Tugas Akhir berjudul: PEMBERDAYAAN YANG SEJAHTERA: Studi Kasus Pembukaan Lowongan Kerja Kelompok Pengrajin Rajut di Kecamatan Sedayu Bantul. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, karunia dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi yang berjudul “Pemberdayaan Sejahtera: Studi Kasus Pembukaan Lapangan Kerja Sekelompok Perajut di Kecamatan Sedayu Bantul”. Oleh karena itu, penelitian ini akan menjelaskan pembukaan lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Rumusan masalah yang diteliti adalah bagaimana pembukaan lapangan kerja meningkatkan kesejahteraan sosial pada kelompok tenun di Kecamatan Sedayu Bantul. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Konsep Kesejahteraan Sosial, Konsep Pemberdayaan dan teori place-making. bekerja melalui Pembangunan Ekonomi Lokal (LED). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembukaan lapangan kerja dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak akan tercapai secara maksimal jika tidak digunakan model pemberdayaan masyarakat. Seperti yang terjadi pada kelompok tenun di Kecamatan Sedayu, Bantul. Hal ini terlihat dari perubahan kualitas hidup masyarakat sebelum dan sesudah menjadi perajin. Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pemberdayaan Sejahtera: Studi Kasus Terbukanya Kesempatan Kerja Pada Kelompok Kerajinan Tenun di Kecamatan Sedayu Bantul).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Bagaimana pembukaan lapangan kerja meningkatkan kesejahteraan sosial pada kelompok perajin rajut di Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul.
Tujuan Penelitian
9 dipimpin oleh Praktisi dan PSM BBLM Yogyakarta 14 Setelah 9 bulan mengikuti pelatihan, satu-satunya kelompok perajut dibawah naungan program GAS yang masih aktif melaksanakan proses produksi adalah kelompok perajut. di Kecamatan Sedayu, Bantul. Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keberhasilan pemberdayaan: studi kasus pembukaan lapangan kerja bagi kelompok kerajinan rajut di Kecamatan Sedayu Bantul). Kami berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran tentang ilmu kesejahteraan sosial, khususnya dalam hal peningkatan kesejahteraan melalui pembukaan lapangan kerja. Sebagai bahan acuan PPKH dalam pengembangan program lebih lanjut khususnya terkait pembukaan lapangan kerja untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kajian Pustaka
Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Melalui KUBE Kecamatan Kuncio Pao Kabupaten Goa.” Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengolahan dan analisis data melalui tiga tahapan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian menunjukkan bahwa upaya peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat melalui Kelompok Usaha Bersama Al-Hidayah (KUBE) terlihat dari pencapaian realitas pelaksanaan di lapangan: (1) pemanfaatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Mandiri. (PNPM) (studi pada keluarga miskin di Desa Teluk Pakedai II, Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya).
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis upaya peningkatan kesejahteraan rumah tangga melalui Program PNPM Mandiri Perdesaan. 16Samsul Alif Bahril, Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kecamatan Kuncio Pao Kabupaten Gowa (Makassar: UIN Alaudin Makassar, 2017). Keempat, penelitian yang ditulis Hafid Ramdhani dkk dengan judul “Meningkatkan Kesejahteraan Petani dengan Penguatan Kelompok Tani”.
17Wan Adnan, Upaya peningkatan kesejahteraan rumah tangga melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Mandiri (PNPM) (Studi pada Rumah Tangga Miskin di Desa Teluk Pakedai II Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya,) (Pontianak: Tanjungpura, 20). Walaupun sudah banyak terbentuk kelembagaan kelompok tani, namun saat ini cukup sulit untuk menemukan kelompok tani yang aktif, dimana setiap anggota kelompok tani memanfaatkan kelembagaan tersebut untuk meningkatkan kinerja dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani. Padahal, kelompok tani mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam mendorong upaya pembangunan pertanian.
Penguatan kelembagaan sangat perlu dilakukan melalui berbagai upaya antara lain mendorong dan membimbing petani untuk bekerja sama secara kelompok dalam bidang perekonomian, mengembangkan kelompok tani dengan meningkatkan fasilitas bantuan dan akses permodalan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas petani, serta meningkatkan efisiensi petani. dan efektivitas. peningkatan kapasitas tenaga kerja petani melalui berbagai pendampingan dan pelatihan bagi pengurus dan anggota. Namun bantuan pengembangan kelompok tani juga dapat diberikan oleh LSM dan organisasi lain yang dianggap mampu terlibat dalam upaya penguatan pemberdayaan kelompok tani. Persamaannya adalah sama-sama mengkaji upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu daerah.
