PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR PADA PT.MAXPOWER INDONSEIA
Laporan Kerja Praktek
OLEH : Muhammad Yunus
19.403020.09
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR PADA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
OLEH : Muhammad Yunus
19.403020.09
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Laporan Kerja Praktek:
PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR PADA PT.
MAXPOWER INDONSEIA Ditulis oleh:
ANDIKA 20.403020.40
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing Pada tanggal:
Dosen pembimbing KP Pembimbing Lapangan
Abdul Muis Prasetia, S.T., M.T. Erik Pramana, S.T.
NIDN. 0003018705 NIK. N0512394
Wakil Dekan Ketua Program Studi
Fakultas Teknik Teknik Elektro
Dr. Syahfrizal tachfulloh, S.T., M.T. Achmad Budiman, S.T., M.T.
NIP : 198006172012121002 NIDN : 1111057701
LEMBAR VALIDASI
Judul Laporan Kerja Praktek:
PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR PADA PT.
MAXPOWER INDONSEIA Ditulis oleh:
ANDIKA 20.403020.44
Wakil Dekan Fakultas Teknik
Dr. Syahfrizal tachfulloh, S.T., M.T
NIP : 198006172012121002 ………..
Ketua Jurusan Teknik Elektro Achmad Budiman, S.T., M.T NIDN : 1111057701
Dosen Pembimbing
Abdul Muis Prasetia, S.T., M.T.
NIDN. 0003018705
………..
……….
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat taufik dan hidayah serta inayahnya laporan kerja praktek ini terselesaikan tepat pada waktunya sehingga kewajiban saya sebagai mahasiswa terhadanp mata kuliah Kerja Praktik dapat tertunaikan. Tidak lupa shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman jahiliyah menuju kezaman yang penuh dengan teknologi saat ini.
Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini baik secara langsung maupun tidak langsung mulai dari pihak keluarga yang telah member saya dukungan penuh untuk semangat kuliah dan melaksanakan Kerja Praktek dan juga Berbagai pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan Kerja Praktek ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang setulusnya kepada : 1. Ayah, Ibu dan saudara serta keluarga penulis yang telah memberikan
dukungan moril dan materil beserta doanya selama melaksakan kegiatan Kerja Praktek.
2. Bapak Erik Pramana selaku ERT Coordinator PT. Maxpower Indonesia.
3. Bapak Agustinus Hutapea selaku HSESS Representative PT. Maxpower Indonesia.
4. Bapak Achmad Budiman, S.T., M.T selaku Ketu Program Studi Teknik Elektro Universitas Borneo Tarakan.
5. Bapak Abdul Muis Prasetia, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing kerja pratek (KP) dan sebagai pembimbing penyusunan laporan kerja praktek.
6. Seluruh Staf PT. Maxpower Indonesia yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu yang telah membantu segala keperluan penulis selama mengikuti kegiatan kerja praktek lapangan sehingga dapat terselesaikan secara lancar beserta penulisan laporannya.
Saya selaku penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja di dalam penulisan laporan
Kerja praktek ini, saya sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata , oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis butuhkan agar kedepannya penulis dapat membuat membuat laporan yang lebih baik lagi.
Tarakan, 7 Oktober 2023
Andika
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... 1
DAFTAR ISI ... 3
BAB I...1
PENDAHULUAN...1
BAB II...37
TINJAUAN PUSTAKA ... BAB III...37
METODE PENELITIAN ... BAB IV...37
ANALISA DATA...37
BAB V ...ix
KESIMPULAN ... ix
DAFTAR PUSTAKA ... ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Listrik merupakan sumber kehidupan bagi kita, diera globalisasi seperti ini peran listrik sangat penting bagi kehidupan sehari-hari, kesejahteraan dan kebutuhan manusia yang semakin meningkat disegala bidang baik di daerah perkotaan maupun didaerah pedesaan. Hal ini disebabkan karena tenaga listrik mudah untuk ditransfortasikan dan dikonversikan kedalam bentuk tenaga yang lain. Penyediaan tenaga listrik yang stabil dan kontinyu merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik. Berdasarkan Standar Perusahaan Negara (SPLN), sistem dapat dikatakan efektif bila drof tegangannya tidak melebihi + 5 % dan – 10 % dari teganggan nominal rugi-rugi daya serta dari daya yang disalurkan.
