Harta bersama adalah harta yang diperoleh suami istri selama perkawinan sampai dengan berakhirnya perkawinan. Harta bersama dihitung sejak dibuatnya perjanjian pranikah sampai dengan putusnya perkawinan, baik karena salah satu pihak meninggal dunia maupun karena perceraian. Syirkah adalah campuran, dalam hal ini adalah campuran harta yang diperoleh suami dan istri selama perkawinan.
Majelis Hakim memutuskan pembagian tersebut menyimpang dari ketentuan yang berlaku dengan persentase laki-laki sebesar 2/5 dan perempuan sebesar 3/5. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah teknik analisis isi atau analisis isi (content analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dasar pertimbangan yang digunakan Majelis Hakim dalam mengambil putusan tersebut adalah memikirkan lebih maju mengenai nilai-nilai hukum progresif, sehingga dalam putusan perkara ini Majelis Hakim mengesampingkan ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan pandangan. Dalam hukum Islam, pertimbangan tersebut sejalan dengan keadilan, dalam Islam didasarkan pada keseimbangan, kesetaraan dan non-diskriminasi, memberikan hak kepada yang berhak dan mendelegasikan bentuk berdasarkan tingkat kepantasan.
Transliterasi kata Arab yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada keputusan bersama antara Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dengan penuh rasa syukur, berkat rahmat dan bimbingannya, saya dapat menulis dan menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pembagian harta bersama akibat perceraian bagi istri yang bekerja (Analisis Kajian Pengadilan Agama Banjarnegara, Nomor: 1372/Pdt.G/2011/ PA.BA ) Saya menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.
1372/Pdt.G/2011/PA.Ba tentang pembagian harta bersama akibat perceraian bagi perempuan pekerja menurut hukum Islam.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan dan Manfaat Penelitian
- Telaah Pustaka
- Sistematika Penulisan
- Kesimpulan
- Saran
Jika perkawinan itu putus, baik karena kematian salah satu pihak atau karena perceraian, maka harta tersebut dibagi antara suami dan istri.9 Hal ini sering disebut sebagai harta bersama. Harta bersama dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) adalah harta perkawinan atau syirkah adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama oleh suami istri selama berlangsungnya perkawinan, baik yang didaftarkan atas nama siapapun. 10. Maksud pasal 37 adalah agar harta yang diperoleh selama perkawinan melalui usaha menjadi harta bersama 11.
Pembentukan harta bersama dalam perkawinan adalah sejak tanggal perkawinan sampai dengan berakhirnya perkawinan. Jika terjadi perceraian, setengah dari harta bersama menjadi milik pasangan yang bertahan lebih lama. Pembagian harta bersama suami istri yang istri atau suaminya hilang ditunda sampai ada kepastian kematiannya yang sebenarnya atau sah berdasarkan keputusan pengadilan agama.
Janda atau duda yang bercerai berhak atas setengah dari harta bersama, kecuali ditentukan lain dalam akad perkawinan. Setelah perceraian timbullah persoalan harta bersama, dimana menurut ketentuan yang berlaku, harta bersama adalah harta yang diperoleh selama perkawinan, tanpa memandang siapa pemiliknya. Memperhatikan permasalahan di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian sebagai bahan skripsi yang berjudul PEMBAGIAN KEKAYAAN BERSAMA AKIBAT PERCERAIAN ISTRI PEKERJA (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Banjarnegara Nomor: .1372/Pdt.G/2011/ PA.BA).
Apa pertimbangan Majelis Hakim dalam memutus perkara pembagian harta bersama akibat perceraian bagi perempuan pekerja menurut hukum Islam? Perlu diketahui bahwa dalam pembagian harta bersama harus dibagi rata sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, padahal dalam hal ini perempuan lebih berperan dalam pendapatan ekonomi. Untuk mengetahui latar belakang dan dasar pertimbangan Majelis Hakim menurut pandangan hukum Islam mengenai permasalahan pembagian harta bersama yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu perempuan mendapat lebih banyak dari pada laki-laki.
Jika putusnya hubungan perkawinan, baik karena perceraian, atau perceraian atas permintaan suami atau atas permintaan istri, maka harta bersama yang diperoleh selama perkawinan harus dibagi antara suami dan istri menurut keseimbangan yang sama. . Dalam skripsi Pembagian Harta Bersama Akibat Perceraian (Nomor Keputusan Kajian : 1291/ Pdt.G/ 2003/ PA.Pwt.) oleh Hamam Aris Tofesal, Mahasiswa STAIN Purwokerto Jurusan Syariah Program Studi Ahwal al-Syakhsiyyah, maka skripsi ini . menjelaskan bagaimana pembagian harta bersama akibat perceraian di Pengadilan Agama Purwokerto. Disertasi Pembagian Harta Bersama Akibat Perceraian (Penyidikan Putusan Pengadilan Agama Purwokerto Nomor: 1291/Pdt.G/ .2003/Pa.Pwt.), oleh Hamam Aris Tofesal, Mahasiswa STAIN Purwokerto Jurusan Syariah, Program Studi Ahwal Al-Syakhsiyyah.
Disertasi Choirul Ula, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dengan judul Analisis Kompilasi Hukum Islam tentang Bagian Perempuan yang Lebih Besar dalam Pembagian Harta Bersama (Studi Putusan Pengadilan Agama Magetan, Nomor: 254/ Pdt.G /.2007/Pa.Mgt.). Selain itu, penelitian ini mengupas lebih dalam mengenai persoalan pembagian harta bersama bagi perempuan yang berperan lebih besar dalam pendapatan ekonomi, padahal saat ini banyak perempuan yang berperan lebih besar dalam pendapatan ekonomi keluarga. . Bab kedua memaparkan pandangan global mengenai pembagian harta bersama karena perceraian bagi perempuan pekerja, yaitu pembagian harta bersama karena perceraian dalam hukum Indonesia dan hukum Islam yang meliputi perkawinan, talak dan harta bersama.
Berdasarkan pembahasan mengenai pembagian harta bersama di atas, penulis mengambil suatu kesimpulan berdasarkan beberapa hal yang telah dijelaskan.