• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT SEBAGAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT SEBAGAI "

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Dalam konsep penyelenggaraan perencanaan fisik, setiap pemanfaatan ruang diatur dalam rencana fisik wilayah suatu wilayah, pengendalian pemanfaatan ruang bersifat wajib. Konkritnya, dalam pengelolaan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau, instrumen yang pertama adalah ketentuan umum dalam peraturan subdivisi yang disusun sebagai pedoman pengelolaan pemanfaatan lahan berdasarkan rencana fisik setiap zona pemanfaatan lahan. Peraturan Perizinan dalam Peraturan Daerah RTRW Kota Bandar Lampung merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang untuk memberikan izin pemanfaatan ruang berdasarkan rencana struktur dan pola tata ruang yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah RTRW Kota Bandar Lampung.

Izin penggunaan adalah izin yang diperlukan untuk melakukan kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang terdiri atas izin alih fungsi tanah (izin informasi lokasi dan izin lokasi), izin mendirikan bangunan (IMB), izin penggunaan untuk mendirikan bangunan, izin untuk menentukan iklan. titik, dan izin penerangan jalan umum (PJU). Untuk setiap penggunaan ruang harus diperoleh izin sesuai dengan peruntukan ruang berdasarkan penataan ruang yang telah ditetapkan. Penjatuhan sanksi adalah pengenaan sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang, yang bertujuan untuk terlaksananya ketertiban tata ruang dan penegakan peraturan perundang-undangan di bidang penataan ruang.

Selanjutnya mengenai instrumen pengendalian pemanfaatan ruang menurut UUPR yang kedua, yaitu ketentuan perizinan yang diatur oleh. Izin penggunaan lahan yang telah diperoleh melalui prosedur yang benar, namun kemudian ternyata tidak sesuai dengan rencana tata ruang daerah, akan dicabut oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya, yang mengakibatkan kerugian. setelah pencabutan izin, biaya yang sesuai dapat diminta dari instansi yang memberikan izin. Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah dapat dicabut oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan memberikan kompensasi yang sesuai dan pejabat pemerintah yang berwenang memberikan izin pemanfaatan ruang dilarang mengeluarkan izin tersebut. tidak sesuai dengan peraturan. sesuai dengan rencana tata ruang.

Dalam penyelenggaraan pemanfaatan ruang agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang daerah, dapat diberikan insentif dan/atau disinsentif oleh Pemerintah dan pemerintah daerah. Penjatuhan sanksi merupakan tindakan disipliner terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi. Penerapan pengendalian pemanfaatan ruang dapat dilakukan melalui peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, dan terakhir pemberian sanksi.

Izin pemanfaatan ruang diberikan kepada calon pengguna ruang yang akan melakukan kegiatan pemanfaatan ruang pada suatu kawasan/kawasan berdasarkan rencana tata ruang. Dalam proses pengurusan izin pemanfaatan ruang dapat dikenakan pajak yang merupakan biaya pengurusan izin. Insentif dari pemerintah kepada pemerintah daerah dapat berupa subsidi silang, kemudahan perizinan kegiatan pemanfaatan ruang yang disediakan pemerintah, penyediaan prasarana dan sarana di daerah, pemberian kompensasi, penghargaan dan fasilitasi, dan/atau publikasi daerah. atau promosi. .

Pemerintah dapat memberikan sanksi kepada pemerintah daerah berupa persyaratan khusus izin kegiatan penggunaan lahan yang diberikan oleh pemerintah, pembatasan penyediaan prasarana dan sarana di daerah dan/atau pemberian status tertentu oleh pemerintah. Disinsentif pemerintah dan/atau pemerintah daerah terhadap masyarakat dapat berupa kewajiban ganti rugi, persyaratan perizinan khusus kegiatan penggunaan lahan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah, kewajiban ganti rugi, pembatasan penyediaan fasilitas. dan persyaratan infrastruktur dan/atau perizinan khusus. Jadi, dalam hal ini tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peraturan mengenai pengendalian pemanfaatan ruang yang diatur dalam Perda RTRW Bandar Lampung dan UUPR.

Implementasi pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang terbuka hijau di Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar.

Implementasi Terhadap Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar

Secara khusus penelitian ini akan membahas mengenai wilayah Kecamatan Tanjung Karang Barat yang sebagian wilayahnya diperuntukkan sebagai kawasan terbuka hijau. Dalam Pasal 48 Ayat (3) Huruf c Peraturan Daerah RTRW Kota Bandar Lampung Kecamatan Tanjung Karang Barat yang dimaksud dengan RTH Umum. Bentuk ruang terbuka publik yang diperuntukkan bagi Kecamatan Tanjung Karang Barat seperti hutan kota.

