i
PEMELIHARAAN 2 TAHUNAN KAPASITOR SC#1 150 KV PT. PLN UPT BALI ULTG
GARDU INDUK KAPAL
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN REVISI
iv
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN
v
KATA PENGANTAR
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas berkat-Nya, laporan kerja praktek yang berjudul
“PEMELIHARAAN 2 TAHUNAN KAPASITOR SC#1 150 KV PT. PLN UPT BALI ULTG GARDU INDUK KAPAL” dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis banyak memperoleh petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Udayana.
2. Bapak Dr. Ida Bagus Gede Manuaba, ST., MT selaku Koordinator Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.
3. Bapak Ir. Tjok. Gede Indra Partha, M.Erg. MT. selaku dosen pembimbing kerja praktek ini yang selalu memberikan nasihat dan saran-saran yang bermanfaat bagi kelancaran kerja praktek.
4. Bapak I Gusti Agung Putu Joniarta selaku pembimbing lapangan yang telah membantu memberikan pengarahan dan saran selama praktek kerja lapangan berlangsung.
5. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan doa yang tidak ternilai harganya.
6. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Elektro angkatan 2016 yang telah memberikan dukungan.
7. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu atas bantuan dan saran yang diberikan sehingga laporan ini bisa selesai tepat pada waktunya.
vi
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian laporan kerja praktek.
Bukit Jimbaran, september 2019
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN REVISI ... iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 PT.PLN (Persero) UPT BALI ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara ... 1
1.1.1 Gambaran Umum ... 1
Gambar 1.1 Peta Lokasi PT.PLN (Persero) UPT BALI ULTG Bali UtaraError! Bookmark not defined. 1.1.2 Visi, Misi dan Motto PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara ... 2
1.1.3 Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara... 2
1.2 Tujuan ... 5
1.3 Ruang Lingkup ... 5
1. Sifat Kegiatan ... 5
2. Waktu Kegiatan ... 6
3. Bidang Kegiatan ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Kapasitor ... 7
a. Elemen kapasitor ... 7
b. Unit kapasitor ... 7
c. Bank kapasitor ... 8
viii
2.2 Fungsi ... 8
2.3 Jenis Kapasitor ... 9
2.3.1 Jenis Kapasitor yang Digunakan Pada Sistem Tenaga Listrik .. 9
2.3.2 Pengelompokkan Kapasitor Berdasarkan Fuse ... 11
a. Fuse eksternal ... 11
b. Fuse internal ... 11
c. Tanpa fuse (fuseless) ... 12
2.3.3 Pengelompokkan Kapasitor Berdasarkan Koneksi ... 13
2.3.4 Pengaturan Proses Switching ... 16
a. Switching pada bank kapasitor yang ditanahkan ... 17
b. Switching pada bank kapasitor yang tidak ditanahkan ... 17
2.4 Bagian-Bagian Kapasitor dan Fungsinya ... 17
2.4.1 Bushing ... 17
2.4.2 Fuse (Cut Out) ... 17
2.4.3 Unit Kapasitor ... 17
2.4.4 Dielectric (Isolator) ... 17
2.4.5 Mechanical Structure ... 18
2.4.6 Grounding ... 18
2.5 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ... 18
2.5.1 Mendefinisikan Sistem (peralatan) dan Fungsinya ... 18
2.5.2 Menentukan Sub Sistem dan Fungsi Tiap Subsistem ... 18
2.5.3 Menentukan Functional Failure Tiap Subsistem ... 19
2.5.4 Menentukan Failure Mode Tiap Subsistem ... 19
2.5.5 FMEA Kapasitor ... 19
2.6 Pemeliharaan ... 19
2.6.1 In Service Inspection ... 19
ix
2.6.2 In Service Measurement ... 20
2.6.3 Shutdown Testing/Measurement ... 21
2.6.4 Pengukuran Tahanan Isolasi Kapasitor ... 21
2.6.5 Pengukuran Resistansi AC Kapasitor ... 22
2.6.6 Pengujian Kapasitansi Kapasitor ... 22
2.6.7 Pengujian Dissipation Factor (Tangen Delta) ... 22
2.7 Shutdown Treatment ... 23
BAB III LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK ... 26
3.1 Kegiatan Kerja Praktek ... 26
BAB IV PEMBAHASAN ... 27
4.1 kapasitor bank pada Gardu Induk Kapal ... 27
4.2 Pengujian Tahanan Isolasi Unit/Bank Kapasitor ... 29
BAB V PENUTUP ... 31
5.1 Simpulan ... 31
5.2 Saran ... 31
DAFTAR PUSTAKA ... 32
LAMPIRAN ... 33
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Lokasi PT.PLN (Persero) UPT BALI ULTG Bali Utara ... 1
Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara ... 3
Gambar 1.3 Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) UPT Bali ULTG Bali Utara ... 3
Gambar 2.1 Ilustrasi Bagian-Bagian Kapasitor...7
Gambar 2.2 Unit Kapasitor ... 8
Gambar 2.3 Kapasitor Shunt ... 10
Gambar 2.4 Kapasitor Shunt ... 10
Gambar 2.5 Kapasitor Fuse Eksternal ... 11
Gambar 2.6 Kapasitor Fuse Internal ... 12
Gambar 2.7 Kapasitor Tanpa Fuse ... 13
Gambar 2.8 Koneksi wye Tunggal (Y) ... 15
Gambar 2.9 Koneksi wye Double (YY) ... 15
Gambar 2.10 Koneksi Bridge (H) ... 16
Gambar 2.11 Bagian yang dilakukan Pengukuran Suhu pada Kapasitor ... 21
Gambar 4.1 Single Line Diagram 20 kV Gardu Induk Kapal...27
Gambar 4.2 Nameplate Kapasitor Bank ... 28
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Shutdown Treatment pada Kapasitor ... 23 Tabel 4.1 Interpretasi hasil uji Tahanan Isolasi pada Kapasitor...29 Tabel 4 2 Hasil Pengujian/Pengukuran Tahanan Isolasi pada PMT Bay Kapasitor Bank ... 30
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 PT.PLN (Persero) UPT BALI ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara
1.1.1 Gambaran Umum
PT. PLN (Persero) UPT BALI ULTG (Unit Layana Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara merupakan salah unit pelaksanaan transmisi dari unit bisnis PT.