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. (Zuhal dan Zanggischan, 2004). Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya, dengan frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis (Wijaya, 2000). Trafo atau transformator adalah alat yang dibuat dari gulungan kawat yang fungsinya memindahkan tenaga dari bagian input yaitu gulungan primer ke bagian outputnya yaitu gulungan sekundernya. (Wahyudi, 2018). Trafo adalah perangkat yang mengubah daya listrik AC pada satu level tegangan menjadi AC tenaga listrik pada level tegangan lain melalui aksi medan magnet.
Terdiri dari dua atau lebih gulungan kawat yang melilit pada inti besi. (Chapman, 2005).
Penyaluran tenaga listrik membutuhkan jaringan transmisi maupun distribusi, transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal dan secara terus menerus. Peralatan utama yaitu transformator biasanya terletak pada Gardu
Induk dan Gardu Distribusi. Transformator adalah peralatan listrik yang digunakan sebagai alat penaik tegangan (step up transformer) dan penurun tegangan (step down transformer) agar tegangan yang dipakai sesuai dengan rating peralatan pelanggan atau beban pada umumnya. Dikarenakan trasformator merupakan peralatan yang mahal, diusahakan agar peralatan ini memiliki umur penggunaan yang Panjang.
Perubahan dan peningkatan pada trafo yang sudah mengalami pembebanan yang berlebihan mengakibatkan peningkatan suhu trafo yang berlebihan bahkan bisa sampai melewati batas toleransi yang ada dapat mengakibatkan kerusakan dan terbakarnya trafo serta turunya kinerja trafo. Pemeliharaan perlu dilakukan secara rutin agar trafo bisa bekerja sesuai dengan masa pemakaian maksimum.
Jika operasi ini masih berlangsung dan tidak diperkirakan atau tidak diatasi, suatu 2 waktu komponen-komponen trafo akan sampai pada batas ketahanan dan nilai keamanan yang diizinkan. Pada akhirnya terjadi gangguan akibat kerusakan trafo secara tibatiba seperti trafo yang terbakar atau meledak.
Untuk menjaga kontinunitas operasi transformator, maka pada transformator dilengkapi minyak. Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan sebagai isolasi dan pendingin pada transformator. Sebagai bahan isolasi minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan tegangan tembus, sedangkan sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas yang ditimbulkan, sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu melindungi transformator dari gangguan. Oleh karena itu agar sistem tenaga listrik dapat berjalan dengan baik dan handal maka keberadaan transformator harus dijaga dari gangguan khususnya yang diakibatkan oleh minyak isolasi.Karena minyak transformator mempunyai sifat sebagai media pemisah panas (disikulasi) dan juga berfungsi sebagai isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga sebagai media pendingin dan isolasi.Salah satufaktor yang menyebabkan menurunnya mutu dan ketersediaan pelayanan daya listrik adalah gangguan terhadap minyak transformator.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas maka penulis merumuskan di dalam kerja praktek ini sebagai berikut:
1. Bagaimana cara Pemeliharaan Transformator sehingga tidak terjadi kerusakan yang mengakibatkan terjadinya pemadaman dan kerugian.
2. Apa saja jenis perawatan transformator yang dapat dilakukan agar transformator dapat bekerja dengan baik.
1.3. Batasan masalah
Adapun batasan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hanya membahas mengenai Trasnformator pada PT. Max Power Indonesia.
