• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian Ramuan Herbal Terhadap Pertambahan Bobot Badan Pada Ternak Domba Potong (Kajian Teknis dan analisis usaha)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pemberian Ramuan Herbal Terhadap Pertambahan Bobot Badan Pada Ternak Domba Potong (Kajian Teknis dan analisis usaha)"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PEMBERIAN RAMUAN HERBAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN PADA TERNAK DOMBA POTONG

(KAJIAN TEKNIS DAN ANALISIS FINANSIAL)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PETERNAKAN

ERLINDA FEBRIOLA KURNIASTUTI 04.09.18.230

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2022

(2)

TUGAS AKHIR

PEMBERIAN RAMUAN HERBAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN PADA TERNAK DOMBA POTONG

(KAJIAN TEKNIS DAN ANALISIS USAHA)

Diajukan Sebagai Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan (S.Tr.Pt)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PETERNAKAN

ERLINDA FEBRIOLA KURNIASTUTI 04.09.18.230

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2022

(3)

HALAMAN PERUNTUKAN

Ucapan Rasa Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa Yang sudah memberikan kekuatan dan atas karunianya Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Persembahan Tugas Akhir ini kepada:

Ayah dan Ibu Yang selalu memberikan dukungan moril maupun materi dan tidak henti- hentinya memnjatkan do’a untuk kesuksesanku. Terimalah persembahan bakti juga cinta kasih teruntuk Ayah dan Ibu tercinta.

Dosen Pembimbing, Penguji dan Pengajar Yang selalu memberikan dorongan dan motivasi untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini tepat waktu. Terimakasih atas semua waktu dan perhatian yang telah diberikan selama ini.

Teman teman sekaligus saudara saya Yang selama ini memberikan dorongan secara moral dan juga memberikan bantuan serta dukungannya. Tanpa semua yang diberikan takkan mungkin aku sampai disini. Terimakasih pengalaman, kenangan, canda tawa, tangis dan perjuangan kita bersama.

(4)
(5)
(6)
(7)

RINGKASAN

Erlinda Febriola Kurniastuti, Nirm 04.09.18.230 . Pemberian Ramuan Herbal Terhadap Pertambahan Bobot Badan Pada Ternak Domba Potong (Kajian Teknis dan analisis usaha). Dosen pembimbing Dr. Ir. Siswoyo, M.P dan Dr. Novita Dewi K., S.Pt. M. Si

Domba merupakan hewan ternak kecil dengan banyak keunggulan dan kegunaan, salah satunya adalah produksi daging yang dapat memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan domba, pengelolaan penggemukan yang tepat juga diperlukan untuk menghasilkan bobot panen yang maksimal. Selama ini, petani cenderung mengandalkan penggunaan zat pemacu pertumbuhan seperti antibiotik untuk meningkatkan produktivitas ternak. Penggunaanya dapat meninggalkan residu dan risiko yang berlarut-larut dengan pemberian terus menerus. Hal ini mendorong petani untuk beralih ke penggunaan alternatif alami, termasuk Ramuan herbal.

Ketersediaa bahan Ramuan herbal yang melimpah dan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari bahkan seringkali disepelekan keberadaannya memperkuat untuk beralih pada ramuan herbal. Bahan bahan ramuan herbal ini terdiri dari kunyit, jahe, daun sukun, daun seledri serta gula.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan dan 8 ulangan di setiap perlakuannya. Perlakuan yang digunakan adalah tanpa pemberian ramuan herbal, pemberian jamu ternak instant, pemberian ramuan herbal. analisis data menggunakan ANOVA (analisys of varience) dan uji lanjut ducan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan selama ± 1 bulan, penambahan Ramuan Herbal (P2) memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan bobot badan serta konsumsi pakan. Analisis Usaha pun menunjukkan dengan pemberian ramuan herbal mendapatkan hasil yang terbaik sekaligus efisiensi pakan untuk menciptakan bobot badan yang maksimal.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis Ucapkan Atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena Atas Rahmat Dan Karunia-Nya Penulis Dapat Menyelesaikan Tugas Akhir Dengan Judul Pemberian Ramuan Herbal Untuk Pertambahan Bobot Badan pada Ternak Domba Potong (Kajian Teknis dan Analisis Usaha) Dalam Penulisan Laporan Tugas Akhir Ini, Penulis Telah Banyak Menerima Bantuan Dari Berbagai Pihak Yang Berupa Informasi Dan Bimbingan. .

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun metriil sehingga proposal penelitian ini dapat selesai. Ucapan terimakasih ini penulis tujukan kepada :

1. Dr. Setya Budhi Udrayana S.Pt., M. Si Selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

2. Wahyu Windari,S.Pt, M.Sc Selaku Ketua Jurusan Peternakan

3. Luki Amar H. S.Pt, MSc selaku Ketua Program Studi Agribisinis Peternakan 4. Dr. Ir. Siswoyo, M.P selaku Dosen Pembimbing Utama dan Dosen Penguji I 5. Dr. Novita Dewi K., S.Pt. M. Si selaku Dosen Pembimbing Pendamping dan

Dosen Penguji II

6. Drh. Isyunani, M.Agr Selaku Dosen Penguji III 7. Syaifullah Santoso S. Pt Selaku Penguji IV

8. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyusunan Laporan tugas akhir

Penyusunan Laporan Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak terkait dengan Tugas Akhir ini dibutuhkan untuk menyempurnakan tugas dan penyusunan selanjutnya

Malang, 28 Juni 2022

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

COVER ... ii

HALAMAN PERUNTUKAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... vi

RINGKASAN ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Penelitian Terdahulu ... 4

2.2 Tinjauan Teori ... 7

2.2.1 Ramuan Herbal ... 7

2.2.2 Ternak Domba ... 12

2.2.2.1 Jenis Domba ... 12

2.2.2.2 Sistem Pencernaan ... 13

2.2.3 Pertambahan Bobot Badan (PBB) ... 18

(10)

2.2.4 Konsumsi Pakan ... 18

2.2.5 Analisis Kelayakan Usaha ... 18

BAB III ... 25

METODE PELAKSANAAN ... 25

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 25

3.2 Metode Kajian ... 25

3.3 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Tindak Lanjut Hasil Penelitian ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Hasil Kajian Pertambahan Bobot Badan ... 32

4.2 Hasil Kajian Konsumsi Pakan ... 34

4.3 Analisis Finansial ... 36

4.4 Rencana Usaha (Business Plan) ... 37

BAB V PENUTUP ... 57

5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Saran ...57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 61

(11)

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Hasil Perlakuan Pemberian Ramuan Herbal Terhadap PBB Domba ... 32

2. Uji Lanjut Duncan PBB ... 33

3. Hasil Konsumsi Pakan Ternak Domba ... 34

4. Uji Lanjut Ducan Konsumsi Pakan ... 35

5. Biaya Tetap ... 36

6. Biaya Variabel... 36

7. Penerimaan ... 37

8. Data Perusahaan ... 41

9. Jadwal Pelaksanaan ... 46

10. Rencana Modal Investasi ... 49

11. Rencana Modal Kerja ... 50

12. Net Present Value (NPV) ... 51

13. Internal Rate of Return (i1) ... 51

14. Internal Rate of Return (i2) ... 52

15. Keuntungan ... 53

16. B/C Ratio ... 54

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Domba Ekor Gemuk ... 12

2. Domba Texel ... 13

3. Saluran Pencernaa Domba ... 17

4. Organisasi dan SDM ... 45

5. Layout tata letak ... 47

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Hasil Kajian Pertambahan Bobot Badan ... 61

2. Hasil Kajian Konsumsi Pakan ... 62

3. Uji Anova dan Uji Lanjutan Ducan PBB ... 63

4. Konsumsi Pakan ... 65

5. Uji Anova dan Uji Lanjut Ducan Konsumsi Pakan ... 66

6. Hasil Uji Laboratorium ... 68

7. Dokumentasi ... 69

8. Data Pertambahan bobot badan ... 72

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Domba ialah ternak kecil dengan banyak kelebihan dan manfaat, salah satunya adalah produksi daging yang bisa mencukupi kebutuhan protein masyarakat. Berdasarkan data statistik, produksi domba pada provinsi Jawa Timur pertahun semakin meningkat, dengan produksi domba tahun 2017 sebesar 5.984,04 ton, tahun 2018 sebanyak 7 241,49 ton, tahun 2020 6,555,16 ton, dan tahun 2021 6.719,04 ton (BPS, 2022). Adanya permintaan masyarakat tentang daging domba, pengelolaan penggemukan yang tepat juga diperlukan untuk meningkatkan bobot panen yang optimal.

Secara umum peternak dalam memelihara domba Indonesia masih menggunakan cara tradisional dan tanpa pengetahuan yang lengkap mengenai pemberian pakan, pemeliharaan. Pemeliharaan domba masih sebatas kegiatan sampingan. Perbaikan dan peningkatan produksi tidak sederhana karena dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu: pemilihan bibit (breeding), Kualitas pakan (feeding), sistem manajemen yang terbaik. Ini semua diperlukan untuk mencapai produksi yang optimal. Penggemukan biasanya berlangsung kurun waktu yang relatife sebentar, umumnya (2-6 bulan) untuk ternak berumur 12-18 bulan (Sutama dan Budiarsono, 2013).

