• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN SAKSI AHLI DALAM PEMBUKTIAN KASUS PEMALSUAN SURAT PADA PERKARA NO : LPB / 196 / I / 2018 / SUMSEL / RESTA / SPKT DI POLRESTABES PALEMBANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN SAKSI AHLI DALAM PEMBUKTIAN KASUS PEMALSUAN SURAT PADA PERKARA NO : LPB / 196 / I / 2018 / SUMSEL / RESTA / SPKT DI POLRESTABES PALEMBANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

Skripsi ini berjudul “Peran Ahli dalam Pembuktian Kasus Pemalsuan Surat Dalam Perkara NO/LPB/196/I/2018/SUMSEL/RESTA/SPKT Di Polrestabes Palembang Ditinjau dari Hukum Pidana Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yaitu bagaimana peran ahli dalam perkara pemalsuan surat di Polrestabes Palembang, bagaimana pandangan hukum pidana Islam terhadap peran ahli tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah peran ahli di Polrestabes direpresentasikan oleh kompetensinya sebagai ahli hukum pidana.

Atas pertolongan dan hidayah-Nya, Alhamdulillah penulis sangat bersyukur dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Hukum Fakultas Syariah dan Hukum UIN Raden Fatah Palembang dengan judul skripsi “PERAN AHLI SAKSI DALAM PERKARAHAN SURAT BERIKUTNYA NO: LPB/196/I/2018/SUMSEL/RESTA/SPKT DI POLRESTABES PALEMBANG DALAM PELANGGARAN HUKUM PIDANA ISLAM”. kasus pemalsuan surat dalam perkara NO/LPB/196/I/2018/SUMSEL/RESTA/SPKT di Polrestabes Palembang dalam perspektif hukum pidana Islam. dalam perkara NO/LPB/196/I/2018/SUMSEL/RESTA/SPKT di Polrestabes Palembang.

Penjelasan pandangan hukum pidana Islam tentang peranan saksi ahli dalam pembuktian perkara pemalsuan surat dalam perkara NO/LPB/196/I/2018/SUMSEL/RESTA/SPKT di Polrestabes Palembang. Penelitian ini menambah pengetahuan dan wawasan tentang peran saksi ahli sebagai alat bukti dalam kasus pemalsuan surat, khususnya di Polrestabes Palembang. Hasil penelitian dapat memberikan gambaran kepada pembaca tentang peranan saksi ahli sebagai alat bukti dalam perkara pemalsuan surat dalam perkara NO/LPB/196/I/2018/SUMSEL/RESTA/SPKT di Polrestabes Palembang dalam perspektif hukum pidana Islam.

Pada penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti, belum ditemukan penelitian yang membahas PERAN AHLI DALAM PEMBUKTIAN KASUS SURAT BERIKUTNYA PADA PERkara NO: LPB/196/I/2018/SUMSEL/RESTA/SPKT NA POLRESTABES PALEMBANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM HUKUM KRIMINAL.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Kegunaan Penelitian
  • Penelitian Terdahulu
  • Metode Penelitian
  • Sistematika Penulisan

Sistematisme dalam pembahasan penelitian ini nantinya akan dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan memudahkan pembaca untuk memahami isi penelitian ini.

TINJAUAN UMUM

Pengertian Peran

Teori dan sistem pembuktian

Alat bukti yang sah

Pemalsuan surat

Saksi ahli alam hukum Islam

Pemalsuan surat dalam hukum Islam

GAMBARAN UMUM

  • Sejarah Polresta Kota Palembang
  • Letak Geografis Polresta Palembang
  • Struktur Kepemimpinan Polresta Kota Palembang 52
  • Visi dan Misi
  • Sarana dan Prasarana

Konsep keyakinan hakim hanya dapat dibentuk berdasarkan alat bukti yang sah dalam KUHAP. Dalam hukum acara pidana dikenal beberapa alat bukti yang sah sebagaimana diatur dalam Pasal 184 KUHAP, yaitu. Adapun keterangan saksi-saksi yang tidak disumpah, sekalipun mereka sepakat, tidak menjadi alat bukti.

