• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN PARIWISATA OBJEK WISATA PRASEJARAH SITUS MEGALITIK BATU BEDIL SEBAGAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMBERDAYAAN PARIWISATA OBJEK WISATA PRASEJARAH SITUS MEGALITIK BATU BEDIL SEBAGAI "

Copied!
100
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Kami berharap hasil penelitian ini dapat membawa manfaat dan tambahan pengetahuan khususnya bagi para peneliti, akademisi dan masyarakat umum. Hasil dari penelitian ini adalah pemerintah daerah telah melakukan beberapa gerakan yaitu: perlindungan, pemeliharaan, pemugaran, pendokumentasian peninggalan sejarah dan purbakala, pengendalian dan pembinaan peninggalan sejarah dan purbakala. Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini, persamaannya adalah membahas tentang potensi situs prasejarah sebagai objek wisata edukasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Kayan Swastika, Marjono dan Rosita Amalia, mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Negeri Jember tahun 2017 berjudul “Situs Megalitikum di Desa Penangungan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah”. Hasil dari penelitian ini adalah situs megalitikum di Desa Penanggungan dapat menjadi media pembelajaran bagi siswa dengan melakukan karyawisata ke lokasi sebagai salah satu bentuk media pembelajaran sejarah. Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini, persamaannya adalah membahas tentang potensi situs megalitikum sebagai wisata edukasi atau media pembelajaran sejarah.

Penelitian Septina Alrianingrum, mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret tahun 2010 berjudul “Warisan Budaya Surabaya, Kota Pahlawan Sebagai Sumber Belajar”. Hasil dari penelitian ini adalah kurangnya informasi sejarah yang melekat pada cagar budaya disebabkan oleh terbatasnya informasi seperti dokumen, data sejarah dan belum optimalnya fungsi cagar budaya sebagai media pembelajaran karena fokus pemanfaatan cagar budaya yang masih terkonsentrasi. dalam penelitian arkeologi.

LANDASAN TEORI

  • Pengertian Pemberdayaan Pariwisata
  • Potensi Objek Wisata
  • Wisata Edukasi
    • Pengertian Wisata Edukasi
    • Pengembangan Wisata
  • Jenis dan Sifat Penelitian
    • Jenis Penelitian
    • Sifat Penelitian
  • Sumber Data
    • Data Primer
    • Data Sekunder
  • Teknik Pengumpulan Data
    • Wawancara
    • Observasi
    • Dokumentasi
  • Teknik Analisis Data

Potensi suatu daya tarik wisata juga dapat dinilai dari komponen-komponen pariwisata yang dimilikinya, mulai dari daya tarik, aksesibilitas, dan amenitas. Potensi daya tarik wisata baik berupa wisata alam maupun wisata buatan mempunyai peluang yang besar untuk dimanfaatkan oleh warga setempat untuk memperoleh penghasilan. Potensi daya tarik wisata menurut Mariotti adalah : “Segala sesuatu yang terletak pada suatu daerah tujuan wisata, dan menjadi daya tarik orang untuk mengunjungi tempat tersebut.”3.

Wisata edukasi diartikan sebagai suatu konsep dimana pengunjung melakukan kunjungan wisata ke suatu tempat wisata untuk memperoleh pengalaman belajar secara langsung terkait dengan tempat yang dikunjunginya. Wisata edukasi merupakan wisata minat khusus yang sedang menjadi tren baru dalam industri pariwisata yang memberikan pengalaman belajar. Berkembangnya wisata edukasi didukung dengan adanya produk wisata edukasi yang ditawarkan pada suatu objek wisata.

Pembangunan pariwisata di Indonesia harus ditingkatkan agar kawasan wisata yang potensial dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap devisa negara atau daerah serta masyarakat lokal di sekitar tempat wisata. Suatu kawasan yang mempunyai daya tarik wisata harus mampu menarik wisatawan untuk datang ke kawasan tersebut. Berbagai upaya dilakukan pihak pengelola untuk mengemas suatu objek wisata sedemikian rupa sehingga menarik dan dalam kemasan yang menarik hendaknya mengandung racikan yang manis-manis sehingga yang menikmatinya akan merasa puas.

