KOMPONEN PROSES
PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU
WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI
PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BEBAS KKN DAN
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
BUKTI DOKUMEN
P5 – PENGUATAN PENGAWASAN
5.5. Penanganan Benturan Kepentingan
a. Identifikasi/pemetaan benturan kepentingan dalam tugas fungsi utama
1. Peraturan Rektor terkait BK
2. SK Dekan tentang Komitmen Pimpinan dalam BK 3. Survey potensi BK
4. Peta potensi BK
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
2021
1. Peraturan Rektor Nomer 21 Tahun 2020 tentang Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan
Universitas Diponegoro
SALINAN
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 21 TAHUN 2020
TENTANG
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2015 tentang Penanganan Konflik Kepentingan di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Konflik Kepentingan adalah situasi di mana pejabat/pegawai memiliki atau patut diduga memiliki kepentingan pribadi terhadap setiap penggunaan wewenang sehingga dapat mempengaruhi substansi keputusan dan/atau tindakannya;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik dan meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Universitas Diponegoro diperlukan suatu kondisi yang bebas dari konflik kepentingan/benturan kepentingan;
c. bahwa pemahaman yang tidak seragam mengenai benturan kepentingan menimbulkan penafsiran yang beragam dan sangat berpengaruh pada kinerja Universitas Diponegro, sehingga perlu disusun pedoman penanganan benturan kepentingan di Lingkungan Universitas Diponegoro;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Universitas Diponegoro tentang Penanganan Benturan Kepentingan di lingkungan Universitas Diponegoro;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang-Undang…
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874), sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5698);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1961 tentang Pendirian Universitas Diponegoro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 25);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
10. Peraturan…
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2014 tentang Penetapan Universitas Diponegoro Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 302);
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5699) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2075 Tentang Bentuk Dan Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggt Negeri Badan Hukum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6461);
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Diponegoro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5721);
14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan (Berita Negara Nomor 65 Tahun 2013);
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2015 tentang Penanganan Konflik Kepentingan di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan {Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1985);
16. Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Diponegoro Nomor 03/UN7.1/HK/2019 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Diponegoro Tahun 2019 - 2024;
17. Peraturan Rektor Universitas Diponegoro Nomor 2 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unsur-Unsur di Bawah Rektor Universitas Diponegoro sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Rektor Universitas Diponegoro Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Rektor Universitas Diponegoro Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unsur-Unsur di Bawah Rektor Universitas Diponegoro;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG PENANGANGAN BENTURAN KEPENTINGAN DI UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAB I…
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Rektor ini yang dimaksud dengan:
1. Benturan Kepentingan adalah situasi atau kondisi dimana penyelenggara negara yang karena jabatannya memiliki kewenangan yang berpotensi dapat disalahgunakan baik sengaja maupun tidak sengaja untuk kepentingan lain sehingga dapat mempengaruhi kualitas keputusannya serta kinerja hasil kinerja keputusan tersebut yang dapat merugikan bagi Universitas Diponegoro.
2. Penyelenggara Negara adalah pejabat atau pegawai di lingkungan Universitas Diponegoro yang berpotensi memiliki Benturan Kepentingan dalam pelaksanaan tugas.
3. Pejabat adalah pejabat struktural atau pejabat yang mempunyai wewenang mengambil keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi tugas dan fungsinya.
4. Universitas Diponegoro yang selanjutnya disebut Undip adalah Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum.
5. Rektor adalah organ Undip yang memimpin penyelenggaraan dan pengelolaan Undip.
6. Unit Kerja adalah Unit Kerja unsur-unsur di bawah Rektor Undip.
7. Satuan Pengawas Internal Universitas Diponegoro yang selanjutnya disebut SPI Undip adalah unit pelaksana di bawah Rektor yang bertugas melakukan pengawasan dan/atau pemeriksaan kegiatan non akademik.
8. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
9. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat dengan tugas utama menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi di Undip.
10. Pegawai Universitas Diponegoro, yang selanjutnya disebut Pegawai Undip adalah setiap Pegawai Universitas Diponegoro yang memenuhi syarat yang telah ditentukan dan diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas-tugas di lingkungan Universitas Diponegoro dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
BAB II TUJUAN
Pasal 2 Tujuan Peraturan Rektor ini:
1. menciptakan budaya kerja organisasi yang dapat mengenal, mencegah, dan mengatasi situasi atau kondisi Benturan Kepentingan;
2. meningkatkan pelayanan Negara yang mengutamakan kepentingan umum;
3. mencegah terjadinya kerugian Negara;
4. mendorong tanggung jawab pribadi dan sikap keteladanan pimpinan;
5. meningkatkan integritas; dan
6. meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Pasal 3…
Pasal 3
(1) Setiap Penyelenggara Negara harus menaati Peraturan Rektor tentang Penanganan Benturan Kepentingan.
