BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
Pandemi Covid-19 di Indonesia terjadi pada bulan Maret 2020, dimulai dengan adanya korban positif di kota Depok. Setelah itu peningkatan kasus terjadi diseluruh wilayah Jawa Barat sehingga menjadi kawasan zona merah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan surat keputusan nomor 13 A terkait penetapan masa darurat akibat virus corona.
Berdasarkan penetapan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan Surat Edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 terntang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran corona virus disease (COVID-19).
Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Pembelajaran Jarak Jauh bertujuan untuk memenuhi standar pendidikan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dengan menggunakan perangkat komputer atau gadget yang saling terhubung antara mahasiswa dengan dosen sehingga melalui pemanfaatan teknologi tersebut proses belajar mengajar bisa tetap dilaksanakan dengan baik. Pemanfaatan teknologi informasi diharapkan mampu mengatasi proses belajar mengajar bisa tetap berjalan dengan baik meskipun tengah berada masa pendemi Covid 19. Program belajar jarak jauh merupakan alternatif yang digunakan saat ini oleh setiap perguruan tinggi untuk melaksanakan proses belajar mengajar walaupun tidak dengan tatap muka. Perubahan proses belajar dari tatap muka menjadi program belajar jarak jauh merupakan suatu keputusan yang harus diambil perguruan tinggi agar tujuan pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Kebijakan terhadap pendidikan di masa pandemi Covid-19 memiliki dampak negatif bagi seluruh civitas akademika, baik terhadap fisik, mental, maupun sosial. Seperti pada penggunaan virtual conference, apabila media pembelajaran ini sering digunakan dalam sehari, akan menyebabkan terjadinya kelelahan dan kecemasan. Kecemasan yang diawali ketidak
nyamanan dan kekhawatiran diri terhadap penampilan diri semdiri saat virtual conference berlangsung karena tidak bisa mengontrol penglihatan penampilan diri, latar, dan pencahayaan pada video. Usaha yang dilakukan untuk melihat terus-menerus ini menjadi dua kali lebih besar sehingga lebih lelah dari biasanya. Selain penglihatan pada penampilan, kelelahan ini dapat dipicu oleh beberapa hal yaitu, semakin teringat pada situasi yang tidak normal di masa pandemi, memandang komputer terlalu lama, dan sulitnya membaca body language lawan bicara. Kelelahan pada saat virtual conference ini disebut Virtual fatigue. Kelelahan tentunya dapat mengganggu produktivitas dan kesehatan mental. Tanda-tandanya dapat terlihat ketika tidak memiliki rasa semangat, munculnya rasa malas, badan menjadi pegal-pegal, hingga berujung pada perubahan perilaku.
Tercatat hingga Agustus 2020, terdapat kurang lebihnya tiga ribu perguruan tinggi yang terdampak penutupan akibat pandemi Covid-19 dan harus melaksanakan pembelajaran di rumah. Dalam jumlah tersebut ada sekitar 45 juta mahasiswa di Indonesia, terhitung 3% dari jumlah total mahasiswa yang terkena dampak di seluruh dunia Terhitung sebanyak 45 % jenis mata kuliah yang diadakan bersifat kuantitatif atau perhitungan dan 55
% jenis mata kuliah yang diadakan bersifat deskriptif atau penjelasan suatu pembelajaran. Dengan menggunakan perangkat seperti ponsel maupun komputer atau laptop dalam durasi perkuliahan dilakukan sama dengan perkuliahan di kelas dengan media online yaitu 2 – 3 jam untuk 1 mata kuliah dampak dari penggunaan media online yaitu pancaran sinar yang dihasilkan dari perangkat tersebut dapat menyebabkan kelelahan baik secara fisik maupun mental. (Pustikasari & Fitriyanti, 2021)
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 28 April 2022 peneliti melakukan studi pendahuluan kepada 20 responden mahasiswa program studi sarjana keperawatan tingkat akhir di STIKes Dharma Husada Bandung yang dipilih secara random yang diantaranya 8 orang laki – laki dan 12 orang perempuan menggunakan kuesioner subjective feeling of fatigue.
dimana diantaranya yaitu 3 orang laki – laki dan 5 orang perempuan
mengatakan mengalami penurunan pemahaman akibat pembelajaran via daring karena terdapat berbagai kendala diantaranya sinyal atau jaringan yang tidak stabil, minimnya fasilitas sarana dan prasarana yang terdapat dimahasiswa, mereka juga mengeluhkan nyeri punggung, rasa mudah lupa, rasa sakit kepala, sering menguap, mudah mengantuk dan beban pada mata karena tidak terbiasa terkena paparan sinar dari media pembelajaran handphone atau laptop pada saat melakukan pembelajaran daring, 1 orang laki – laki dan 5 orang perempuan mengatakan mengalami penurunan pemahaman akibat pembelajaran via daring karena terdapat berbagai kendala diantaranya sinyal atau jaringan yang tidak stabil, mereka juga mengeluh sakit kepala, sering menguap, mudah mnegantuk dan beban pada mata karena tidak terbiasa terkena paparan sinar dari media pembelajaran handphone atau laptop pada saat melakukan pembelajaran daring, 2 orang laki – laki dan 2 orang perempuan mengatakan bahwa penggunaan media sarana dan prasarana yang memadai dapat meningkatkan kualitas belajar mahasiswa walaupun mereka juga mengeluh lelah pada mata, nyeri punggung, merasa sakit kepala, dan mudah mengantuk pada saat melakukan pembelajaran daring. 2 orang laki – laki mengatakan pembelajaran via daring tidak terkendala dengan berbagai sarana dan prasarana namun mereka mengeluhkan mudah mengatuk, nyeri punggung, dan merasaakan beban pada mata dari kelelahan akibat dari paparan sinar cahaya media pada saat melakukan pembelajaran daring.
Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mengukur Gambaran Virtual Fatigue Pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Yang Mengikuti Kuliah Daring Stikes Dharma Husada Bandung.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah tercantum dilatar belakang maka rumusan penelitian adalah “Bagaimana Gambaran Virtual Fatigue Pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Yang Mengikuti Kuliah Daring Stikes Dharma Husada Bandung?”
Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui “Gambaran Virtual Fatigue Pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Yang Mengikuti Kuliah Daring Stikes Dharma Husada Bandung
.
”.2. Tujuan Khusus
Mengidentifikasi Gambaran Virtual Fatigue Pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Yang Mengikuti Kuliah Daring Stikes Dharma Husada Bandung.
Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan dapat digunakan sebagai sarana untuk mengaplikasikan Ilmu Manajemen Keperawatan tentang Virtual Fatigue Pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Yang Mengikuti Kuliah Daring Stikes Dharma Husada Bandung.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat memahami tentang Virtual Fatigue Pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Yang Mengikuti Kuliah Daring Stikes Dharma Husada Bandung.
b. Bagi Institusi
Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung tentang dampak dari kuliah daring.
c. Bagi Program Studi Sarjana Keperawatan
Menjadi bahan masukan untuk melakukan identifikasi mengenai Virtual Fatigue Pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Yang Mengikuti Kuliah Daring Stikes Dharma Husada Bandung.
Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Tempat
Tempat penelitian dilaksanakan di STIKes Dharma Husada Bandung.
2. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Maret – September 2022 di STIKes Dharma Husada Bandung.
3. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah Virtual Fatigue Pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Yang Mengikuti Kuliah Daring Stikes Dharma Husada Bandung.
4. Ruang Lingkup Keilmuan
Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini yaitu Manajemen Keperawatan.