PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis menyusun rumusan masalah yang akan dikaji dalam pembahasan. Menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelanggaran pemanfaatan kawasan lindung sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Dalam RTRW Kota Makassar juga dijelaskan terkait dengan tujuan penataan ruang kota pada Pasal 6 yang disebutkan. Dalam proses penindakan terhadap para pelaku pemanfaatan kawasan lindung di Kota Makassar diharapkan Pemkot Makassar dapat menyediakan.
TINJAUAN PUSTAKA
Rencana Tata Ruang Wilayah
Perencanaan fisik sebagai suatu sistem mengandung pengertian bahwa perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan fisik sesuai dengan peruntukan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Nasional, Provinsi dan Kota (RTRW) harus dipahami sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Perencanaan fisik kawasan perkotaan berperan sangat penting dalam pembentukan ruang publik, khususnya ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan perkotaan. RTR pulau/kepulauan, RTR KSN, RZ KSNT, RZ KAW dan RDTR KPN sebagai rencana rinci rencana fisik nasional;
Beberapa kebijakan terkait strategi penataan ruang kawasan perkotaan dijabarkan melalui pasal 8, 10, dan 15 Rencana Tata Ruang Kota Makassar. Dalam hal ini penulis juga menambahkan bahwa kebijakan dan strategi penataan ruang kota diperlukan untuk menciptakan struktur model ruang kota yang aman dan nyaman bagi masyarakat yang tinggal di dalamnya. Sehingga perlu adanya rencana tata ruang wilayah Kota Makassar sebagaimana tertuang dalam Pasal 43 Rencana Tata Ruang Kota Makassar.
Pengertian dan Unsur-unsur Tindak Pidana
Secara umum di Kota Makassar terdapat 2 kawasan yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Tata Ruang Kota Makassar di atas, termasuk data mengenai pelanggaran penggunaan kawasan lindung yang tidak sesuai dengan ketentuan Tata Ruang Kota Makassar. Kasus pelanggaran pemanfaatan kawasan lindung tertinggi terjadi pada tahun 2019 yaitu sebanyak 20 kasus, tidak ada satupun yang diberikan sanksi pidana oleh Pemerintah Kota Makassar.
Tata Ruang Klaster UU Ketenagakerjaan dengan jelas menyebutkan sanksi administratif dan sanksi pidana bagi pemanfaatan kawasan lindung yang tidak sesuai dengan ketentuan RTRW Kota Makassar. Berdasarkan hasil penelusuran penulis, sejauh ini penindakan terhadap total 52 kasus pelanggaran pemanfaatan kawasan lindung yang terjadi di Kota Makassar, pemerintah kota Makassar dalam hal ini Dinas Tata Kota Makassar hanya kepada Perwali. Makassar No. Terdapat 52 kasus pelanggaran pemanfaatan kawasan lindung di Kota Makassar selama tahun 2018-2021, kasus terbanyak terjadi pada tahun 2019 sebanyak 20 kasus.
Di antara beberapa kasus pelanggaran pemanfaatan kawasan lindung di Kota Makassar, Pemerintah Kota Makassar hanya memberikan sanksi berupa teguran administratif kepada pelaku pelanggaran pemanfaatan kawasan lindung. Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan kawasan lindung yang harus dikelola dengan baik oleh pemerintah kota Makassar.
Peraturan Walikota Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Penertiban
Ketentuan Sanksi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang
Dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. satu milyar rupiah). Mengajak atau menghasut negara lain untuk menyerang Indonesia (pasal 111 ayat 2), yaitu: jika benar-benar terjadi permusuhan atau perang, diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu sampai dengan dua puluh tahun. yang memerangi Indonesia (pasal 124 ayat 3) yaitu pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau untuk waktu tertentu tidak lebih dari dua puluh tahun.
