• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan kadar asam urat dilakukan dengan metode uricase

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pemeriksaan kadar asam urat dilakukan dengan metode uricase"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Masyarakat
  • Bagi Institusi

TINJAUAN PUSTAKA

Asam Urat

  • Pengertian Asam Urat
  • Metabolisme Asam Urat
  • Fungsi Asam Urat
  • Faktor yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat
  • Faktor Resiko
  • Gejala Klinis Asam Urat
  • Diagnosis Penyakit Asam Urat
  • Pencegahan penyakit Asam Urat

Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang berasal dari faktor endogen atau metabolisme internal, dan pada faktor eksogen atau metabolisme eksternal (sumber makanan) (Mantiri et al., 2017). Asam urat adalah asam lemah yang terdapat pada plasma ekstraseluler dan cairan sinovial atau cairan sendi. Asam urat akan lebih mudah larut dalam urin dibandingkan air, hal ini kemungkinan disebabkan adanya urea, protein dan mukopolisakarida.

Meskipun sintesis dan pemecahan nukleotida purin terjadi di jaringan, asam urat hanya dapat diproduksi di jaringan yang mengandung xantin oksidase, terutama di hati dan usus kecil. Menurut WHO (2016), kadar asam urat adalah sebagai berikut: pada pria dewasa sekitar 2-7,5 mg/dl dan pada wanita dewasa 2-6,5 mg/dl. Sedangkan pada pria berusia di atas 40 tahun, kadar asam urat normalnya adalah 2-8,5 mg/dl dan pada wanita berusia di atas 40 tahun, kadar asam urat normalnya adalah 2-8 mg/dl.

Terdapat tiga faktor yaitu faktor primer dipengaruhi oleh genetik, faktor sekunder dipengaruhi oleh produksi asam urat berlebih dan penurunan sekresi asam urat, dan faktor predisposisi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin dan iklim. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mempengaruhi peningkatan kadar asam laktat sehingga menghambat sekresi asam urat oleh ginjal. Hipertensi, akibat kristal asam urat yang merusak jaringan endotel (pembuluh darah koroner) dan dapat menimbulkan risiko penyakit jantung koroner.

Aktivitas fisik menghasilkan asam laktat yang tinggi dari proses glikolisis di otot akibat kontraksi otot pada media anaerob yaitu media yang tidak memiliki oksigen sehingga glikogen merupakan produk akhir dari glikolisis dan akan menghilang, kemudian muncul asam laktat sebagai produk akhir utama. Peningkatan kadar asam laktat dalam sirkulasi darah dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat oleh ginjal. Berdasarkan jenis kelamin, pada kondisi normal kadar asam urat pada laki-laki akan meningkat pada masa pubertas, sedangkan pada perempuan tidak akan meningkat sampai menopause dan akan mengalami peningkatan seperti pada laki-laki.

Wanita memiliki hormon estrogen sehingga asam urat ikut terbuang bersama darah menstruasi pada siklus menstruasi. Pemeriksaan laboratorium diperlukan seperti melakukan pemeriksaan darah dengan mengukur kadar asam urat dan kreatinin dalam darah, melakukan pemeriksaan urin 24 jam untuk mengetahui kadar asam urat yang dikeluarkan pasien dalam 24 jam terakhir, melakukan pemeriksaan cairan sinovial, mengambil cairan sinovial dari sendi yang terkena dan melakukan pemeriksaan mikroskopis, melakukan rontgen untuk mengetahui penyebab artritis dan USG untuk mengetahui adanya kristal asam urat pada persendian.

