference

Lower Upper

Pemahaman konsep Equal variances

assumed .000 -15.117 -5.359

Motivasi belajar .000 -17.583 -6.789

Berdasarkan Tabel 7 didapat data posttest menggunakan SPSS yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh skor skor pemahaman konsep dan motivasi belajar yaitu: sig. 2 tailed p = 0,000 ( p < 0,05 ). Artinya nilai perolehan signifikansinya lebih kecil dari 0,05 sehingga dalam pengambilan keputusan hipotesis uji parametrik dimana syarat diterima Ha jika nilai sig. 2 tailed yang diperoleh adalah p=0,000. Jadi dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan tingkat kepercayaan 95%. Jadi didapatkan peningkatan yang signifikan terhadap kelas eksperimen melalui penerapan multimedia model SAVI pada pemahaman konsep dan motivasi belajar terhadap kelas kontrol dengan pembelajaran secara konvensional di kelas XI SMAN 1 Bandar Sei Kijang. Hasil uji yang diperoleh selaras dengan kajian (Nufri & Nur, 2020) mendapatkan bahwa kelas eksperimen memperoleh nilai signifikansi < 0,05 setelah diberikan perlakuan. Artinya Ha diterima dimana kelas eksperimen dengan multimedia pembelajaran berbasis SAVI dapat meningkatkan pemahaman konsep dibanding kelas yang tidak mengimlementasikan media pembelajaran sebagaimana kajian (Ridho et al., 2023). Diperkuat lagi kajian (Cantona & Komang, 2020) yang menerapkan pembelajaran model SAVI berbantukan media mind maping memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi. Oleh karena itu, hasil analisis deskriptif pemahaman konsep didukung kajian (Umam & Azhar, 2019) dimana diperoleh kemampuan pemahaman konsep matematis peserta kelas eksperimen meningkat signifikan.

Berikutnya untuk motivasi belajar siswa diperoleh hasil sejalan dengan kajian (Febriani et al., 2022) dimana menjelaskan motivasi belajar peserta meningkat lebih tinggi dibanding sebelum menggunakan video animasi dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini didukung oleh (Nugraha, 2021) yang mendapatkan adanya korelasi antara motivasi tinggi terhadap tingkat hasil belajar yang tinggi. Penggunaan model SAVI dalam pembelajaran yang mengkombinasikan gerakan fisik, aktivitas intelektual dengan pemakaian indra, berpengaruh besar dalam suatu pembelajaran. Model pembelajaran SAVI yang mengacu aliran kognitif modern menyatakan belajar yang paling sesuai yaitu jika melibatkan emosi, seluruh tubuh, dan semua indra (Ekawati, 2018; Meier, 2004).

Berdasarkan analisis yang telah dipaparkan mememberikan temuan bahwa skor rata-rata pemahaman konsep siswa serta motivasi siswa di kelas eksperimen dengan multimedia pembelajaran berbasis SAVI, lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Pencapaian pemahaman konsep mauun motivasi belajar lebih baik pada kelas eksperimen. Perolehan ini tentu saja karena kelas eksperimen menggunakan multimedia pembelajaran berbasis SAVI, yang mendukung peran aktif guru dan siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan dan antusias siswa dalam melaksanakan eksperimen dengan visualisasi simulasi PhET dan peralatan nyata menjadi faktor terjadinya peningkatan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa, sebagaimana kajian (Armawati et al., 2015) mendapatkan pembelajaran dengan model SAVI berhasil meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hasil ini diperkuat kajian (Fitriyana et al., 2016) mendapatkan pemahaman konsep siswa

(9)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 9 yang meningkat melalui model pembelajaran SAVI berbantukan flashcard media, karena dapat memusatkan perhatian peserta secara penuh dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung, sehingga pemahaman konsep bisa tercapai lebih baik. Pembelajaran model SAVI membuat siswa mampu mendapatkan ilmu yang diajarkan dengan berbagai cara, sehingga terjadi peningkatan pemahaman konsep (Rusman, 2016).

Pencapaian pemahaman konsep dan motivasi belajar di kelas konvensional cenderung lebih rendah dari pada kelas perlakuan. Penyebabnya karena beberapa keterbatasan pada kelas yang tidak dieri perlakuan, sehingga pembelajaran monoton tanpa media interaktif dan strategi yang tepat, siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Ketika pembelajaran berlangsung siswa tidak antusias, bersikap pasif pada saat fasilitator memberikan pertanyaan seputar materi pelajaran. Kondisi seperti itu tentu saja berkebalikan dengan riset Chozaipah (2018) yang menyatakan bahwa pembelajaran akan berhasil aapabila melibatkan interaksi antara siswa dan guru melalui media yang efektif, namun sejalan dengan hasil yang diperoleh dalam kajian ini.