Petani cenderung mengandalkan penggunaan zat pemacu pertumbuhan seperti antibiotik guna meningkatkan produktivitas ternak. Penambahan feed additive pemacu pertumbuhan seperti antibiotik growth-promoting agent (AGP) dapat meninggalkan residu dan risiko yang berlarut-larut dengan pemberian jangka panjang. Sehingga, pemerintah telah mengeluarkan larangan penggunaan antibiotik yaitu Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang

(15)

Peternakan dan Kesehatan yang mulai berlaku pada 1 Januari 2018. Larangan ini mendorong petani untuk beralih ke penggunaan alternatif alami, termasuk Ramuan herbal.

Ramuan herbal yang terbuat dari rempah-rempah dikenal tidak hanya untuk meningkatkan nafsu makan, tetapi juga untuk melindungi sistem kekebalan ternak dari stres akibat stres panas tropis. Song dkk. (2014) melaporkan bahwa penggunaan obat tradisional dapat menghilangkan respon cekaman panas dan meningkatkan kecernaan zat gizi. Penggunaan ramuan herbal lebih aman daripada antibiotik karena tidak menimbulkan residu atau efek samping. Ramuan herbal terbuat dari rempah-rempah alami seperti jahe, kunyit, jahe, asam dan kencur.

Ramuan herbal dapat diambil sebagai larutan dalam air minum atau sebagai bubuk yang dicampur ke dalam makanan sebagai suplemen makanan. Selain itu, ramuan herbal ternak dapat dibuat oleh peternak secara mandiri, sehingga harganya lebih murah dari harga pabrik, khasiatnya cukup kuat untuk mencegah dan mengobati penyakit pada ternak. Dengan Pemberian Ramuan Herbal diharapkan dapat menjaga imunitas ternak serta dengan pesat pertambahan bobot badannya agar masa pemeliharaan menjadi lebih singkat dan bisa menekan cost pengeluaran untuk pakan sehingga pendapatkan peternak bisa lebih banyak dan meningkat daripada pendapatan sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana dampak pemberian ramuan herbal terhadap pertambahan bobot badan pada ternak domba potong?

2. Bagaimana analisis finansial usaha pembuatan ramuan herbal?

(16)

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui dampak pemberian ramuan herbal untuk pertambahan bobot badan pada ternak domba potong.

2. Membuat analisis finansial usaha pembuatan ramuan herbal

1.4 Manfaat

A. Bagi Penulis

1. Untuk mengetahui pada perlakuan apa pengaruh pemberian ramuan herbal terhadap PBB dan nafsu makan pada ternak domba terjadi secara signifikan

2. Untuk memperoleh serta memperkaya penelitian dan kegiatan ilmiah secara lebih spesifik dapat mengetahui serta meningkatkan kemampuan dalam menganalisis kelayakan usaha

B. Bagi Masyarakat Pertanian

1. Menambah keuntungan bagi peternak dengan mengurangi lama pemeliharaan

2. Menjaga metabolisme saluran pencernaan seperti membersih-kan usus ternak

3. Menjaga imunitas pada ternak agar tidak mudah sakit

4. Mempercepat penyerapan makanan dengan indikasi PBB yang cepat selama pemeliharaan

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian Marhaeniyanto (2010) mengenai “Pengaruh Pemberian Jamu Tradisional terhadap Kecernaan Pakan pada Ternak Domba” Penelitian ini bertujuan buat mengetahui efek pemberiannya pada kadar NH3, cairan rumen, pH cairan rumen, kecernaan in-vitro, in-sacco bahan kering (BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK) dan neraca nitrogen. Jamu tradisional yang dipakai dari racikan pabrik dengan komposisi: Languas galanga (L) Mer.

(Lengkuas) 25%, Santali album (Cendana) 10%,Carica papaa Linn. (Daun Pepaya) 20%, Andrograpbis panicullata Ness (Sambiloto) 10%, Sulphur crudum (Serbuk Belerang) 10%, lain lain 25%. Dosis pemakaian 1-2 bungkus (2,82 g/KgBB0,75) tiap hari. Penelitian ini memakai domba jantan berfistula rumen berumur 10 bulan berjumlah 6 ekor dengan rataan bobot 9,82 ± 1,75 Kg. Menggunakan perlakuan Tanpa Pemberian Jamu (P0), Pemberian jamu 1 bungkus (P1), Pemberian 1,5 bungkus (P1,5) dan Pemberian jamu 2 bungkus (P2). Dari hasil penelitian tersebut bisa disimpulkan yaitu pemberian jamu tradisional di domba 2,082 gt/Kgt BB0,75 pada domba jantan berfistula rumen bisa menaikkan kadar NH3 cairan rumen, dan menaikkan kecernaan in- vitro (BK dan BO) serta kecernaan in-sacco (BK, BO dan PK) tetapi untuk ph cairan rumen dan neraca nitrogen tidak ada perbedaan.

Penelitian Yan Lapius., dkk (2021) mengenai “Pemanfaatan Tanaman Rempah dan Obat sebagai Jamu Ternak untuk Meningkatkan Produktivitas Ternak”. Operasional pemeliharaan ternak masih semi intensif dimana saat siang hari dikeluarkan dari kandang guna mencari makanan serta saat malam hari dikandangkan. Sistem pemeliharaan tersebut memerlukan waktu yang

(18)

tidak sebentar guna mendapatkan pertumbuhan yang optimal dan rentan terinfeksi parasit cacing serta gangguan penyakit. Pemakaian tumbuhan tradisional dapat ditemukan baik untuk suplemen pakan ternak, ataupun sebagai bagian dari obat obatan hewan. Seperti jahe, kencur, kunyit, temulawak, lidah buaya, daun beluntas, bawang putih, dan lainnya. Serta berkat perkembangan para peternak, membuktikan bahwa beragam tumbuhan obat tersebut tidak hanya untuk dikonsumsi oleh manusia, melainkan hewan ternak.

Penelitian Andriyanto., dkk (2015) mengenai “Pemberian Pregnant Mare Serum Gonadotropin sebelum Perkawinan dan Jamu Selama Kebuntingan untuk Memperbaiki Performa Anak Domba”. Penelitiantersebut bermanfaat mengetahui efektivitas pemberian PMSG pra kawin dan jamu selama kebuntingan dalam meningkatkan performa anak domba. Terdiri dari 18 domba ekor gemuk betina dengan bobot antara 20-25 kg disinkronisasi birahi dengan menyuntikkan prostaglandin (PGF2á) dosis 10 mg/ekor sebanyak 2 kali dengan selang 11 hari. Penyuntikan PMSG dosis 200 IU/ekor dikerjakan bersamaan dengan penyuntikan PGF2á yang kedua. Domba penelitian dikawinkan secara alamiah serta dikelompokkan berdasarkan rancangan acak lengkap pola faktorial 2 x 3 menggunakan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis PMSG dengan 2 level, yaitu 0 dan 200 IU/ekor. Faktor kedua adalah dosis jamu dengan 3 level, yaitu 0, 15, dan 30 mL/ekor. Jamu diberikan secara oral setiap minggu selama kebuntingan. Pemberian PMSG dan jamu mengurangi kematian prenatal fetus, menambahkan rasio anak per induk, menambah jumlah anak yang dilahirkan dengan total bobot lahir, dan kisaran bobot lahir yang lebih tinggi pada jamu dosis 15 dan 30 mL/ekor berturut-turut 30,02 dan 31,76%. Satu bulan setelah lahir, anak domba yang induknya disuntik PMSG dan diberi jamu memiliki jumlah anak yang berhasil hidup lebih

(19)

banyak, kisaran bobot yang lebih baik, serta total bobot lebih tinggi hingga tiga kali lipat. Penyuntikan PMSG serta pemberian jamu sinergis meningkatkan performa anak yang dilahirkan serta berpotensi memperbaiki kualitas bakalan.

Penelitan Yosa dkk (2021) mengenai “Pengaruh Pemberian Temulawak (Curcuma xhanthorrhiza) terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing di Desa Sukaresik, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis”. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian tepung temulawak terhadap pertambahan bobot badan ternak kambing dan menganalisis usaha penggemukan ternak kambing yang diberi tepung temulawak. Materi yang digunakan adalah kambing lokal dengan rataan bobot badan awal 20,5 kg.

