PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Telaah Pustaka
Metode Penelitian
Sistematika Pembahasan
PEMBATALAN PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF
Perspektif Fiqh
Perspektif Undang-Undang di Indonesia
Poligami
- Pengertian Poligami
 - Dasar Hukum Poligami
 - Alasan Poligami Dalam Islam
 - Batasan Dan Syarat Poligami
 
Islam memperbolehkan seorang laki-laki beristri lebih dari satu atau berpoligami asalkan ia jujur terhadap isteri-isterinya. Hanya jika yang bersangkutan menghendaki, yaitu karena undang-undang dan pengadilan agama boleh membolehkan seorang laki-laki beristri lebih dari satu. Menurut Sidi Ghazalba, poligami adalah perkawinan antara satu laki-laki dengan lebih dari satu perempuan.50.
Kemampuan inipun tetap diperlukan untuk dapat berlaku adil terhadap istri dalam bidang nafkah, muamalah, hubungan sosial dan pembagian (waktu) malam. Sedangkan calon suami yang mampu bersikap adil diperbolehkan melakukan poligami dengan batasan maksimal hanya empat orang istri. Namun pendapat Syafi'i juga sependapat dengan para ulama, kecuali kelompok ulama mazhab Syiah yang mengatakan bahwa seorang laki-laki boleh mengawini lebih dari empat istri.
Malah ada di antara mereka yang berkata, "kemungkinan (berkahwin lebih dari seorang) tidak terhad."53. Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) anak yatim (apabila kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat hanya di antara isteri-isteri kamu, walaupun kamu benar-benar mahu, maka janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan orang lain berkeliaran.
Poligami adalah perkawinan antara seorang laki-laki dengan lebih dari satu perempuan dalam waktu yang bersamaan. Pernikahan lebih dari satu istri menurut syariat Islam diperbolehkan dengan batasan maksimal empat orang. Islam menetapkan batas maksimal jumlah laki-laki yang tidak boleh mempunyai isteri lebih dari empat orang dalam waktu yang bersamaan, sesuai dengan surat An-Nisa ayat 3 dan dalam Hadist disebutkan jika seseorang mempunyai isteri lebih dari empat orang. masuk Islam, mereka disuruh menjaga empat orang saja dan memisahkan yang lain.
Selain menentukan jumlah maksimal orang yang boleh menikah dalam satu waktu, Islam juga menetapkan beberapa syarat poligami sebagai berikut. Suami wajib mengurus perumahan, sandang, pangan dan berbagai kebutuhan primer dan sekunder istri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuannya. Suami dapat dipastikan mampu menafkahi kebutuhan hidup istri dan anak-anaknya.
Pemalsuan Identitas Dalam Perkawinan
Selingkuh seringkali terjadi secara halus, seperti rasa malu dan sakit yang tidak kasat mata, ada pula selingkuh yang memalsukan identitas dalam pernikahan. 63 Mengenai identitas pribadi atau surat-surat mana yang dipalsukan untuk memudahkan niat jahat si pemalsu, di bawah ini adalah surat-surat yang sering dipalsukan. , antara lain. Akta kelahiran adalah suatu bentuk akta yang berupa selembar kertas yang diterbitkan oleh kantor catatan sipil yang memuat keterangan tentang identitas anak yang dilahirkan, yaitu nama, tanggal lahir, nama orang tua dan tanda tangan pejabat yang berwenang. 64 2. Pengertian ''Pemalsuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata "palsu" yang berarti tidak sahnya ijazah, ijazah, uang dan sebagainya, jadi pemalsuan adalah proses, cara atau perbuatan pemalsuan. , dan pemalsu adalah orang yang.
Dalam pelaksanaan akad nikah, barangsiapa yang akan melangsungkan perkawinan diwajibkan untuk memeriksa wasiat nikah tersebut dengan pencatat di tempat perkawinan itu akan dilangsungkan, apabila terdapat hambatan dalam perkawinan atau syarat-syarat yang diperlukan. belum disempurnakan, maka bakal pengantin lelaki atau kedua ibu bapanya segera diberitahu.68 Pendaftar Nikah atau P3NTR yang menerima pemberitahuan niat untuk berkahwin, memeriksa bakal suami, bakal isteri dan wali perkahwinan jika ada. halangan kepada penyatuan perkahwinan atau kerana halangan itu melanggar hukum Munakahat atau kerana melanggar peraturan perkahwinan. Oleh itu, dalam pemeriksaan itu juga perlu diteliti cabutan sijil kelahiran atau sijil kelahiran bakal menantu, serta identiti bakal menantu seperti status, umur dan agama. Pendaftar memeriksa bakal pasangan atau wali perkahwinan dan kemudian menghantar senarai peperiksaan kepada pendaftar yang berkenaan. 69.
