• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERATAAN SDM KESEHATAN DI INDONESIA

N/A
N/A
Komite Mutu

Academic year: 2023

Membagikan "PEMERATAAN SDM KESEHATAN DI INDONESIA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMERATAAN SDM KESEHATAN DI INDONESIA

Tugas Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Manusia

Kelompok 1 :

1. Ida Ayu Gede Rat Praba Ari (2282111002) 2. Luh Gede Devita Yudiari (2282111003) 3. Ida Ayu Regina Kosinta Putri (2282111004)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2023

(2)

2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... 1

DAFTAR ISI ... 2

BAB I PENDAHULUAN ... 3

1.1 Latar Belakang ... 3

1.2 Tujuan... 7

1.3 Manfaat... 7

BAB II PEMBAHASAN ... 8

2.1 Permasalahan Pemerataan SDM Kesehatan di Indonesia ... 8

2.2 Upaya Penanggulangan Permasalahan Pemerataan SDM Kesehatan di Indonesia ... 9

BAB III PENUTUP ... 11

3.1 Kesimpulan... 11

3.2 Saran ... 12

Daftar Pustaka ... 13

(3)

3 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional mengatur bahwa sumber daya manusia kesehatan (SDMK) adalah tenaga kesehatan (termasuk tenaga kesehatan strategis) dan tenaga pendukung atau penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan. Fasilitas kesehatan merupakan tempat yang memberikan pelayanan kesehatan. Seperti rumah sakit, klinik, pusat perawatan rawat jalan, dan pusat perawatan khusus (Kemenkes, 2020). SDMK merupakan elemen yang sangat penting dan berpengaruh terhadap peningkatan seluruh aspek dalam sistem pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Indonesia termasuk dalam 57 negara yang menghadapi krisis tenaga kesehatan.

Padahal 80% keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan SDMK. Kurangnya SDMK di Indonesia bisa dimaknai sebagai kurangnya jumlah SDMK atau distribusi yang tidak merata. Secara nasional, jumlah tenaga kesehatan belum memenuhi target per 100.000 penduduk. Jumlah dokter spesialis baru mencapai 7,73 dari target 9, Dokter umum mencapai 26,3 dari target 30, Perawat mencapai 157,75 dari target 158, dan bidan 43,75 dari target 75 per 100.000 penduduk.

Pada tahun 2019 diharapkan ketersediaan tenaga dokter spesialis mencapai 24 per 100.000 penduduk, dokter umum 96 per 100.000 penduduk, dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, perawat 158 per 100.000 penduduk, bidan 75 per 100.000 penduduk, sanitarian 30 per 100.000 penduduk, tenaga gizi 48 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2025 diharapkan ketersediaan tenaga dokter spesialis mencapai 28 per 100.000 penduduk, dokter umum 112 per 100.000 penduduk,

(4)

4

dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, perawat 158 per 100.000 penduduk, bidan 75 per 100.000 penduduk, sanitarian 35 per 100.000 penduduk, tenaga gizi 56 per 100.000 penduduk. Namun berdasarkan proyeksi kebutuhan tenaga kesehatan maka diperkirakan masih akan ada kekurangan tenaga kesehatan sekitar 40-50% sampai tahun 2025, khususnya dokter umum dan dokter spesialis (Kemenkes, 2011) dalam (Lette, 2020).

Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) kesehatan merupakan salah satu prioritas pembangunan kesehatan karena Indonesia masih menghadapi masalah tenaga kesehatan, baik jumlah, jenis, kualitas maupun distribusinya. Menurut subsistem SDM kesehatan sendiri bahwa tenaga kesehatan merupakan unsur utama yang mendukung subsistem kesehatan lainnya dengan bertujuan pada tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu secara mencukupi, yang terdistribusi secara adil, serta memanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes, 2004) dalam (Hidayanti, 2018).

Untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC), SDM kesehatan mutlak diperlukan. Menurut WHO, Indonesia termasuk dalam 57 negara yang menghadapi krisis tenaga kesehatan. Padahal 80% keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan SDM kesehatan. Kurangnya SDM kesehatan di Indonesia bisa dimaknai sebagai kurangnya jumlah SDM kesehatan atau distribusi yang tidak merata. Dari data yang ada, secara nasional, jumlah tenaga kesehatan belum memenuhi target per 100.000 penduduk. Jumlah dokter spesialis baru mencapai 7,73 dari target 9; Dokter umum tercatat baru mencapai 26,3 dari target 30.