Artinya, jika makar terhadap nyawa dilakukan dengan suatu rencana dan mengakibatkan mati, diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara waktu tertentu sampai dengan dua puluh tahun. Artinya barang siapa dengan sengaja dan dengan perencanaan yang lebih dahulu menghilangkan nyawa orang lain diancam dengan pembunuhan berencana (pembunuhan), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau untuk waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun. Yaitu diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun jika perbuatan itu mengakibatkan luka berat atau mati dan dilakukan oleh dua orang atau lebih yang bersekutu”.
Artinya, perbuatan yang mengakibatkan matinya orang atau hancurnya pesawat udara diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara dua puluh tahun. Barangsiapa memproduksi, mengolah, mengekstraksi, mengubah, merakit, atau memasok Narkotika Golongan I tanpa hak dan melawan hukum dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp. .
Lokasi Penelitian
Tipe Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Data sekunder adalah data yang kami telusuri melalui penelusuran literatur, baik dari buku, majalah, terbitan berkala, maupun elektronik dan media massa yang kami anggap relevan dengan masalah yang sedang dibahas.
Populasi dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Berdasarkan data diatas, ternyata luas kawasan lindung di Kota Makassar adalah 1.461 hektar atau sekitar 8,3% dari total luas Kota Makassar yaitu 17.577 hektar. Berdasarkan hasil kajian diketahui bahwa beberapa rumah hunian dibangun di kawasan lindung di Kota Makassar, hal ini terjadi di Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Manggala dan Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Salah satu bentuk kurangnya perhatian pemerintah Kota Makassar dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Kota Makassar adalah kurangnya penyidik di Dinas Tata Ruang Kota Makassar, sehingga sulit untuk menentukan adanya ketidaksesuaian pemanfaatan ruang dengan ketentuan zonasi. dalam Rencana Tata Ruang Kota Makassar.
Dalam hal menindak pelanggaran tata ruang, sumber itu juga menyatakan bahwa hak regres sepenuhnya ada pada Pemerintah Kota Makassar, dalam hal ini Dinas Tata Ruang Kota Makassar. Pemerintah kota dalam hal ini sangat berwenang untuk menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku pelanggaran pemanfaatan ruang yang terjadi di Kota Makassar. 25 Tahun 2014 terkait penindakan bangunan yang melanggar ketentuan tata ruang fisik Kota Makassar, sehingga pemerintah Kota Makassar hanya memberikan sanksi berupa teguran administratif kepada bangunan saat melakukan tindakan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelanggaran Pemanfaatan Kawasan Lindung Di Kota Makassar
Menurut hasil wawancara penulis dengan kepala bidang tata ruang Biro Tata Kota Makassar yaitu Ilham Landahing (wawancara tanggal 17 Januari 2022), yang mengatakan bahwa Makassar belum menyusun rencana tata ruang secara detail yang telah dimiliki ( RDTR) sehingga belum ada rencana operasionalisasi pola ruang yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan tujuan, strategi dan kebijakan penataan ruang, rencana struktur dan rencana pola ruang, serta pengendalian penggunaan ruang di Kota Makassar. Kota. Dalam wawancara dengan penulis, informan juga menambahkan bahwa permasalahan penataan dan pengendalian tata ruang di Kota Makassar disebabkan karena belum adanya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan kurangnya perhatian pemerintah kota Makassar terkait penataan ruang di Kota Makassar. Kota Makasar. . Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Bapak Harjiman, SP selaku Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemberdayaan Kantor ATR/BPN Kota Makassar (Wawancara Tanggal 28 Januari 2022), menyatakan bahwa terkait penetapan kawasan lindung di Kota Makassar, Pemerintah Kota Makassar secara sewenang-wenang menyatakan lokasi tersebut sebagai kawasan lindung tanpa berkonsultasi dengan pemilik tanah.