Metode penelitian menggunakan kaji terap 2 perlakuan yaitu P0=kontrol dan P1 = kontrol + tepung temulawak 12 gr/ekor + 40 ml air. Peubah yang diukur dalam kaji terap adalah pertambahan bobot badan harian (PBBH). Peubah analisis usaha yang dihitung diantaranya pendapatan, B/C ratio, R/C ratio, BEP harga, BEP Produksi dan Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR). Data dianalisis menggunakan Independent test. Data analisis usaha dianalisis secara deskriptif. Hasil kaji terap yang dilakukan pada ternak kambing menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata dengan pemberian tepung temulawak terhadap PBBH. Hasil analisis usaha pada kedua perlakuan menunjukkan untuk perlakuan P1 lebih menguntungkan peternak dengan pendapatan Rp 1.329.145. Nilai R/C ratio dan B/C ratio paling tinggi pada P1 dan nilai MBCR sebesar 23,132. Secara finansial pendapatan paling tinggi yaitu pada P1 dengan pemberian tepung temulawak 12 gr + 40 ml air, artinya pemberian tepung temulawak mampu meningkatkan bobot badan kambing dan pendapatan peternak di Desa Sukaresik

Penelitian Mabrur Dkk (2021) mengenai “Pembuatan Probiotik (Jamu Fermentasi) untuk Pengobatan/Kesehatan Ternak di Desa Padang Gading

(20)

Kecamatan Sungai Rumbai Kabupaten Mukomuko”. Tujuan penelitian ini adalah Mengenalkan, mempraktekkan dan memotivasi masyarakat untuk dapat melakukan pembuatan jamu ternak fermentasi dengan menggunakan alat dan bahan bahan yang ada dilingkungan sekitar serta potensi secara ekonomi dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak, bahan bahannya juga sangat mudah didapat dan mudah sekali ditanam di pekarangan. Bahannya diantaranya adalah Temulawak, Lempuyang, Kunyit, Gula merah, EM4. Bahan dibersihkan kemudian dihaluskan dan dicampur menjadi satu, kemudian disimpan di suatu wadah seperti jerigan.

Rekomendasi sebagai berikut: 1) Desa Padang Gading berpotensi untuk menanam tanaman herbal karena lahannya cukup subur. 2) Manajemen kesehatan ternak membutuhkan kerjasama antar peternak, kelompok tani/ternak dan peternak itu sendiri agar ternak sehat sehingga produksi dan produktivitas ternaknya tinggi. 3) perlu upaya memanfaatkan tanaman pekarangan untuk menanam tanaman herbal dan dimanfaatkan untuk membuat jamu herbal fermentasi secara konsisten dan berkelanjutan.

2.2 Tinjauan Teori 2.2.1 Ramuan Herbal

Ramuan Herbal berarti bahan tumbuhan obat yang diramu serta dikonsumsi bertujuan menjaga kesehatan serta menyembuhkan penyakit di manusia. Seiring perkembangan jaman serta kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi, jamu pula dimanfaatkan buat ternak. Ramuan herbal dirancang dari beragam jenis tumbuhan obat yang ditumbuk serta dilarutkan dalam air, lalu diminumkan ke ternak. Berdasarkan informasi peternak, dengan pemberian jamu tradisional napsu makan ternak dapat meningkat, ternak yang sedang sakit bisa segera sembuh serta kesehatan ternak tetap

(21)

terjaga (Djarwaningsih dan Uji, 1992; Pamungkas dan Wardhani, 1993). Jamu yang terbuat dari rempah rempah dikenal tak hanya bisa meningkatkan nafsu makan namun juga bisa menjaga daya tahan tubuh ternak dari stress dampak dari cekaman panas lingkungan tropis.

Song et al (2014) menjelaskan pemakaian obat tradisional bisa memperkecil respons stres panas serta menambah kecernaan nutrien. Stres panas mempunyai dampak yang cukup besar terhadap kesejahteraan ternak serta produksi seperti merusak kinerja reproduksi sapi laktasi, menurunkan taraf pertumbuhan, serta memperburuk kualitas daging (Summer et al. 2019).

Jamu menjadi potensi lokal dapat dibuat jadi alternatif green product pengganti obat yang berharga murah,aman dan bebas kimiawi berbahaya

2.2.1.1 Kunyit (Curcuma longa)

Pemberian probiotik kunyit bisa dijadikan cara lain untuk menambah jumlah mikroba rumen serta menambah nafsu makan ternak. Li et al. (2011) menyatakan kunyit ialah salah satu bahan tumbuhan yang dipergunakan menjadi bahan baku obat tradisional, bahan desinfektan serta bahan campuran di pakan ternak. Kunyit mempunyai kandungan yang berguna sebagai obat, yaitu kurkumin dan minyak atsiri.

Fungsi Kunyit dapat menambah kerja organ pencernaan unggas ialah merangsang dinding kantong empedu mengeluarkan cairan empedu serta merangsang munculnya getah pankreas terkandung enzim amilase, lipase, serta protease yang berfungsi meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, serta protein. Selain itu minyak atsiri yang terdapat di kunyit bisa meningkatkan kecepatan pengosongan isi lambung (Riyadi, 2011).

Liizza (2017) menambahkan kurkumin serta minyak atsiri memiliki

(22)

khasiat sebagai antiprotozoa, antioksidan serta antiinflamasi yang bisa meningkatkan proses pencernaan menggunakan cara menekan populasi protozoa di rumen .Beberapa hasil penelitian menunjukkan pemberian kunyit pada ransum memberikan hasil positif

2.2.1.2 Jahe (Zingiber Officinale)

Jahe merupakan tanaman herbal yang biasa dipergunakan oleh masyarakat menjadi obat serta kerap dimanfaatkan menjadi zat aditif di ternak. Jahe (Zingiber officinale) terdapat komponen bioaktif yaitu minyak atsiri, oleoresin juga gingerol yang berfungsi untuk membantu pada memaksimalkan fungsi organ tubuh (Setyanto et al., 2012)

Fungsi yang ada didalam jahe yaitu sebagai antimikroba, antiinflamasi, antioksidan, antikarsinogenik, analgesik serta menaikkan laju pencernaan (Sari et al.2013; Xiaogang et al., 2012; Cahyono et al., 2012; Zomrawi et al., 2011).

Nursal et al. (2006) menyatakan bahwa senyawa senyawa flavonoid, fenol serta terpenoid yang terkandung di jahe bisa merangsang kelenjar pencernaan, melancarkan aliran darah serta pengeluaran empedu, antipiretik, antiinflamasi serta antibakteri.

2.2.1.3 Daun Seledri (Apium Graveolens L.)

Seledri ialah salah satu tanaman yang mengandung senyawa-senyawa yang bersifat antioksidan yaitu flavonoid, glikosida, apiin, apigenin, graveobioside A dan B, isoquercitri, serta vitamin A, B, dan C (Dalimartha, 2000).

Manfaat Daun Seledri

(23)

1. Anti-inflamasi

Daun seledri mempunyai kandungan polysaccharides serta anti- oksidan. Anti-oksidan bisa berkontribusi buat melawan radikal bebas yang menyebabkan inflamasi atau peradangan. Inflamasi ialah pemancing timbulnya penyakit kronis seperti penyakit jantung serta kanker.

2. Menurunkan tekanan darah

Tekanan darah tinggi ialah langkah awal penyakit kardiovaskular.

Manfaat daun seledri yaitu menurunkan tekanan darah. Penelitian yang diterbitkan pada Journal of Medicinal Food menyatakan daun seledri berpengaruh terhadap tekanan darah tikus. Penelitian menjelaskan ekstrak biji seledri dapat menurunkan tekanan darah pada tikus yang hipertensi.

3. Antikanker

Kanker sampai sekarang masih jadi ketakutan karena biaya terapi yang mahal serta harapan hidup yang tak begitu lama. Dari para ahli, manfaat daun seledri mampu berguna sebagai antikanker. Seledri mempunyai luteolin yang dipercaya jadi komponen antikanker. Konsumsi daun seledri secara teratur mampu menurunkan kolesterol.

2.2.1.4 Daun Sukun

Daun sukun banyak mengandung senyawa aktif yaitu Saponin, Asam Hidrosianat, Polifenol, Asetilcolin, Riboflavin, Fenol, serta senyawa Tanin, selain itu daun sukun pula mengandung Quercetin, Champorol dan Antroindonesianin yang ialah kelompok senyawa flavonoid yang sangat

(24)

bermanfaat bagi penyembuhan penyakit.

Daun sukun mengandung unsur seperti. polifenol, asam hidrosionat, quercetin serta artoindosionin, hidrosianat, kalium, asetilkolin, tannin, riboflavin, serta phenol dan senyawa lainnya. Senyawa ortoindonesionin dan quercetin ialah kelompok senyawa turunan flovonoid yang bermanfaat sebagai zat antioksidan dan sering digunakan sebagai komponen aktif dalam obat-obatan.

Kandungan daun sukun.

1. Asam amino esensial, bisa berfungsi untuk pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan konsumsi asam amino baik buat menunjang pertumbuhan tubuh, Sebagai pemeliharaan tubuh supaya sehat dalam menjalankan aktifitas harian, Menjadi cadangan energi pada tubuh.

2. Omega 3 dan omega 6. Omega tiga yang ada di daun sukun sangat baik untuk perkembangan sel-sel otak. Manfaat omega 3 dan omega 6 sama baiknya dikonsumsi .

3. Tanin yang berada pada kandungan daun sukun bersifat anti septik serta anti inflamasi. Tanin juga bagus buat menjaga kecantikan kulit.

4. Polifenol bersumber dari tumbuh-tumbuhan. Kegunaan polifenol yang ada di daun sukun yaitu : Mencegah serangan radikal bebas karena sumber antiokasidan yang dimilikinya, Menaikkan kesehatan jantung, Memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit.