PLN (Persero) yang melingkupi wilayah kerja Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali. Kantor ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara terletak di kantor UPT (Unit Pelaksanaa Transmisi) di Jalan Raya Abian Base No.25, Kapal, Mengwi, Kabupaten Badung, Bali yang merupakan wilayah yang tergolong padat penduduk karena berada di kawasan perkotaan, tempat wisata, dan beberapa industri yang sedang berkembang lainnya.
Gambar 1.1 Peta Lokasi PT.PLN (Persero) UPT BALI ULTG Bali Utara
2
1.1.2 Visi, Misi dan Motto PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara
Untuk menciptakan semangat untuk memajukan perusahaan, PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara memiliki Visi, Misi, serta Motto sebagai berikut :
A. VISI
Diakui sebagai Perusahaan Kelas dunia yang Bertumbuh kembang. Unggul dan terperata dengan bertumpu pada Potensi Insani.
B. MISI
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meingkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
C. MOTTO
Listrik untuk Kehidupan yang lebih baik.
1.1.3 Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara
PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara memiliki kantor induk yang terletak di Surabaya dan merupakan bagian dari PT.PLN (Persero) UIT-JBTB (Unit Induk Pelaksana Transmisi - Jawa Bagian Timur dan Bali). Berikut merupakan struktur organisasi Unit Pelaksana Transmisi Bali pada Gambar 1.2
3
Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara
PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi Bali sendiri dibagi menjadi 2 ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) yaitu Bali Utara dan Bali Selatan.
Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPT Bali Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk Bali Utara dapat dilihat di Gambar 1.3
Gambar 1.3 Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) UPT Bali ULTG Bali Utara
Pada Gambar 1.2 Struktur Organisasi Unit Pelaksana Transmisi Bali di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
4 A. Manager
Bertanggung jawab atas rencana kerja dan anggaran (RICA) Area Pelaksana pemeliharaan, meaksanakan pengelolaan asset sistem transmisi, pengendalian invests sistem transmisi dan logistic, melaksanakan pemeliharaan instalasi penyaluran tenaga listrik di wilayah kerjanya yang meliputi fungsi pemeliharaan proteksi, meter dan SCADATEL, dan Keselamatan ketenagalistrikan
B. Asisten Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset
Mengelola fungsi pengelolaan dan pemeliharaan asset yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi hasil pemeliharaan instalasi penyaluran, seta pengelolaan K3, agar diperoleh ketersediaan instalasi penyaluran yang continue, handal dan aman.
C. Asisten Manager PDKB
Mensupervisi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikkan instalasi penyaluran tenaga listrik dalam keadaan bertenaga agar diperoleh keandalan dan kontinuitas operasi sistem yang optimal. Asisten manager PDKB membawahi supervisor PDKB Jaringan, dan supervisor PDKB Gardu Induk
D. Asisten Manager Administrasi dan Umum
Mengelola administrasi Umum yang meliputi fungsi SDM, Sekretariat dan Dokumentasi, anggaran, Keuangan dan akuntansi, Corporate Social Responsibility, logistik dan fasilitas umum serta mengendalikan keamanan dan Ketertiban lingkungan dan Aset untuk mendukung pencapaian kinerja. Asisten Manager Administrasi dan umum membawahi supervisor Administrasi dan SDM, Supervisor Anggaran dan Akuntansi, dan Supervisor Logistik dan Umum.
E. Bidang Usaha Perusahaan dan Akivias di Bidang Usaha
Perusahaan Listrik Negara (PLN) bergerak dalam bidang usaha kelistrikan.Terutama dalam bidang usaha jual beli listrik dan pelayanan teknik.
Adapun aktivitas yang dilakukan secara rutin di PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara adalah sebagai berikut :
5 a. Aktivitas Pelayanan Pelanggan
1) Melaksanakan proses administrasi dengan sebaik-baiknya.
2) Menyelesaikan keluhan-keluhan pelanggan 3) Mengusahakan kepuasan pelanggan
4) Membuat daftar keluhan pelanggan untuk memperbaiki sistem pelayanan dan kepuasan pelanggan.
5) Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya sebagai pertanggung jawaban tugas
b. Aktivitas Pelayanan di Luar Kantor
1) Melakukan perbaikan teknis jika listrik mengalami kerusakan
2) Mengikuti pelaksanaan alat ukur dan pembatas (APP) dan penyegelan.
3) Melakukan pemeriksaan secara rutin di masing-masing unit gardu induk.
4) Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya dan pertanggung jawaban tugasnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara adalah untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa khususnya dalam bidang operasi dan pemeliharaan Transformator Tenaga 150 kV pada Gardu Induk Kapal Bali.
1.3 Ruang Lingkup
Pelaksanaan kerja praktek dibatasi dalam ruang lingkup bahasan yang akan disusun pada laporan. Adapun lingkupannya adalah sebagai berikut:
1. Sifat Kegiatan
Kerja praktek merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa semester VII untuk memenuhi ketentuan kurikulum S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.