2. Hanya membahas mengenai perawatan Trasnformator pada PT. Max Power Indonesia
3. Data yang menjadi acuan hanyalah data dari tanggal 18 Oktober- 18 Desember 2022.
1.4. Tujuan Kerja praktek
1. Untuk mengetahui cara pemeliharaan transformator sehingga terhindar dari kerusakan.
2. Mengetahui jenis perawatan yang dapat di lakukan agar transformator dapat bekerja dengan baik.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui langsung bagian – bagian pada Transformator PT. Max Power Indonesia.
2. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang dunia kerja yang sesungguhnya.
3. Memberikan tambahan ilmu khususnya pada Transformator PT. Max Power Indonesia.
4. Memberikan tambahan pengetahuan langsung tentang kelistrikandi PT. Max Power Indonesia.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan dalam penyusunan laporan kerja praktek lapangan ini adalah:
1. Bab I Pendahuluan: Latar Belakang, perumusan masalah, tujuan kerja praktek, batasan masalah, manfaat kerja praktek, dan sistematika penulisan.
2. Bab II Data Umum Perusahaan: Tinjauan umum perusahaan, lingkup pekerjaan perusahaan, dan lingkup pekerjaan yang dilakukan.
3. Bab III Metodologipenelitian: Waktu dan tempat pelaksanaan, formulasi tujuan & permasalahan, dan Flowchart alur kerja praktek.
4. Bab IV Analisa Data: Analisa Data.
5. Bab V Penutup: Kesimpulan dan saran.
6. Daftar Pustaka dan Lampiran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Visi dan Misi Perusahaan a. Visi
Untuk menyediakan energy yang terdesentralisasi dengan bersih, efesien, dan cepat melalui penjualan peralatan penghasil energy, dan penyedian proyek dan layanan “Build Own Transfer” dan “Independent Power”.
b. Misi
Untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat akan energi yang berkelanjutan dan terdesentralisasi di seluruh wilayah serta menyediakan layanan yang disediakan secara khusus untuk pelanggan kami.
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan
Gambar 2.1 Logo PT. Maxpower Indonesia
Maxpower Group adalah terkemuka spesialis gas-to-kekuatan Asia Tenggara. Kami memberikan daya bersih, terukur dan terjangkau untuk daerah terpencil dan di bawah-dipasok dari Indonesia dan Myanmar di kali rekor, dan memberikan layanan kepada operasi listrik berbahan bakar gas di Asia Tenggara.
Maxpower Group mengembangkan, memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik berbahan bakar gas di Indonesia dan Myanmar dan merupakan distributor terbesar kedua peralatan listrik General Electric Jenbacher di dunia, dengan lebih dari 1.000 MW dari unit dipasang di Indonesia, Singapura dan Thailand.
Perusahaan ini didirikan di Singapura dan berkantor pusat di Jakarta.
Dengan tim kuat 650 teknisi terampil, maxpower Grup dapat memanfaatkan semua peluang investasi di sepanjang rantai nilai listrik dari penjualan peralatan, manajemen konstruksi dan pemeliharaan untuk proyek pembangunan dan kepemilikan aset melalui divisi gratis nya Maxpower pengembang, pemilik dan operator pembangkit listrik berbahan bakar gas kecil dan menengah di Asia Tenggara. Navigat Energy: distributor dan servis agen terbesar mesin General Electric Jenbacher di Asia. Target pasar utama maxpower adalah Indonesia di mana pertumbuhan dan potensi pembangkit listrik didistribusikan adalah salah satu yang terbesar di dunia. Indonesia dan pasar negara berkembang lainnya di kawasan itu. Berada dalam kebutuhan daya terjangkau, cepat dan terukur untuk mendukung pertumbuhan di wilayah ini dan untuk meningkatkan elektrifikasi rasio ini.
Maxpower terutama berfokus pada gas dipecat pembangkit listrik didukung oleh permintaan yang kuat di gas pembangkit listrik tenaga kapasitas yang dihasilkan di wilayah tersebut. pembangkit listrik didistribusikan kami akan mendukung permintaan untuk listrik serta penggantian pembangkit listrik tenaga diesel berbahan bakar mahal yang ada.