5. Kalium. Kalium yang ada di daun sukun berfungsi menjadi pembentukan sel, organ serta jaringan didalam tubuh. Adapun manfaat kalium adalah sebagai berikut: Sebagai peyeimbang cairan pada tubuh, menjadi penghilang stress, menjadi penyeimbang tekanan darah dalam tubuh,Untuk kesehatan tulang.

(25)

2.2.2 Ternak Domba 2.2.2.1 Jenis Domba

Domba yang kita kenal sekarang merupakan akibat dometikasi manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Moufl on (Ovis musimon) yang berasal dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Argali (Ovis amon) berasal dariAsia Tenggara, Urial (Ovis vignei) yang berasal dari Asia (BPTP, 2015).

Domba mirip halnya kambing, kerbau serta sapi, tergolong di famili Bovidae. Kita mengenal beberapa bangsa domba yang beredar diseluruh dunia, seperti:

a. Domba Ekor Gemuk

Adalah domba yang berasal dari Indonesia bagian Timur yaitu Madura, Sulawesi dan Lombok.

Gambar 1. Domba Ekor Gemuk

b. Domba Texel

Domba Texel dikenal mengunakan nama Dombos (Domba Texel Wonosobo). Domba texel ialah tipe pedaging selain itu pula diambil bulunya/ wol.

(26)

Gambar 2. Domba Texel

Di Indonesia, khususnya pada pulau Jawa, ada 2 bangsa domba yang populer yaitu domba ekor gemuk yang ada di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan domba ekor tipis terdapat di Jawa Barat

2.2.2.2 Sistem Pencernaan

Perkembangan sistem pencernaan di domba mengalami 3 fase perubahan. Fase pertama , disaat domba dilahirkan hingga dengan umur 3 minggu yang disebut non ruminansia karena di tahapan ini fungsi sistem pencernaan sama halnya pencernaan mamalia lain. Fase 2 mulai dari umur 3-8 minggu termasuk fase transisi ialah perubahan dari tahap non ruminansia jadi ruminansia yang dicirikan dengan perkembangan rumen.

Tahap 3 fase ruminan dewasa ialah setelah umur domba lebih dari 8 minggu.

1. Saluran Pencernaan (tractus digestifus)

Domba ialah jenis ternak ruminansia kecil termasuk binatang mamalia atau menyusui anaknya. Domba mempunyai saluran pencernaan (tractus digestifus) yang unik serta komplek di bagian lambungnya, yang dibagi atas 4 bagian yaitu rumen, retikulum, omasum serta abomasum.

Secara normal domba mempunyai saluran pencernaan dimulai mulut, esophagus, lambung (rumen, reticulum, omasum, serta abomasum), usus

(27)

halus (duodenum, jejenum, dan ileum), dan usus besar (sekum, kolon dan rectum). Saluran-saluran pencernaan tadi akan dijelaskan secara ringkas, dibawah ini :

a. Mulut

Pencernaan pada mulut pertama kali dilakukan pada gigi molar dilanjutkan oleh mastikasi serta diteruskan ke pencernaan mekanis. Di dalam mulut ada kelenjar saliva yang membantu proses penelanan menjadi pelumas serta lidah yang mengatur letak makanan selama di dalam mulut.

b. Esofagus

Esofagus ialah suatu saluran yang terdiri asal otot berwarna merah yang dilapisi selaput lendir, menghubungkan faring dengan lambung.

c. Lambung

Lambung ruminansia terdiri dari rumen atau perut, reticulum (sarang madu), omasum (perut buku) serta abomasum.

d. Rumen

Rumen adalah bagian terbesar dibandingkan dari bagian bagian lain dari lambung sebab berfungsi menampung bahan makanan yang voluminous, yang akan mengalami pencernaan fermentatif. Rumen bisa dibagi dalam dua kantong yaitu kantong dorsal serta kantong ventral yang dipisahkan oleh cranial groove.

e. Retikulum

Rumen dan retikulum kurang jelas pemisahannya, oleh sebab itu partikel makanan bisa lewat secara bebas asal rumen ke reticulum dan kebalikannya. Bagian dalam dinding reticulum menunjukkan bentuk mirip

(28)

sarang lebah. Retikulum bisa menahan makanan kasar, benda asing yang terikut dalam bahan makanan, seperti paku atau kawat yang dapat menjadi masalah bagi kesehatan hewan tsb.

f. Omasum

Omasum terletak di sebelah kanan rumino-retikulum. Omasum diklaim sebagai perut buku, sebab di dalamnya tersusun dari sejumlah lembaran lembaran jaringan yang disebut leaves (lipatan). Adanya bentuk-bentuk lembaran di omasum buat untuk mencegah masuknya partikel besar dari bahan makanan ke pada orifisium omasal , serta mengurangi ukuran partikel asal bahan yang lewat pada omasum.

g. Abomasum

Abomasum disebut juga perut sejati atau perut kelenjar sebab menghasilkan HCl serta pepsinogen. Terletak sebelah kanan rumen yang menghubungkan omasum ke usus kecil. Di abomasum ada lipatan lipatan yang memperluas permukaan. Jumlah lipatan abomasum di ternak kambing, domba dan sapi berbeda. Jumlah lipatan di domba berjumlah 17.

h. Usus Halus

Usus halus terbagi atas 3 bagian, yaitu: duodenum, jejenum, serta ileum.

Duodenum adalah bagian yang pertama berasal usus halus. Jejenum dengan jelas dapat dipisahkan dari duodenum. Jejenum bermula dari kira-kira di posisi dimana mesenteri mulai kelihatan memanjang (di duodenum mesenterinya pendek). Ileum adalah bagian yang bekerjasama dengan sekum dan kolon di ruminansia. Panjang usus halus domba 22,2 m. Pergerakan usus berfungsi buat mendorong ingesta melaju ke saluran pencernaan, membuat hubungan dengan dinding usus dan vili

(29)

supaya terjadi penyerapan, serta membantu aliran darah dan limfa.

i. Usus Besar

Usus besar memiliki selaput lendir relative lebih tebal, tidak mempunyai villi, lebih banyak sel mangkok dari pada usus halus. Sebagian besar air diserap oleh selaput mukosa usus besar dan di usus besar ini mengeluarkan lendir yang berguna untuk pelicin, di ruminansia, usus besar terdiri dari sekum, kolon, serta rektum.

j. Sekum dan kolon

Sekum ialah suatu kantung buntu serta kolon yang terdiri atas bagian unik, mendatar dan turun. Bagian yang turun akan berakhir direktum serta anus. Usus buntuk dan kolon berfungsi sebagai daerah fermentasi selulosa serta karbohidrat lainnya yang tidak terfermentasi pada rumen, di ruminansia alat pencernaan jauh lebih besar.

k. Rektum

Rektum menjadii saluran pendek, terdiri asal garis otot polos menggunakan membrane mukosa serta mempunyai lapisan serosa pada interior dan berakhir di anus serta dubur. Rektum mempunyai fungsi menyimpan feses selama menunggu waktu yang tepat untuk dikeluarkan.

(30)

Gambar 3. Saluran Pencernaa Domba

2. Organ Pencernaan (glandula digestifus) a. Pankreas

Terletak pada lengkungan duodenum. Pankreas ialah organ pencernaan yang mensekresikan enzim-enzim yang bermanfaat membantu proses pencernaan.

Enzim-enzim tersebut yaitu Enzim Amilase yang terdiri dari alfa amilase, maltase, sukrasa. Enzim Protease terdiri dari tripsinogen, kemotripsinogen, prokarboksi dan peptidase. Enzim Lipase terdiri dari lipase, lesitinase, fosfolapase, kolesterol, esterase. Enzim Nuklease terdiri dari ribonuklease, deoksi ribonuklease

b. Hati

Fungsi hati :

i. Menyekresikan cairan empedu yaitu cairan berwarna hijau kental menggunakan pH basa (menetralkan keasaman chyme).

Disekresikan hati melalui ductus empedu kedalam duodenum (penyimpanan di kantung empedu/gallbladder). Kegunaannya

(31)

untuk mengemulsi lemak. 95% cairan empedu diabsorbsi serta kembali ke hati

ii. Penyimpanan glukosa

iii. Detoksifikasi zat-zat yang berbahaya bagi tubuh iv. Penyimpanan vitamin

2.2.3 Pertambahan Bobot Badan (PBB)

Pertambahan bobot badan ialah selisih dari bobot akhir (panen) dan bobot badan awal pada saat tertentu. Kurva pertumbuhan ternak sangat tergantung di pakan yang diberikan, apabila pakan mengandung nutrisi yang tinggi maka ternak bisa mencapai bobot badan tertentu pada umur yang lebih muda (North, 1978).

2.2.4 Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan merupakan banyaknya ransum yang dimakan di jangka waktu tertentu dengan harapan untuk dapat hidup, menambah pertambahan bobot badan dan untuk produksi (Sundari,2019)

Faktor yang mempengaruhi taraf konsumsi antara lain yaitu penampilan dan bentuk makanan, aroma, rasa, tekstur, serta temperatur lingkungan (Church dan Pond,1988).