6 2. Waktu Kegiatan
Pelaksanaan kerja praktek dilakukan pada masa liburan akhir semester VI selama satu bulan dari tanggal 10 juni sampai dengan 10 juli 2019 di Gardu Induk Kapal Bali.
3. Bidang Kegiatan
Kegiatan kerja praktek yang dilakukan penulis lebih dikonsentrasikan pada pembelajaran dan pengenalan kegiatan operasi dan pemeliharaan khususnya pengujian tan delta pada transformator tenaga 150 kV pada Gardu Induk Kapal Bali.
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kapasitor
Bank kapasitor (capacitor banks) adalah peralatan yang digunakan untuk memperbaiki kualitas pasokan energi listrik antara lain memperbaiki mutu tegangan di sisi beban, memperbaiki faktor daya (cos φ) dan mengurangi rugi-rugi transmisi.
Kekurangan dari pemakaian bank kapasitor adalah menimbulkan harmonisa pada proses switching dan memerlukan desain khusus PMT atau switching controller.
Penjelasan seputar istilah-istilah terkait bagian-bagian kapasitor dapat dijelaskan pada gambar-1 sebagai berikut:
Gambar 2.1 Ilustrasi Bagian-Bagian Kapasitor
a. Elemen kapasitor
Elemen kapasitor merupakan bagian terkecil dari kapasitor yang berupa belitan aluminium foil dan plastic film.
b. Unit kapasitor
Sebuah unit kapasitor terdiri dari elemen-elemen kapasitor yang dihubungkan dalam suatu matriks secara seri dan parallel (gambar-2). Unit kapasitor rata-rata terdiri dari 40 elemen-elemen. Elemen-elemen kapasitor dihubungkan secara seri untuk membangun tegangan dan dihubungkan secara paralel untuk membangun daya (VAR) pada unit kapasitor. Unit kapasitor dilengkapi dengan resistor yang berfungsi sebagai elemen pelepasan muatan kapasitor (discharge device). Rating
8
tegangan unit kapasitor bervariasi dari 240 V sampai 25 kV dan rating kapasitas dari 2,5 kVAR sampai 1 MVAR.
Pada IEEE std 18-1992 dan std 1036-1992 dinyatakan bahwa:
Unit kapasitor harus mampu beroperasi terus menerus pada rating 110% Vrms dan tegangan puncak tidak melebihi 1,2 √2 Vrms serta harus mampu dilalui arus sebesar 135% Inominal.
Pada rating tegangan dan frekuensi, daya reaktif harus berkisar antara 100%
sampai 115% rating daya reaktif.
Gambar 2.2 Unit Kapasitor
c. Bank kapasitor
Unit-unit kapasitor terpasang dalam rak baja galvanis untuk membentuk suatu bankkapasitor dari unit-unit kapasitor fasa tunggal. Jumlah unit-unit kapasitor pada sebuah bank ditentukan oleh tegangan dan daya yang dibutuhkan. Untuk daya dan tegangan yang lebih tinggi, unit-unit kapasitor dihubungkan secara seri maupun paralel.
2.2 Fungsi
Kapasitor berfungsi untuk memperbaiki faktor daya jaringan, mengurangi rugi-rugi (losses) jaringan, menetralkan/meniadakan jatuh tegangan dan memperbaiki stabilitas tegangan.
9 2.3 Jenis Kapasitor
2.3.1 Jenis Kapasitor yang Digunakan Pada Sistem Tenaga Listrik
a. Kapasitor daya yang terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu kapasitor shunt, seri dan penyadap.
Kapasitor shunt (gambar-3) digunakan untuk kompensasi beban induktif dan untuk pengaturan tegangan ujung transmisi. Aplikasi kapasitor shunt akan memperbaiki faktor daya jaringan, mengurangi rugi-rugi (losses) jaringan, menetralkan/meniadakan jatuh tegangan dan memperbaiki stabilitas tegangan sehingga dengan kata lain suatu kapasitor shunt akan menaikkan angka efisiensi pada jaringan dengan memperbaiki faktor daya.
Kapasitor seri digunakan pada transmisi daya yang sangat panjang untuk mengkompensasi reaktansi induktif transmisi.
Kapasitor penyadap digunakan untuk menyadap daya dari jaringan tegangan tinggi untuk keperluan daya yang tidak begitu besar.
b. Kapasitor gandeng, yaitu kapasitor yang digunakan untuk pembawa sinyal komunikasi antar gardu induk atau antar pusat pembangkit.
c. Kapasitor pembagi tegangan, yaitu kapasitor yang digunakan untuk pengukuran tegangan transmisi dan rel daya.
d. Kapasitor filter yaitu kapasitor yang digunakan untuk konverter, terutama pada sistem transmisi arus searah. Selain itu juga dapat digunakan sebagai filter harmonik (gambar-4) yang akan mengurangi kandungan harmonik jaringan, memperbaiki faktor daya dan mengurangi rugi-rugi jaringan. Filter harmonik yang dipasang untuk mengurangi distorsi harmonik pada suatu jaringan memiliki kemampuan sebaik menyediakan daya reaktif yang dibutuhkan untuk kompensasi jaringan
10 .
Gambar 2.3 Kapasitor Shunt
Gambar 2.4 Kapasitor Shunt
e. Kapasitor perata, yaitu kapasitor yang digunakan untuk meratakan distribusite gangan pada peralatan tegangan tinggi seperti pada pemutus daya (circuit breaker).