Kunci keunggulan kompetitif maxpower yang membedakan dari pesaingnya adalah kemampuan dan kecepatan di mana kita dapat memberikan "Fast Power" untuk pelanggan kami. Dengan teknik di-rumah, manajemen kami proyek dan tim konstruksi dan kemitraan strategis dengan Standard Chartered dan investor lokal kami memberikan apa yang perlu pasar negara berkembang; kecil dan menengah solusi tenaga cepat berukuran.
Dalam melakukannya, kami bekerja sama dengan pelanggan kami dan mitra bisnis untuk memastikan solusi energi yang tepat disampaikan Efisien, Efektif dan "Cepat".
2.3 Struktur Organisasi
Menciptakan suasana kerja yang serasi dan selaras berdampak baik pada produktifitas para karyawan dan pekerjanya, oleh karena itu dibutuhkan suatu struktur organisasi yang tersusun baik serta peran dan fungsi yang jelas dari setiap bagian struktur organisasi tersebut. Struktur organisasi yang PT. Max Power Indonesia adalah bentuk organisasi garis, karyawan dengan keahlian dan tugas yang berlainan sehingga membutuhkan koordinasi yang baik untuk menghasilkan kerja yang efektif dan produktifitas yang maksimal. Keuntungan lain dari struktur organisasi ini adalah disiplin kerja yang tinggi akan menjamin kesatuan pimpinan dalam menjalankan usahanya. Berikut pada gambar 2.2 merupakan bagan struktur organisasi dari PT. Max Power Indonesia
Gambar 2.2 struktur organisasi PT. Max Power Indonesia 2.4 Jadwal Kerja
Jadwal kerja tetap PT. Max Power Indonesia dibagi atas dua kelompok yaitu 1. Group Opration :
a. Shift Pagi jam kerja 07.00 – 19.30
b. Sift Malam jam kerja 19.00 – 07.30 2. Group Maintenance Non shift jam kerja 08.00 – 17.00
2.5 Kebijakan Mutu, Kessehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan Hidup
Menajemen puncak Max Power Berkomitmen dan Memberdayakan Seluruh Karyawan untuk :
1. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan dengan jelas memahami kebutuhan stakeholder baik internal maupun eksternal, dan menyediakan sistem manajemen yang memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Melakukan pencegahan terhadap segala bentuk kecelakaan dan insiden dengan mengintegrasikan manajemen mutu, kesehatan, keselamatan, dan lingkungan ke dalam proses bisnis dan praktik pengambilan keputusan, 3. Mematuhi semua obligasi yang berlaku dan persyaratan lainnya.
4. Menyadarii bahwa keselamatan adalah tanggung jawab setiap orang dan berpartisipasi aktif didalamnya.
5. Berusaha keras disetiap proyek dan semua jasa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
6. Melindungi semua kegiatan perusahaan dengan tujuan mengurangi dan melakukan mitigasi dari efek yang membahayakan yang terjadi pada lingkungan.
7. Mensosialisasikan menjalankan dan mengevaluasi sistem manajemen QSHE dan kinerjanya sebagai komitmen untuk melakukan perbaikan berkelanjutan perusahaan.
8. Semua pemangku kepentingan termasuk manajemen dan karyawan wajib untuk menjalankan sistem manajemen QSHE secara benar dan komprehensif dan menjalankan kebijakan QSHE secara serius dan konsisten di setiap unit kerja.
Kebijakan ini dikomunikasikan dan dipahami oleh semua dalam organisasi dan ditinjau ulang secara periodic guna memperbaiki yang berkelanjutan dan diterapkan oleh organisasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Kerja Praktek
Kerja praktek dilaksanakan selama satu bulan dimulai sejak tanggal 18 Oktober hingga 18 November 2022 di PT. Maxpower Indonesia. Jadwal kerja praktek lapangan dari hari senin sampai Jum’at mulai pukul 08.00-17.00 dan untuk hari sabtu dan minggu off day.