2.2.5 Analisis Kelayakan Usaha

Analisis kelayakan merupakan suatu aktivitas yang menelaah secara mendalam tentang suatu usaha yang akan dijalankan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dijalankan. Ada 5 tujuan perlu dilakukannya

(32)

analisis kelayakan usaha sebelum usaha tersebut dijalankan yaitu menghindari resiko kerugian, memudahkan perencanaan, mempermudah pelaksanaan pekerjaan, mempermudah supervisi, serta mempermudah pengendalian (Kasmir dan Jakfar, 2012)

Umar (2009), menyatakan bahwa analisis kelayakan usaha atau yang acapkali diklaim dengan studi kelayakan bisnis ialah suatu penelitian yang membahas tentang layak atau tidaknya suatu bisnis yang merupakan proyek investasi tadi buat dijalankan. Ada beberapa aspek yang dipergunakan di studi kelayakan bisnis, yaitu aspek pasar, aspek internal perusahaan, dan aspek persaingan serta lingkungan eksternal lainnya.

Aspek finansial ialah aspek kunci di suatu studi kelayakan, sebab sekalipun aspek lain tergolong layak, usulan proyek akan ditolak jika studi aspek finansial akan memberikan manfaat ekonomi (Emawati 2007). Tujuan menganalisis aspek keuangan suatu studi kelayakan bisnis yaitu buat memilih planning investasi melalui perhitungan biaya serta manfaat yang dibutuhkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, yaitu tketersediaan dana, biaya modal, kemampuan usaha buat membayar kembali dana tersebut pada waktu yang telah ditentukan serta menilai apakah usaha akan dapat berkembang terus.

Aspek finansial mempelajari berapa jumlah dana yang diharapkan guna menciptakan serta mengoperasikan kegiatan usaha. Secara umum di aspek finansial yang diperhitungkan yaitu planning kebutuhan fisik, rencana anggaran biaya, biaya penyusutan, modal dan rencana penerimaan, biaya operasional, analisis kriteria investasi, dan analisis kepekaan (Umar, 2009).

(33)

2.2.5.1 ROI

Return on invesment (ROI) ialah rasio yang memberikan hasil dari jumlah aktivas yang dipergunakan pada perusahaan atau suatu ukuran perihal efisiensi manajemen.

ROI juga bermanfaat buat menggambarkan “biaya peluang,” atau pengembalian yang diberikan investor untuk berinvestasi di perusahaan. Waktu menghitung ROI tahunan, Anda mencari untung atas investasi tahunan rata- rata yang diperoleh selama periode investasi. Ini membagikan kepada Anda seberapa menguntungkan usaha itu, yang sangat membantu, karena ROI tak termasuk periode holding investasi pada formulanya.

ROI tahunan bisa membantu Anda menganalisis serta membandingkan kinerja investasi Anda selama periode waktu tertentu.

2.2.5.2 Break Event Point (BEP)

BEP sering disebut titik impas. Kata populer lainnya dari BEP adalah kembali modal, meskipun pada akuntansi, balik modal sebenarnya diartikan menggunakan istilah return of investment.

BEP artinya titik impas yang mengacu di jumlah pendapatan yang wajib dibutuhkan guna menutup total biaya yang telah dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu, baik biaya tetap juga biaya variabel.

Pada perhitungan akuntansi BEP artinya dipergunakan untuk menemukan persamaan di mana biaya yang dikeluarkan buat produksi barang sinkron dengan pendapatan yang diperoleh dalam satu periode. Rumus BEP dapat menggunakan 2 metode, yakni BEP unit serta

BEP nominal (rupiah).

(34)

Berikut beberapa manfaat dari BEP:

i. Perusahaan mampu memilih kapasitas produksi agar bisa mencapai laba (profit)

ii. Menggunakan BEP merupakan perusahaan mampu melakukan efisiensi.

iii. Mengetahui perubahan harga jual, biaya, serta volume produksi

iv. Penyesuaian jumlah penjualan serta harga barang produksi supaya takcmerugi

v. Menggunakan BEP merupakan perusahaan mampu memperoleh informasi dalam proses pengambilan keputusan.

2.2.5.3 B/C

Upaya pengembangan usaha dalam usaha kecil tidak terlepas asal aspek keuangan yang salah satunya ialah dengan menganalisis biaya yang berujung di besarnya laba yang akan didapatkan. Menurut Sukirno (1994). Munawir (2010) bahwa, analisis B/C Ratio ialah perbandingan total pendapatan dengan total biaya. Semakin tinggi nilai B/C semakin tinggi pula laba (profit) dari usaha tersebut.

Pada dasarnya usaha akan dikatakan layak buat dijalankan jika nilai B/C yang dihasilkan lebih besar daripada 1. Hal ini dapat terjadi karena semakin tinggi B/C dari sebuah usaha, maka tingkat laba yang akan diperoleh suatu usaha jua akan semakin tinggi. B/C adalah singkatan dari Revenue Cost Ratio atau dikenal dengan perbandingan antara total pendapatan (R) dan total biaya (C).

Soekartawi (1995) menjelaskan analisis Revenue Cost Ratio ialah analisis yang melihat perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran.

Manfaatnya yaitu untuk mengetahui layak atau tidak usahatani itu

(35)

dilaksanakan.

Jika B/C = 1, berarti tidak profit tidak juga rugi atau impas, Bila B/C

< 1, menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak layak diusahakan dan

jika B/C > 1, maka usahatani tersebut layak untuk diusahakan (Soekartawi, 2002).

2.2.5.4 NPV (Net Present Value)

Net present value merupakan hasil perhitungan selisih antara laba (profit) dan pengeluaran. Net present value merupakan satu istilah yang umum dipakai. Digunakannya disebuah proyeksi arus kas atau laba rugi di satu proyek, investasi, serta bisnis. Tujuan adanya perhitungan Net present value ialah untuk memahami nilai aset atau kas satu perusahaan yang ada kini dan diseimbangkan menggunakan nilai kas masa depan.

Bagi pelaku usaha melakukan perhitungan net present value merupakan hal yang krusial. NPV ini bermanfaat untuk menghitung

kemampuan dan peluang suatu perusahaan pada pengelolaan investasi sampai ketika nilai mata uang berubah serta memberikan akibat terhadap arus kas perusahaan. NPV nantinya dapat membuat perusahaan untuk membuat perkiraan investasi yang sedang dikelola di masa mendatang. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pihak manajemen perusahaan tahu nilai investasi layak serta sudah sebanding atau belum hasilnya dengan usaha yang sudah dilakukan dengan perusahaan.

2.2.5.5 Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return ialah indikator buat melihat taraf efisiensi berasal sebuah investasi. Internal Rate of Return pula diartikan menjadi taraf pengembalian tahunan yang selalu dibutuhkan dari sebuah investasi.

(36)

Semakin tinggi IRR maka akan meningkat taraf investasi maka akan semakin tinggi pula taraf investasi yang ditanamkan. Buat membandingkan berbagai pilihan, investasi dengan nilai IRR yang tertinggi itu dianggap yang terbaik.

Bagi perusahaan Internal Rate of Return (IRR) pula berfungsi menjadi alat untuk mengevaluasi kebijakan dari pembelian kembali saham milik perusahaan. Tentunya hasil perhitungan IRR harus menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan arus kas. Sehingga sebagai akibatnya barulah saham perusahaan bisa dibeli kembali.

2.2.5.6 Payback Periode (PP)

Payback Period pendapat Dian Wijayanto (2012) di bukunya “Pengantar Manajemen” menjelaskan Payback Period menjadi periode yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran investasi (initial cash investment).

Pendapat Bambang Riyanto (2004) di bukunya “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan” menjelaskan bahwa Payback Period merupakan suatu periode yang diharapkan untuk dapat menutupi pengeluaran investasi dengan memakai proceeds atau aliran kas netto (net cash flows).

Dari penjelasan para pakar tersebut, mampu disimpulkan payback period artinya jangka waktu yang diharapkan agar dana investasi yang masuk ke bagian suatu kegiatan investasi bisa diperoleh lagi secara penuh/seluruhnya.

Metode analisis Payback Period ini berguna untuk mengetahui berapa lama (periode) investasi bisa dikembalikan saat terjadinya kondisi break even- point (titik impas).

(37)

2.3 Kerangka Pikir

Identifikasi Masalah

Kondisi Sekarang : Peningkatan daging domba terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun akan tetapi banyak peternak

yang masih menggunakan cara tradisional yang hanya mengandalkan

zat pemicu pertumbuhan. Setelah penggunaan zat pemicu pertumbuhan dilarang banyak peternak yang beralih

pada alternative yang tidak meninggalkan residu pada ternak

Kondisi yang diharapkan : Dengan penambahan ramuan herbal diharapkan untuk dapat meningkatkan

pertambahan bobot badan dengan optimal,

Rumusan Masalah :

1. Bagaimana dampak pemberian ramuan herbal terhadap pertambahan bobot badan pada ternak domba potong?

2. Bagaimana analisis finansial usaha ternak domba dengan pemberian ramuan herbal ?

Tujuan :

1. Mengetahui dampak pemberian ramuan herbal untuk pertambahan bobot badan pada ternak domba potong.

2. Membuat analisis finansial usaha ternak domba dengan pemberian ramuan herbal

(38)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pembuatan Ramuan Herbal untuk ternak domba dilaksanakan tanggal 17 Januari – 4 April 2022 yang bertempat di Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Pengadaptasian pada ternak selama 2 minggu dilaksanakan pada 25 Februari – 10 Maret 2022.

