83
PEMBELAJARAN BERORIENTASI LIFE SKILL DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI KIMIA ORGANIK
Oleh:
Suyanto
SMA Negeri 1 Rowosari Kabupaten Kendal Email: [email protected]
ABSTRAK
Pembelajaran pada bidang kimia, terutama tentang Kimia Organik dianggap mata pelajaran yang banyak konsep yang terkesan menjenuhkan, banyak hambatan yang ditemui dalam proses belajar, sehingga belajar menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Pembelajaran Kimia Organik melalui pembelajaran berorientasi pada life skill perlu dikembangkan. Jika guru memperturutkan keinginan pembelajaran kimia organik dengan presentasi dari peserta didik yang bagus, maka perserta didik dituntut untuk menciptakan produk yang dapat untuk menunjang kehidupannya atau dapat mengatasi tantangan dalam kehidupannya nanti, sehingga pembelajaran ini adalah pembelajaran yang masalahnya kongkrit dari kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, saya menetapkan pembelajaran yang berorientasi life skill perlu dikembangkan, karena dengan pembelajaran model ini tujuan lebih nyata, meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam membantu menghadapi tantangan hidup dan tentunya sangat menantang bagi peserta didik, serta pada akhirnya dapat meningkatkan prestasinya.
Dalam pembelajaran yang berorientasi pada ketrampilan life skill, langkah- langkah guru adalah sebagai berikut: guru menyampaikan tujuan pembelajaran materi kimia organik dan menyampaikan ketrampilan life skill yang harus dimiliki diiringi dengan memotivasi peserta didik, menyajikan informasi kepada peserta didik tentang materi pelajaran, membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok, membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat peserta didik mengerjakan tugas, mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari dan atau mempresentasikan hasil kerjanya, memberi penghargaan pada hasil belajar peserta didik, baik individu maupun kelompok
Pada saat peserta didik mempresentasikan hasil lembar kerja (LK) sesuai dengan produk yang dihasilkan dan setelah terjadi tanya jawab dengan kelompok lain maka tugas guru pada akhir presentasi dari tiap-tiap kelompok memberikan penguatan tentang pembahasan pada saat presentasi dari kelompok tersebut.
Dari hasil di atas, saya menyarankan bahwa life skill peserta didik perlu diperhatikan. Dengan demikian, guru harus mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada life skill. Dengan pembelajaran tersebut dapat memotivasi belajar peserta didik dan mengatasi kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran khususnya pelajaran kimia yang membutuhkan konsentrasi dan motivasi belajar yang tinggi akan lebih menyenangkan.
Kata Kunci : kimia organik, ester, life skill, presentasi, motivasi
84 ABSTRACT
Learning in the field of chemistry, especially organic chemistry, is considered a subject with many concepts that seem tedious, many obstacles are encountered in the learning process, so that learning becomes something that is not fun. Learning Organic Chemistry through life skills oriented learning needs to be developed. If the teacher fulfills the wishes of learning organic chemistry with good presentations from students, then students are required to create products that can support their lives or overcome challenges in their later lives, so that this learning is learning with concrete problems from everyday life.
Based on the considerations above, I determine that life skills-oriented learning needs to be developed, because with this learning model the goal is more real, improving students' skills in helping them face life's challenges and of course it is very challenging for students, and ultimately can improve their achievements.
In learning that is oriented towards life skills, the teacher's steps are as follows: the teacher conveys the learning objectives of organic chemistry material and conveys the life skills that must be possessed accompanied by motivating students, presenting information to students about the subject matter, dividing students into several groups, guiding study groups when students work on assignments, evaluating learning outcomes regarding the material studied and/or presenting the results of their work, giving awards to students' learning outcomes, both individual and group
When students present the results of the worksheet (LK) according to the product produced and after a question and answer session with other groups, the teacher's task at the end of the presentation for each group is to provide reinforcement regarding the discussion during the group's presentation.
From the results above, I suggest that students' life skills need to be considered. Thus, teachers must develop learning that is oriented towards life skills.
With this learning, it can motivate students' learning and overcome student boredom in the learning process, especially chemistry lessons which require concentration and high learning motivation will be more enjoyable.
Keywords: organic chemistry, esters, life skills, presentation, motivation
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
Prestasi kimia khususnya Kimia Organik kelas XII MIPA sering kali rendah.
