• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembaruan tentang Kapasitas Penyimpanan, Status Saat Ini, Kelayakan Ekonomi, dan Kebijakan

N/A
N/A
Jeannie Dwi Putri Silitonga

Academic year: 2025

Membagikan " Pembaruan tentang Kapasitas Penyimpanan, Status Saat Ini, Kelayakan Ekonomi, dan Kebijakan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Jeannie Dwi Putri Nim : 08051282227038 Kelas : A

Artikel ini berjudul "Carbon Capture, Utilization, and Storage in Indonesia:

An Update on Storage Capacity, Current Status, Economic Viability, and Policy":

PENDAHULUAN

Jurnal ini membahas upaya Indonesia dalam menangani perubahan iklim melalui teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) dan Carbon Capture and Storage (CCS). Indonesia memiliki target untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29% pada tahun 2030 dan mencapai emisi nol bersih (net zero) pada tahun 2060. Penelitian ini berfokus pada kapasitas penyimpanan karbon, status terkini proyek CCUS, kelayakan ekonomi, serta kebijakan pendukung.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan evaluasi mendalam terkait:

1. Potensi kapasitas penyimpanan karbon di Indonesia.

2. Status proyek CCUS saat ini dan prospeknya di masa depan.

3. Analisis kelayakan ekonomi CCUS.

4. Kerangka kebijakan untuk mendukung implementasi CCUS.

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan pendekatan multi-disiplin, termasuk:

Analisis Data Emisi: Melacak tren emisi CO2 dari 1970 hingga 2022.

Evaluasi Kapasitas Penyimpanan: Menggunakan data geologi untuk menilai potensi reservoir penyimpanan karbon, baik dalam formasi hidrokarbon yang habis maupun akuifer salin.

Analisis Ekonomi: Menilai biaya implementasi CCUS dari sisi teknis, ekonomi, dan kebijakan.

(2)

Studi Kebijakan: Mengkaji regulasi nasional dan internasional yang relevan dengan implementasi CCUS di Indonesia.

HASIL PENELITIAN

1. Profil Emisi Karbon di Indonesia

Emisi karbon tahunan meningkat dari 35,8 juta metrik ton (Mt) pada tahun 1970 menjadi 728,9 Mt pada tahun 2022.

Sektor penyumbang utama emisi adalah batubara (404,6 Mt), minyak bumi (214,3 Mt), gas (80 Mt), dan industri semen (26,8 Mt).

Tren peningkatan emisi ini menunjukkan urgensi untuk mengadopsi teknologi CCUS.

2. Potensi dan Status Proyek CCUS

Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan karbon yang signifikan di akuifer salin dan reservoir hidrokarbon yang habis:

o Kapasitas total akuifer salin di Sumatra dan Jawa mencapai 276.017 MtCO2.

o Potensi CO2-EOR (Enhanced Oil Recovery) dan penyimpanan karbon di ladang minyak Sumatra dan Jawa mencapai 1358,3 MtCO2.

Beberapa proyek CCUS sedang dalam tahap pengembangan, seperti:

o Proyek Tangguh CO2-EGR (Enhanced Gas Recovery), dengan kapasitas penyimpanan 25–33 MtCO2, dijadwalkan beroperasi pada 2026/2027.

o Proyek Gundih CCS yang akan memulai injeksi CO2 pada 2027 setelah studi fase kedua.

3. Analisis Kelayakan Ekonomi

Biaya utama CCUS terkait dengan proses penangkapan CO2 (capture), yang mencapai 73,12% dari total biaya.

Proyek dengan sumber CO2 murni, seperti pabrik pemrosesan gas alam, memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan proyek pada pembangkit listrik berbahan bakar batubara.

(3)

Biaya penangkapan CO2 berkisar antara $16/tCO2 hingga $79,6/tCO2 tergantung pada teknologi dan jenis industri.

4. Kebijakan dan Regulasi

Pada 2023, Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2023 yang menjadi kerangka kerja pertama untuk implementasi CCUS di Asia Tenggara.

Peraturan ini mencakup aspek keselamatan, pelaporan, dan mekanisme kredit karbon dari proyek CCUS.

Indonesia juga menyatakan komitmen untuk meningkatkan porsi energi terbarukan hingga 23% pada 2025 dan 31% pada 2050 melalui National Energy General Plan (RUEN).

KESIMPULAN

Penelitian ini menyimpulkan bahwa CCUS adalah solusi penting bagi Indonesia untuk mencapai target emisi nol bersih pada 2060. Meskipun tantangan teknis dan ekonomi masih ada, potensi penyimpanan karbon di Indonesia sangat besar, terutama melalui pemanfaatan akuifer salin dan ladang minyak/gas yang habis. Regulasi yang kuat, kerjasama internasional, dan insentif ekonomi akan menjadi pendorong utama keberhasilan teknologi ini.

Referensi

Dokumen terkait