3.2 Formulasi Tujuan dan Permasalahan Studi Literatur
Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan pada PT. Maxpower Indonesia. Studi literatur yang dilakukan penulis adalah melakukan pencarian terhadap berbagai sumber tertulis baik berupa buku-buku, arsip, artikel/jurnal atau dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan yang dikaji, referensi tersebut memuat hal-hal seperti berikut:
1. Untuk meningkatkan reliability, availability, dan effiency.
2. Mengurangi risiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan di PT.
Maxpower Indonesia.
3. Meningkatkan safety peralatan.
4. Untuk memperpanjang umur peralatan.
3.3 Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam praktek lapangan adalah pengamatan di lapangan, wawancara, praktek langsung, dan telaah pustaka.
1. Studi Literatur
Langkah ini dilakukan dengan mempelajari dan memahami berbagai sumber (jurnal, buku, dll) mengenai perawatan Traansformator di PT.
Maxpower Indonesia.
2. Wawancara dan Diskusi
Wawancara dilakukan sebagai upaya pengumpulan informasi dan data yang berhubungan dengan aspek-aspek yang dipelajari. Wawancara ini dilakukan terhadap Pembimbing Lapangan dan Operator yang sedang bertugas.
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati langsung kinerja dan kondisi Trafo saat beroperasi.
4. Dokumentasi
Mengumpulkan segala bentuk dokumen yang berkaitan dengan Trafo dan sistem proteksi yang digunakan pada Trafo.
5. Penulisan Laporan Akhir
Setelah data yang diperlukan telah diperoleh maka penulis segera menyelesaikan penulisan laporan akhir.
3.4 Flowchart Alur Kerja Praktek
Gambar 3.1 Flowchart 3.4 Dasar Teori
1. Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. (Zuhal dan Zanggischan, 2004: 631). Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya, dengan frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis (Wijaya, 2000: 59). Trafo atau transformator adalah alat yang dibuat dari gulungan kawat yang fungsinya memindahkan tenaga dari bagian input yaitu
gulungan primer ke bagian outputnya yaitu gulungan sekundernya. (Wahyudi, 2018: 74). Trafo adalah perangkat yang mengubah daya listrik AC pada satu level tegangan menjadi AC tenaga listrik pada level tegangan lain melalui aksi medan magnet. Terdiri dari dua atau lebih gulungan kawat yang melilit pada inti besi.
(Chapman, 2005: 65). Dari pengertian-pengertian transformator diatas, dapat disimpulkan bahwa transformator merupakan suatu tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebalikya. Dengan kata lain transformator berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik.
2. Komponen-Komponen Trafo
a. Inti besi Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, magnetik yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempenganlempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugirugi besi).
b. Kumparan Trafo Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
c. Minyak Trafo Minyak isolasi pada trafo berfungsi sebagai media isolasi, pendingin dan pelindung belitan dari oksidasi. Minyak isolasi trafo merupakan minyak mineral yang secara umum terbagi menjadi tiga jenis, yaitu parafinik, napthanik dan aromatic.
d. Bushing Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan jaringan luar. Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan body main tank trafo.
e. Tangki Konservator Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo yang ditempatkan di dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin (cooling fin) yang berfungsi memperluas permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator (Aprianto, 2010).
f. Pendingin Trafo Suhu pada trafo yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh kualitas tegangan jaringan, rugi-rugi pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan. Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada trafo. Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat diperlukan.
g. Tap Changer Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah satu hal yang dinilai sebagai kualitas tegangan. Trafo dituntut memiliki nilai tegangan output yang stabil sedangkan besarnya tegangan input tidak selalu sama. Dengan mengubah banyaknya belitan sehingga dapat merubah rasio antara belitan primer dan sekunder dan dengan demikian tegangan output/
sekunder pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem berapapun tegangan input/primernya. Penyesuaian ratio belitan ini disebut Tap changer.
h. Alat Pernafasan (Dehydrating Breather) Pada konservator ini permukaan minyak diusahakan tidak boleh bersinggungan dengan udara, karena kelembaban udara yang mengandung uap air akan mengkontaminasi minyak walaupun proses pengkontaminasinya berlangsung cukup lama. Untuk
mengatasi hal tersebut, udara yang masuk kedalam tangki konservator pada saat minyak menjadi dingin memerlukan suatu media penghisap kelembaban, yang digunakan biasanya adalah silica gel.
3. Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjamin kontinyunitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan.
Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah pada sistem isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi keras (padat) dan isolasi minyak (cair). Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat bagus, dari demikian isolasi merupakan bagian yang terpenting dan sangat menentukan umur dari peralatan. Untuk itu kita harus memperhatikan / memelihara sistem isolasi sebaik mungkin, baik terhadap isolasinya maupun penyebab kerusakan isolasi.
Dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi kita membedakan antara pemeriksaan / monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam keadaan operasi dan memelihara (kalibrasi / pengujian, koreksi / resetting serta memperbaiki / membersihkan ) dalam keadaan padam.
Pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh operator atau petugas patrol setiap hari dengan sistem check list atau catatan saja. Sedangkan pemeliharaan harus dilaksanakan oleh regu pemeliharaan.
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan sebagai antung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bisa terus menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja keras dari suatu transformator seperti itu maka cara
pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena itu transformator harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar, baik dan tepat.
Untuk itu regu pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian transformator dan bagian-bagian mana yang perlu diawasi melebihi bagian yang lainnya.
BAB IV ANALISA DATA
4.1 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
FMEA merupakan suatu metode untuk menganalisa penyebab kegagalan pada suatu peralatan. Pada buku pedoman pemeliharaan ini FMEA menjadi dasar untuk menentukan komponen-komponen yang akan diperiksa dan dipeliharaan.
FMEA atau Failure Modes Effects Analysis dibuat dengan cara :
• Mendifinisikan sistem (peralatan) dan fungsinya
• Menentukan sub sistem dan fungsi tiap subsistem
• Menentukan functional failure tiap subsistem
• Menentukan failure mode tiap subsistem
4.2.1 Mendefinisikan Sistem (peralatan) dan Fungsinya
Mendefinisikan kumpulan komponen yang secara bersama-sama bekerja membentuk satu fungsi atau lebih.
4.2.2 Menentukan Sub Sistem dan Fungsi Tiap Subsistem
Mendefinisikan peralatan dan komponen yang bersama-sama membentuk satu fungsi. Dari fungsinya subsistem berupa unit yang berdiri sendiri dalam suatu system.
4.2.3 Menentukan Functional Failure Tiap Subsistem
Functional Failure adalah ketidakmampuan suatu asset untuk dapat bekerja sesuai fungsinya berdasarkan standar unjuk kerja yang dapat diterima pemakai.
4.2 FMEA Trafo
37
Didalam FMEA trafo terdiri dari subsistem trafo, Functional Failure pada trafo, Failure Mode pada trafo. FMECA (Failure mode and effect critical analysis) merupakan metoda untuk mengetahui resiko kegagalan sebuah subsistem pada sebuah sistem peralatan. Dengan mengkombinasikan data gangguan dengan FMEA maka akan diketahui peluang-peluang kegagalan pada setiap sub sistem dalam FMEA. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam menerapkan metoda pemeliharaan yang optimal dengan tingkat kegagalan yang bervariasi.
4.3.1 Pedoman Pemeliharaan 4.3.1.1 In Service Inspection
In Service inspection adalah kegiatan inspeksi yang dilakukan pada saat transformator dalam kondisi bertegangan / operasi. Tujuan dilakukannya in service inspection adalah untuk mendeteksi secara dini ketidaknormalan yang mungkin terjadi didalam trafo tanpa melakukan pemadaman.