(2) Atasan langsung Pejabat dan/atau Pegawai di setiap tingkatan harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Rektor tentang Penanganan Benturan Kepentingan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan asas-asas umum pemerintahan yang baik.
(3) Seluruh pimpinan Unit Kerja harus melakukan identifikasi terhadap potensi adanya Benturan Kepentingan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di Unit Kerja masing-masing.
(4) Pimpinan Unit Kerja menyusun strategi penanganan Benturan Kepentingan di Unit Kerja masing-masing dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan, kode etik pegawai Undip, dan mempertimbangkan karakteristik pelaksanaan tugas dan fungsi di masing-masing Unit Kerja.
BAB III
BENTUK, JENIS, DAN SUMBER BENTURAN KEPENTINGAN
Pasal 4 Bentuk Benturan Kepentingan meliputi:
a. penerimaan gratifikasi atau pemberian/penerimaan hadiah atas suatu keputusan/jabatan;
b. penggunaan aset jabatan/instansi untuk kepentingan pribadi/golongan;
c. penggunaan informasi jabatan untuk kepentingan pribadi/golongan;
d. proses pengawasan yang tidak mengikuti prosedur karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi;
e. penyalahgunaan kewenangan dalam jabatan;
f. perangkapan jabatan di beberapa instansi yang memiliki hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis, sehingga menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan lainnya; dan
g. pemberian akses khusus kepada pihak tertentu oleh Penyelenggara Negara tanpa mengikuti prosedur yang seharusnya.
Pasal 5 Jenis Benturan Kepentingan meliputi:
a. Kebijakan yang berpihak akibat pengaruh/hubungan dekat/ketergantungan/pemberian gratifikasi;
b. pemberian izin yang diskriminatif;
c. pengangkatan pegawai berdasarkan hubungan dekat/balas jasa/pengaruh dari Pejabat yang tidak sesuai norma, standar, dan prosedur serta tidak profesional;
d. pemilihan rekanan kerja berdasarkan keputusan yang tidak profesional;
e. melakukan komersialisasi pelayanan publik;
f. penggunaan aset dan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi;
g. pengawas menjadi bagian dari pihak yang diawasi;
h. melakukan pengawasan yang tidak sesuai dengan norma, standar, dan prosedur;
i. menjadi bagian dari pihak yang memiliki kepentingan atas sesuatu yang dinilai; dan
j. melakukan pengawasan atau penilaian atas pengaruh pihak lain.
Pasal 6…
Pasal 6 Sumber Benturan Kepentingan dapat berupa:
a. penyalahgunaan kewenangan dalam jabatan;
b. perangkapan jabatan;
c. hubungan afiliasi;
d. gratifikasi; dan
e. kelemahan sistem organisasi.
BAB IV
PENCEGAHAN BENTURAN KEPENTINGAN
Pasal 7 Setiap Penyelenggara Negara dilarang:
a. ikut dalam proses pengambilan keputusan apabila terdapat potensi terjadinya Benturan Kepentingan;
b. memanfaatkan jabatan untuk memberikan perlakuan istimewa kepada keluarga, kerabat, kelompok dan/atau pihak lain atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara;
c. memegang jabatan lain yang patut diduga memiliki Benturan Kepentingan, kecuali sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;
d. melakukan transaksi dan/atau menggunakan harta/aset Barang Milik Negara untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan;
e. menerima, memberi, menjanjikan hadiah dan/atau hiburan dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan kedudukannya, termasuk dalam rangka hari raya keagamaan atau acara lainnya;
f. mengijinkan mitra usaha atau pihak ketiga memberikan sesuatu dalam bentuk apapun kepada Penyelenggara Negara;
g. menerima refund dan keuntungan pribadi lainnya yang melebihi dan/atau bukan haknya dari pihak manapun dalam rangka kedinasan atau hal-hal yang dapat menimbulkan potensi Benturan Kepentingan;
h. bersikap diskriminatif dan tidak adil serta melakukan kolusi untuk memenangkan satu atau beberapa pihak dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa di lingkungan Undip; dan
i. sengaja turut serta dalam kegiatan Pengadaan barang/jasa di lingkungan Undip, baik langsung maupun tidak langsung, yang pada saat dilaksanakan perbuatan untuk seluruh dan sebagian yang bersangkutan sedang ditugaskan untuk melaksanakan pengurusan dan pengawasan terhadap kegiatan yang sama.