Dari penafsiran di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian yang menjelaskan data secara terstruktur dan akurat tentang fakta dan peristiwa yang terjadi dalam kaitannya dengan Pemberdayaan Pariwisata di Situs Megalitikum Batu Bedil Daya Tarik Wisata Prasejarah Sebagai Daya Tarik Wisata Edukasi. Wisata di Desa Gunung Meraksa. Untuk mengumpulkan data tentang Pemberdayaan Wisata Daya Tarik Wisata Prasejarah di Situs Megalitikum Batu Bedil Sebagai Wisata Edukasi, peneliti tidak hanya mengandalkan sumber data primer saja namun juga menggunakan data teoritis sekunder yang bersumber dari studi literatur. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dilakukan di Pekon Gunung Meraksa Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus tentang Pemberdayaan Wisata Situs Wisata Situs Megalitik Batu Bedil Sebagai Wisata Edukasi.

Metode wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara langsung yang berlangsung seperti percakapan biasa namun tetap mengedepankan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian, dimana peneliti mengajukan pertanyaan terkait Pemberdayaan Pariwisata, Tempat Wisata Prasejarah, Situs Megalitik Batu Bedil di Gunung Meraksa. Desa sebagai wisata Edukasi bagi narasumber. Observasi dalam penelitian ini, peneliti melihat kondisi situs Batu Bedil dan cara pemeliharaannya sebagai wujud menjaga kelestariannya serta mengidentifikasi potensi dan keterbatasan yang merencanakan pengembangan situs terdampak Batu Bedil sebagai situs wisata edukasi. . Dalam hal ini dokumentasi yang digunakan adalah dokumen atau arsip yang berkaitan dengan Pemberdayaan Wisata Daya Tarik Wisata Prasejarah Situs Megalitikum Batu Bedil Sebagai Wisata Edukasi.

Berdasarkan uraian di atas maka dalam analisisnya peneliti menggunakan data-data yang telah diperoleh, kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan cara berpikir induktif yang bersumber dari informasi Pemberdayaan Wisata Daya Tarik Wisata Prasejarah Situs Megalitik Batu Bedil Sebagai Wisata Edukasi. Setelah data atau informasi terkumpul, peneliti akan menganalisis pemberdayaan pariwisata yang dilakukan serta pengembangan situs prasejarah Batu Bedil sebagai objek wisata edukasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Penemuan Situs Batu Bedil

Saat ini Dusun Batu Bedil Ilir sudah banyak mengalami perubahan dan semakin berkembang setiap tahunnya. Dengan banyaknya jumlah penduduk yang tinggal di desa Batu Bedil Ilir, hal ini akan mempengaruhi mobilitas yang terjadi di tempat tersebut. Batu Bedil adalah nama sebuah menhir yang saat ditemukan pertama kali dalam keadaan roboh dan bentuknya menyerupai senapan (senjata api).

Saat itu, kumpulan batu-batu besar yang ditemukan dan dianggap aneh belum diteliti oleh pihak tertentu untuk mengetahui sejarah dan makna keberadaannya. Baru pada tahun 1954 tim arkeologi nasional yang dipimpin oleh Dr. Soekmono melakukan penelitian terhadap lokasi peninggalan purbakala tersebut. Dalam proses observasi, tim yang dipimpin oleh Dr. Soekmono batu-batu besar itu dan mencatat tulisannya pada prasasti batu lumpang.

Hasil penelitian yang dilakukan menggambarkan bahwa tempat ini pernah dihuni oleh masyarakat pada zaman prasejarah, zaman belum mengenal tulisan dan pada zaman Hindu-Budha. Peneliti juga menanyakan benda-benda purbakala apa saja yang ada di kompleks peninggalan Situs Batu Bedil. Kompleks situs ini terdiri dari tiga cluster, kelompok pertama terdiri dari kumpulan Menhir, Dolmen dan Prasasti.

Sedangkan pada klaster paling ujung atau ketiga, terdapat patung-patung berupa kepala kerbau dan gajah serta beberapa menhir yang masih berada di kawasan pemukiman sekitar lokasi. 3. Dari observasi yang dilakukan peneliti, cluster ketiga ini merupakan cluster yang memiliki peninggalan zaman prasejarah paling sedikit dibandingkan cluster 1 dan 2, serta letaknya yang cukup jauh. Menurut Pak. Haroni katanya begitu selaku atasan yang diwawancarai peneliti di rumahnya tak jauh dari lokasi.

3 Haroni, Ketua Kustodian Situs Batu Bedil dan Ketua Forum Komunikasi Kustodian BPCB Banten Provinsi Lampung, wawancara pada 12 Mei 2022. Batu Bedil Cluster One memiliki peninggalan purbakala yang lebih sedikit dibandingkan dengan peninggalan purbakala di cluster dua. Di lokasi kelompok pertama terdapat menhir yang berdiri tegak dengan tinggi kurang lebih 2,2 meter.

