• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN BUAH BIT (Beta vulgaris) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI PADA PEWARNAAN GRAM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PEMANFAATAN BUAH BIT (Beta vulgaris) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI PADA PEWARNAAN GRAM "

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Khusus untuk wanita spesial yang saya panggil Ibu ini saya persembahkan tulisan ilmiah ini untuk Ibu, terima kasih Ibu telah membuat saya hadir di kehidupan dunia ini, banyak sekali yang ingin saya ungkapkan tentang rasa cinta dan terima kasih saya kepada ibu. Hal sederhana ini saya persembahkan untuk ibu yang berhasil menjadi guru pertama dalam hidup saya, ibu adalah orang pertama yang memperkenalkan saya pada semua hal baik di dunia ini, saya tahu bahwa saya telah mengecewakan ibu berkali-kali selama saya tumbuh dewasa. Terima kasih kepada semua teman-teman seperjuangan yang telah berjuang selama ini dan juga turut serta memberikan dukungan dan semangat sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan ilmiah ini dengan baik. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu dalam Penulisan Ilmiah ini, semoga kita bisa sukses bersama.

Saya bersyukur selama 3 tahun kita berjuang bersama untuk menyelesaikan penulisan ilmiah ini dan memperjuangkan gelar Amd.AK ini. Khususnya untuk seseorang yang selalu aku yakini doanya, meski engkau telah melakukan banyak hal luar biasa untukku, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih untuk satu dari sekian banyak hal penting, salah satunya, terima kasih telah hadir dalam hidupku dan tulisan ilmiah ini kupersembahkan untukmu. Dan terakhir, karya tulis ilmiah ini saya persembahkan untuk semua pihak yang sudah sering bertanya kapan sidangnya.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan rahmat-Nya, saya dapat menyusun artikel ilmiah yang berjudul. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma Tiga Analis Kesehatan/TLM di Universitas Perintis Indonesia Padang. Biomed Selaku konsultan yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis hingga penyelesaian penulisan ilmiah ini.

Lebih-lebih lagi buat kedua ibu bapa dan keluarga tercinta yang telah mencurahkan doa dan dorongan sepanjang peringkat penulisan ilmiah penulis.

Rumusan Masalah

Dekolorisasi dengan alkohol tidak mempengaruhinya dan mempertahankan warna pewarnaan pertama, yaitu ungu tua, bakteri gram negatif hanya memiliki satu lapisan peptidoglikan yang melekat pada membran luar, yang akan dihancurkan oleh alkohol, menyebabkan kompleks kristal violet-iodine keluar dan digantikan oleh counterstain (Gracia, 2015).

Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

Manfaat Bagi Perkembangan Ilmu Pengatahuan

Manfaat Bagi Kesehatan

Defenisi Buah Bit

Morfologi Umbi Bit Merah

Beetroot adalah sayuran dua tahunan dari keluarga Chenopodiaceae, berasal dari bit laut B. Vulgaris sp (George, 2014). Umbi bit (beta vulgaris) memiliki basal daun pembentuk akar yang besar dan kuat akan muncul ke permukaan dan membentuk akar bit (Al-Amura et al, 2012). Tanaman bit dapat dipanen setelah 2,5-3 bulan dari waktu tanam dengan membuang umbinya.

Semakin tua umur tanaman akan semakin manis rasanya, jika bit terlalu tua akan mengeras (sunarjono, 2013). Bit merah mengandung banyak nutrisi, seperti asam folat 34% yang berfungsi untuk menumbuhkan dan mengganti sel yang rusak, potasium 14,8%, untuk memperlancar keseimbangan cairan dalam tubuh, serat 13,6%, vitamin C 10,2% untuk meningkatkan jaringan dan meningkatkan aliran darah, magnesium 9,8% menjaga metabolisme 4. iptoron% 4. ity, tembaga 6,5% untuk tulang, mencegah tumor dan mencegah kanker (Ll Alage, 2013). Bit memiliki daya antibakteri karena mengandung senyawa fenolik yang memiliki aktivitas antimikroba yang tinggi.

Mekanisme senyawa fenolik memiliki aktivitas antimikroba dan berpengaruh pada membran sel bakteri, mengubah membran sel, mengubah struktur, meningkatkan permeabilitas membran sitoplasma yang menyebabkan hilangnya gradien pH seluler, penurunan kadar ATP menyebabkan kematian sel (Canadnovic, 2012). Ada tiga mekanisme kerja flavonoid sebagai agen antimikroba yaitu penghambatan sintesis asam nukleat, penghambatan fungsi membran sel dan penghambatan metabolisme energi (Rijayanti, 2014).