11
2.3.2 Pengelompokkan Kapasitor Berdasarkan Fuse
Unit kapasitor dikelompokkan berdasarkan letak fuse sebagai proteksi unit kapasitor. Letak fuse ini mempengaruhi desain dari rangkaian kapasitor dan juga disain dari proteksi yang diterapkan.
a. Fuse eksternal
Konstruksi kapasitor dengan eksternal fuse dapat dilihat pada gambar 1-5 yaitu bahwa setiap unit kapasitor diproteksi oleh fuse pasangan luar. Kerusakan pada elemen kapasitor (hubung singkat) menyebabkan elemen-elemen pada group yang sama yang terhubung paralel dengan elemen yang rusak tersebut terhubung singkat.
Group kapasitor lainnya yang terhubung seri akan memiliki tegangan yang lebih tinggi dan arus yang lebih besar sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada grup kapasitor seri lainnya. Hal ini berlangsung terus sampai fuse eksternal bekerja.
Gambar 2.5 Kapasitor Fuse Eksternal
b. Fuse internal
Setiap elemen kapasitor dilengkapi fuse seperti gambar 1-6, apabila terjadi kegagalan elemen kapasitor maka fuse yang berfungsi sebagai pembatas arus akan memutuskan
12
secara efektif suatu elemen saat terjadi gangguan.Hanya sebagian kecil dari kapasitas total kapasitor yang hilang dan sisanya masih dapat beroperasi sehingga elemen tersebut terisolir dari elemen lainnya yang terhubung paralel dalam group. Umumnya bank kapasitor dengan fuse internal memiliki lebih sedikit unit kapasitor yang terhubung paralel dan lebih banyak group kapasitor yang terhubung seri dibandingkan dengan unit kapasitor yang memiliki fuse eksternal. Unit kapasitor dengan fuse internal umumnya memiliki ukuran yang besar karena diharapkan kerusakan seluruh elemen pada unit kapasitor bisa lebih lama.
Gambar 2.6 Kapasitor Fuse Internal
c. Tanpa fuse (fuseless)
Unit kapasitor tanpa fuse identik dengan unit kapasitor dengan fuse eksternal yang dijelaskan sebelumnya. Bank kapasitor tanpa fuse dihubungkan secara seri diantara fasa dan netral seperti pada gambar 1-7.
Proteksi berdasarkan elemen dari kapasitor, apabila terjadi kerusakan pada elemen maka group elemen tersebut akan terhubung singkat sedangkan unit kapasitor tetap beroperasi dengan distribusi tegangan pada group seri akan meningkat. Misal 6 unit kapasitor dihubung seri dan setiap unit kapasitor memiliki 8 elemen group seri
13
sehingga total elemen group yang terhubung seri menjadi 48 elemen group. Apabila terjadi kerusakan pada satu elemen kapasitor maka satu elemen group seri terhubung singkat , akhirnya distribusi tegangan pada elemen group seri menjadi 48/47 atau terjadi kenaikan tegangan sekitar 2%.
Kapasitor unit tanpa fuse biasanya tidak digunakan untuk tegangan sistem lebih kecil dari
35 kV atau minimal diperlukan 10 elemen seri agar bank kapasitor masih tetap dapat dioperasikan. Hal ini karena tegangan pada bank kapasitor menjadi 10/9 atau terjadi kenaikan tegangan sekitar 11%. Pada konfigurasi ini, discharge energi kecil karena unit kapasitor tidak ada yang dihubungkan paralel, selain itu proteksi unbalance tidak perlu di delay untuk koordinasi dengan fuse. Kapasitor jenis ini digunakan untuk filter harmonik dengan daya yang relatif rendah pada suatu level tegangan tinggi tertentu
Gambar 2.7 Kapasitor Tanpa Fuse
2.3.3 Pengelompokkan Kapasitor Berdasarkan Koneksi
Jumlah minimum unit yang terhubung paralel diperhitungkan apabila satu unit kapasitor terisolasi, tidak akan menyebabkan unbalance tegangan pada unit kapasitor lainnya melebihi 110% rating tegangan. Jumlah minimum dari group kapasitor yang terhubung seri apabila satu group tereliminasi (hubung singkat) tidak akan menyebabkan kapasitor lain overvoltage lebih dari 110%.
14
Jumlah maksimum unit kapasitor pada setiap group paralel ditentukan oleh beberapa pertimbangan. Jika unit kapasitor rusak, unit kapasitor lain pada group paralel yang sama masih memiliki sejumlah muatan. Muatan sisa tersebut akan dibuang melalui kapasitor yang rusak dan melalui masing-masing fuse. Kapasitor yang rusak dan fuse harus tahan terhadap arus transient akibat pelepasan muatan tersebut.
Pelepasan muatan transient dari paralel kapasitor dalam jumlah besar dapat memecahkan kapasitor yang rusak atau meledakkan fuse, yang dapat menyebabkan kerusakan pada unit terdekat atau kerusakan pada bank kapasitor. Untuk meminimalkan risiko diatas maka harus dibatasi energi maksimum yang tersimpan dalam group paralel kapasitor. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur lebih banyak jumlah kapasitor dengan rating tegangan yang lebih kecil terhubung seri sehingga jumlah unit kapasitor dalam paralel group akan lebih sedikit tetapi mengurangi sensitivitas deteksi unbalance.
3 (tiga) koneksi bank kapasitor yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
Wye tunggal (Y) sebagian besar digunakan unit kapasitor fuse eksternal atau bank kapasitor dengan suatu rating daya yang rendah.