Terbukti pada tahun pelajaran 2021/2022 nilai ulangan harian Kimia Organik maksimal 87, minimal 35, nilai rata-rata 64, dan prosentasi ketuntasan 52 persen.
Sehingga masih ada 48 persen yang peserta didik yang belum tuntas. Materi Kimia Organik sangat luas, meliputi Senyawa Turunan Alkana, Benzene dan Turunannya, dan Makromolekul. Hal tersebut membosankan bagi peserta didik. Apalagi motivasi peserta didik yang rendah.
Daya dukung materi Kimia Organik di SMA Negeri 1 Rowosari kurang memadai. Bahan-bahan kimia untuk yang mendukung praktik kimia organik sangat terbatas. Di laboratorium hanya tersedia aseton, asam sulfat teknis, asam cuka
85
teknis, alkohol 70 persen. Oleh karena itu Ppmbelajaran Kimia Organik di SMA Negeri 1 Rowosari biasanya banyak dilakukan secara teoritis. Ataupun jika ada praktik merupakan praktik sesuai dengan tuntutan kurikulum saja. Misalnya praktik tentang membandingkan sifat zat atau pembuatan zat. Itupun dengan keterbatasan bahan kimia.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi prestasi peserta didik, salah satunya factor internal peserta didik itu sendiri. Faktor internal biasanya berupa:
1) kondisi psikologis peserta didik ketika belajar yang memang belum bahkan tidak ada motivasi untuk menerima pelajaran.
2) kejenuhan dalam belajar akan menyebabkan peserta didik sulit memahami suatu materi, peserta didik mendengar namun hanya sebatas mendengarkan saja, tidak merekamnya dan masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Jadi, peserta didik akan kesulitan untuk berkonsentrasi ketika kondisi peserta didik sudah jenuh. Tidak timbul kerjasama yang baik antara indera yang bekerja dalam belajar.
3) Tidak merasa senang dengan subyek yang dipelajari dan 4) tidak mengetahui manfaat yang dipelajari.
Peserta didik masih kurang semangat untuk bekerjasama dan sharing antar anggota dalam pemecahan suatu masalah karena bermula dari kurang termotivasi sehingga belajar menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan serta kurangnya keterampilan memecahkan masalah yang dimiliki peserta didik. Menurut Broling (1989) life skill atau kecakapan hidup adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri.
Anwar (2006:42) yang menyatakan bahwa memiliki kecakapan hidup akan membuat kita berhasil di lingkungan manapun berada. Hal tersebut dikarenakan anak mempunyai bekal yang dapat digunakan untuk mengatasi setiap masalah yang dihadapinya. Dengan kecakapan hidup yang dimiliki, anak tidak tidak akan merasa kesulitan dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ditemuinya.
Selain itu pembelajaran yang selama ini dikembangkan belum mengakomodasi tentang perkembangan peserta didik dimasa depan, dalam hal ini pendidikan tentang kecakapan hidup atau life skill. Pembelajaran yang berorientasi life skill akan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar suatu hal yang merupakan kebutuhan hidupnya. Dengan pembelajaran seperti itu akan mewujudkan pembelajaran yang lebih bermakna. Dan pada gilirannya nanti peseta didik akan meningkatkan prestasi belajarnya.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan permasalahan pada penelitian ini adalah ;
1. Bagaimanakah proses pembelajaran peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022-2023 berorientasi life skill meningkatkan prestasi khususnya dalam proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik?
2. Bagaimanakah proses pembelajaran peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022-2023 berorientasi life skill
86
meningkatkan motivasi peserta didik dan pembelajaran praktik yang lebih bermanfaat ?
3. Bagaimanakah proses pembelajaran peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022-2023 berorientasi life skill meningkatkan prestasi dalam meningkatkan nilai kerjasama dan berkomunikasi sehingga dapat mengembangkan keterampilan hidup ?
LANDASAN TEORI
Konsep dan Indikator Life Skill
Life skill meliputi kombinasi dari pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan, dengan penekanan pada pokok keterampilan yang terkait dengan pemikiran kritis dan pemecahan masalah, manajemen diri, keterampilan berkomunikasi, dan keterampilan antar personal (Rahmawati dan Yonata, 2012:49).
Pendidikan kecakapan hidup dapat menghantarkan manusia-manusia Indonesia memasuki era globalisasi dengan kemampuan kompetitif yang tinggi. Life skill harus diajarkan sejak duduk dibangku sekolah agar peserta didik lebih terlatih untuk melatih kemampuan life skill yang mereka miliki (Yulianingrum dan Rahayu, 2013:2).
Setelah dilakukan survey tentang life skill yang dibutuhkan, diperoleh 5 indikator yang akan diamati dalam penelitian ini. Indikator ini diambil dari hasil survey tentang kecakapan hidup terbanyak yang dibutuhkan oleh siswa. Indikator ini meliputi;
(1) lebih jelas pada materi yang disampaikan, (2) tertarik materi yang disampaikan,
(3) kecakapan menggali dan menemukan informasi sehingga lebih termotivasi, (4) kecakapan mengolah informasi sehingga lebih bisa bermanfaat,
(5) kecakapan berkomunikasi, (6) bekerjasama,
(7)mengembangkan ketrerampilan hidup.
Pembelajaran Meningkatkan Prestasi Belajar
Setelah peserta didik termotivasi untuk belajar suatu hal dan peserta didik juga menemukan belajar secara yang efektif dan efisien, tentunya hasil belajar siswa akan meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Joko Purnomo ( 2015:21) bahwa hasil belajar siswa tergolong sangat bagus. Melalui pendidikan kecakapan hidup mampu meningkatkan kecakapan personal dan kecakapan sosial serta prestasi belajar.
Motivasi Peserta Didik Meningkat
Menurut Siti Nurhidayah, dkk (2016:34) dalam penelitianya menyimpulkan program life skill berpengaruh signifikan terhadap motivasi siswa untuk meningkatkan prestasi. Dengan pembelajaran yang berorientasi life skill peserta didik mempuyai harapan dalam memecahkan masalah dalam hidupnya kelak, atau lebih bermakna. Hal ini lah yang menimbulkan motivasi dalam belajar.
Nampak dalam pembelajaran yang melalui presentasi dari hasil kerja kelompok ternyata meningkatkan motivasi peserta didik. Hal itu tampak dari peserta didik saat mempresentasikan hasil kerja dalam belajar kimia organik aktif mengikuti setiap tahapan pembelajaran.
87 METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan pada peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022- 2023 pada materi kimia organik. Pembelajaran kimia mencakup persoalan yang sangat luas, mulai dari kebijakan pemerintah, kompetensi guru, teknisi laboratorium, laboran, proses belajar mengajar, siswa, infrastuktur dan keterlibatan orang tua. Jika mempelajari kimia dianggap sulit, maka permasalahan ini kemungkinan besar terkait dengan komponen-komponen tersebut. Selain komponen-komponen ini, kesulitan belajar juga dapat muncul dari karakteristik materi pelajaran kimia itu sendiri yang sebagian besar konsepnya bersifat abstrak..
Demikian pula konsep dalam materi Kimia organik bersifat abstrak. Hal ini akan mempersulit penguasaan konsep bagi peserta didik. Dalam pembelajaran kimia khususnya kimia organik dirasa sangat membosankan. Sehingga mereka kurang bersemangat belajar, seperti berbicara dengan teman, bermain-main sendiri.
Dan pada akhirnya nilai ulangan kimia organik tidak memenuhi harapan.
Pembelajaran Berorientasi Life skill
Menurut Depdiknas Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa rasa tertekan, kemudian proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.Pembelajaran berorientasi Life skill adalah pembelajaran yang dilakukan dimana langkah-langkah pembelajaran serta pada akhir pembelajaran berorientasi pada ketrampilan hidup (Life skill).
Jika melihat dari definisi model pengembangan life skill di atas, nampak jelas bahwa pengembangan kecakapan hidup (life skill) berusaha untuk lebih mendekatkan pendidikan dengan kehidupan sehari-hari seorang anak, dan mempersiapkannya menjadi orang dewasa yang dapat hidup dengan baik di manapun dia berada. Secara umum, tujuan dari pengembangan kecakapan hidup (life skill) adalah untuk memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa datang.
Dengan pembelajaran yang berorientasi Life skill ini akan tumbuh minat dan motivasi belajar peserta didik. Melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan, keingintahuan akan suatu masalah akan berkembang yang pada gilirannya akan menumbuhkan minat akan masalah itu dan selanjutnya semangat belajarnya akan bertambah.
