PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK
Pengertian, tujuan, ruanglingkup, prinsip-prinsip dan karakteritik pembelajaran Aqidah Akhlak
Oleh : Dudung Abdurohman, M. Ag
Pengertian Pembelajaran :
Pengertian pembelajaran menurut para ahli : Menurut Gagne (1977)
Pengertian pembelajaran menurut Gagne adalah seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal.
Menurut Munif Chatib
Pembelajaran merupakan proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.
Menurut Warsita
Arti pembelajaran menurut Warsita merupakan suatau usaha untuk peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. membuat
Menurut Gagne dan Briggs (1979)
Pengertian pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Menurut Sugandi, dkk (2004)
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction yang berarti self instruction (dari internal) dan external instructions (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal, prinsip- prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.
Menurut Achjar Chalil
Menurut Chalil, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut Oemar Hamalik
Pembelajaran merupakan kombinasi yang tertata meliputi segala unsur manusiawi, perlengkapan, fasilitas, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan dari pembelajaran.
Menurut Permendikbud No. 103 Tahun 2013
Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pengertian Aqidah
Kata “‘aqidah” diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ar-rabth(ikatan), al- Ibraam (pengesahan), al-ihkam(penguatan), at-tawatstsuq(menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah(pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk(pengokohan) dan al-itsbaatu(penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin(keyakinan) dan al-jazmu(penetapan).
“Al-‘Aqdu” (ikatan) lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan kata tersebut diambil dari kata kerja: ” ‘Aqadahu” “Ya’qiduhu” (mengikatnya), ” ‘Aqdan” (ikatan sumpah), dan ” ‘Uqdatun Nikah” (ikatan menikah). Allah Ta’ala berfirman, “Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja …” (Al-Maa-idah : 89).
Secara Etimologi
Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh
seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenaran terhadap
sesuatu.
Pengertian Aqidah menurut para ahli :
Menurut Imam Al-Ghazali menyatakan, apabila Aqidah telah tumbuh pada jiwa seorang muslim, maka tertanamlah dalam jiwanya rasa bahwa hanya Allah sajalah yang paling berkuasa, segala wujud yang ada ini hanyalah makhluk belaka.
Menurut Ibnu Taimiyah dalam bukunya “Aqidah al-Wasithiyah” makna aqidah dengan suatu perkara yang harus dibenarkan dalam hati, dengannya jiwa yang menjadi tenang sehingga jiwa itu menjadi yakin serta mantap tidak dipengaruhi oleh keraguan dan tidak dipengaruhi oleh salah sangka.
Menurut Hasan al-Banna Aqaid adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, yang menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguraguan Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. (kebenaran) itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangn dengan kebenaran itu.
Pengertian Akhlak
Kata akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak kata khuluq atau al-khulq yang secara bahasa antara lain berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat
Pada hakikatnya khulq (budi pekerti) adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dari jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa melakukan pemikiran.
Apabila dari kondisi tadi timbullah kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat dan
akal pikiran maka ia dinamakan budi pekerti mulia (akhlak mahmudah). Sebaliknya apabila yang lahir
kelakuan yang buruk maka disebut sebagai budi pekerti yang tercela (akhlak madzmumah)
Akhlak menurut para ahli : Menurut Ibnu Maskawaih :
Menurutnya akhlak ialah “hal li nnafsi daa’iyatun lahaa ila af’aaliha min ghoiri fikrin walaa ruwiyatin” yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Menurut Abu Hamid Al Ghazali :
Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa manusia yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan senang dan mudah tanpa memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu.
Menurut Ahmad bin Mushthafa :
Akhlak merupakan sebuah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan, dimana keutamaan itu ialah terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan yakni kekuatan berpikir, marah dan syahwat atau nafsu.
Menurut Muhammad bin Ali Asy Syariif Al Jurjani :
Akhlak merupakan sesuatu yang sifatnya (baik atau buruk) tertanam kuat dalam diri manusia yang darinyalah terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa berpikir dan direnungkan.
Ruang lingkup Aqidah
1. Ilahiyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan masalah ketuhanan utamanya pembahasan tentang Allah.
2. Nubuwwat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan utusan-utusan Allah, yaitu para nabi dan para rasul Allah.
3. Ruhaniyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan makhluk gaib, seperti Jin, Malaikat, dan Iblis.
4. Sam’iyyat, yaitu pembahasan yang bekenaan dengan alam ghaib, seperti alam kubur, akhirat, surga, neraka, dan lain-lain.
Ruang lingkup Akhlak
1. Akhlak Mahmudah, yaitu kebiasaan terpuji
2. Akhlak Mazdmumah, yaitu kebiasaan buruk
Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak
Pembelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam
akhlaknya yang terpuji melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang aqidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannnya kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Karakteristik Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Definisi karakteristik adalah fitur pembeda dari seseorang atau sesuatu. Karakteristik didefinisikan sebagai kualitas atau sifat.. Karakteristik adalah kualitas tertentu atau ciri yang khas dari seseorang atau sesuatu.
Karakteristik mata pelajaran aqidah akhlak dimaksudkan adalah
ciri-ciri khas dari mata pelajaran tersebut jika dibandingkan dengan mata
pelajaran lainnya dalam lingkup pendidikan agama Islam. Untuk menggali karakteristik mata pelajaran bisa bertolak dari pengertian dan ruang lingkup mata pelajaran tersebut, serta tujuan atau orientasinya.
Dari beberapa uraian tersebut diatas dapat dipahami bahwa secara
umum karakteristik mata pelajaran aqidah akhlak lebih menekankan pada pengetahuan, pemahaman dan penghayatan siswa terhadap
keyakinan/kepercayaan (iman), serta perwujudan keyakinan (iman) dalam bentuk sikap hidup siswa, baik perkataan maupun amal perbuatan, dalam berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari.