Penelitian ini dilatarbelakangi oleh guru yang menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dalam pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Ma'arif NU 1 Patikraja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Ma'arif NU 1 Patikraja Banyumas. Subyek penelitian ini adalah guru Aqidah Akhlak. Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan penjelasan langsung mengenai langkah-langkah metode pembelajaran yang digunakan guru dan metode apa saja yang sering digunakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru akhlak aqidah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, antara lain metode ceramah, metode simulasi, metode diskusi, metode cerita atau sejarah, metode tanya jawab, dan metode tafsir. Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia, semoga shalawat dan salam terus dilimpahkan kepada nabi akhir zaman Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Metode Pembelajaran Mata Pelajaran Akhlak Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Ma’arif NU 1 Patikraja Banyumas”.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Oleh karena itu, hendaknya guru menjadikan kegiatan pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak sebagai pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswanya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda dan menjadikan siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Aris Fahmi, beliau merupakan guru yang mengajar mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Ma'arif NU 1 Patikraja, beliau memberikan pernyataan bahwa dalam mengajar murid-muridnya, beliau tidak seperti guru agama lain yang biasanya menggunakan metode ceramah, tidak menggunakan tanya jawab, latihan dan tugas mengajar, namun beliau menggunakan beragam metode yang jarang digunakan oleh ustadz lainnya. Dalam kegiatan observasi yang penulis lakukan pada hari Selasa dan Rabu tanggal 25-26 November 2014, observasi dilakukan untuk mengetahui metode pengajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Ma'arif NU 1 Patikraja. Secara moral, ia menggunakan berbagai metode.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti metode yang digunakan oleh guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Maka penulis mengambil judul “Metode Pembelajaran Akhlak Akhlak Di MTs Ma’arif NU 1 Patikraja Banyumas”.
Definisi Operasional
Guru menggunakan metode yang berbeda-beda dengan menggabungkan beberapa metode dalam mengajar dan yang menarik sering kali guru memulai dengan melakukan simulasi agar siswa merasa mendalam dan tertarik untuk mempelajari Aqidah Akhlak. Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. 13 Dalam penelitian ini pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mentransformasikan materi pembelajaran agar siswa memperoleh pengalaman yang lebih baik dan mengubah perilaku.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang direncanakan kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. Yang dimaksud dalam skripsi ini dengan metode pengajaran Aqidah Akhlak adalah metode yang digunakan guru untuk menyampaikan materi atau materi mata pelajaran Aqidah Akhlak yang merupakan salah satu kelompok mata pelajaran pendidikan agama Islam yang disampaikan kepada siswa untuk memudahkan siswa. memahami materi dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Madrasah Tsanawiyah Ma'arif NU 1 Patikraja merupakan lembaga pendidikan formal setara Sekolah Menengah Pertama (SMP) berciri Islam yang terletak di desa Kedungrandu kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas.
Berdasarkan identifikasi latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penulisan ini sebagai berikut: “Bagaimana metode pengajaran Aqidah Akhlak di MTs Ma’arif NU 1 Patikraja Banyumas pada tahun ajaran. rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode pengajaran Aqidah Akhlak di MTs Ma'arif NU 1 Patikraja Banyumas tahun pelajaran 2014/2015. Sebagai bahan kajian lebih lanjut sekaligus sebagai bahan masukan bagi guru dalam penerapan metode pengajaran akhlak akhlak .
Menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran khususnya bagi penulis dan memberikan motivasi bagi penulis untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah bahan pustaka ilmiah.
Kajian Pustaka
Dalam tesis saudara Nur Afifah (2012) yang berjudul “Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak di SMA Diponegoro Karangsuci Pada Tahun Ajaran”, terdapat persamaan dengan penulis yaitu sama-sama mempelajari metode pembelajaran aqidah akhlak, sedangkan perbedaannya adalah metode pembelajaran aqidah akhlak Nur Afifah skripsi ini lebih fokus pada perbedaan metode yang digunakan dalam pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi metode tersebut serta tempat penelitiannya.Dalam skripsi Sulasmi (2012) yang berjudul “Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Tarbiyah Muawanah Desa Danasri Lor Kecamatan Nusa Wungu Kabupaten Cilacap” terdapat persamaan yaitu sama-sama mempelajari pembelajaran aqidah akhlak, perbedaannya terletak pada tesis Sulasmi yang lebih menitikberatkan pada kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlak serta penerapan komponen pembelajaran dan implementasi yang diperoleh dari pembelajaran dalam kehidupan nyata.
Dalam disertasi Kusmiyati (2013) yang berjudul “Penerapan Metode Cerita dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Cokroaminoto Rejasa Kecamatan Madukara Kabupaten Banjar Negara Tahun Pelajaran terdapat persamaan yaitu sama-sama meneliti metode pembelajaran aqidah akhlak. Namun yang membedakan adalah tesis Kusmiyati lebih fokus pada penerapan metode narasi dan lokasi yang berbeda.
Sistematika Pembahasan
Kesimpulan
Penulis : “Metode pembelajaran apa yang bapak gunakan ketika mengajar khususnya pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Informan : “Seperti biasa dalam pembelajaran kita atau saya mengawali dengan salam dan melakukan apersepsi serta memberikan semangat dan masukan, kemudian mencatat kehadiran siswa, kemudian menanyakan status kesehatan siswa dan seterusnya.” Informan : “Iya, untuk menggali pengetahuan awal siswa sekaligus mengingatkan siswa dan menghubungkannya dengan materi sebelumnya serta memberikan gambaran tentang materi yang akan diajarkan.”
Informan : “memberikan materi secara langsung, menjelaskan secara lisan, kemudian siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan tersebut, serta memberikan kesimpulan pada akhir pembelajaran, di samping mengatur dan mengkondisikan siswa agar berjalan lancar dan bermanfaat, tapi ceramahnya, bukan sekedar ceramah tapi diselingi dengan candaan agar tidak bosan Penulis : “Boleh bantu pakai media apa?” Informan : “Biasanya saya pakai white board karena fasilitas yang kita punya memang seperti itu, tapi Saya selalu maksimalkan apa yang ada disini walaupun keadaannya seperti ini.” Penulis : “Kalau saya lihat pak, metode apa yang bapak gunakan di kelas VIIIC saat mengajarkan topik moralitas balas dendam yang keji?”
Informan : “Ini simulasi karena saya ingin siswa mengetahui contoh tindakan balas dendam secara langsung sesuai dengan tujuan pembelajaran?”. Informan : “iya…untuk memudahkan anak dalam memahami materi, jika ada manfaatnya dapat meningkatkan motivasi siswa, siswa lebih perhatian, melatih siswa aktif karena terlibat, dan siswa senang Informan : “Menurut saya, metode diskusi adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara mengadakan diskusi antar siswa dan biasanya dilakukan dengan membentuk kelompok diskusi.”
Informan : “Siswa dibentuk dalam kelompok, siswa diberikan topik permasalahan yang bersumber dari berita seperti media cetak atau elektronik. Informan : “Menurut saya, karena di dalam materi Aqidah Akhlak terdapat cerita-cerita orang terdahulu, yang diambil dari Al-Qur’an atau kitab-kitab atau kitab sejarah tentang akhlak, tingkah laku, keteladanan yang menjadi indikator atau tujuan pembelajaran disana. mampu menunjukkan nilai-nilai positif atau negatif Informan : “Menurut saya, bercerita itu sulit dan memerlukan ketrampilan, kalau tidak punya maka tidak akan menyenangkan, juga cerita itu bisa membuat siswa tertarik.” dengan suasana masa lampau, caranya adalah guru harus benar-benar menguasai cerita, dan bukan dengan membaca teksnya, tetapi bahasanya bisa mengerti, kalau bisa tidak hanya itu saja.
Informan : “Pengajian yang saya lakukan berupa tugas di luar kelas atau di rumah. Informan : “agar siswa terus belajar tidak hanya di sekolah, tetapi juga di luar sekolah dan mendapat pengawasan orang tua serta terlatih untuk mengembangkan wawasan, kemandirian, tanggung jawab, banyak membaca dan inisiatif.”
PEDOMAN OBSERVASI
Setelah penjelasan, guru mengajak siswa mencatat dan memberi kesempatan bertanya tentang tindakan riya, guru memberikan jawabannya. Siswa mengerjakan pendapatnya sedangkan guru mengamati posisi siswa selama berdiskusi, setelah berdiskusi siswa melaporkan hasil diskusinya dan guru menyuruh mereka membaca di depan teman-temannya. Dalam kegiatan pembelajaran penulis memperhatikan ada 5 siswa yang ditugaskan untuk bermain peran, siswa diminta untuk serius dan tidak bermain-main agar dapat menerima maksud dari isi simulasi dan mempelajarinya setelah simulasi.
Penulis mengambil posisi duduk paling belakang dan mulai mengamati, walaupun awalnya ia mulai memberi salam, dan menyampaikan kepada siswa bahwa hari ini ia akan belajar adab dengan membaca Al-Qur’an, sebelum menyampaikan materi guru terlebih dahulu bertanya kepada siswa. “Pak guru akan bertanya, dan yang bisa menjawab angkat tangan, siapa tahu adab membaca Al-Qur’an?” salah satu siswa mengangkat tangannya dan menjawab “mencuci. Guru memberdayakan siswa agar lebih memahami dengan cara meninjau kembali poin-poin penting materi, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi, siswa diam dan tidak ada yang bertanya karena sudah memahami materi penjelasannya maka guru melakukan tanya jawab dengan siswa antara lain bertanya tentang makna al qur'an, menanyakan tentang hadis, pentingnya mempelajari al qur'an, situasi membaca Al-Qur'an, cara membaca Al-Qur'an, kalimat apa yang wajib dibaca sebelum membaca Al-Qur'an.. Setelah tanya jawab, para siswa diberikan nasehat dan motivasi agar rajin membaca Al-Qur'an. , setelah itu guru mengakhiri dan menutup pembelajaran.
Beberapa saat kemudian bel istirahat berbunyi, para siswa meninggalkan kelas, sedangkan penulis masih berada di dalam kelas melakukan wawancara singkat tentang metode tanya jawab yang telah dilakukan. Aris Fahmi, M.Pd.I di depan pintu gerbang bersalaman dengan para santri dan berpesan agar para santri berangkat pagi agar dapat mengikuti adat tadarus pagi. Setelah siswa memahami instruksi yang diberikan, guru menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah bersama-sama dan mengajak siswa untuk melaksanakan sholat dhuha, sebelum keluar kelas, penulis melakukan wawancara mengenai metode yang diterapkan.
Siswa kelas VIIA memperhatikan dan mencatat penjelasan guru tentang materi akhlak Riya yang menjijikkan. Siswa kelas VIIIA menyimak dan memperhatikan penjelasan guru pada materi tentang akhlak dengki yang menjijikkan. Siswa kelas VIIIC sedang melakukan simulasi cerita kabil dan habil pada materi akhlak balas dendam yang memalukan.
Di kelas VIIB, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersiap melakukan simulasi contoh perbuatan riya' dan nifaq. Di kelas VIIC guru menjelaskan materi terkait nifak sambil bercerita tentang angka nifak sedangkan siswa mendengarkan dengan antusias.