Pemeriksaan asam urat

  • Metode yang Digunakan pada Pemeriksaan Asam Urat
  • Faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Asam Urat

Caranya adalah dengan menghindari makanan yang mengandung purin tinggi, perbanyak konsumsi air mineral, hindari konsumsi alkohol, jangan terlalu banyak mengonsumsi kopi, rutin makan buah-buahan dengan antioksidan tinggi, pola makan teratur dan sehat, aktivitas rutin dan olahraga yang cukup. Hidrogen peroksida dengan bantuan horseradish peroxidase dan akseptor oksigen akan membantu kompleks warna yang dapat diukur dengan spektrofotometer. Metode Enzymatic Colorimatic (Uricase) juga dapat diterapkan pada penggunaan reagen kering, misalnya pada sistem film multilayer, menggunakan urikase dan peroksidase yang dipisahkan dari pewarna leukosit oleh membran semipermeabel untuk membentuk kompleks warna.

Sistem lain menggunakan nitroselulosa yang melibatkan uricase, peroksidase dan MBTH (3-methyl-2-benzothiazolinomehydrazine) sebagai akseptor oksigen. Sistem berikut menggunakan plasma dan bahan urikase, peroksidase dan fenol ditambahkan untuk mengukur asam urat. Sistem ini menjadi dasar pengujian asam urat dengan POCT, menghasilkan akurasi dan presisi yang baik.

Metode pemeriksaan asam urat yang terkenal adalah penggunaan Henry Jintan, metode ini didasarkan pada fakta bahwa fosfotungstik berwarna biru tungsten. Larutan kerja asam fosfotungstat, stok asam fosfotungstat dilarutkan dalam 100 ml air suling, standar asam urat (larutan kerja) 5 mg%, larutan asam urat dilarutkan dalam 100 ml air suling. Metode HPLC menggunakan kolom penukar ion atau fase terbalik, yang digunakan untuk memisahkan dan mengukur asam urat.

Setelah pengambilan sampel darah sesuai SOP, sampel didiamkan beberapa saat hingga sampel darah memadat, pisahkan komponen serum dari sel darah dengan maksimal 2 jam setelah pengambilan sampel.

Serum

  • Pengertian Serum
  • Jenis-jenis Serum yang Tidak Memenuhi Syarat

Menurut Budiyono et al (2011), derajat hemolisis dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu hemolisis ringan dengan konsentrasi hemoglobin 20-100 mg/dl, hemolisis sedang dengan konsentrasi hemoglobin 100-300 mg/dl, hemolisis berat dengan konsentrasi hemoglobin lebih dari 300 mg/dl. Menurut Koseoglu et al (2011), bahwa hemolisis dapat mempengaruhi semua parameter pemeriksaan biokimia, salah satunya adalah asam urat yang menunjukkan penurunan kadar yang signifikan.

METODE PENELITIAN

  • Jenis / Desain Penelitian
  • Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
  • Variabel penelitian
    • Variabel Terikat
    • Variabel Bebas
  • Persiapan Penelitian
    • Persiapan Alat
    • Persiapan Bahan
  • Prosedur Kerja
    • Prosedur Pengambilan Darah Vena
    • Prosedur Memperoleh Serum tidak hemolisis
    • Prosedur Memperoleh Serum Hemolisis
    • Prosedur Pemeriksaan Asam Urat
  • Alur Penelitian
  • Analisa Data

Data yang dikumpulkan berupa besarnya perbedaan dan ada tidaknya perbedaan kadar asam urat pada serum nonhemolisis dan serum hemolisis. Penelitian dilakukan terhadap 27 sampel kadar asam urat pada serum nonhemolisis dan serum hemolisis di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Karakteristik umum subyek menurut jenis kelamin, umur, asam urat nonhemolitik dan hemolitik.

Berdasarkan Tabel 4.1, mayoritas responden yang diperiksa kadar asam uratnya berusia 51 sampai 60 tahun (48,1%) dengan berbagai jenis. Berdasarkan Tabel 4.2, terdapat perbedaan bermakna kadar asam urat pada serum nonhemolisis dan serum hemolisis dengan nilai p <. Berdasarkan jenis kelamin pasien yang diperiksa kadar asam uratnya, mayoritas adalah perempuan (55,6%) dan laki-laki (44,4%).