Keterlibatan siswa sangat penting dalam pembelajaran, karena mereka tidak sekedar sebagai penerima materi dengan mendengarkan saja, melainkan harus juga menunjukkan peran aktifnya. Minat belajar siswa sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar mereka, sesuai dengan penelitian Herpratiwi & Tohir (2022) dimana diketahui bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan usaha dan perhatian yang tinggi dalam meningkatkan dan mengembangkan minat dan disiplin siswa. Minat belajar dan kedisiplinan berpengaruh positif terhadap motivasi belajar.

Hasil analisis yang telah dipaparkan membuktikan adanya keterkaitan erat peningkatan motivasi belajar peserta terhadap peningkatan hasil belajar pemahaman konsep memggunakan multimedia PowerPoint berbasis model SAVI dalam pembelajaran karakteristik gelombang.

Hal ini bermakna bahwa media ini ternyata efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi siswa di kelas XI SMA N 1 Bandar Sei Kijang pada pembelajaran materi karakteristik gelombang. Namun masih terdapat keterbatasan kajian penggunaan multimedia ini yaitu memerlukan perangkat ICT seperti laptop atau handphone dengan ruang memori yang cukup untuk aplikasi multimedia yang digunakan, sehingga perlu penyediaan perangkat ICT yang cukup ruang penyimpanannya untuk penerapan di sekolah dalam proses pembelajaran.

4. Kesimpulan

Sesuai hasil kajian disimpulkan bahwa penerapkan multimedia interaktif dengan aplikasi PowerPoint berbasis SAVI mampu meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa dengan kategori baik. Pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Secara inferensial dengan uji statistik, pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa meningkat secara signifikan. Penerapan multimedia PowerPoint berbasis SAVI efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep karakteristik gelombang dan motivasi siswa kelas XI SMAN 1 Bandar Sei Kijang.

5. Daftar Pustaka

Ahdar, A. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Powerpoint Padu Musik terhadap Antusiasme Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Sosial. Jurnal Dinamika Penelitian Media

Komunikasi Sosial Keagamaan, 18(2), 287-302.

https://doi.org/10.21274/dinamika.2018.18.2.287-302

(10)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 10 Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and

Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Allyn & Bacon.

Anyan, A., Benegditus, E., & Hendry, F. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Microsoft Power Point. Journal Education and Technology, 1(1), 116-124.

https://doi.org/10.31932/jutech.v1i1

Armawati, A., Samad, A., & Aisyah, A. (2015). Penerapan Model Pembelajaran SAVI (Somatic, Audio, Visual and Intelektual) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas VII.A SMP Aisyiah Sunnguminasa. Jurnal Pendidikan Fisika, 3(2), 116-122.

https://doi.org/10.26618/jpf.v3i2

Brophy, J. (2004). Motivating students to learn. Lawrence.

Cantona, E. G., & Komang, S. (2020). Model Pembelajaran SAVI Berbantuan Media Mind Mapping Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V. Jurnal Pedagogi Dan Pembelajaran, 3(2), 269-279. https://doi.org/10.23887/jp2.v3i3.26801

Chozaipah. (2018). Peran dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi di SMKN 1 Dumai Provinsi Riau. Jurnal Serambi PTK, 5(1), 60-65.

https://ojs.serambimekkah.ac.id/serambi-ptk/article/view/608/0

Ekawati, D. (2018). Pengembangan Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Audiotoris, Visual Intelektual) Bermedia Video Pada Pembelajaran Drama Kelas VIII A SMPN 1 Menganti, Gresik Tahun Ajaran 2018/2019. Bapala Jurnal Universitas Semarang, 5(2), 1-18.

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bapala/article/view/27289

Febriani, A. E., Diah, A., & Qosyim, A. (2022). Penerapan Media Video Animasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Materi Tekanan Zat Cair. Jurnal

Pendidikan Dan Sains, 10(1), 21-25.

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa/article/view/41235

Fitriyana, N., Ningsih, K., & Panjaitan, P. G. R. (2016). Penerapan Model Pembelajaran SAVI Berbantuan Media Flashcard untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan, 18(1), 13-27. https://doi.org/10.31571/edukasi.v18i1.1667

Hadisi, L., Astina, W. O., & Wampika, W. (2017). Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru terhadap Daya serap Siswa di SMK Negeri 3 Kendari. Jurnal Al-Ta’dib, 10(2), 145-162.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31332/atdb.v10i2.629

Hamzah, H. (22011). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Bumi Aksara.