Subsistem trafo yang dilakukan in service inspection adalah sebagai berikut:
• Bushing
• Pendingin
• Pernafasan
• Sistem kontrol dan proteksi
• Meter suhu / temperature
38
• Belitan
• NGR – Neutral grounding Resistor
• Fire Protection
4.3.1.2 In Service Measurement
In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran / pengujian yang dilakukan pada saat transformator sedang dalam keadaan bertegangan / operasi (in service). Tujuan dilakukannya in service measurement adalah untuk mengetahui kondisi trafo lebih dalam tanpa melakukan pemadaman.
4.3.1.3 Treatment
Treatment merupakan tindakan korektif yang dilakukan berdasrkan hasil in service inspection, in service measurement, shutdown measurement dan shutdown function check.
4.3.1.4.1 Purification / Filter
Proses purification / filter ini dilakukan apabila berdasarkan hasil kualitas minyak diketahui bahwa pengujian kadar air dan tegangan tembus berada pada kondisi buruk.
4.3.1.4.2 Reklamasi
Hampir sama dengan proses purification / filter, proses reklamasi dilengkapi dengan melewatkan minyak pada fuller earth yang berfungsi untuk menyerap asam dan produk-produk oksidasi pada minyak. Reklamasi dilakukan apabila berdasarkan hasil kualitas minyak diketahui bahwa pengujian kadar asam berada pada kondisi buruk.
4.3.1.4.3 Ganti minyak
Penggantian minyak dilakukan berdasarkan rekomendasi hasil pengujian kualitas minyak dan diperhitungkan secara ekonomis.
Gambar 4.2 Pengisian minyak 4.3.1.4.4 Cleaning
Merupakan pekerjaan untuk membersihkan bagian peralatan / komponen yang kotor. Kotornya permukaan peralatan listrik khususnya pada instalasi tegangan tinggi dapat mengakibatkan terjadinya flash over pada saat operasi atau mengganggu konektivitas pada saat pengukuran. Adapun alat kerja yang dipakai adalah majun, lap, aceton, deterjen, vacuum cleaner, minyak isolasi trafo.
4.3.1.4.5 Tightening
Vibrasi yang muncul pada transformator dapat mengakibatkan kendornya baut-baut pengikat. Pemeriksaan secara periodik perlu dilakukan terhadap baut- baut pengikat. Peralatan kerja yang diperlukan dalam
melakukan pekerjaan ini adalah kunci-kunci. Pelaksanaan tightening atau pengencangan harus dilakukan dengan menggunakan kunci momen dengan nilai yang sesuai dengan spesifikasi peralatan
4.3.1.4.6 Replacing parts
Merupakan tindakan korektif yang dilakukan untuk mengganti komponen transformer akibat kegagalan fungsi ataupun berdasarkan rekomendasi pabrikan.
4.3.1.4.7 Greasing
Akibat proses gesekan dan suhu, grease-grease yang berada pada peralatan dapat kehilangan fungsinya. Untuk mengembalikan fungsinya dilakukan penggantian grease / greasing. Penggantian grease harus sesuai dengan spesifikasi grease yang direkomendasikan pabrikan. Adapaun jenis jenis grease berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut :
• Ceramic / glass cleaner grease → grease yang digunakan untuk membersihkan isolator yang berbahan dasar keramik atau kaca.