Kerangka Teori
19 Isbandi Rukminto Hadi, Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial, Kajian Pembangunan) (Jakarta: Rajawali Press, 2013), hal. b. Memaksimalkan peluang masyarakat untuk. Kemandirian masyarakat adalah keadaan yang dialami masyarakat yang ditandai dengan kemampuan berpikir, memutuskan dan berbuat apa yang dianggap tepat untuk mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan menggunakan tenaga dan kemampuan yang terdiri dari kemampuan kognitif, konatif dan psikomotorik, dengan mengerahkan sumber daya yang dimiliki. oleh lingkungan internal Untuk dapat mandiri, masyarakat ini memerlukan dukungan kemampuan berupa sumber daya manusia yang lengkap dengan kondisi kognitif, konatif, psikomotorik, dan afektif serta sumber daya lain yang bersifat fisik-material. 21 Hubungan konatif merupakan suatu sikap sosial yang terbentuk, yang diarahkan pada perilaku yang peka terhadap nilai-nilai pembangunan dan pemberdayaan.
Keadaan afektif merupakan suatu fase yang dialami masyarakat dan diharapkan dapat diintervensi untuk memperoleh pemberdayaan dalam sikap dan perilaku. Munculnya pemberdayaan pada keempat aspek tersebut (kognitif, konatif, afektif dan psikomotorik) akan mampu memberikan kontribusi terhadap terciptanya kemandirian masyarakat yang dicita-citakan, karena dengan demikian akan terbekali wawasan yang cukup dalam masyarakat yang dibekali dengan keterampilan yang memadai, diperkuat. oleh rasa perlunya pembangunan dan perilaku sadar akan kebutuhannya memerlukan suatu proses untuk mencapai kemandirian masyarakat. Penciptaan lapangan kerja melalui pengembangan ekonomi lokal Peluang untuk mengembangkan potensi sumber daya masyarakat lokal masih besar, meskipun tantangan yang dihadapi juga cukup besar.
Pengentasan kemiskinan dengan pendekatan pembangunan ekonomi lokal dapat mendorong dan menstimulasi terciptanya kemandirian serta meningkatkan potensi perekonomian dari aset daerah. Model pembangunan ekonomi lokal tidak lepas dari upaya mengakomodasi aspirasi dan kebutuhan riil masyarakat miskin. Tujuan pembangunan ekonomi lokal adalah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan serta lapangan kerja penuh melalui peningkatan kegiatan investasi di wilayah tersebut.
Pembangunan ekonomi lokal tidak hanya menekankan pada aspek ekonomi saja, namun terutama pada pendekatan kemitraan dan kerjasama antara pemerintah, pengusaha, dan organisasi masyarakat lokal. 27 Indah Martati, Suminto dan Andi Syarifudin, Model Penciptaan Lapangan Kerja Melalui Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Samarinda Ilir (Samarinda: Politeknik Negeri Samarinda, 2013), Vol. Mengingat kondisi perekonomian masyarakat yang terbatas, tentunya perlu bermitra dengan perusahaan-perusahaan besar yang sesuai dengan aset usahanya.
Metode Penelitian
Barang/jasa yang menjadi komoditas usaha masyarakat tentunya memerlukan bantuan promosi dari pemerintah dan perusahaan mitra untuk meningkatkan volume penjualan dan penerimaan masyarakat. 27 rasional dan obyektif sesuai dengan kenyataan di lapangan 31 untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi serta mendeskripsikan dan mengetahui peningkatan kesejahteraan melalui terbukanya lapangan kerja pada Kelompok Kerajinan Tenun di Kecamatan Sedayu Bantul. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah kelompok perajin tenun di Kecamatan Sedayu Bantul dan Koordinator PPKH di Kecamatan Sedayu Bantul.