Pasal 8
(1) Seluruh Penyelenggara Negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi harus menghindarkan diri dari sikap perilaku, dan tindakan yang dapat mengakibatkan terjadinya Benturan Kepentingan.
(2) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara Negara harus mendasarkan diri pada:
a. ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. kode etik dosen Undip;
c. kode etik tenaga kependidikan Undip;
d. prinsip pelayanan prima;
e. tidak memasukkan unsur kepentingan pribadi/golongan; dan f. tidak dipengaruhi hubungan afiliasi.
Pasal 9…
Pasal 9
(1) Setiap tugas dan tanggung jawab Penyelenggara Negara yang berpotensi adanya Benturan Kepentingan, dilakukan upaya pencegahan Benturan Kepentingan.
(2) Pimpinan Unit Kerja bertanggung jawab melakukan pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan pencegahan Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di masing-masing Unit Kerja.
(3) Pelaksanaan hasil pencegahan Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada Rektor secara periodik setiap semester melalui Wakil Rektor yang menangani urusan umum.
BAB V
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
Pasal 10
(1) Penyelenggara Negara yang terkait dalam pengambilan keputusan dapat melaporkan atau memberikan keterangan adanya dugaan Benturan Kepentingan dalam menetapkan keputusan dan/atau tindakan.
(2) Laporan atau keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada atasan langsung Pejabat pengambil keputusan secara tertulis dengan mencantumkan identitas jelas pelapor dan melampirkan bukti-bukti terkait.
(3) Atasan langsung Pejabat pengambil keputusan melakukan pemeriksaan untuk menguji kebenaran laporan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya laporan.
(4) Apabila hasil dari pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak benar, keputusan dan/atau tindakan Pejabat yang dilaporkan dinyatakan tetap berlaku.
(5) Apabila hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) benar, dalam jangka waktu 2 (dua) hari terhitung sejak dikeluarkannya hasil pemeriksaan, keputusan dan/atau tindakan tersebut ditinjau kembali oleh atasan dari atasan langsung tersebut.
(6) Pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan dari tindak lanjut hasil pemeriksaan terjadinya Benturan Kepentingan dilaksanakan oleh SPI Undip.
Pasal 11
(1) Penyelenggaran Negara yang terlibat atau memiliki potensi untuk terlibat secara langsung dalam situasi Benturan Kepentingan, wajib melaporkan kepada atasan langsung dengan menyampaikan surat pernyataan potensi Benturan Kepentingan.
(2) Penyelenggara Negara atau pihak-pihak lainnya yang tidak memiliki keterlibatan secara langsung, namun mengetahui adanya atau potensi Benturan Kepentingan, dapat melaporkan melalui mekanisme penanganan pengaduan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
(3) Mekanisme penanganan pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Rektor.
Pasal 12…
Pasal 12
Dalam situasi Benturan Kepentingan agar tidak mengarah pada penyimpangan atau korupsi, kolusi, dan nepotisme, Penyelenggara Negara dapat melakukan tindakan:
a. pengurangan (divestasi) kepentingan pribadi;
b. penarikan diri (recusal) dari proses pengambilan keputusan;
c. membatasi akses informasi;
d. mutasi;
e. pengalihan tugas dan tanggungjawab; dan/atau f. pengunduran diri dari jabatan.
Pasal 13
(1) Setiap Pegawai yang mengetahui adanya pelanggaran atas Peraturan Rektor ini wajib melaporkan pelanggaran tersebut kepada pimpinan Unit Kerja.
(2) Setiap Penyelenggara Negara yang terbukti melakukan Benturan Kepentingan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VI
PEMANTUAN DAN EVALUASI
Pasal 14
Pemimpin Unit Kerja melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan ketentuan dan kebijakan mengenai penanganan Benturan Kepentingan secara berkala.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 15
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini diatur lebih lanjut dengan keputusan Rektor tersendiri.
BAB VIII KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Peraturan Rektor ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Semarang Pada tanggal 17 Juli 2020
REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO, ttd
PROF. DR. YOS JOHAN UTAMA, S.H. M.HUM.