Dalam pembelajaran yang berorientasi Life skill ini peserta didik akan diajak untuk menumbuhkan berbagai hal sesuai dengan manfaat pendidikan life skill, yakni:
(1) Menemukan solusi. Peserta didik akan belajar menemukan solusi suatu permasalahan dengan baik.
(2) Berfikir kreatif dan kritis. Para peserta didik belajar berfikir kreatif untuk menghasilkan produk yang diiginkan. Serta kritis dalam memperoleh kebenaran data.
(3) Mengendalikan emosi. Para peserta didik harus dapat mengendalikan emosi, terutama dalam berinteraksi dalam kelompoknya. Dengan emosi yang
88
terkendali mereka lebih mudah untuk mengerjakan dan menyelesaikan sesuatu hal.
(4) Mengendalikan stres. Mengendalikan stres sangat penting untuk dilakukan agar hidup yang dijalani tidak menjadi beban.
(5) Trampil dalam mengambil keputusan. Peserta didik belajar untuk melakukan berbagai hal degan cepat termasuk mengambil keputusan.
(6) Mudah beromunikasi. Komunikasi sosial sangat dibutuhkan karena dengan komunikasi, seseorang bisa menjalin pertemanan dengan baik. Selain itu komunikasi yang baik juga dapat digunakan untuk bekerjasama dalam membuat suatu hal.
Hambatan/kelemahan dalam implementasi pembelajaran berorientas Life skill antara lain sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan ini memakan waktu lama dan belum ada kepastian bahwa peserta didik akan tetap bersemangat.
2. Kelas harus lebih kecil, jumlah siswanya harus sedikit sebab setiap individu memerlukan perhatian.
3. Perencanaan harus benar-benar teliti agar mudah dikerjakan oleh peserta didik serta menjamin keselamatan kerja siswa.
4. Sulit membawa peserta didik untuk turut aktif ambil bagian secara merata.
5. Kurang ada jaminan bahwa setiap individu akan sampai pada tujuan yang telah diharapkan.
Kelebihan pembelajaran berorientas Life skill adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik akan berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Peserta didik mengalami proses untuk mendapatkan konsep, rumusan atau keterangan tentang sesuatu sehingga siswa dapat memahaminya.
3. Dapat menstimuli dan menambah adanya kemungkinkan peserta didik mengembangkan sikap ilmiahnya dan dapat merangsang rasa ingin tahu pada diri siswa.
4. Peserta didik akan memperoleh pengertian yang benar- benar dihayati karena peserta didik sendiri menemukan konsep atau generalisasi dari hasil pekerjaannya sendiri.
5. Dapat menambah stimuli dalam memunculkan pengertian peserta didik tentang suatu konsep atau prinsip lebih mantap sehingga memungkinkan siswa untuk dapat menerapkannya dalam masalah lain yang relevan.
6. Peserta didik dilatih dalam kegiatan yang diperlukan oleh seorang sains.
7. Kemungkinan menambah motivasi yang besar peserta didik dalam memanfaatkan lingkungan secara maksimal sebagai sumber belajar.
Pembelajaran Berorientasi Life Skill : Kimia organik
Dalam Pembelajaran berorientasi Life Skill, langkah-langkah guru adalah sebagai berikut:
1.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran materi Kimia Organik diiringi dengan memotivasi peserta didik.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi Kimia Organik yaitu : a. Mendeskripsikan pengertian akana, alkena, dan alkuna.
89
b. Mengidentifikasikan rumus kimia alkana, alkena, dan alkuna.
c. Mengidentifikasikan pengertian turunan alkana.
d. Mengindentifikan gugus fungsi turunan alkana
Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran materi Kimia Oganik serta tugas- tugas yang harus diselesaikan, termasuk praktik yang harus dikerjakan. Serta meminta usulan praktik life skill kepada peserta didik. Kemudian memberi memotivasi peserta didik dengan penguat memberi rasa percaya diri.
2.Menyajikan informasi kepada peserta didik tentang materi pelajaran Bahan Organik sangat diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari dari sandang, pangan, maupun papan memerlukan bahan organik, khususnya turunan alkana hingga karbohidrat, protein, dan lemak .Senyawa organik dapat diperloleh dari alam atau disitesis oleh manusia..