• Roller bearing grease (Spray type) → grease yang digunakan pada kipas trafo dan sambungan tuas penggerak OLTC
• Electrical jointing compound / contact grease → grease yang digunakan pada terminal grounding dan bushing
• Minyak pelumas SAE 40 → pelumas yang digunakan pada gardan penggerak OLTC
4.4 Hasil Pemeriksaan dan Perawatan
Tabel 4.1 Tabel pemeriksaan trafo No Bagian peralatan yang
diperiksa
Cara pemeliharaan Standar hasil
1 Bushing Membersihkan permukaan body
dan bushing
Bersih
Memeriksa fisik Body yang berkarat/gompal
Mulus
Memeriksa kekencangan mur Baud Klem terminal utama
Kencang
Memeriksa gasket Tidak bocor
2 Sistem Pendingin Memeriksa dan membersihkan sirip – sirip radiator
Bersih Memeriksa kebocoran minyak Tidak bocor 3 Pernafasan Level konservator main tank Normal
Level konservator tap charger Normal 4 Sistem
kontrol proteksi
Panel kontrol
Memeriksa kekencangan mur baut terminal kontrol
Kencang Memeriksa elemen pemanas
(Heater)
Normal
Membersihkan kontaktor Bersih Membersihkan limit switch Bersih Memeriksa sumber tegangan AC /
DC
Normal Bucholz Membersihkan terminal Bersih
Mengganti seal Normal
Jansen Membersihkan terminal Bersih
Mengganti seal Normal Sudden
perasure
Membersihkan terminal Bersih
Mengganti seal Normal
5 OLTC Memeriksa indikator posisi tap Sesuai Melumasi gigi penggerak Normal Membersihkan kontaktor Bersih Membersihkan limit switch Bersih Memeriksa sumber tegangan AC /
DC
Sesuai
Menguji posisi lokal Normal
Mengganti minyak diverter switch OLTC
Normal 6 Struktur
mekanik
Grounding Memeriksa kawat pertanahan Normal Memeriksa kekencangan mur baut
terminal pertanahan
Kencang
Maintank Membersihkan permukaan body dan bushing
Bersih
Memeriksa fisik body yang berkarat Mulus
Memeriksa gasket Normal
7 Fire protection Memeriksa tekanan gas N2 Sesuai Memeriksa alarm kebakaran Normal Memeriksa dan membersihkan
sensor detektor
Normal
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisa dapat disimpulkan bahwa yang menjadi penyebab berkurangnya kinerja dari Transformator adalah kurangnya perawatan yang dilakukan secara berkala. Ketika kondisi di lapangan transformator mengalama penurunan kinerja sebaiknya langsung dilakuakan pengecekan kondisi transformator.
Selanjutnya, untuk menjaga kinerja Transformator tetap maksimal, maka perlu dilakukan pemeriksaan dan perawatan secara berkala. Dengan bagitu, Transformator dapat beroperasi dengan maksimal dan meminimalisir terjadinya kerusakan penurunan performa dari transformator.
Transformator yang ada pada PT. Max Power Indonesia memiliki kode IP yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Selain itu, pemeriksaan dan perawatan selalu dijalankan. Olehnya itu, kinerja dari transsformator yang terdapat pada PT. Max Power Indonesia tetap maksimal.
5.2 Saran
Studi Lanjut mengenai Perawatan Transformator pada PT. Max Power Indonesia adalah diharapkan dalam Menganalisa dapat menggunakan data-data Kuantitatif baik Ketika Transformator menyala maupun transformator dalam kondisi mati.
ix
DAFTAR PUSTAKA
Asep Saepuloh, Dkk, Evaluasi Unjuk Kerja Trafo Berpendingin Minyak, Buletin Reaktor,Vol. III, No.2,Okt 2006:1-10
Christine,Widyastuti.Oktaria,Handayani.Tasdik,Dar mana. Pengaruh Kadar Air Terhadap Tegangan Tembus Minyak Transformator Distribusi, Jurnal : Energi dan Kelistrikan, Volume 10 No.2 ( 2018 ).
Kadir, Abdul. “Transformator”, PT. Elex Media Koputido,1989 4. Rahmawati, Sri Agustina, Monang R Manalu, Evaluasi Kandungan Air Terhadap Tegangan Tembus Pada Minyak Jarak Yang Telah Melalui Proses Transesterifikasi Sebagai Alternatif Minyak Transformator “ , STTPLN:2014
SPLN, 49-1 Minyak Isolasi Pada Transformator,1982. 6. Asep Saepuloh, Yayan Andriyanto.(view Oktober 2019).Pengujian Karakteristik Minyak Sebagai Media Isolasi Trafo Pada Sistem Kelistrikan Di Rsg-Gas.Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 5 No. 2, Oktober 2008: 9 - 16.
ix