Hastjarjo, D. T. (2019). Rancangan Eksperimen-Kuasi Quasi-Experimental Design. Jurnal Universitas Gajah Mada, 27(2), 187-203. doi: 10.22146/buletinpsikologi.38619

Herpratiwi, H., & Tohir, A. (2022). Learning Interest and Discipline on learning Motivation.

International Journal of Education in Mathematics, Science, and Technology (IJEMST), 10(2), 424–435. https://doi.org/10.46328/ijemst.2290

Jumadin, L., Hidayat, A., & Sutopo, S. (2017). Perlunya Pembelajaran Modelling Instruction pada Materi Gelombang. Jurnal Pendidikan, 2(3), 325-330. doi: 10.17977/jptpp.v2i3.8585 Maknun, J. (2020). Implementation of Guided Inquiry Learning Model to Improve Understanding Physics Concepts and Critical Thinking Skill of Vocational High School Students. Canadian Center of Science and Education, 13(6), 117-130.

https://doi.org/10.5539/ies.v13n6p117

Meier, D. (2004). The Accelerated Learning Handbook. Penerbit Kaifa PT Mizan Pustaka.

https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/5223/the-accelerated-learning- handbook-panduan-kreatif-dan-efektif-merancang-program-pendidikan-dan- pelatihan.html

Miftah, M. (2013). Fungsi dan Peran Media Pembelajaran Sebagai upaya Peningkatan Kemampuan Kemampuan Belajar Siswa. Jurnal Kwangsan, 1(2), 96-101.

https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v1n2

(11)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 11 Mukaramah, M. R., Kustina, K., & Rismawati, R. (2020). Menganalisis Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning Berbasis Audiovisual dalam Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan, 1(1), 1-9.

https://repository.bbg.ac.id/handle/893

Nainggolan, M., Tanjung, S. D., & Simamarta, J. E. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran SAVI terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal BASICEDU, 5(4), 2617-2625. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1235

Ngss. (2013). Next Generation Science Standart for States. The National Academies Press.

Nufri, N., & Nur, I. (2020). Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Edmodo untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital SMK Negeri 6

Makassar [Universitas Muhammadiyah Makassar].

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11290-Abstrak.pdf

Nugraha, Y. D. (2021). The Correlation between Learning Motivation and Learning Outcomes on Mathematics Subjects in XII Science Class Senior High School 4 Bone. Anatolian Journal of Education, 6(1), 157-166. https://doi.org/10.29333/aje.2021.6113a

Nurrita, T. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Misykat Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat, 3(1), 171-187.

doi:10.33511/misykat.v3n1.171

Rahayu, A. P., Nuryani, N., & Riyadi, R. A. (2019). Penerapan Model Pembelajaran SAVI untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 4(2), 102-111.

https://doi.org/10.17509/jpgsd.v4i2.20489

Ridho, S. M., Wisudawatiningsih, E. T., & Mufidah, N. Z. (2023). Model Pembelajaran SAVI dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa MI Nurul Islam Alaspandan. EL Bidayah:

Journal of Islamic Elementary Education, 5(1), 16-29.

Roistiya, H., Putra, A. I., & Pertiwi, S. A. N. (2019). Pengembangan Instrument MWT (Mechanic Wave Four Tier) Diagnostic Test untuk Mengukur Pemahaman Konsep Gelombang Mekanik. Journal for Physics Education and Applied Physics, 2(1), 14-21. doi:

10.37058/difraction.vli2.1168

Rusman, R. (2016). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Shunk, D. H., Meece, J. L., & Pintrich, P. R. (2014). Motivation in Education: Theory, Research, and Applications (4th editio). Pearson.

Sri, E. W. (2020). Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar. Deepublish.

Umam, K., & Azhar, E. (2019). Peningkatan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Melalui Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual And Intellectual). Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia, 4(2), 53-57. doi:10.26737/jpmi.v4i2.1038

Wewa, W. (2015). Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika pada Materi Trigonometri Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Palu Melalui Penerapan Metode Penemuan Terbimbing. Jurnal Ilmiah Universitas Taduluko, 18(1), 34-46.

Referensi

Dokumen terkait

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, bahwa model pembelajaran PBL dapat meningkatkan tes pemahaman konsep matematika siswa dengan materi SPLDV Kelas X IPA SMA AL-Hassan Balikpapan