Ditinjau dari keberadaan atau pengembangan RTH publik berupa hutan kota di Kecamatan Tanjung Karang Barat, berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian terdahulu pada tahun 2010, merupakan bentang alam perbukitan dengan luas kurang lebih 100 hektar. 5,08 hektar. Perkembangan pemanfaatan dan pengelolaan ruang terbuka hijau publik di Kecamatan Tanjung Karang Barat sebenarnya belum berjalan dengan baik. Menurut warga sekitar, hutan kota di Kecamatan Tanjung Karang Barat sudah tidak terpelihara dan keberadaan hutan kota ini sejak awal sudah tidak sesuai.

Menurut peneliti, hal tersebut jelas bertentangan dengan arah pemanfaatan ruang di Kecamatan Tanjung Karang Barat untuk dijadikan hutan kota. Hal ini disebabkan oleh kelalaian Pemerintah Daerah dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Kota Bandar Lampung, serta peran masyarakat setempat yang dinilai kurang aktif dalam menjaga kelestarian ruang terbuka hijau publik di Kecamatan Tanjung Karang Barat. Jika dianalisa berdasarkan Perda RTRW Kota Bandar Lampung tentang arahan pemanfaatan dan pengembangan ruang terbuka hijau di kecamatan Tanjung Karang Barat, tidak terdapat hubungan dengan pemeliharaan dan revitalisasi ruang terbuka hijau publik dan swasta yang ada pada praktiknya. ruang terbuka hijau di kecamatan Tanjung Karang Barat.

Mengenai arah pemanfaatan dan pengembangan ruang terbuka hijau dalam rangka konservasi dan revitalisasi kawasan lindung perkotaan, sebagaimana tercantum dalam RTRW Kota Bandar Lampung, dalam praktiknya ruang terbuka hijau publik ini merupakan kawasan lindung, dalam ruang terbuka hijau ini ruang di Kecamatan Tanjung Karang Barat belum dilakukan konservasi dan revitalisasi. Selain itu, arah realisasi pengembangan ruang terbuka hijau publik dalam RTRW Kota Bandar Lampung menyebutkan pembangunan ruang terbuka hijau publik baru berupa taman kota. Mengingat kondisi RTH publik di Kecamatan Tanjung Karang Barat saat ini sudah menjadi kawasan wisata, maka sebaiknya pemerintah daerah membuka lahan baru untuk membangun RTH publik baru di tempat lain.

Perlu diketahui juga bahwa penelitian pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa perubahan luas ruang terbuka hijau publik di Kecamatan Tanjung Karang Barat juga disebabkan oleh pembangunan kawasan pemukiman dan pertokoan. Dalam praktiknya, penghijauan di kawasan pemukiman padat dan pertokoan yang mengubah fungsi kawasan ruang terbuka hijau publik di Kecamatan Tanjung Karang Barat tidak dilakukan oleh masyarakat. Selanjutnya pada subbab ini juga akan dibahas tentang pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan RTH publik di Kecamatan Tanjung Karang Barat.

Kemudian, kegiatan yang diperbolehkan secara bersyarat di kawasan terbuka hijau di bawah KUPZ Bandar Lampung harus memenuhi syarat tertentu, yaitu mengenai kegiatan sektor informal yang diperbolehkan keberadaannya dengan menyesuaikan perencanaan yang telah ditetapkan pemerintah. , kegiatan pariwisata dibangun di ruang terbuka hijau publik di kecamatan Tanjung Karang Barat. Ini bukan kegiatan sektor informal. Selain itu, pada tahun 2014, RTH di Kecamatan Tanjung Karang untuk kegiatan yang tidak diperkenankan pada kawasan RTH yaitu tidak diperbolehkan atau diperbolehkannya areal terbuka atau terbuka dan menutup areal gundul dengan pepohonan atau rumput/semak belukar, sudah efektif. publik.

Gambar 4.1 Kondisi RTH Publik di kecamatan Tanjung Karang Barat  Kota Bandar Lampung Pada Tahun 2017
Gambar 4.1 Kondisi RTH Publik di kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung Pada Tahun 2017

Gambar

Gambar 4.1 Kondisi RTH Publik di kecamatan Tanjung Karang Barat  Kota Bandar Lampung Pada Tahun 2017

Referensi

Dokumen terkait

Yogyakarta: Penerbit Rake Sarasin Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan Tahun 2012-2032 Peraturan Daerah Kota

Rencana Tata Ruang Wilayah Peraturan Daerah Kota Bandung No 18 tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2011-2031  Mewajibkan penyediaan sumur resapan dalam setiap