Berdasarkan nilai normal kadar asam urat 3-7 mg/dl, didapatkan rerata kadar asam urat tidak hemolisis 5,87 mg/dl ± 1,88 SD dan kadar asam urat hemolisis dalam serum 5,59 mg/dl ± 1,7 SD. Dari hasil pemeriksaan kadar asam urat serum unhemolized dan kadar asam urat serum hemolyzed yang diperiksa didapatkan nilai p <. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan kadar asam urat serum hemolisis sebesar 5,59 mg/dl ± 1,7.

Menurut Koseoglu (2010), pemeriksaan asam urat dengan metode UV dan Uricase menghasilkan penurunan kadar asam urat dengan ketinggian. Adapun pendapat penelitian lainnya, menurut A’fina Shulhah (2020), bahwa kadar asam urat meningkat seiring dengan peningkatan kadar hemoglobin dalam serum. Pada uji Paired sample t-test terdapat perbedaan yang bermakna pada hasil kadar asam urat serum non hemolisis dan hemolisis dengan P-value < 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RS Arifin Achmad Pekanbaru dengan judul Perbandingan kadar asam urat pada serum non hemolitik dan serum hemolitik masing-masing sebanyak 27 sampel maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut. Terdapat perbedaan bermakna kadar asam urat serum nonhemolisasi dan serum hemolisis setelah uji T dengan nilai p 0,05. Hubungan usia dan jenis kelamin pada peningkatan kadar asam urat pada pasien SS usia 20-70 tahun di RS Bhakti.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Karakteristik Umum Subjek Penelitian
  • Perbedaan Kadar Asam Urat Serum Tidak Hemolisis Dan Serum

Sebelum dilakukan pengujian terhadap kedua variabel, data dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk Test. Secara statistik data berdistribusi normal dengan p-value > 0,05. Kemudian data dapat dilanjutkan dengan uji-t dependen atau uji-t sampel berpasangan, pengujiannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Pembahasan

  • Karakteristik Umum Subjek Penelitian
  • Perbedaan Kadar Asam Urat Pada Serum Tidak Hemolisis Dan

Kadar asam urat serum non hemolisis masih dalam batas normal, untuk sampel asam urat dengan hemolisis terjadi penurunan karena ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan seperti jenis kelamin, usia, peralatan, penanganan dan pengambilan sampel. Perbedaan tersebut terjadi karena perlakuan sampel yang berbeda, dimana sampel pertama mendapatkan serum yang baik (tidak mengalami hemolisis) dan sampel kedua mengalami lisis (hemolisis), sehingga terjadi perbedaan warna secara makroskopik dimana serum tidak mengalami hemolisis yaitu berwarna kuning bening, sedangkan serum yang mengalami hemolisis berwarna kemerahan. Menurut Dyah Fatmawati Dewi (2019), kadar hemoglobin dalam serum memiliki perbedaan presentasi searah dengan kadar asam urat, semakin tinggi kadar hemoglobin dalam serum maka semakin besar selisih kadar asam uratnya.

Reaksi terhadap asam urat akan membentuk kompleks berwarna biru keunguan karena adanya hemoglobin dalam serum lisis yang mempengaruhi kompleks reaksi warna, mengakibatkan dekomposisi dini hidrogen peroksida sebagai kromogen sehingga terbentuk warna yang tidak sempurna dan mengakibatkan penurunan kadar asam urat (Yucel, et al., 1992).

PENUTUP

Saran

Gambar

Table  4.1    Karakteristik  Subjek  Secara  Umum  Yaitu  Jenis  Kelamin,  Umur, Kadar Asam Urat Serum Tidak Hemolisis dan Serum  hemolisis

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

9,10 Penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan antara peningkatan kadar asam urat serum dengan peningkatan kadar hs-CRP sebagai penanda inflamasi kronis yang merupakan