3.Membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok
Jumlah peserta didik kelas XII IPA 1 adalah 32 dibagi kedalam 6 kelompok berdasarkan tempat duduk peserta didik, kemudian peserta didik mengelompokkan diri kedalam kelompok.
4.Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat peserta didik mengerjakan tugas
Setelah terbentuk 6 kelompok belajar berikutnya guru memberikan LK (Lembar Kerja), sesuai dengan daftar berikut:
Kelompok 1: Alkohol Kelompok 2: Eter Kelompok 3: Aldehida Kelompok 4: Keton
Kelompok 5: Asam karboksilat Kelompok 7: Ester
4.Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari dan atau mempresentasikan hasil kerjanya
Pada saat peserta didik mempresentasikan hasil lembar kerja (LK) sesuai dengan tema yang didapat dan setelah terjadi tanya jawab dengan kelompok lain maka tugas guru pada akhir presentasi dari tiap-tiap kelompok memberikan penguatan tentang pembahasan pada saat presentasi dari kelompok tersebut.
Karena materi Kimia ini cukup luar maka presentasi dibagi menjadi 3 pertemuan. Setiap pertemuan ada 2 kelompok yang melakukan presentasi:
Pertemuan 1 untuk kelompok 1 dan 2 Pertemuan 2 untuk kelompok 3 dan 4 Pertemuan 3 untuk kelompok 5 dan 6
5.Memberi penghargaan pada hasil belajar peserta didik, baik individu maupun kelompok
Guru memberikan penghargaan pada hasil belajar peserta didik baik individu maupun kelompok dengan memberikan tanda bintang pada lembar pengamatan sehingga setiap peserta didik akan diketahui antara peserta didik yang aktif dan peserta didik yang kurang aktif.
6.Mempersiapkan praktik Life Skill
Guru memandu berdiskusi tentang hasil diskusi tentang manfaat beberapa senyawa organik sesuai yang telah dideskusikan dan meminta mengusulkan praktik
90
memanfaatkan senyawa tersebut. Kemudian siswa memberikan beberapa usulan.
Dari beberapa usulan tersebut diputuskan untuk membuat eskrem rasa buah.
Adapun mekanisme kerja diserahkan kepada kelompok masing-masing, tergantung kreatifitas kelompok.
7.Praktik membuat ice cream
Guru mengawasi setiap kelompok dalam pembuatan es kream. Dengan sesekali memberikan arahan agar es kream cepat terbentuk.
8.Memberi penghargaan pada hasil belajar peserta didik, baik individu maupun kelompok.
Guru memberikan penghargaan baik kepada individu maupun kelompok dengan memberikan tanda bintang pada lembar pengamatan sehingga setiap peserta didik akan diketahui antara peserta didik yang aktif dan peserta didik yang kurang aktif.
Langkah-Langkah Pembelajaran:
Langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut:
A. Sebelum masuk ke materi Kimia Organik, pada pertemuan sebelumnya guru sudah memberi penugasan ke peserta didik untuk mengamati adanya senyawa organik disekitar peserta didik, yang dipakai sehari-hari.
B. Jumlah peserta didik kelas XII IPA 1 adalah 34 dibagi kedalam 6 kelompok.
C. Setelah terbentuk 6 kelompok belajar berikutnya guru memberikan LK (Lembar Kerja).
D. guru pada akhir presentasi dari tiap-tiap kelompok memberikan penguatan tentang pembahasan pada saat presentasi dari kelompok tersebut.
E. Guru membimbing pada praktik pembuatan es krim.
F. Guru memberikan penghargaan pada hasil belajar peserta didik baik individu maupun kelompok.
Pelaksanaan Pembelajaran adalah sebagai berikut:
A. Pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam, B. Apersepsi ( doa, absensi)
Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa, selanjutnya guru akan mengabsen kehadiran peserta didik.
C. Memperkenalkan materi Kimia Organik dengan mendeskripsikan. Kemudian mengajak siswa untuk menyebutkan contok senyawa organik di lingkugan sekitar. Serta membicarakan tugas-tugas yang harus diselesaikan, dan praktik yang harus dikerjakan.