Dengan demikian, nilai kekuatan pembuktian dari keterangan ahli sama dengan nilai kekuatan pembuktian yang melekat pada keterangan saksi. Djoko Prakoso45 mengatakan bahwa KUHAP menetapkan peran saksi ahli sebagai alat bukti yang sah, sehingga mengakibatkan penyidik ​​tidak bisa begitu saja meniadakan alat bukti ahli. Peran keterangan ahli memang penting sebagai salah satu alat bukti sah yang tidak dapat diabaikan oleh penyidik, penuntut umum dan hakim serta dalam pengambilan putusan hukum.

Pandangan Hukum Pidana Islam tentang peranan saksi ahli dalam pembuktian perkara pemalsuan surat dalam perkara NO/LPB/196/I/2018/SUMSEL/RESTA/SPKT di Polrestabes Palembang yaitu penggunaan alat bukti saksi yaitu saksi yang baliqh , cerdas, kuat ingatan, bisa bicara, bisa melihat, saleh, Islam. Apriliani, Silvia Wulan, Peran Kesaksian Sebagai Alat Bukti Dalam Perkara Pidana (Studi Hukum Ungaran) (Disertasi, Fsh Universitas Negeri Semarang, 2015).

PEMBAHASAN

Peran saksi ahli dalam pembuktian kasus

Ardhi yan Setiawan Nim E1106011 berjudul Peran keterangan ahli sebagai alat bukti dalam pembuktian kasus tindak pidana penguntitan (studi kasus nomor: 79/PID.B/2007/PN.SKA)9. Sedangkan perbedaan yang telah diteliti oleh Ardhi Yan Setiawan dengan penelitian yang akan diteliti oleh penulis yaitu para ahli sebagai alat bukti dalam pembuktian perkara pidana. 9.

Silvia wulan apriliani Nim 811141119 berjudul Peran Keterangan Saksi Sebagai Alat Bukti Dalam Proses Peradilan Pidana (Studi Peradilan Hungaria). Sedangkan perbedaan yang ditelaah oleh Silvia Wulan Apriliani, penelitian yang akan penulis telaah adalah peranan keterangan saksi sebagai alat bukti dalam proses peradilan pidana. 10 Silvia Wulan Apriliani, Peran keterangan saksi sebagai alat bukti dalam proses peradilan pidana (studi yudisial Hungaria) (Tesis, Fsh Universitas Negeri Semarang, 2015).

Artinya, jika suatu perbuatan telah dibuktikan sesuai dengan alat bukti yang dimaksud dalam undang-undang, maka sama sekali tidak diperlukan keyakinan hakim. Pembuktian negatif berdasarkan undang-undang (Teori Pembuktian Hukum Negatif) adalah untuk membuktikan kesalahan terdakwa melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, hakim tidak sepenuhnya mengandalkan alat bukti dan dengan cara yang ditentukan undang-undang. Asas pembuktian minimum menjelaskan bahwa untuk membuktikan kesalahan terdakwa sehingga suatu putusan pidana dapat dijatuhkan, harus dibuktikan dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah.

Ketiadaan kedua alat bukti yang sah tersebut akan mengakibatkan dihentikannya proses penyidikan dan juga dihentikannya penuntutan oleh penuntut umum. Mengenai alat bukti yang sah, ketentuan Pasal 184 KUHAP mengatur lima alat bukti, yaitu saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Keadaan tersebut di atas mempunyai akibat hukum, apabila seorang ahli memberikan keterangan secara langsung di depan sidang pengadilan dan di bawah sumpah, maka keterangan tersebut adalah pengetahuan ahli yang sah, sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 186 KUHAP.