Dalam masalah tata ruang, ATR/BPN hanya berkoordinasi terkait data kepemilikan tanah dan untuk kewenangan tata ruang dikembalikan ke Dinas Tata Ruang Kota Makassar, dalam penertiban ruang di ATR/BPN lebih kepada pengawasan produk yang ATR/ diterbitkan. BPN berupa sertifikat yang dimiliki oleh pemilik tanah. Penulis juga sependapat dengan pernyataan di atas mengingat penetapan kawasan lindung harus disertai dengan kepemilikan kawasan lindung oleh Pemerintah. Kota tidak boleh sembarangan dalam menetapkan kawasan lindung agar masyarakat dapat menggunakan hak tanah pribadinya sesuai dengan ketentuan Rencana Tata Ruang Kota Makassar tanpa melanggar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan lindung.
Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelanggaran Pemanfaatan Kawasan
Nara sumber juga menambahkan bahwa sebagian besar bangunan di Kota Makassar belum memiliki IMB, namun pihak perencana fisik tidak bisa begitu saja mengambil tindakan tanpa pengaduan, dan ketika ada pengaduan maka pihak perencana fisik harus berkoordinasi dengan instansi terkait sebelum melakukan tindakan. Hal ini disebabkan belum adanya Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) Kota Makassar sebagai bahan acuan pelaksanaan tujuan, strategi dan kebijakan penataan ruang yang dituangkan dalam RTRW Kota Makassar. Sanksi pidana yang tertuang dalam UU Cipta Kerja bagi pelaku pelanggaran pemanfaatan fisik yang tidak sesuai dengan ketentuan Rencana Tata Ruang Kota Makassar belum dilaksanakan dengan baik oleh Pemerintah Kota Makassar karena Pemerintah Kota Makassar masih mengacu pada Perwali Makassar No. 25 Tahun 2014 Tentang penertiban bangunan tanpa memperhatikan sanksi pidana dalam undang-undang penciptaan lapangan kerja, yang dapat dilaksanakan oleh pemerintah Kota Makassar dengan memberikan sanksi kepada pelaku pelanggaran pemanfaatan kawasan lindung yang tidak sesuai dengan ketentuan Makassar. Perencanaan Kota.
Perlu adanya upaya yang lebih serius dari pemerintah terkait penerapan tata ruang kota Makassar yang baik agar masyarakat dapat menjalani kehidupannya dengan aman dan tenteram sehingga segala bentuk bencana dapat diminimalkan yang diakibatkan oleh tidak adanya kawasan lindung di Kota Makassar sebagaimana daerah resapan yang berguna untuk meminimalisir debit air yang masuk ke Kota Makassar. Peraturan sektoral dalam hal ini Rencana Tata Ruang Kota Makassar seharusnya merupakan penjabaran dari peraturan umum yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat sehingga dalam pelaksanaannya pemerintah kota Makassar dapat melaksanakan segala bentuk sanksi pidana yang diatur. oleh pemerintah pusat, dalam hal ini UU Cipta Kerja. Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dengan penambahan topik seperti perlindungan kawasan pesisir yang merupakan kawasan lindung yang telah ditetapkan oleh pemerintah kota Makassar.
PENUTUP
Saran
Pengawasan pemanfaatan kawasan lindung di kawasan pesisir juga harus lebih ditingkatkan karena kurangnya perhatian dari pemerintah kota, sehingga kawasan pesisir sering terputus pengawasannya dan banyak terjadi pelanggaran pemanfaatan kawasan pesisir. Dalam hal ini perlu dilakukan penertiban terhadap orang yang melanggar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan lindung. Bagi penulis sebenarnya restorative justice dapat menjadi pilihan untuk menjaga nilai keadilan bagi semua pihak yang terlibat, karena selain pemerintah harus memperhatikan kawasan lindung di kota Makassar, pemerintah juga harus memperhatikan aspek lain seperti pembangunan. serta posisi strategis Kota Makassar sebagai Ibu Kota Provinsi. Sulawesi Selatan yang tentunya menjadi tujuan masyarakat kabupaten lain untuk melanjutkan kehidupannya, baik bekerja maupun menjadi tempat bertahan hidup.