Gambar 4.1  Situs Batu Bedil 2
Gambar 4.1 Situs Batu Bedil 2

Tinjauan Fisik Situs Batu Bedil

Sebagai pemerintah daerah, pemerintah mempunyai hak atas wilayah yang dikelolanya, termasuk situs Batu Bedil. Dengan strategi promosi yang berkelanjutan, bukan tidak mungkin akan semakin banyak wisatawan yang mengunjungi situs Batu Bedil. Dalam hal ini daya tarik yang ditawarkan oleh objek wisata Situs Batu Bedil adalah lokasinya yang berada di dataran tinggi.

Situs Batu Bedil memiliki keunikan dibandingkan dengan banyaknya peninggalan kuno yang ada di Lampung. Peneliti mewawancarai Bapak Endang Harta mengenai pekerjaannya sebelum menjadi pengurus kelompok Situs Batu Bedil. Situs Batu Bedil mempunyai kelebihan dan kekurangan ditinjau dari keberadaannya sebagai sumber keilmuan sejarah.

Tanggamus mempromosikan tempat wisata di wilayah Tanggamus, salah satunya kawasan Batu Bedil. Situs Batu Bedil memiliki museum yang berisi peninggalan-peninggalan yang ditemukan di situs tersebut pada masa rekonstruksi situs. Museum ini terletak di Batu Bedil Dua yang menyatu dengan bangunan komersial atau pos penjagaan untuk mengelola situs tersebut.

Saat melihat-lihat koleksi di Museum Batu Bedil, peneliti Bpk. Andai Tanaka menanyakan proses pemeliharaan situs Batu Bedil. Dalam hal ini pengelola dan pemelihara situs Batu Bedil masih kurang memberikan perhatian terhadap promosi objek wisata tersebut. Informasi yang disampaikan mengenai situs Batu Bedil bisa lebih lengkap dan terpercaya karena disampaikan langsung dari pengelola website.

Dengan adanya situs Batu Bedil sebagai objek wisata edukasi akan menambah daftar wisata di Kabupaten Tanggamus. Di lokasi Situs Batu Bedil hanya terdapat satu warung yang menyediakan fasilitas makan kepada pengunjung yang datang ke lokasi. Hal inilah yang menjadi faktor penghambat objek wisata Situs Batu Bedil untuk mengembangkan wisata ini.

Hal ini menjadi permasalahan yang jika tidak segera diatasi akan berdampak pada perkembangan kawasan Batu Bedil ke depan. Dari segi pengelolaan, para pengurus ini mendapat gaji dari pemerintah pusat atas pengabdiannya terhadap situs Batu Bedil.

Strategi Pengembangan Situs Batu Bedil Sebagai Objek

  • Identifikasi faktor yang Mempengaruhi Situs Batu
  • Identifikasi Kendala Yang Mempengaruhi Situs Batu

PENUTUP

Saran

  • Gambar 4.1 Situs Batu Bedil 2
  • Gambar 4.2 Kunjungan agen travel ke Situs Batu Bedil
  • Gambar 4.3 Data pegawai Situs Batu Bedil
  • Gambar 4 Koleksi Museum Batu Bedil

Meningkatkan anggaran untuk sarana promosi, karena promosi merupakan hal yang sangat penting bagi berkembangnya suatu daya tarik wisata agar daya tarik wisata tersebut lebih dikenal masyarakat luas. Memperbaiki dan menyempurnakan fasilitas yang kurang mendukung situs Batu Bedil sebagai objek wisata yang berlatar belakang sejarah, seperti penambahan informasi nama pada setiap peninggalan yang ada dan perbaikan jalan di kawasan situs. “Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Kawasan Suaka Margasatwa Mampie Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar”.

Potensi Pariwisata Menjanjikan Sarana Perairan Dalam Pengembangan Pariwisata di Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan”, Jurnal Akademi Pariwisata Medan. “Dampak Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kelangsungan Hidup Usaha Mikro Kecil Menengah Pada Kelompok Manajemen Produk Mancing di Kota Makassar.” Jurnal Analisis.

Gambar

Gambar 4.1  Situs Batu Bedil 2

Referensi

Dokumen terkait

Some earlier studies have revealed that individuals utilise both “speech and non-verbal Impression Management tactics”, and both of these approaches impact the “interviewer’s appraisal”