Proteksi unbalance diperoleh dengan membandingkan netral bank kapasitor dengan ground.
15
Gambar 2.8 Koneksi wye Tunggal (Y)
Wye dobel (YY) merupakan koneksi yang umum untuk kapasitor fuse internal dan sistem transmisi dengan suatu netral yang terisolasi.
Proteksi unbalance dibentuk dengan membandingkan arus netral diantara dua koneksi wye. Proteksi unbalance sehingga tidak dipengaruhi oleh variasi tegangan pada feeding system.
Gambar 2.9 Koneksi wye Double (YY)
Koneksi Bridge (H) merupakan suatu koneksi wye dengan sebuah netral yang terhubung ke ground. Proteksi unbalance secara normal terpasang dalam setiap fasa dengan membandingkan 2 (dua) titik pertengahan dalam fasa. Koneksi ini biasa digunakan untuk sistem tegangan tinggi dengan netral yang terhubung solid ke ground.
16
Gambar 2.10 Koneksi Bridge (H)
2.3.4 Pengaturan Proses Switching
Switching kapasitor bank tegangan tinggi dapat menghasilkan arus transient yang signifikan. Metode switching kapasitor yang dikenal saat ini adalah reaktor, pre- insertion resistor, pre-insertion induktor dan pengaturan switching (controlled switching). Pada saat pemasukan kapasitor dapat terjadi keadaan hubung singkat apabila kondisi kapasitor kosong muatan yang akan menghasilkan arus yang sangat besar (arus inrush) dan kedip tegangan yang cukup dalam di sistem. Persyaratan pemasukan PMT kapasitor adalah pada saat pemasukan, tegangan sesaat pada kontak PMT sama dengan nol. Dengan mengatur saat penutupan PMT maka akan mengurangi arus inrush pada bank kapasitor. Pengaturan pemasukan PMT pada bank kapasitor tergantung pada sistem pentanahan netral bank kapasitor.
17
a. Switching pada bank kapasitor yang ditanahkan
Jika kapasitor bank ditanahkan maka setiap fasa berdiri sendiri dan pemasukan setiap fasa berbeda 1/6 cycle atau 30 derajat listrik (3,3 ms untuk sistem 50 Hz).
b. Switching pada bank kapasitor yang tidak ditanahkan
Jika kapasitor bank tidak ditanahkan maka 2 (dua) fasa pertama harus masuk pada saat perbedaan tegangan diantara kedua fasa tersebut sama dengan nol sedangkan fasa ketiga dimasukkan . cycle atau 45 derajat listrik (5ms untuk sistem 50Hz) setelah kedua fasa lainnya masuk.
2.4 Bagian-Bagian Kapasitor dan Fungsinya 2.4.1 Bushing
Merupakan sub sistem yang berfungsi memisahkan antara bagian yang berbeda tegangan serta menyalurkan arus kapasitansi.
2.4.2 Fuse (Cut Out)
Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai pengaman peralatan terhadap arus lebih.
2.4.3 Unit Kapasitor
Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai kompensator daya reaktif.
2.4.4 Dielectric (Isolator)
Merupakan sub sistem yang berfungsi untuk mengisolasi bagian yang bertegangan dengan bodi. atau antara bagian bertegangan dengan bagian bertegangan yang berlainan fasanya. Dielectric (isolator) mempunyai nilai konstantan dielektrik mempengaruhi nilai kapasitansi suatu kapasitor. Udara dan vacuum mempunyai nilai konstantan dielektrik 1,0 dan minyak mempunyai nilai konstanta dieketrik 2,2. Selain contoh tersebut, masih banyak jenis material dieletrik (isolasi) yang dapat digunakan untuk suatu kapasitor.
18 2.4.5 Mechanical Structure
Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagi penopang atau penyangga kapasitor.
2.4.6 Grounding
Merupakan sub sistem yang berfungsi untuk mengalirkan arus induksi serta arus lebih akibat tegangan surja atau sambaran petir ketanah. Sistem pentanahan dihubungkan ke bagian mechanical structure.
2.5 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
FMEA merupakan suatu metode untuk menganalisa penyebab kegagalan pada suatu peralatan. Pada buku pedoman pemeliharaan ini, FMEA menjadi dasar untuk menentukan komponen-komponen yang akan diperiksa dan dipelihara. FMEA atau Failure Mode and Effect Analysis dibuat dengan cara:
Mendifinisikan sistem (peralatan) dan fungsinya
Menentukan sub sistem dan fungsi tiap subsistem
Menentukan functional failure tiap subsistem
Menentukan failure mode tiap subsistem
2.5.1 Mendefinisikan Sistem (peralatan) dan Fungsinya
Definisi: kumpulan komponen yang secara bersama-sama bekerja membentuk satu fungsi atau lebih.
2.5.2 Menentukan Sub Sistem dan Fungsi Tiap Subsistem
Definisi: peralatan dan atau komponen yang bersama-sama membentuk satu fungsi. Dari fungsinya subsistem berupa unit yang berdiri sendiri dalam suatu sistem.
19
2.5.3 Menentukan Functional Failure Tiap Subsistem
Functional Failure adalah ketidakmampuan suatu aset untuk dapat bekerja sesuai fungsinya berdasarkan standar unjuk kerja yang dapat diterima pemakai.
2.5.4 Menentukan Failure Mode Tiap Subsistem
Failure Mode adalah setiap kejadian yang mengakibatkan functional failure.