Pewarnaan Gram

Escherichia coli

Seperti beberapa famili Enterobacteriaceae lainnya, E. coli juga memfermentasi laktosa dan hasil kulturnya akan menghasilkan gas dan asam (Levinson, 2008). Mikroorganisme ini cukup sering menyebabkan infeksi, baik infeksi pencernaan maupun infeksi saluran kemih pada manusia. Bakteri berbentuk batang gram negatif ini memiliki beberapa subspesies, seperti E. coli enterotoksigenik (ETEC), E. coli enteropatogenik (EPEC), E. coli enteroinvasif (EIEC), E coli enteroaggregatif (EAEC), dan E. coli yang melekat secara difus.

Karakteristik Escherichia coli (E. coli) Secara Biologi

Klasifikasi bakteri E. coli adalah sebagai berikut

Terdapat lima serotipe E.coli patogen yang dapat menginfeksi manusia, yaitu: E.coli Enterotoksigenik (ETEC), E.coli Enteropatogenik (EPEC), E.coli Enteroinvasif (EIEC). Faktor virulensi bakteri ini adalah kemampuannya menghasilkan dua jenis enterotoksin yang berbeda, yaitu heat-labile toxin (LT) atau biasa disebut toksin tahan panas yang dikodekan oleh Genelt dan heat-stable toxin (ST) atau toksin tahan panas yang dikodekan oleh Genest (Nataro, et al, 2014). Sumber makanan yang biasa dilaporkan sebagai pembawa bakteri ini adalah buah-buahan segar, sayuran, salad, kerang, dan ikan tuna.

Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC) merupakan penyebab utama diare pada bayi dan anak di negara berkembang. Escherichia coli enteroinvasif (EIEC) adalah kelompok E. coli patogen yang secara biokimia, genetik, dan patologis mirip dengan Shigella. Enteroaggregative Escherichia coli (EAEC), memiliki sifat adhesi Agregatif, yaitu melekat pada sel epitel dan mengkolonisasi dinding usus.

Secara umum, EAEC merupakan diare akut dan persisten pada anak-anak dan orang dewasa di negara industri dan berkembang. Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC) disebut juga verocytotoxin-producing Escherichia coli (VTEC) karena memiliki efek sitotoksik pada sel vero, sel monyet hijau di Afrika. Bakteri ini disebut juga dengan Shiga toxin-producing Escherichia coli (STEC) karena mampu menghasilkan toksin sejenis Shiga 1 dan 2 (Stx 1 dan Stx 2) yang dapat menyebabkan infeksi (Suardana, et al., 2014; Helmi, et al., 2013).

Mucoid terkadang menghasilkan limbah ekstraseluler yang merupakan polisakarida dengan spesifisitas antigen K spesifik atau terdapat dalam asam polisakarida yang dibentuk oleh banyak Escherichia coli seperti pada Enterobacteriaceae. Biasanya sel-sel ini bergerak bersama-sama dengan petrichous flagella dari Escherichia coli yang menghasilkan berbagai jenis fimbriae atau pili, yang bervariasi dalam struktur dan spesifisitas antigen, termasuk embel-embel seperti filamen, protein, seperti rambut di sekitar sel dalam jumlah yang bervariasi. Escherichia coli merupakan bakteri fakultatif anaerobik, kemoorganotropik, dengan jenis metabolisme fermentasi dan respirasi, tetapi tumbuh sangat sedikit dalam kondisi anaerobik (Collier, 2015).

Escherichia coli memfermentasi laktosa dan menghasilkan indol yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri dalam makanan dan air. Secara umum bakteri Escherichia coli hanya mengenal satu jenis reproduksi yaitu dengan cara seksual atau vegetatif. Jika Escherichia coli berada pada media yang mengandung sumber karbon (glukosa, laktosa, dll) maka akan mengubah keasaman (pH) pada media menjadi asam dan akan terbentuk gas akibat proses pemecahan glukosa menjadi senyawa lain (Melliawati, 2012).