3.2 Metode Kajian

Menggunkan jenis Penelitian kuantitatif, Menggunakan metode eksperimenal yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah pemberian ramuan herbal yang berbeda dengan dosis yang sama disetiap perlakuannya.

3.2.1 Perlakuan Kajian

Kajian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian ini memakai 3 perlakuan dan 8 ulangan pada setiap perlakuannya. Perlakuan yang digunakan adalah Tanpa Pemberian Ramuan Herbal, Pemberian Jamu Ternak Instant, Pemberian Ramuan Herbal sebagai berikut:

P0 = Tanpa penambahan Ramuah Herbal

P1 = Pemberian Jamu Ternak Instant (10ml / pemberian) P2 = Pemberian Ramuan Herbal (10ml / pemberian)

Pada saat melakukan perlakuan dilakukan pada pagi hari sebelum ternak domba dikasih pakan, pemberian ramuan herbal menggunakan alat suntik dengan dosis 10 ml setiap pemberian. Setelah pemberian ramuan akan

(39)

dilakukan penimbangan berat badan domba tersebut untuk dicatat dan untuk mengetahui berapa pertambahan bobot badan yang terjadi. Kegiatan ini dilakukan selama 1 bulan dan pemberian setiap 3 hari sekali.

Penentuan jumlah pengulangan yang akan dilakukan, pengulangan dalam penelitian ini sesuai rumus perhitungan pengulangan dari Jauhar (2012), menjadi berikut:

(t-1) (n-1) ≥ 15 Keterangan :

t = Banyaknya Perlakuan

n = Banyaknya Ulangan

Jumlah perlakuan pada penelitian Pemberian Ramuan Herbal di ternak domba adalah = t = 3 jadi di perlukan pengulangan menggunakan ketentuan minimal.

(t-1) (n-1) ≥ 1 (3-1) (n-1) ≥ 15 2n – 2 ≥ 15 2n ≥ 15 + 2

n ≥ 17/2 n ≥ 8

Dan diketahui dari 3 perlakuan dilakukannya minimal jumlah ulangan = 8

(40)

3.2.2 Prosedur Kajian 3.2.2.1 Alat dan bahan

Alat dan bahan yang dipergunakan untuk membuat ramuan herbal adalah sebagai berikut : Baskom, Pisau, Talenan, Alas Plastik, Blender, Timbangan, Saringan, Gelas Ukur, Kunyit 5 gram, Jahe 3 gr, Daun sukun 5 gr, Daun selesdri 5gr, Gula pasir 10gr dan Botol Kemasan.

3.2.2.2 Proses Pembuatan

1. Semua bahan bahan dipotong kecil kecil menggunakan pisau.

Kemudian bahan bahan yang telah terpotong potong dimasukkan kedalam baskom.

2. Bahan yang telah siap kemudian dijemur dengan diberi alas plastik dibawahnya. Penjemuran bahan dilakukan langsung dibawah sinar matahari selama ±7 hari sampai benar benar kering.

3. Bahan yang telah kering bisa dilanjutkan pada proses selanjutnya yaitu dihaluskan menggunakan blender. Bahan dihaluskan sampai bahan bahan tersebut bertektur seperti serbuk.

4. Serbuk tadi kemudian disaring menggunakan saringan yang paling rapat agar hasil penyaringan merupakan hasil yang paling halus.

Apabila masih ada bahan yang tidak bisa tersaring bisa diblender ulang hingga benar benar halus.

5. Setelah semua bahan sudah benar benar halus bisa dimasukkan kedalam toples untuk penyimpanan jangka panjang serta pemberian nama pada setiap bahan biar tidak tertukar.

6. Bahan bahan tersebut kemudian ditimbang menggunakan timbangan dengan ukuran yang tersedia.

(41)

7. Persiapkan juga air sebanyak 1 litter yang telah diukur menggunakan gelas ukur untuk pelarutnya.

8. Bahan yang telah ditimbang tadi dicampurkan kedalam air sebanyak 1 litter. Tambahkan juga gula pasir kedalam campuran bahan bahan dan air

9. Kemudian aduk sampai semua bahan tercampur rata dan bersifat homogen sampai seluruh gula sudah terlarut sempurna.

10. Ramuan herbal bisa langsung dimasukkan kedalam botol kemasan kemudian tutup rapat.

11. Ramuan herbal diekstrak selama 3 hari dengan cara dimasukkan dalam botol dan tidak dibuka tutup.

12. Setelah selesai, Ramuan herbal sudah bisa digunakan ataupun bisa disimpan ke dalam botol kemasan untuk penyimpanan yang lebih aman dan streril

13. Untuk dosis pemberiannya, Pada domba atau kambing dewasa 10 ml.

3.3 Analisis Data

3.3.1 Pertambahan Bobot Badan dan konsumsi pakan

AnalisIs data dilakukan dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA). Analisis varians (analysis of variance) atau ANOVA ialah sebuah metode analisis statistika yang termasuk pada cabang statistika inferensi (UII, 2013). Uji pada anova memakai uji F sebab dipakai untuk pengujian lebih dari 2 sampel. Pada praktik, analisis varians bisa merupakan uji hipotesis (lebih sering digunakan) ataupun pendugaan

(42)

(estimation, khususnya pada bidang genetika terapan). Selanjutnya bila ada perbedaan secara signifikan menggunakan taras signifikan 5%

antara perlakuan maka dilakukan uji lanjutan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT).

3.3.2 Analisis Usaha 3.3.2.1 ROI

ROI tahunan bisa membantu menganalisis serta membandingkan kinerja investasi Anda selama periode waktu tertentu.

ROI = (Laba/profit - Biaya Investasi) Biaya Investasi x 100%

3.3.2.2 BEP

Rumus BEP sendiri bisa menggunakan 2 metode, yakni BEP unit dan BEP nominal (rupiah).

A. Rumus BEP (unit) =

Total Pengeluaran Harga Jual Produk B. Rumus BEP (rupiah) =

Total Pengeluaran Jumlah Produk 3.3.2.3 B/C

Tujuannya adalah untuk mengetahui layak atau tidak usahatani itu dilaksanakan, dengan rumus:

(43)

Keterangan:

Bt = Benefit (Penerimaan Kotor Pada Tahun Ke-t) Ct = Cost (Biaya Kotor pada Tahun Ke- t)

n = umur ekonomis proyek

I = tingkat suku bunga yang berlaku

3.3.2.4 NPV

Net present value merupakan hasil perhitungan selisih antara laba (profit) dan pengeluaran. Net present value adalah satu istilah yang umum dipakai.

NPV = C0 + C1 + C2 + C3 + … + Ct (1+r) (1+r)2 (1+r)3 (1+r)t Keterangan:

Ct = arus kas per tahun dalam periode tertentu, C0 = nilai investasi awal pada tahun nol r = suku bunga dalam bentuk prosentase

3.3.2.5 IRR

Internal Rate of Return adalah indikator untuk melihat tingkat efisiensi dari sebuah investasi. Internal Rate of Return juga diartikan sebagai tingkat pengembalian tahunan yang selalu diharapkan dari sebuah investasi.

IRR = P1 – C1 (P2-P1) (C2-C1)

(44)

Keterangannya sebagai berikut:

IRR = Internal Rate of Return

P1 = Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV + P2= Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV – C1 = Net Present Value Positif

C2 = Net Present Value Negatif

3.3.2.6 Payback Periode (PP)

Disimpulkan disimpulkan payback period artinya jangka waktu yang diharapkan agar dana investasi yang masuk ke bagian suatu kegiatan investasi bisa diperoleh lagi secara penuh/seluruhnya.

Keterangan:

n : Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum menutup investasi mula-mula

a : Jumlah investasi mula-mula

b : Jumlah investasi arus kas pada tahun ke-n c : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n + 1

3.4 Tindak Lanjut Hasil Penelitian

Hasil Penelitian ditindak lanjuti dengan menyusun rencana usaha (Bussiness Plan) Pembuatan Ramuan Herbal dengan skala usaha 1000 botol

(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kajian Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan (PBB) ialah selisih dari bobot akhir (panen) dan bobot badan awal. Kurva pertumbuhan ternak sangat tergantung berasal dari pakan yang diberikan, bila pakan mengandung nutrisi yang tinggi maka ternak bisa memaksimalkan bobot badan tertentu pada umur yang lebih muda (North, 1978).