2.5.5 FMEA Kapasitor
Didalam FMEA kapasitor terdiri dari subsistem kapasitor, functional failure pada kapasitor, failure mode pada kapasitor (lampiran 2). FMECA (Failure Mode and Effect Critical Analysis) merupakan metoda untuk mengetahui resiko kegagalan sebuah subsistem pada sebuah sistem peralatan. Dengan mengkombinasikan data gangguan dengan FMEA maka akan diketahui peluang-peluang kegagalan pada setiap sub sistem dalam FMEA. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam menerapkan metoda pemeliharaan yang optimal dengan tingkat kegagalan yang bervariasi.
2.6 Pemeliharaan 2.6.1 In Service Inspection
In service inspection adalah kegiatan pengamatan visual pada bagian-bagian peralatan terhadap adanya anomali yang berpotensi menurunkan unjuk kerja peralatan atau merusak sebagian/keseluruhan peralatan. Bagian-bagian kapasitor yang di inspeksi visual saat beroperasi ialah sebagai berikut:
a. Bushing
Kondisi Bushing kapasitor
Kondisi clamp bushing
Kebocoran minyak bushing b. Body kapasitor
c. Fuse cut out
20
Kondisi fuse/cut out kapasitor
Kondisi clamp fuse cut out d. Sambungan/klem/jumper
Kondisi mur baut-mur baut sambungan kapasitor
Kondisi rel bar sambungan antar unit kapasitor
Kondisi jumper antar capasitor
Kondisi sambungan rangkaian kapasitor ke CT/CVT
Kondisi sambungan pentanahan e. Mechanical Structure
Kondisi isolator support
Kondisi serandang 2.6.2 In Service Measurement
In service measurement adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan pada saat kapasitor sedang dalam keadaan bertegangan/operasi. Pengukuran suhu pada kapasitor dapat dilakukan dengan perangkat IR thermometer dan IR thermography.
Tujuan pengukuran suhu ialah untuk memantau kondisi kapasitor saat beroperasi.
Pola temperatur akan terlihat pada bagian-bagian kapasitor yang di monitor sehingga akan dapat dilihat bagian mana pada sub sistem kapasitor tersebut yang mengalami overheat atau penyimpangan lainnya. Dari hasil tersebut akan dievaluasi kembali apa permasalahan yang terjadi pada bagian tersebut, sehingga kerusakan yang fatal dapat dihindarkan. Bagian-bagian kapasitor yang perlu diukur suhunya adalah sebagai berikut:
Bodi unit kapasitor (1)
Bushing (2)
Klem konduktor bushing (3)
Klem-klem sambungan (4)
Fuse link (5)
Rel pengumpul arus (6)
21
Gambar 2.11 Bagian yang dilakukan Pengukuran Suhu pada Kapasitor
2.6.3 Shutdown Testing/Measurement
Shutdown testing/measurement adalah pekerjaan pengujian/pengukuran yang dilakukan pada saat kapasitor dalam keadaan tidak beroperasi. Pekerjaan ini dilakukan pada saat pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi ketidaknormalan.
Perhatian:
Pastikan kapasitor telah terdischarge secara sempurna dan hubung singkatkan dan tanahkan sebelum melakukan pekerjaan apapun pada bank kapasitor!
Setelah pekerjaan pengujian/pengukuran selesai, pastikan seluruh baut, mur dan terminal telah terpasang dengan torsi yang tepat.
2.6.4 Pengukuran Tahanan Isolasi Kapasitor
Pengukuran tahanan isolasi pada kapasitor hanya khusus dilakukan untuk kapasitor yang terisolasi terhadap ground/body. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengujian ini adalah besarnya tegangan uji tidak boleh melebihi tegangan nominal kapasitor seperti yang tertera pada name platenya. Peralatan uji yang digunakan sama seperti peralatan uji tahanan isolasi standar. Penerapan pengujian dilakukan per bank/rangkaian/phasa, sedangkan jika terindikasi adanya
22
kelainan, maka identifikasi selanjutnya harus dilakukan pengujian pada tiap unitnya.
Durasi pengujian tahanan isolasi kapasitor adalah 1 menit secara kontinyu tidak terputus.
2.6.5 Pengukuran Resistansi AC Kapasitor
Pengukuran resistansi AC kapasitor dilakukan baik pada kapasitor dengan jenis yang terisolasi terhadap ground/body maupun pada kapasitor yang tersambung ke ground di salah satu sisi terminalnya. Pelaksanaan pengukuran menggunakan RLC meter. Penerapan pengujian dilakukan per bank/rangkaian/phasa, sedangkan jika terindikasi adanya kelainan, maka identifikasi selanjutnya harus dilakukan pengukuran pada tiap unitnya. Teknik pengukuran resistansi pada kapasitor dapat juga dilakukan dengan memakai sumber tegangan 220 V 50 Hz, dengan mengukur nilai arus dan sudut phasa VI sehingga akan dapat dihitung besarnya nilai resistansi AC.
2.6.6 Pengujian Kapasitansi Kapasitor
Pengukuran nilai kapasitansi pada kapasitor dilakukan baik pada kapasitor dengan jenis yang terisolasi terhadap ground/body maupun pada kapasitor yang tersambung ke ground di salah satu sisi terminalnya. Pelaksanaan pengukuran menggunakan RLC meter. Pengukuran dilakukan per-unit kapasitor. Teknik pengukuran kapasitansi pada kapasitor dapat juga dilakukan dengan memakai sumber tegangan 220 V 50 Hz, dengan mengukur nilai arus dan sudut phasa V-I sehingga akan dapat dihitung besarnya nilai kapasitansinya.
