• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN KADAR HORMON ESTRADIOL 173 45-65 HARI SETELAH KAWIN PADA URINE KUDA SEBAGAI DIAGNOSA KEBUNTINGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMERIKSAAN KADAR HORMON ESTRADIOL 173 45-65 HARI SETELAH KAWIN PADA URINE KUDA SEBAGAI DIAGNOSA KEBUNTINGAN"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil estradiol 17~ dalam urin untuk membedakan kuda pemburu dengan yang tidak bunting setelah 45 sampai 65 hari kawin. Dinginkan pada suhu kamar 3t'C. kemudian larutan urin sebanyak 250 ).11 ditambah 80 estradiol 17~ 250 J.l' lalu UIK Kocok dengan Vortexer selama 1 menit. Kadar hormon estradiol 17~ dalam urin dianalisis dengan RIA fase padat dengan 125 µl estradiol 1713 sebagai antigen berlabel.

Hasil dianalisis dengan uji t tidak berpasangan, masing-masing kuda bunting dengan kadar antara 5.500 pg/ml sampai 11.600 pg/ml, sedangkan pada kuda tidak bunting antara 536 pgml dan 3.200 pgml/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) kadar hormon antara kuda bunting dan tidak bunting. Pengamatan panas untuk diagnosis kebuntingan dini tidak dapat lagi didiagnosis secara akurat hanya dengan mencari panas kembali setelah inseminasi atau kawin karena 15% kuda masih menunjukkan gejala panas selama kehamilan.

Untuk mengetahui kuda bunting atau tidak, 60 hari setelah kawin harus dilakukan pemeriksaan kebuntingan (Mahaputra, 1994. Diagnosis kebuntingan pada kuda dilakukan dengan pemeriksaan kadar estrogen dalam urin, susu, darah dan feses yang hasil metabolisme dalam tubuh (Anonim, 1992) 01. Oleh karena itu melalui penelitian ini ingin diketahui apakah pemeriksaan RIA pada kuda dapat dilakukan untuk mendiagnosis kehamilan.

Dengan latar belakang di atas, penelitian ini dilakukan untuk menentukan apakah pemeriksaan kadar estradiol 1713 urin 45-65 hari setelah kawin dapat digunakan sebagai alat diagnostik untuk kehamilan kuda.

Tujuan Penelitian

RIA memiliki kemampuan untuk mendeteksi suatu zat pada konsentrasi yang sangat rendah, yang dapat digunakan untuk mendeteksi kehamilan dini pada sejumlah spesies hewan (Crighton, 1984.

Hipotcsis Penclitian

Manfaa t Penelitian

BAB II

Siklus Reproduksi Kuda Betina

Kadar estrogen total di sirkulasi perifer selama 35 hari pertama kehamilan sama dengan saat diestrus, meskipun ada produksi estrogen oleh embrio yang terjadi pada hari ke 12-20 (Mayer et al., 1997 dalam Arthur et al., 1981 Peningkatan nilai 17B estradiol, yang tampak nyata hanya sekitar hari ke 35, merupakan respon ovarium (kemungkinan luteal) terhadap sekresi CG kuda, sehingga bukan hanya sekresi estrogen oleh unit feto-plasenta, tetapi pembentukan endometrium cawan plasenta. menjadi sumber dominan estrogen dan perubahan konsentrasi sirkulasi estrogen terkonjugasi merupakan refleksi dari sekresi oleh janin (Daels et a/., 1990).

Tingkat tinggi dicapai sekitar hari ke 210 kehamilan, dengan sumber utama gonad janin. Kadar hormon diukur dengan memasukkan setiap tabung uji selama satu menit dalam penghitung gamma (miniassay tipe 6.20, Miniinstrurnent) (IAEA.\984). Pada pemeriksaan kadar hormon estradiol 17f3 juga dilakukan palpasi rektal pada setiap sampel kuda untuk mendiagnosa status kebuntingan kuda tersebut.