Purposive sampling berarti sumber yang diambil dari subjek yang mengetahui, memahami dan mengalami langsung situasi yang diselidiki. Alasan peneliti mengambil subjek penelitian utama adalah koordinator kelompok perajin rajut di Sedayu karena subjek terlibat langsung dengan objek yang akan diteliti dan memahami secara mendalam objek yang akan diteliti secara menyeluruh dan menyeluruh. Di sisi lain, Koordinator PPKH di Kecamatan Sedayu merupakan profesi yang terlibat penuh dan selalu memenuhi kebutuhan para perajin.
Jadi, berkaca pada dua topik di atas, teknik pemilihan subjek yang paling tepat adalah purposive sampling. Subyek penelitian adalah individu, benda atau organisme yang digunakan sebagai sumber informasi yang diperlukan dalam pengumpulan data penelitian. Penting untuk menentukan topik penelitian dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan informan, karena dari merekalah informasi dapat dikumpulkan dalam upaya menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.32.
Tujuan penelitian ini terkait peningkatan pemberdayaan untuk kesejahteraan: studi kasus pembukaan lapangan kerja bagi sekelompok perajin rajut di Kecamatan Sedayu Bantul. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden di lokasi penelitian berupa wawancara langsung dengan koordinator PPKH Kecamatan Sedayu Bantul dan kelompok masyarakat kerajinan rajut Kecamatan Sedayu Bantul. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data yang ada, misalnya dokumen atau data dari instansi terkait, misalnya data dari masyarakat yang mengikuti pelatihan merajut.
Teknik Pengumpulan Data
Sistematika Pembahasan
- BAB I Pendahuluan
- BAB II Gambaran Umum
- BAB III Pembahasan
- BAB IV Penutup
Pada bab gambaran umum ini, penulis menjelaskan gambaran umum dan kelompok pengrajin rajut di Kecamatan Sedayu Bantul, meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi, serta letak geografisnya. Bab pembahasan ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan memaparkan peningkatan kesejahteraan melalui penciptaan lapangan kerja (studi kasus: kelompok perajin rajut di Sedayu, Bantul). Pekerjaan utama masyarakat Kecamatan Sedayu Bantul sebelum adanya kelompok perajin Rajun meliputi beberapa hal, yaitu: 1).
Selain itu, agar keberadaan program dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat benar-benar optimal, maka pengurus kelompok pengrajin tenun di Sedayu hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: Penyelenggaraan kesejahteraan sosial, diagnosa, pelatihan keterampilan, pendampingan, pembekalan. permodalan, perlengkapan usaha, tempat usaha dan kemandirian. Namun kenyataan yang peneliti temukan di lapangan, hal-hal tersebut kurang menjadi perhatian pengurus kelompok perajin tenun di Sedayu. Maka pembukaan lapangan kerja dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak akan tercapai secara maksimal jika tidak menggunakan model pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan temuan penelitian tesis berjudul “Pemberdayaan Sejahtera: Studi Kasus Terbukanya Kesempatan Kerja Bagi Kelompok Pengrajin Rajut di Kecamatan Sedayu Bantul”, peneliti melihat bahwa pemerintah sebagai organisator kurang serius atau bahkan tidak memahami tugasnya dan tanggung jawab. Sebagaimana tampak dalam UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat akan sulit tercapai. Debora (Koordinator Utama Pendamping PKH Sedayu), “Sistem Manajemen Kelompok Pengrajin Rajut di Sedayu”, wawancara, 20 Januari 2020. Samsul Alif Bahril, Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kecamatan Kuncio Pao Kabupaten Gowa Makassar : UIN Alaudin Makassar, 2017.
Wan Adnan, Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Memanfaatkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi pada Keluarga Miskin di Desa Teluk Pakedai II Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya), Pontianak: Tanjungpura, 2012. winarti, “Pasir Pamang di Sungai Progo”, wawancara tanggal 24 Februari 2020. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pedoman wawancara yang ditujukan kepada 2 kelompok subjek penelitian yaitu koordinator PPKH Kecamatan Sedayu dan pengrajin tenun Kecamatan Sedayu. dan kesadaran kepada masyarakat di Kecamatan Sedayu, bahwa mereka tertarik untuk mengikuti pelatihan merajut?
Produk khas apa saja yang dihasilkan oleh kelompok Pengrajin Rajut di Sedayu Kabupaten Bantul.