Sementara perawat baru mencapai 157,75 dari target 158 dan bidan 43,75 dari target

(5)

5

75 per 100.000 penduduk. Namun demikian, persoalan ini tidaklah berdiri sendiri tetapi terkait erat dengan berbagai faktor seperti: kondisi geografis, transportasi, infrastruktur serta yang paling dasar adalah regulasi terkait kuantitas dan kualitas dan pemerataan distribusi tenaga kesehatan dimaksud (Nurhotimah, 2015) dalam (Hidayanti, 2018).

Distribusi dari tenaga kesehatan masih menjadi isu sistem kesehatan di berbagai Negara di dunia termasuk di Indonesia dimana masih adanya ketidakmerataan dari distribusi SDM Kesehatan. Secara geografis, Indonesia merupakan negara yang memiliki daerah yang sulit dijangkau sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi minat tenaga kesehatan di Indonesia. Pemerintah sendiri telah mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi permasalahan maldistribusi di Indonesia dengan melakukan pendekatan geografis dan pendekatan motivasional dimana daerah yang menjadi prioritas adalah daerah yang terpencil, kepulauan, dan perbatasan. Selain itu, bila dilihat dari jumlah penduduk sendiri dimana Indonesia memiliki 271.066.366 jiwa pada tahun 20201 . Angka Beban Ketergantungan penduduk Indonesia sendiri pada tahun 2020 tercatat sebesar 46,79%, yang berarti hal ini bahwa 100 penduduk Indonesia yang produktif (SDMK, 2019) dalam (Ramadhanti, 2022).

Salah satu unsur yang dapat berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan dan masuk pada sasaran pokok pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 adalah terpenuhinya tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat. Dari seluruh SDM kesehatan yang ada faktanya persebaran SDM kesehatan tersebut tidak merata. Perlunya dilakukan tindakan yang tegas dalam melakukan pemerataan kinerja SDM Kesehatan. Kunci dari peningkatan nilai kesehatan masyarakat sendiri dapat dilihat dari seberapa

(6)

6

mudahnya akses dan seberapa ratanya SDM Kesehatan yang berada di tiap daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal pemerataan sendiri dengan seiring berkembangnya ilmu dan teknologi perlu untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi SDM Kesehatan perlu upaya pembinaan dan pengawasan mutu sebagai bagian dari pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan (Kemenkes, 2019) dalam (Ramadhanti, 2022).

Kondisi tenaga kesehatan yang didayagunakan di fasilitas kesehatan saat ini masih mengalami ketidakmerataan (inequality) dalam jumlah dan sebarannya.

Misalnya tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan puskesmas. Berdasarkan ratio jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Indonesia belum memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia yang besar jumlahnya. Berdasarkan penyebaran tenaga kesehatan di Puskesmas Indonesia lebih terkonsentrasi di wilayah Indonesia bagian barat di bandingkan wilayah tengah dan timur, hal ini disebabkan karena jumlah penduduk yang lebih banyak dan fasilitas kesehatan di wilayah Indonesia bagian barat lebih lengkap dibandingkan wilayah bagian tengah dan timur Indonesia, sehingga hal tersebut dapat menghambat pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas yang adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia (Romadhona, 2018) dalam (Lette, 2020).

Permasalahan ketidakmerataan tenaga kesehatan harus dicermati dengan seksama, apakah memang benar memerlukan tambahan tenaga kesehatan yang dikarenakan beban kerja berlebih sehingga akan mempengaruhi kualitas yang diberikan atau banyaknya waktu yang tidak produktif yang dilakukan oleh SDM pada saat bertugas (Nengsih, 2010). Oleh karena itu kami tertarik menulis makalah tentang “Pemerataan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Indonesia”.