Tabel 1. Hasil Perlakuan Pemberian Ramuan Herbal Terhadap PBB Domba

Ulangan Perlakuan

P0 P1 P2

1 14,85 kg 12,27 kg 16,38 kg

2 15 kg 12,42 kg 16,73 kg

3 15,10 kg 12,60 kg 16,79 kg

4 15,27 kg 12,80 kg 17,20 kg

5 15,43 kg 13,11 kg 17,49 kg

6 16,18 kg 13,36 kg 18,24 kg

7 16,21 kg 13,50 kg 18,58 kg

8 16,32 kg 13,71 kg 19,05 kg

PBB 1,47 kg 1,44kg 2,67 kg

Rata" PBB 61,25 gr 60 gr 111,25 gr

Sumber : Olah data kajian (2022)

Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata Pertambahan Bobot Badan pada domba per 3 hari tertinggi pada perlakuan P2 (Penambahan Ramuan Herbal) dengan PBB 111,25 gr.

Berdasarkan hasil kajian teknis yang telah dilakukan melalui kajian pertambahan bobot badan pada domba tiap 3 hari sekali. Data diatas selanjutnya dilakukan analisis data berupa analisis Anova atau analisis sidik ragam serta apabila setiap parameternya mempunyai perbedaan signifikan terhadap perlakuan lainnya maka akan dilakukan uji lanjut berpa uji Duncan Multiple Range Test

(46)

(DMRT).

a. Uji Anova

Berdasarkan hasil analisa anova pada Lampiran 3, bisa dinyatakan bahwasannya semua perlakuan mempunyai beda nyata dengan perlakuan lainnya, hal itu dapat ditinjau di nilai signifikan dalam uji anova yaitu sebanyak 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Selanjutnya dilakukan uji anova serta megetahui hasil beda nyata, maka penulis melakukan uji lanjut berupa uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk melihat beda nyata secara lebih jelasnya yaitu antar perlakuan yang telah dilakukan.

Hasil analisis ragam membuktikan bahwa perlakuan memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap bobot badan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian ramuan herbal memberikan respon yang baik terhadap penambahan bobot badan ternak domba. Hal ini ditimbulkan nafsu makan yang semakin tinggi dan kesehatan ternak yang terjaga dengan menggunakan ramuan herbal. Sesuai dengan Djarwaningsih dan Uji, 1992; Pamungkas dan Wardhani, 1993 dengan pemberian jamu tradisional napsu makan ternak dapat meningkat, ternak yang sakit bisa sembuh serta kesehatan ternak tetap terjaga.

b. Uji Lanjut Ducan

Tabel 2. Uji Lanjut Duncan PBB

Sumber : Olah data kajian (2022)

Perlakuan N 1 2 3

P1 8 1297,13

P0 8 1554,50

P2 8 1755,75

Sig. 1,000 1,000 1,000

(47)

Pada uji DMRT data dijelaskan memiliki beda nyata dengan perlakuan lainnya apabila tidak memiliki notasi yang sama antar perlakuan. Berdasarkan hasil output analisis uji DMRT Ramuan Herbal memiliki nilai 1755,00 dan memiliki notasi 3 yang berarti lebih tinggi daripada yang lainnya. Sehingga Pertambahan Bobot Badan (PBB) pada ternak domba terjadi paling bagus pada perlakuan 2 yaitu Ramuan Herbal.

4.2 Hasil Kajian Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan merupakan banyaknya ransum yang dimakan di jangka waktu tertentu bertujuan untuk dapat hidup, menaikkan pertambahan bobot badan serta untuk produksi (Sundari,2019).

Tabel 3. Hasil Konsumsi Pakan Ternak Domba

Sumber : Olah data kajian (2022)

Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata konsumsi pakan pada domba per 3 hari tertinggi pada perlakuan P2 (Penambahan Ramuan Herbal) dengan konsumsi pakan 69%.

Berdasarkan hasil kajian teknis yang telah dilakukan melalui kajian konsumsi pakan pada domba tiap 3 hari sekali. Data diatas selanjutnya dilakukan analisis data berupa analisis Anova atau analisis sidik ragam serta apabila setiap parameternya mempunyai perbedaan signifikan terhadap

Perlakuan Perlakuan

P0 P1 P2

1 81% 70% 77%

2 65% 56% 72%

3 40% 68% 74%

4 62% 42% 64%

5 49% 49% 67%

6 56% 60% 58%

7 61% 35% 63%

8 43% 60% 74%

Rata" 57% 55% 69%

(48)

perlakuan lainnya maka akan dilakukan uji lanjut berpa uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).

a. Uji Anova

Berdasarkan hasil analisa anova pada lampiran 4. Bisa dinyatakan bahwasannya semua perlakuan mempunyai beda nyata dengan perlakuan lainnya, hal itu dapat dicermati pada nilai signifikan pada uji anova yaitu sebesar 0,049 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Setelah dilakukan uji anova dan mendapatkan hasil beda nyata, maka penulis melakukan uji lanjut berupa uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk melihat beda nyata secara lebih jelasnya yaitu antar perlakuan yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil sidik ragam menjelaskan bahwa konsumsi pakan ternak domba mempunyai pengaruh yang tidak nyata pada setiap perlakuan penelitian (P>0,05). Hal ini dikarenakan konsumsi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor,seperti aroma, rasa dan tekstur. Hal ini sependapat dengan (Church dan Pond,1988) bahwa Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi diantaranya adalah penampilan dan bentuk makanan, aroma, rasa, tekstur, dan temperatur lingkungan.

b. Uji Lanjut Ducan

Tabel 4. Uji Lanjut Ducan Konsumsi Pakan

Sumber : Olah data kajian (2022)

Perlakuan Ulangan 1 2

P1 8 55,00

P0 8 57,13 57,13

P2 8 68,63

Sig 0,706 0,051

(49)

Pada uji DMRT data dinyatakan mempunyai beda nyata dengan perlakuan lainnya apabila tidak memiliki notasi yang sama antar perlakuan. Berdasarkan hasil output analisis uji DMRT diatas P2 memiliki nilai 68,63 dan memiliki notasi 2 yang berarti sama dengan P0 tetapi memliki hasil yang lebih tinggi daripada P0. Sehingga Konsumsi Pakan pada ternak domba terjadi paling bagus pada perlakuan 2 yaitu Ramuan Herbal

4.3 Analisis Finansial

Analisis Finansial yang dilakukan meliputi Biaya Tetap, Biaya Variable, Total Biaya, Penerimaan, Keuntungan, BEP dan R/C ratio dihitung per periode produksi selama 3 bulan.

4.3.1 Biaya Tetap, Biaya Variable dan Total Biaya

Biaya tetap meliputi penyusutan kandang, penyusutan peralatan kandang dengan umur ekonomis tahun.

Tabel 5. Biaya Tetap

No Barang Harga Umur Ekonomis Penyusutan 1 Kandang Rp. 6.000.000 5 tahun Rp. 300.000 2 Peralatan

Kebersihan

Rp. 50.000 2 Tahun Rp. 12.500

Total Rp. 6.050.000 Rp. 312.500

Sumber : Olah data kajian (2022)

Biaya Variable meliputi biaya pembelian bibit, pembelian pakan hijauan, tenaga kerja, ramuan herbal dan biaya lain lain.

Tabel 6. Biaya Variabel

No Barang Jumlah Harga Jumlah

1 Bibit Domba (BB 15kg) 5 Rp. 675.000 Rp. 3.375.000

2 Pakan Rp. 150.000

3 Tenaga Kerja 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000

4 Ramuan Herbal 1 Rp. 7.500 Rp. 7.500

Total Rp. 4.032.500

Sumber : Olah data kajian (2022)

(50)

Sehingga Total Pengeluaran sebesar Rp. 312.500 + Rp. 4.032.500 = Rp.

4.345.500

4.3.2 Total Penerimaan dan Keuntungan

Tabel 7. Penerimaan

Jumlah Harga Jumlah

Domba (18,3 kg) 5 ekor Rp. 50.000/kg Rp. 4.575.000 Sumber : Olah data kajian (2022)

Keuntungan sebesar Rp. 4.575.000 – Rp. 4.345.500 = Rp. 231.500

4.3.3 BEP dan R/C Ratio

BEP Unit = Rp. 4.345.500 / Rp. 915.000 = 4,74 ekor BEP Harga = Rp. 4.345.500 / 5 = Rp.869.100 R/C ratio = Rp.4.575.000 / Rp. 4.345.500 = 1,05

4.4 Rencana Usaha (Business Plan)

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa dengan pemberian ramuan herbal pada ternak domba dapat meningkatkan pertambahan bobot badan secara signifikan. Dengan demikian pemberian ramuan herbal merupakan hasil terbaik dari penelitian yang dilakukan. Implementasi akan dilakukan pada skala usaha produksi ramuan herbal sebanyak 1.000/bulan

4.4.1 Ringkasan Eksekutif

Hadion merupakan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan yang di bangun di Desa Tawangsari, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Perusahaan ini memproduksi ramuan herbal guna untuk meningkatkan berat badan ternak , nafsu makan ternak dan menjaga kesehatan ternak. Dalam kegiatan produksi perusahaan ini menghasilkan 1000 produk

(51)

dalam satu bulan. Target pasar yang dituju Hadion yaitu peternak ruminansia besar maupun kecil, pemilik toko peternakan, pasar hewan.

Keunggulan produk ini yaini bebas bahan kimia dikarenakan terbuat dari bahan baha alami yang tidak meninggalkan residu pada ternak, murah dan mudah di dapat.