Gambar 2.2.4 Escherichia coli (Collier, 2015)
Gambar 2.2.4 Escherichia coli (Collier, 2015)

Jenis / Desain Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian .1 Waktu Penelitian

Tempat penelitian

Populasi dan Sampel .1 Populasi

Sampel

Alat dan Bahan .1 Alat

Prosedur Kerja

  • Pembuatan Sari Daging Buah Bit Merah
  • Pembuatan Sari Kulit Buah Bit Merah
  • Pembuatan Preparat
  • Pembuatan Konsentrasi Sari Daging Umbi Bit Merah
  • Pembuatan Konsentrasi Sari Kulit Umbi Bit Merah
  • Prosedur Kerja Pewarnaan Gram
  • Preparat eksperimen I

Siapkan alat dan bahan, bersihkan kaca objek dengan tisu atau kapas alkohol, panaskan ose dengan bunsen, biarkan dingin beberapa menit pada suhu ruang, ambil koloni bakteri yang positif (+) oleskan secara merata pada kaca objek, tunggu sampai Gentian divert, air mengalir, cuci kaca objek dengan setetes larutan Lugol (gram B) selama 1 menit, lalu cuci dengan air mengalir, lalu rendam dalam larutan alkohol pada kaca objek sampai tidak ada lagi warna pada kaca objek, lalu cuci sisanya alkohol dalam gelas objek dengan air deante, air mengalir, air mengalir, mengalir) selama 30 running) dan keringkan, setelah kering, teteskan 1 tetes minyak imersi pada sediaan dan lihat sediaan di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x, baca hasilnya. Hasil pengamatan terhadap sediaan yang mengandung larutan gentian violet dibandingkan dengan hasil pengamatan terhadap sediaan yang mengandung larutan ekstrak buah bit.

Analisa Data

Hasil Penelitian

Bahan pewarnaan gram merupakan salah satu bahan penting dalam analisis kesehatan sebagai alat untuk mengidentifikasi bakteri gram positif maupun gram negatif. Pewarnaan Gram umumnya menggunakan bahan seperti gentian violet, lugol, alkohol dan safranin dan lain-lain. Dan bahan tersebut sudah umum digunakan, sehingga peneliti ingin mencoba percobaan baru sebagai pengganti pewarnaan gram.

Dan belum banyak penelitian tentang bahan pewarna gram dengan percobaan menggunakan ekstrak jus bit dan kulit buah alami. Penelitian ini menggunakan buah dan kulit bit (Beta vulgaris L.) sebagai pewarna Gram dan pelarut air sehingga dapat menghasilkan sari bit dan kulit bit. Konsentrasi sari bit dan kulit bit yang digunakan untuk uji penelitian adalah konsentrasi dan 25%.

Digunakan sebagai konsentrasi terendah dalam penelitian jus bit dan kulit bit digunakan sebagai pengganti pewarnaan gram. Pewarnaan gram berupa bakteri E.coli dan Staphylococcus aureus dengan pewarnaan gram menggunakan gentian violet, Lugol, alkohol dan safranin digunakan sebagai kontrol dalam penelitian ini. Pengujian dengan menggunakan konsentrasi Ph dilakukan untuk mengetahui hasil apakah terdapat perbedaan antara empat konsentrasi ekstra bit dan kulit bit dengan pewarnaan gram yang biasa digunakan.

Uji ini dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi optimal ekstrak bit dan bit sebagai alternatif pewarnaan gram. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pewarna gram dengan ekstrak bit dan kulit bit. Jus bit dan kulit bit pada konsentrasi 100% memberikan pewarnaan yang cukup baik, begitu pula jus bit dan kulit bit pada konsentrasi 75%, 50% dan 25% dan dengan pewarnaan gram yang umum digunakan.

Sesuai dengan hasil pada gambar di atas, hasil pewarnaan bakteri Staphylococcus aureus dengan ekstrak bit merah dan kulit bit ungu kemerahan berbentuk kokas. Hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa sari bit dan kulit bit (Beta vulgaris L.) tidak dapat digunakan sebagai bahan alternatif pewarnaan gram pada konsentrasi 25%. Menurut hasil penelitian yang dilakukan peneliti, penggunaan buah bit tidak efektif pada konsentrasi 25%, 50% dan 75% dan 100% karena warna yang dihasilkan tidak sesuai dengan pewarna safranin.

Gambar 4.1.3 Hasil pengamatan bakteri E. Coli
Gambar 4.1.3 Hasil pengamatan bakteri E. Coli

Saran

Agung, LW, Y., Ekstraksi antosianin dari limbah buah bit (Ipomoea batatas L.) Metode ekstraksi dengan bantuan microwave kulit (kajian waktu ekstraksi dan rasio bahan:pelarut).

Gambar

Gambar 2.1.3 Buah Bit (Beta Vulgaris) (Koswara, S, 2014)
Gambar 2.2.4 Escherichia coli (Collier, 2015)
Tabel 4.1.1 Hasil pengamatan secara  mikroskopis pewarnaan dengan sari  buah bit dan kulit buah bit terhadap bakteri E-Colli dan
Gambar 4.1.3 Hasil pengamatan bakteri E. Coli

Referensi

Dokumen terkait

"A Chinese Postman Problem Based on DNA Computing", Journal of Chemical Information and Computer Sciences,