D. Pemberian motivasi kepada siswa dalam belajar kimia organik khususnya Turunan alkana.
E. Penyampaian tujuan pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi kelangkaan (scarcity) yaitu :
1. Mendeskripsikan pengertian akana, alkena, dan alkuna.
2. Mengidentifikasikan rumus kimia alkana, alkena, dan alkuna.
3. Mengidentifikasikan pengertian turunan alkana.
4. Mengindentifikan gugus fungsi turunan alkana
F. Pre tes untuk mengetahui pemahaman awal siswa tentang Kimia Organik
G. Sebelum masuk ke materi Kimia Organik, pada pertemuan sebelumnya guru
91
sudah memberi penugasan ke peserta didik untuk mengamati adanya senyawa organik di sekitarnya, atau yang digunakan sehari-hari.
H. Jumlah peserta didik kelas XII IPA 1 adalah 34 dibagi kedalam 6 kelompok dengan bedasarkan tempat duduk peserta didik.
I. Setelah terbentuk 6 kelompok belajar berikutnya guru memberikan LK (Lembar Kerja), siswa mengerjakan LK berdasarkan kelompok masing-masing.
Kelompok 1: LK 1. Alkohol Kelompok 2: LK 2. Ester Kelompok 3: LK 3. Aldehida Kelompok 4: LK 4. Keton
Kelompok 5: LK 5. Asam karboksiat Kelompok 6: LK 6. Ester
J. Pada saat peserta didik mempresentasikan hasil lembar kerja (LK) sesuai dengan tema yang didapat dan setelah terjadi tanya jawab dengan kelompok lain maka tugas guru pada akhir presentasi dari tiap-tiap kelompok memberikan penguatan tentang pembahasan pada saat presentasi dari kelompok tersebut. Presentasi dibagi menjadi 3 pertemuan.
Pertemuan 1 untuk kelompok 1 dan 2 Pertemuan 2 untuk kelompok 3 dan 4 Pertemuan 3 untuk kelompok 5 dan 6
K. Guru memberikan penghargaan pada hasil belajar peserta didik baik individu maupun kelompok dengan memberikan tanda bintang pada lembar pengamatan sehingga setiap peserta didik akan diketahui antara peserta didik yang aktif dan peserta didik yang kurang aktif.
L. Guru membimbing praktik membuat es krim.
M. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian yang Dicapai
Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok yang lain menanggapi, pada saat presentasi guru akan menilai peserta didik melalui lembar observasi hasil belajar peserta didik baik individu maupun kelompok dengan memberikan tanda bintang pada lembar pengamatan sehingga setiap peserta didik akan diketahui antara peserta didik yang aktif dan peserta didik yang kurang aktif mulai dari penilaian sikap yang meliputi : toleran, aktif, dan kerjasama, penilaian pengetahuan yang dilakukan secara tertulis dan penilaian ketrampilan yang meliputi : Kemampuan peserta didik dalam menginformasikan hasil laporan tentang Kimia Organik dalam hal ini pada pembuatan krim, Kesesuian antara materi presentasi dengan pembuatan Kimia Organik, Media yang disajikan sesuai dengan Kimia Organik, Kemampuan menjawab pertanyaan sesuai dengan materi Kimia Organik. Setelah selesai presentasi dari tiap-tiap kelompok guru akan memberi penguatan materi dari materi presentasi kelompok yang baru saja maju mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Peserta didik menjadi lebih memahami materi Kimia Organik, sehingga diharapkan setelah pembelajaran materi ini peserta didik akan muncul jiwa kratif
92
dan mandiri untuk menciptakan produk dari sumberdaya yang ada dari potensi daerahnya atau Indonesia secara luas.
Kondisi awal sebelum diterapkannya pembelajaran yang berorientasi life skill pemahaman peserta didik masih rendah yang berpengaruh pada prestasi peserta didik yang belum mencapai KKM yaitu 73, yyang hanya 35 %. Hal tersebut ditandai dengan ketika proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang tidak mau bertanya apabila ada materi yang kurang jelas atau membingungkan, dalam pembelajaran masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru, dan siswa yang tidak mau menjawab pertanyaan dari guru. Pada pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi life skill motivasi peserta didik meningkat ditandai dengan peserta didik yang sudah banyak bertanya dan menjawab pertanyaan dari temannya saat presentasi dengan sukarela dan sudah merata tidak lagi didominasi oleh siswa yang aktif dan pintar saja. Demikian juga siswa yang masih tidak memperhatikan pada saat pembelajaran sudah berkurang jumlahnya tanpa harus diingatkan untuk tidak berisik. Kemudian untuk pemahaman belajar peserta didik juga mengalami peningkatan nilai dari sebelumnya. Hal ini ditandai dengan sudah lebih 76 % peserta didik yang mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 73.