Pemasaran ramuan herbal melalui pemasaran online melalui media sosial dan e-commerce, selain lewat media online penjualan juga secara ofline dengan membuka toko dan ikut di event event tertentu serta ikut bazar produk peternakan. Berdasarkan analisis finansial perusahan hadion layak dikembangkan untuk proyeksi 5 tahun kedepan dengan tingkat suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR)10% diperoleh R/C ratio 1,77, BEP Unit 6.778 botol, BEP Harga Rp. 8.473, ROI 77%, NPV Rp. 275.878.104, IRR 38,84%, PP 8,1 bulan dari investasi Rp 53.030.000. Biaya Total Rp. 101.678.400/ tahun atau Rp 8.473.200/ bulan. Sedangkan pada analisis sensitivitas prospek usaha ramuan herbal dapat dikembangkan hingga peningkatan biaya bahan 30%.

4.4.2 Pendahuluan a. Latar Belakang

Permintaan daging kambing maupun domba sangat tinggi tetapi peternak belum mapu untuk mencukupi permintaan pasar yang seiring waktu meningkat dengan seiring bertambahnya penduduk. Maka dari itu peternak harus meningkatkan peroduksi ternaknya dengan meningkatkan jumlah ternak dan berat badan ternak dengan berbagai cara, baik melalui inofasi pakan fermentasi, pakan tambahan ataupun ramuan herbal. Serta pada saat ini pemerintah mencanangkan bahwa peternak tidak di perkenankan utuk menggunakan bahan kimia dalam beternak. Untuk mengatasi solusi tersebut maka peternak harus menggunakan empon empon atau ramuan herbal untuk

(52)

meningkatkan produksi ternaknya

Hadion merupakan usaha di bidang peternakan yang memproduksi ramuan herbal yang terdiri dari kunyit, jahe, daun seledri dan daun sukun.

Dengan menggunakan bahan alami ramuan ini bebas dari bahan kimia yang dilarang oleh pemerintah untuk diterapkan di peternakan. Ramuan herbal ini memiliki beberapa kegunaan yakni meningkatkan berat badan, menambah nafsu makan serta menjaga daya tahan tubuh. Dengan adanya kelebihan bisa meningkatkan berat badan maka ramuan herbal ini bisa membantu para

peternak dalam meningkatkan berat badan ternak.

b. Visi, Misi , Tujuan dan Nilai Budaya I. Visi

Penyedia ramuan herbal berkualitas berbasis sumberdaya lokal guna peningkatan berat badan ternak

II. Misi

1. Sebagai sumber utama penyedia ramuan herbal peningkat berat badan ternak

2. Memberdayakan masyarakat lokal untuk pemenuhan bahan baku produk ramuan herbal

3. Mengembangkan pusat pengobatan ternak guna pengembangan kawasan sentra produksi peternakan

4. Memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen III. Nilai Budaya

Adapun nilai budaya yang di terapkan dalam usaha penjualan ramuan herbal yaitu:

(53)

1. Integritas:

 bertekad dan berkemauan untuk berbuat yang baik dan benar

 berfikir positif dan bijaksana dalam melaksanakan tugas dan

fungsi

 mematuhi peraturan perundang undangan yang berlaku

 menolak korupsi, suap, atau gratifikasi siang

2 Profesionalitas :

 Melakukan pekerjaan sesuai kompetensi jabatan

 Disiplin dan bersungguh sungguh dalam bekerja

 Melakukan pekerjaan secara teratur

 Melaksanakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu

 Menerima reward dan punishment sesuai dengan ketentuan 3 Inovasi

 Selalu melakukan penyempurnaa dan perbaikan berkala dan berkelanjutan

 Bersikap terbuka dalam menerima ide ide yang baru

 Meningkatkan kompetensi dan kapasitas pribadi

 Berani mengambil terobosan dan solusi dalam memecahkan masalah

 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam bekerja secara efektif dan efisien

(54)

4.4.3 Gambaran Usaha

 Profil Usaha 1. Data Perusahaan

Tabel 8. Data Perusahaan

Nama Perusahaan Hadion

Bidang Usaha Peternakan

Jenis Produk Ramuan Herbal Penambah Bobot

Badan Ruminansia Kecil

Alamat Perusahaan Ds. Tawangsari RT 03/ RW 03 Kec.

Kedungwaru Kab. Tulungagung

Telepon / HP 08564829417

Alamat Email Hadion01@gmail.com

Sumber :Data olah Kajian (2022) 2. Data Pemilik

Nama : Erlinda Febriola Kurniastuti

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Tulungagung, 25 Februari 1999 Alamat : Ds. Tawangsari Rt 03/ Rw 03 Kec.

Kedungwaru Kab. Tulungagung

Telepon / HP : 085648259417

E-Mail :etuti12@gmail.com

Peran dalam perusahaan :Owner

4.4.4 Aspek Pemasaran

a. Segmen Pasar, Target Pasar dan Posisioning

Segmentasi pasar merupakan salah satu faktor penting dalam pemasaran produk dimana pemasaran produk ramuan herbal penambah bobot badan ruminansia kecil dibagi menjadi beberapa

(55)

beberapa kelompok berdasarkan variabel geografi dan perilaku.

variabel geografi berkaitan dengan daerah potensial dalam hal ini kota Tulungagung sedangkan perilaku berkaitan dengan minat dan kebutuhan dari konsumen itu sendiri.

Target Pasar untuk penjualan ramuan herbal ini pada usaha onfarm yaitu para peternak yang sedang melakukan fattening ternak ruminansia kecil seperti peternak domba dan kambing.

Posisi pasar ramuan herbal merupakan salah satu alternatif untuk peningkatkan bobot badan pada ternak ruminansia kecil, selain itu ramuan herbal berkhasiat untuk menjaga kesehatan ternak serta menambah nafsu makan pada ternak ruminansia kecil.

b. Perkiraan Permintaan dan penawaran

Berdasarkan data BPS tentang permintaan daging ruminansia kecil tahun 2020 sebanyak 6.555,16 ton dan pada tahun 2021 sebesar 6.719,04 ton/ tahun. Dimana permintaan akan daging domba yang terus meningkat dari tahun ke tahun yang sangat besar membuat para peternak untuk mempercepat pencapain bobot badan ternak maksimal sesuai dengan permintaan pasar.

Dengan penambahan ramuan herbal ini diharapkan bisa mempercepat para peternak untuk memenuhi kebutuhan daging sesuai dengan permintaan pasar yang kian tahun kian meningkat. Selain itu juga dapat menjaga kesehatan ternak agar ternak tidak mudah terkena penyakit dan dapat menyebabkan kerugian bagi para peternak.

Jenis produk yang ditawarkan berupa ramuan herbal yang langsung siap diberikan langsung kepada ternak dengan harga

(56)

Rp.15.000/ botol dengan ukuran kemasan 250ml. Sedangkan target pasar untuk penjualan ramuan herbal ini adalah para peternak, penjual obat ternak serta masyarakat umum.

c. Rencana Penjualan

Rencana penjualan akan dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan pemasaran online dan offline. Pemasaran online dilakukan melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, Shopee, dan Tokopedia.

Dengan menggunakan layanan media sosial atau e-commerce maka akan meningkatkan minat pembeli kepada produk kita dengan adanya gratis ongkir pada setiap pembelian produk kita. Untuk pemasaran Offline dilakukan langsung dengan mengunjungi tempat penjualan/

store kita langsung ataupun pada event event tertentu seperti bazar produk peternakan dll.

d. Strategi Pemasaran (Produst, Price, Place, Promotion,Proses)

Product

Produk yang dihasilkan oleh hadion ini berupa ramuan herbal penambah bobot badan ternak ruminansia kecil dengan ukuran kemasan 250 ml/botol. Produk yang diproduksi untuk sekali produksi yaitu berkisar 50 botol dengan harga jual Rp. 15.000/ botol. Dengan produksi 5kali produksi per minggu. Produk yang diproduksi setiap bulan yaitu 1000 botol/ bulan.

Place

Usaha ini dijalankan dengan membuka store dirumah pemilik yang berlokasi di Kabupaten Tulungagung dan untuk hari hari tertentu

(57)

biasanya ada pada bazar ataupun event event tentang produk peternakan.

Price

Ramuan Herbal yang diproduksi oleh hadion dipasarkan dengan harga jual Rp.15.000/ botol dengan ukuran 250ml/botolnya.

Promotion

Hadion menggunakan media sosial sebagai strategi pemasaran produk ramuan herbal ini. Pemanfaatan media sosial merupakan langkah awal yang digunakan untuk memperkenalkan produk kita ke pasar yang lebih luas lagi.

Proses

Proses penjualan dilakukan dengan 2 cara yaitu online dan offline.

Untuk offline proses penjualan dan pembelian langsung datang ke store yang tersedia. Untuk online menggunkan media e-commerce dengan cara penjulan memasukkan barang ke e-commerce tersebut kemudian pembeli bisa masuk ke e-commerce tersebut untuk melihat produk yang dijual kemudian setelah itu penjual bisa melakukan pembayaran. Setelah pembeli melakukan pembayaran maka penjual akan segera pengirim produk kepada pembeli.

Referensi

Dokumen terkait