2.6.7 Pengujian Dissipation Factor (Tangen Delta)
Pengukuran nilai kapasitansi pada kapasitor dilakukan baik pada kapasitor dengan jenis yang terisolasi terhadap ground/body maupun pada kapasitor yang tersambung ke ground di salah satu sisi terminalnya. Pelaksanaan pengukuran menggunakan tangen delta meter. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengujian ini adalah besarnya tegangan uji tidak boleh melebihi tegangan nominal kapasitor seperti yang tertera pada name platenya.
23 2.7 Shutdown Treatment
Shutdown treatment adalah pekerjaan dilakukan untuk memperbaiki anomali yang ditemukan pada saat in service inspection/measurement atau menindaklajuti hasil shutdown testing/measurement. Pelaksanaan treatment meliputi unit kapasitor secara individu maupun dalam satu kesatuan (bank)
Tabel 2.1 Shutdown Treatment pada Kapasitor
NO
Bagian peralatan
yang diperiksa
Cara pemeliharaan Standar hasil
1 Body Kapasitor
Membersihkan body
kapasitor terhadap debu dan kotoran.
Mengecat ulang body kapasitor jika terindikasi berkarat
Bersih
Tidak karatan
2
Bushing Kapasitor
Membersihkan keramik insulator terhadap polutan.
Merekondisi kualitas permukaan keramik insulator jika terindikasi flex/pecah
dengan menggunakan
insulator varnish
Bersih
Tidak cacat
3 Unit Mengganti unit kapasitor Nilai kapasitansi
24
Kapasitor yang nilainkapasitansinya menyimpang dari nameplate (sesuai rekomendasi pabrikan).
sesuai name plate.
4 Klem Sambungan
Membersihkan klem
sambungan termasuk baut pengikatnya terhadap polutan dan karat.
Melaksanakan penggantian klem jika diperlukan Memeriksa kekuatan ikatan klem
Bersih, dan tidak berkarat, antar sambungan dilapisi dengan electrical jointing compund (contact grease)
Terikat dengan kencang
5 Konduktor sambungan antar unit kapasitor
Memeriksa kondisi stranded konduktor terpasang terhadap potensi karat dan ganti jika terindikasi berkarat/putus salah satu urat atau lebih
Tidak berkarat
6 Rangka bank kapasitor
Membersihkan body
penyangga terhadap polutan dan karat
Mengecat ulang body
Bersih
Tidak berkarat
25
penyangga jika terindikasi berkarat
7
Isolator penyangga rangka bank kapasitor
Membersihkan body isolator terhadap polutan dan rekondisi permukaan insulator dengan insulating varnish/ceramic sealer.
Mengecat ulang besi pemegang isolator jika terindikasi berkarat
Memeriksa kawat pentanahan Memperbaiki tahanan pentanahan jika hasil ukur melebihi standar
Bersih dan permukaan insulator rata/halus
Tidak berkarat Tidak
berkarat/putus dan kencang
Tahanan pentanahan < 1 Ω
26 BAB III
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
3.1 Kegiatan Kerja Praktek
Kegiatan Kerja Praktek dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2019 sampai dengan 10 juli 2019 di PT.PLN (Persero) UPT BALI ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara, Jalan Raya Abian Base N0. 25, Kapal, Mengwi, Kabupaten Badung. Minggu pertama, kegiatan yang dilakukan adalah pertemuan dengan karyawan gardu induk kapal untuk menyelesaikan adminitrasi praktek kerja lapangan serta pemberitahuan informasi, prosedur yang diperlukan selama kegiatan berlangsung, melakukan diskusi mengenai topik kerja praktek, dan melakukan ceklist harian peralatan gardu induk kapal.
Kegiatan pada minggu kedua yaitu melakukan ceklist harian peralatan pada gardu induk kapal, melakukan pemeliharaan gangguan akibat layang – layang pada jalur transmisi Kapal – Celukan Bawang dan melakukan thermovision pada jalur transmisi Kapal – Gianyar 2.
Kegiatan pada minggu ketiga dan keempat kegiatan lebih terfokus pada topik yang akan dibahas dan mulai mengumpulkan data – data penunjang yaitu mengenai pemeliharaan kapasitor bank.
Hari terakhir kerja praktek melakukan perpisahan dengan karyawan serta rekan kerja praktek di PT.PLN (Persero) UPT BALI ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara.