(7)

7 1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pemerataan SDM Kesehatan di Indonesia

2. Untuk mengetahui permasalahan dalam penyebaran SDM Kesehatan di Indonesia

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui gambaran pemerataan SDM Kesehatan di Indonesia

2. Mengetahui permasalahan dalam penyebaran SDM Kesehatan di seluruh wilayah Indonesia

(8)

8 BAB II PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan Pemerataan SDM Kesehatan di Indonesia

Pemerataan SDM kesehatan di Indonesia merupakan permasalahan yang kompleks dan membutuhkan upaya yang terkoordinasi dari berbagai pihak. Salah satu faktor yang menyebabkan permasalahan ini adalah ketimpangan pemerataan antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara pulau-pulau di Indonesia. Hal ini menyebabkan akses terhadap pelayanan kesehatan yang merata menjadi sulit, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Selain itu, kurangnya jumlah tenaga kesehatan dan kualitas SDM kesehatan yang rendah juga menjadi faktor yang mempengaruhi pemerataan SDM kesehatan di Indonesia.

Salah satu permasalahan utama adalah ketersediaan SDM kesehatan yang belum memadai baik dari segi jumlah, jenis, maupun mutu. Hal ini berdampak pada kemampuan sistem kesehatan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Masalah ini terkait dengan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang belum dapat memenuhi kebutuhan untuk pembangunan kesehatan, perencanaan kebijakan dan program SDM kesehatan yang masih lemah, serta kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis SDM kesehatan.

Permasalahan lainnya terkait dengan kualitas hasil pendidikan dan pelatihan kesehatan yang masih belum memadai. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Dalam hal ini, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas

(9)

9

pendidikan dan pelatihan kesehatan guna menghasilkan SDM kesehatan yang kompeten dan profesional.

Selain itu, pemerataan SDM kesehatan yang berkualitas juga masih menjadi permasalahan. Pengembangan karier, sistem penghargaan, dan sanksi untuk tenaga kesehatan belum sebagaimana mestinya. Regulasi untuk mendukung SDM kesehatan juga masih terbatas. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memperbaiki sistem pengelolaan SDM kesehatan guna mencapai pemerataan yang lebih baik.

2.2 Upaya Penanggulangan Permasalahan Pemerataan SDM Kesehatan di Indonesia

Upaya penanggulangan permasalahan pemerataan SDM kesehatan di Indonesia melibatkan berbagai strategi dan langkah-langkah. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah peningkatan ketersediaan dan pemerataan SDM kesehatan dengan tujuan untuk mewujudkan keterpaduan dan sinergisme antara pemangku kepentingan di pusat dan daerah dalam mengembangkan dan memberdayakan SDM kesehatan. Selain itu, sinergisme antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diharapkan dapat mengatasi ketidakmerataan distribusi tenaga kesehatan dan perencanaan kebutuhan tenaga. Sosialisasi pengaturan penataan juga dapat dilakukan untuk mengatur aturan untuk kebutuhan tenaga kesehatan.

Transformasi kesehatan menjadi prioritas demi mewujudkan Indonesia tangguh menghadapi krisis, juga pemerataan sumber daya yang turut berkontribusi pada arsitektur kesehatan global. Selain itu, pembangunan infrastruktur penting seperti jalan raya yang merata, terutama di bagian timur Indonesia, dapat

(10)

10

membantu dalam pemerataan layanan kesehatan. Pemberian beasiswa ikatan dinas dan mendorong dibukanya Fakultas Kedokteran lebih banyak juga dapat dilakukan untuk mengisi kekurangan tenaga medis di daerah terpencil.

Melalui sosialisasi regulasi penataan, dapat diatur kebijakan untuk kebutuhan tenaga kesehatan, sementara transformasi kesehatan menjadi prioritas nasional menjadi langkah krusial dalam membangun Indonesia yang tangguh menghadapi krisis, sekaligus mendukung arsitektur kesehatan global.

Pembangunan infrastruktur, terutama jaringan jalan raya di wilayah timur Indonesia, dapat menjadi investasi kunci untuk memastikan pemerataan layanan kesehatan.

Pemerintah perlu melakukan pengadaan tenaga kesehatan yang cukup dan mendistribusikannya secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan agar mereka dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.

Selain itu, diperlukan sinergi antara semua pihak untuk mengatasi permasalahan ini. Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang kesehatan, seperti telemedicine dan e-learning, juga dapat membantu mengatasi permasalahan pemerataan SDM kesehatan. Sinergi lintas sektor dan pemanfaatan teknologi informasi, seperti telemedicine dan e-learning, dapat menjadi inovasi penting dalam mengatasi hambatan pemerataan SDM kesehatan. Dengan langkah-langkah yang terkoordinasi ini, diharapkan Indonesia dapat mencapai tujuan kesehatan yang setara dan berkelanjutan di seluruh Indonesia.