Data hasil analisis kadar estradiol 1713 pada 18 ekor kuda betina bunting dan tidak bunting yang digunakan sebagai sampel dapat dilihat pada tabel berikut. Pada penelitian ini didapatkan perbedaan kadar estradiol 1713 yang signifikan (p<0,05) antara kuda bunting dan tidak bunting. Setelah dilakukan analisis statistik, membandingkan rata-rata kadar hormon estradiol 1713 pada kedua diagnosis dengan menggunakan uji t tidak berpasangan, didapatkan perbedaan yang bermakna (p < 0,05) (lihat lampiran).

Pada penelitian ini ditemukan perbedaan yang signifikan pada kadar hormon estradiol 1713 antara kuda bunting dan tidak bunting. Pada akhir fase diestrus, korpus luteum mengalami regresi sehingga produksi progesteron menurun, artinya penghambatan produksi FSH-RHILH-RH oleh hipotalamus dihilangkan. Tingkat estradiol 17f3 dalam fase de-grafik folikel adalah 12 kali lebih tinggi dari tingkat estron dan 80 kali lebih tinggi dari tingkat estriol, sehingga estradiol 17B disebut estrogen utama dan mendorong perubahan yang memicu nafsu dan ovulasi.

PMSG hanya ada dalam darah kuda dari hari ke 40 hingga hari ke 150 kehamilan dan mencapai puncaknya pada hari ke 60 hingga 65 (Nalbandov, 1990). Korpus luteum tambahan yang terbentuk ini akan menghasilkan hormon progesteron yang penting untuk menjaga kebuntingan pada kuda. Menurut Toelihere (1979), hormon progesteron selain diproduksi oleh plasenta, juga disekresikan oleh sel lutein korpus luteum.

Pengetesan hormon progesteron biasanya dilakukan pada hari ke 35 kehamilan, karena korpus luteum yang menghasilkan hormon progesteron mengalami penurunan kualitas setelah hari ke 15 jika tidak terjadi kehamilan (Mahaputra, 1994). Menurut uji Frar Friedman dengan serum kuda hamil antara hari ke-50 dan ke-84 masa kehamilan, yang disuntikkan ke pembuluh darah telinga merpati.

BAB VI

HN YOSEPHIN? Pemeriksaan kadar hormon 17 ~ 45-65 hari setelah kawin urine kuda paua sebagai diagnosa kebuntingan. di bawah kepemimpinan dr. I Komang W.S Drh, sebagai pembimbing pertama dan Endang Suprihati, M.S. Drh, selaku pembimbing kedua). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar hormon estradiol 17~ dalam urine 45-65 hari setelah kawin guna membedakan antara kuda bunting dan tidak bunting. Hewan coba yang digunakan dalam percobaan ini adalah 18 ekor kuda yang dikawinkan dengan umur kawin antara 45 dan 60 hari.

Kemudian urine diukur kadar hormon 17~estradiol dengan menggunakan teknik radioimmunoassay (RIA) di Laboratorium Kebidanan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Kadar hormon estradiol 17~ dari kuda dengan diagnosis yang sama dirata-ratakan. Dari hasil penelitian, kadar hormon estradiol 17~45-65 hari setelah kawin pada kuda bunting adalah 8270 pgl/ml, sedangkan yang tidak bunting adalah 1878,25 pgl/ml.

Estrogen conjugate concentrations in plasma and urine reflect estrogen secretion in the non-pregnant and pregnant mare: A. Proceedings of the second research coordination meeting held at Bogor Agrocultural University (IPS), February 20-24, 1978, organized by the joint FAO/IAEA Department of Atomic Energy in Food and Agriculture. The Directorate General of Higher Education, Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia.

LAMP IRAN

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu penting bagi Bank Sampah Syariah UINSI Samarinda untuk memperhatikan pelayanannya, karena tingginya kualitas pelayanan yang diberikan akan menghadirkan

Make unnecessary body movements (Psychological Factor)5. YES