27 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 kapasitor bank pada Gardu Induk Kapal
Kapasitor bank adalah peralatan listrikuntuk meningkatkan power factor (PF) yang akan mempengaruhi besarnya arus (Ampere). Biasanya rating kapasitor daya dapat ditentukan setelah didapat data-data dari peralatan listrik, kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan rating kapasitor tersebut. Besarnya kompensasi daya reaktif dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah ini :
Qc =P (tan φ 1 –tan φ 2)...(4.1) Keterangan : Qc = Besarnya kompensasi kapasitor daya (kVAR)P= Daya aktif atau beban listrik (kW) Tan φ 1 =Diperoleh dari faktor daya listrik / Cos φ awal Tan φ 2 = Diperoleh dari faktor daya listrik / Cos φ yang diinginkan Seperti kita ketahui bahwa harga Cos φ adalah mulai dari 0 s/d 1. Berarti kondisi terbaik yaitu pada saat harga P (kW) maksimum [ P (kW) = S (kVA) ] atau harga cos r = 1 dan ini disebut juga dengan cos r yang terbaik. berikut adalah single line diagram 20 kV di Gardu Induk Kapal
Gambar 4.1 Single Line Diagram 20 kV Gardu Induk Kapal
28
Kapasitor bank di PT.PLN (Persero) UPT BALI ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Bali Utara memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Gambar 4.2 Nameplate Kapasitor Bank
Merk : COOPER POWER SYSTEM
Type : EX - 7L SINGLE PHASE CAPACITOR
Serial Number : 12UTGO4854
Crtd : 7.07µF
Cact : 7.25µF
DEV : + 2.5
S/p : 8 / 2
Catalog Number : CEP12029A1 : 600 KVAR : 16431 VOLTS : 50 Hz
Ui : 50 / 125 kV
Temp/ CAT : - 40/B
29
Contains Fuses : NO
Manufacture Date : 6 / 2012
Berdasarkan standar buku pedoman kapasitor PT PLN (persero) untuk kapasitor baru dapat dinyatakan dalam kondisi baik bila nilai hasil uji tahanan isolasi kurang dari 1 MΩ / kV sedangkan kapasitor yang sudah beroperasi, interpretasi hasil uji tahanan isolasinya sebagai berikut
Tabel 4.1 Interpretasi hasil uji Tahanan Isolasi pada Kapasitor
1 Unit/Bank Kapasitor
> 1 MΩ / kV
atau sesuai referensi pabrikan
< 1 MΩ / kV
atau sesuai referensi pabrikan
~ 0 M-Ω
Normal
Bersihkan permukaan bushing, lapisi permukaan keramik yang cacat dengan insulator varnish
Ganti dengan spare
4.2 Pengujian Tahanan Isolasi Unit/Bank Kapasitor
Pengujian tahanan isolasi dilakukan pada bank kapasitor. Bila ditemukan penyimpangan hasil pengujian terhadap referensi pabrikan atau standar (lihat tabel dibawah), penguji andi lakukan per unit kapasitor pada bank kapasitor yang diduga mengalami kerusakan tesebut.
30
berikut adalah hasil pengujian tahanan isolasi pada kapasitor bank di Gardu Induk Kapal.
Tabel 4.2 Hasil Pengujian/Pengukuran Tahanan Isolasi pada PMT Bay Kapasitor Bank URAIAN
PENGUKUR AN
KETERANGA N
ACUAN/
STANDAR D
DATA SEBELUMNYA DATA SAAT INI
R S T R S T
A. TAHANAN ISOLASI
VDE (catalogue
228/4) 1kV = 1MΩ
800 600 500 700 650 550
1 Atas-bawah Tegangan uji
80000 45000 35000 75000 35000 30000
2 Atas-tengah 76000 30000 40000 30000 27000 40000
3 Tengah- bawah 4 Support
Isolator
1kV Alat ukur
tahanan isolasi
Merk/Type MEGABRASS MEGABRASS
Nomor Seri M05060x M05060x
Berdasarkan data hasil pengujian yang telah didapatkan dan menurut standar buku pedoman kapasitor PT PLN (persero), maka pada pengujian tahanan isolasi pada kapasitor 150 kV menunjukan kondisi isolasi kapasitor dalam keadaan baik. Penggantian isolasi dilakukan jika nilainya ~ 0 M-Ω yang mengindikasikan bahwa isolasi dalam keadaan buruk disebabkan oleh beberapa faktor seperti terkontaminasi oleh kelembaban pencemaran atau adanya pemburukan pada sistim isolasi kapasitor. Isolasi yang buruk akan menyebabkan kegagalan unjuk kerja pada kapasitor dan juga bisa menyebabkan kerusakan.
31 BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Berdasarkan hasil pengujian tahanan isolasi pada PMT Bay Kapasitor di Gardu Induk Kapal, Bali, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Kondisi isolasi kapasitor 150 kV dalam kondisi yang baik. Penggantian isolasi dilakukan jika nilai ~ 0 M-Ω
2. Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran (kabel) yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran dengan tanah (ground). Pengukuran tahanan isolasi digunakan untuk memeriksa status isolasi rangkaian dan perlengkapan listrik, sebagai dasar pengendalian keselamatan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur atau menguji tahanan isolasi suatu kabel adalah Megger (MegaOhm).
3. Pengujian tahanan isolasi dilakukan pada bank kapasitor. Bila ditemukan penyimpanganhasil pengujian terhadapreferensi pabrikanatau standar pengujian dilakukan per unit kapasitor pada bank kapasitor yang diduga mengalami kerusakan..
5.2 Saran
Pemeliharaan pada Kapasitor khususnya dalam pengujian tahanan isolasi sebaiknya dilaksanakan dalam kurun waktu lebih singkat agar kondisi dari isolasi Kapasitor lebih terpantau sehingga penanganan akan lebih cepat diberikan jika kondisi isolasi Kapasitor memburuk
32
DAFTAR PUSTAKA
Pola Proteksi Kapasitor, UDIKLAT Semarang
http://121.100.16.220/webtjbtb/wp-content/uploads/perpustakaan/Buku Proteksi
Capacitor units and banks, ABB
https://new.abb.com/high-voltage/capacitors/hv Reactive Power and Capacitor Application, ABB
https://new.abb.com/high-voltage/capacitors
Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik SKDIR 114.K/DIR/2010 Kapasitor No.Dokumen: 04-22/HARLUR- PST/2009.
https://www.academia.edu/31854220/Buku_Pedoman_Kapasitor_Final
33
LAMPIRAN
34 Lampiran 1. Single Line Diagram GI Kapal
Lampiran 2. Inspeksi Visual Harian Peralatan Gardu Induk Kapal
35 Lampiran 3. Pengujian Kapasitor
Lampiran 4. Thermovision Transmission Line Kapal – Gianyar 2
36 Lampiran 5. Pelepasan Isolator
Lampiran 6. Pemeliharaan Transformator Tenaga I 150 kV