Pemalsuan perkawinan tidak hanya sebatas pemalsuan umur dan status, tetapi juga mencakup pemalsuan akta nikah, karena dalam melangsungkan perkawinan, suami istri masing-masing mendapat “petik dari akta nikah”. Ekstrak akta nikah merupakan alat bukti otentik bagi setiap orang yang terlibat, karena dibuat oleh seorang PNS. Perlu diketahui bahwa pemerintah melarang akta nikah yang tidak sah, misalnya akta nikah khusus yang diterbitkan berdasarkan keyakinan agama.70.
Pembatalan Perkawinan Poligami Karena Pemalsuan
Perlu diketahui bahwa pemerintah melarang akta nikah yang tidak sah, misalnya akta nikah khusus yang diterbitkan berdasarkan keyakinan agama.70. wanita itu tidak dapat memiliki anak. Dalam Kompilasi Hukum Islam, Pasal 56(1) juga dijelaskan bahwa suami yang hendak mengawini lebih dari satu isteri harus mendapat izin Pengadilan Agama.72 Izin tersebut dapat diberikan karena alasan-alasan tertentu, antara lain karena isterinya tidak subur. atau menderita penyakit kronis. penyakit yang sulit disembuhkan, penghindaran selingkuh dan perzinahan juga menjadi alasan lain poligami.73. Namun pada kenyataannya syarat-syarat dalam Undang-Undang Nomor 1 Pasal 5 Ayat 1 Tahun 1974 dinilai sulit sehingga ada kecenderungan suami yang ingin beristri lagi melakukan hal tersebut secara tidak jujur, misalnya dengan menyembunyikan identitasnya. .
Orang yang melangsungkan perkahwinan, walaupun dengan sengaja tidak memberitahu pihak lain bahawa terdapat halangan yang sah, diancam dengan hukuman maksimum 5 tahun jika halangan itu kemudiannya dinyatakan tidak sah berdasarkan halangan 74. Tuntutan ini Pembatalan perkahwinan dilakukan kerana salah satu pihak mendapati kesilapan atau kekurangan pada pihak yang satu lagi atau merasa tertipu dengan syarat-syarat yang tidak diketahui sebelum perkahwinan itu berlaku, atau terdapat syarat-syarat yang membatalkan akad nikah yang sebelumnya tidak wujud. . Garis hukum Islam yang diatur dalam Pasal 76 KHI adalah untuk melindungi kemaslahatan dan kepentingan hukum serta masa depan anak yang lahir dari perkawinan yang akan dibatalkan oleh pengadilan agama, sehingga kekeliruan orang tua tidak dapat ditularkan kepada anak-anaknya.
Padahal secara psikologis, apabila pembatalan perkawinan yang dimaksud benar-benar terjadi maka akan berdampak buruk bagi kepentingan anak. Proses pembuktian dan pertimbangan hukum yang digunakan oleh hakim diawali dengan gugatan yang diajukan oleh penggugat, dan untuk memperkuat dalil-dalil gugatan, penggugat mengajukan bukti-bukti surat dan saksi-saksi. Alat buktinya berupa fotokopi surat, kutipan akta nikah dan saksi, serta gugatan yang diajukan penggugat telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan alat bukti yang diajukan oleh penggugat (ketua KUA), dasar hukum yang digunakan hakim adalah yang diberikan oleh penggugat berdasarkan Pasal 27 ayat (2) bahwa “suami atau isteri boleh mengajukan permohonan pembatalan perkawinan, apabila dilakukan penipuan”. terjadi selama pernikahan." atau salah sangka terhadap suami atau isteri”. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan alinea pertama Pasal 72 KUHP yang menjelaskan bahwa “Suami atau isteri dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan apabila perkawinan itu sah.” diperjanjikan dengan ancaman pelanggaran hukum.” Dan alinea pertama Pasal 71 KUHP menyatakan bahwa “seorang laki-laki melakukan poligami tanpa izin pengadilan agama”.
Pengacara yang menangani dan memutus perkara pembatalan perkawinan harus waspada dan hati-hati agar putusan yang dijatuhkan dapat memberikan keadilan bagi para pihak dan sekaligus menjadi teladan bagi perkara-perkara pembatalan perkawinan yang timbul di kemudian hari.
PUTUSAN PEMBATALAN PERKAWINAN POLIGAMI
Tentang Duduk Perkara
Tentang Hukumnya
ANALISIS PUTUSAN PERKARA PEMBATALAN
Analisis Berdasarkan Fiqh
PENUTUP
Saran-saran
Bagi masyarakat yang ingin menikah hendaknya memperhatikan syarat dan ketentuan pernikahan, mengenal atau mengenal masing-masing calon agar tidak terjadi kesalahan dalam membina keluarga. Khususnya bagi kaum hawa, hendaknya lebih memperhatikan calon pasangan hidup demi kebaikannya dan menghindari penyesalan dikemudian hari. Bagi wanita yang ingin menikah, sebelum menikah sebaiknya mengecek terlebih dahulu identitas calon pasangannya.