Pembelajaran berorientasi life skill dapat meningkatkan kerjasama peserta didik dalam menyelesaikan lembar kerja. Kebersamaan itu penting dalam Pembelajaran yang berorientsi life skill. Jika kelompok tidak kompak, akan tertinggal dari yang lain. Peserta didik harus aktif jika pekerjaan ingin selesai.
Dengan pembelajaran berorientasi life skill ini tampak peserta didik aktif berkomunikasi antarpeserta didik dan dengan guru. Jadi, secara tidak langsung, pembelajaran berorientasi life skill dapat mengembangkan kemampuan komunikasi peserta didik. Dari keadaan tersebut nampak bahwa motivasi peserta didik dalam belajar kimia organik dengan pembelajaran yang berorientasi life skill meningkat.
Pembelajaran Efektif dan Efisien
Meskipun materi kimia organik sedikit rumit, akan tetapi dengan pembelajaran yang berorientasi life skill dapat motivasi dan pada gilirannya pembelajaran ini dipandang lebih efektif dan efisien. Disebut efektif karena pembelajaran ini lebih mudah dilaksanakan dan menghemat waktu. Efisiensi maksudnya pembelajaran ini terlihat dari keterlibatan guru yang tidak terlalu banyak, guru tidak terlalu lelah dan sibuk karena hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator dalam proses pembelajaran.
PENUTUP Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022-2023 ini dapat meningkatkan motivasi peserta didik melalui pembelajaran berorientasi life skill.
2. Peserta didik kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022-2023 dapat meningkatkan pembelajaran yang efektif da efisien.
3. Peserta didik kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Rowosari tahun pelajaran 2022- 2023 menunjukkan peningkatan prestasi belajar kimia organik. Hal ini
93
ditandai dengan sudah lebih 76 % peserta didik yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 73.
Rekomendasi
Berdasarkan simpulan di atas, dapat diajukan saran sebagai berikut.:
1. Untuk meningkatkan prestasi dan menunjang kreatifitas peserta didik, kemampuan guru dalam pembelajaran yang berorientsi life skill perlu dikembangkan.
2. Untuk memotivasi belajar peserta didik dan mengatasi kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran pembelajaran yang berorientasi pada life skill perlu dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar.2006.Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung:CV Alfabeta
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.
Lenny Nuraeni (2018), Kurikulum Berorientasi pada Kecakapan Hidup AUD, Fakultas Ilu Pendidikan IKIP Siliwangi
Siti Nurhidayah, Andi Tri Haryono, Leonardo Budi Hasiholan (2016), Pengaruh program life skill,fasilitas sekolah dan kemampuan guru terhadap motivasi siswa untuk meningkatkan prestasi (study empiris pada siswa kelas xi sma pgri 2kayen)
http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/MS/article/view/430/0
Nurmasari , Novita,. Supartono,.Sri Mantini Rahayu Sedyawati.2014. Keefektifan Pembelajaran Berorientasi Chemoentrepreneurship Pada Pemahaman Konsep dan Kemampuan Life Skill Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 8, No. 1, 2014, hlm 1289-1299. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Press
Purnomo J, (2015). Pendidikan Kecakapan Hidup (PHK) Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kecakapan Personal dan Kecakapan Sosial Serta Prestasi Belajar Siswa SMA. Pedagogia : Jurnal Pendidikan, 4(1), 75- 80. https://doi.org/10.21070/pedagogia.v4i1.75
Rahmawati, A. dan Yonata, B., 2012, Keterampilan Sosial Siswa Pada Materi Reaksi
Reduksi Oksidasi melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) SMA Negeri 9 Surabaya, Unesa Journal of Chemical Education, Vol 1, No 1, Hal: 47-55.
Yulianingrum dan Rahayu, Y.S., 2013, Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill) Pada Tema Suara Kelas VII SMP Al-Amal Surabaya, Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa, Vol 1, No 1, Hal: 1-7.