Dalam suatu perkara, bukti dokumenter menempati posisi paling kuat diantara alat bukti lainnya. Pembuktian surat bukti berupa akta otentik pun mengikat hakim, kecuali ada bukti sebaliknya. Penjelasan tentang pembuktian petunjuk Pasal 184 Ayat 1 huruf KUHAP, disebutkan dalam Pasal 188 KUHAP yang menyatakan bahwa.

Keterangan terdakwa di luar sidang dapat digunakan untuk membantu pembuktian di sidang, sepanjang keterangan itu didukung oleh bukti-bukti yang sah sepanjang berkaitan dengan perkara yang didakwakan kepadanya. Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya, melainkan harus disertai dengan bukti-bukti lain. Dalam pasal 183 ayat (2) KUHAP, apabila keterangan ahli hanya ada satu tanpa didukung alat bukti lain, tidak cukup untuk membuktikan kesalahan terdakwa.

Dengan prosedur laporan pakar sebegini, bukti yang dinyatakan dalam bentuk visa et repertum mempunyai sifat dan nilai sebagai instrumen pembuktian yang sah mengikut undang-undang.

Pandangan Hukum Pidana Islam terhadap Peran

PENUTUP

Kesimpulan

Peranan saksi ahli dalam pembuktian perkara pemalsuan surat dalam perkara NO/LPB/196/I/2018/SUMSEL/RESTA/SPKT di Polrestabes Palembang dalam perspektif hukum pidana Islam” adalah ahli memberikan keterangan dalam sesuai dengan pengetahuan dan keahliannya di bidang hukum pidana untuk memperjelas suatu perkara dapat meyakinkan hakim, pendapat dan fakta yang terungkap pada saat keterangan saksi ahli diturunkan menjadi pedoman bagi kemajuan proses penyelesaian suatu tindak pidana. Oleh karena itu peran Saksi Ahli dalam Hukum Pidana Islam tidak diterima karena dikhawatirkan akan banyak terjadi luka-luka.

Saran

Diharapkan ke depan hukum Islam mengatur secara formal peran saksi ahli dalam penyidikan, karena dalam pemeriksaan saksi ahli perlu adanya kejelasan tentang hal-hal yang diperiksa. Reksodiputro, Mardjono, Survei dan Riset untuk sistem peradilan pidana yang lebih rasional,” dalam Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidana: Kumpulan Penulisan Buku Kedua, Jakarta: Pusat Pelayanan Peradilan dan Pelayanan Hukum, 2007. Roita, Hari Sasangka, Lily, Hukum van Barang Bukti Dalam Perkara Pidana Bagi Mahasiswa dan Praktisi, Bandung: Mandar Maju, 2003.

Peran Visum Et Repertum Pada Tahap Penyidikan Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pemerkosaan, diakses pada tanggal 11 April 2022. Nurbedah, Bapak Gigik Tri, Peran Saksi/Keterangan Ahli Dalam Proses Penyidikan Pidana Menuju Bright Expertise Proses Hukum di Indonesia Mizan: Jurnal Ilmu Hukum, Volume 8 Nomor 1 Juni 2019, diakses 20 Februari 2022. Siagian, Edel Joshua, Peninjauan Hukum Tindak Pidana Pemalsuan Sertifikat Hak Milik Lex Crimen Vol.X/No.6/Mei/2021 diakses 15 Februari 2022 https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/34375.

Dalam tesis Syamsul Rijal, “Sertifikat Ganda Hak Atas Tanah” (Studi Kasus di Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar), (Universitas Hasanuddin, 2012). Setiawan, Ardhi Yan, “Peran Keterangan Ahli Sebagai Alat Bukti Dalam Pembuktian Perkara Pidana Penuntutan (Studi Kasus Nomor: 79/PID.B/2007/PN.SKA) (Disertasi, Fsh Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010). Hasil Wawancara dengan Brigadir Tio Deska Putra Maros, SH sebagai Asisten Penyidik ​​di Satuan Harda Polres Palembang.

Referensi

Dokumen terkait

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan property, real estate, dan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2018