(11)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemerataan SDM Kesehatan bukan hanya dapat mencapai derajat kesehatan yang tinggi tetapi juga dapat membantu masyarakat dalam memudahkan akses dan efektivitas keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini juga dapat mengukur Balanced Scorecard (BSC) SDM Kesehatan yang ada di Indonesias Bias mengenai kebijakan menjadi masalah lainnya dalam pemenuhan SDM Kesehatan adalah masalah bias geospasial. Kondisi geografis Indonesia dengan jumlah kepulauan sangat banyak, medan yang sulit, dan jangkauan pemerataan pembangunan dari pusat ke wilayah lain masih sulit. Pemenuhan SDM Kesehatan masih menjadi masalah utama dalam pembangunan sektor kesehatan di Indonesia., saat ini hanya tersedia 0,68 dokter termasuk dokter spesialis per 1.000 populasi Indonesia, sedangkan menurut standar WHO yaitu 1 per 1.000 penduduk.

Distribusi SDM Kesehatan yang masih belum merata ini menjadi fokus dari Pemerintah. Dapat dilihat juga bahwa masih banyak daerah yang menjadi sasaran ini seperti pada daerah tertinggal, kawasan perbatasan, daerah bermasalah kesehatan, daerah rawan konflik, rumah sakit provinsi sebagai dokter brigade siaga bencana, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) pada wilayah terpencil dan sangat terpencil. Jumlah SDM Kesehatan dilakukan upaya pendayagunaan agar tercapainya pemerataan SDM Kesehatan di berbagai daerah di Indonesia.

Disamping hal tersebut untuk jumlah dan jenis tenaga kesehatan belum disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan kompetensi dan beban kerja.Tenaga

(12)

kesehatan masih berkelompok atau tidak merata pada masing-masing unit pekerjaan di pelayanan kesehatan

3.2 Saran

Dibutuhkan pemerataan tenaga kesehatan yang disesuaikan dengan kebutuhan unit pelayanan kesehatan dengan kebijakan pemerintah tentang perencanaan pengadaan, Saran sendiri bagi Pemerintah Nasional maupun Daerah diharapkan memiliki komitmen untuk meningkatkan pemerataan akan SDM Kesehatan dan peningkatan pelayanan dalam fasilitas pelayanan kesehatan supaya memudahkan masyarakat dalam mendapatkan akses kesehatan. Hal tersebut pun dapat membantu dalam tercapainya peningkatan derajat kesehatanyang baik dan terpenuhinya balanced scorecard (BSC) SDM Kesehatan yang baik dalam evaluasinya

(13)

Daftar Pustaka

Hidayanti, H. (2018). Pemerataan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Lamongan.

Cakrawala Jurnal Litbang Kebijakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur, 12(2). 162-177. https://doi.org/10.32781/

cakrawala.v12i2.272.

Kementerian Kesehatan. (2011). Rencana Pengembangan tenaga kesehatan tahun 2011–2025. Jakarta :Kementerian Kesehatan RI.

Kemkes.go.id. 2019. Available from: https://www.kemkes.go.id/

downloads/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/P rofil- Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.pdf [cited 31 Oktober 2023].

Kemkes.go.id., (2020). Available from: https://www.kemkes.go.id/

downloads/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/ Profil- Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.pdf [cited 31 Oktober 2023].

Lette, Arman Rifat. (2020). Jumlah Dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Kota Kupang. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 7 No. 2

Ramadhanti, Dessya Suci. (2022). Kajian Pustaka: Pemerataan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan dalam Analisis Kinerja di Indonesia. See discussions, stats, and author profiles for this publication at:

https://www.researchgate.net/publication/357335168 [cited 31 Oktober 2023].

Romadhona YS., dan Siregar KN. (2018). Analisis sebaran tenaga kesehatan puskesmas di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas. Jurnal Kesehatan Manarang, 2018; 4(2): 114 – 1 21.

Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) di Negara Indonesia dan Australia.

Kejarfakta.co. 2019. Available from: https://kejarfakta.co/

lifestyle/kesehatan/9627/sumber-daya-manusia-kesehatan-sdmk-di-negara-i ndonesia-dan-australia [cited 31 Oktober 2023].

Referensi

Dokumen terkait