NIP 196211101987031004 SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA
SEKRETARIS UNIVERSITAS
PROF. DR. dr. ANIES, M.KES., PKK NIP 195407221985011001
2. Surat Keputusan Dekan Nomor
170/UN7.5.3.2/HK/2020 tentang Komitmen Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Dalam Benturan Kepentingan
KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Nomor: 170/UN7.5.3.2/HK/2020 TENTANG
KOMITMEN PIMPINAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO DALAM BENTURAN KEPENTINGAN
DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO,
Menimbang : a. bahwa benturan kepentingan adalah situasi atau kondisi dimana pimpinan fakultas yang karena jabatannya memiliki kewenangan yang berpotensi dapat disalahgunakan baik sengaja maupun tidak sengaja untuk kepentingan lain sehingga dapat mempengaruhi kualitas keputusannya serta kinerja hasil kinerja keputusan tersebut yang dapat merugikan bagi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
b. bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik dan meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro diperlukan suatu kondisi yang bebas dari benturan kepentingan;
c. bahwa dalam upaya menghindari benturan kepentingan pada Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, pimpinan fakultas berkomitmen dalam hal sebagaimana disebutkan pada butir b;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud dalam huruf a, b dan c, sebagai perwujudannya perlu diterbitkan Keputusan Dekan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dariKorupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4150);
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5698);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1961 tentang Penegerian Universitas Diponegoro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 25);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2014 tentang Penetapan Universitas Diponegoro Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 302);
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 110, tambahan Lembaran Negara Nomor 5699);
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Diponegoro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5721);
14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan
15. Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Diponegoro Nomor 03/UN7.1/HK/2019 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Diponegoro Tahun 2019 - 2024;
16. Peraturan Rektor Universitas Diponegoro Nomor 2 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unsur-Unsur di Bawah Rektor Universitas Diponegoro;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG KOMITMEN PIMPINAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO DALAM BENTURAN KEPENTINGAN.
KESATU : Menetapkan Komitmen Kimpinan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam Benturan Kepentingan sebagai berikut:
1. Kami bukan Pengurus Partai Politik, Anggota Legislatif dan/atau Kepala/Wakil Kepala Daerah dan/atau tidak sedang mencalonkan diri sebagai calon Pengurus Partai Politik, Anggota Legislatif dan/atau calon Kepala/Wakil Kepala Daerah.
2. Kami tidak melakukan aktivitas lain di luar jam kerja, yang mana aktivitas tersebut mempunyai benturan dengan kepentingan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dan/atau aktivitas tersebut menurunkan kemampuan kami untuk memenuhi tugas yang telah diamanatkan.
3. Kami tidak memangku jabatan rangkap sebagai:
a. jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
b. jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
4. Kami tidak akan memanfaatkan institusi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk kepentingan pribadi, keluarga maupun golongan tertentu, selain manfaat yang diperoleh dari fasilitas yang disediakan oleh institusi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
5. Kami bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku apabila melakukan pelanggaran terhadap hal-hal sebagaimana tercantum dalam Surat Pernyataan ini dengan tetap memperhatikan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
KEDUA : Pengawasan terhadap pelaksanaan komitmen dilaksanakan melalui pemantauan dan evaluasi oleh Senat Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Semarang pada tanggal 13 Maret 2020 DEKAN FAKULTAS TEKNIK, ttd
Prof. Ir. M. AGUNG WIBOWO, M.M., M.Sc., Ph.D.
NIP 196702081994031005 SALINAN disampaikan kepada:
1. Rektor Undip;
2. Para Wakil Dekan Fakultas Teknik Undip;
3. Para Ketua Departemen Fakultas Teknik Undip;
4. Kasubbag. Keuangan & Kepegawaian Fakultas Teknik Undip; dan 5. yang bersangkutan.
SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA KABAG. TATA USAHA FAKULTAS TEKNIK
ARI EKO WIDYANTORO, S.T., M.Si.
NIP 197510172003121004
3. Survey potensi benturan kepentingan di lingkungan
Fakultas Teknik
SURVEY POTENSI BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK
Benturan Kepentingan (conflict of interest) adalah situasi atau kondisi dimana pegawai yang karena jabatannya memiliki kewenangan yang berpotensi dapat disalahgunakan baik sengaja maupun tidak sengaja untuk kepentingan lain sehingga dapat mempengaruhi kualitas keputusannya serta kinerja hasil kinerja keputusan tersebut yang dapat merugikan bagi Universitas Diponegoro pada umumnya, dan khususnya Fakultas Teknik.
Bentuk Benturan Kepentingan meliputi:
a. penerimaan gratifikasi atau pemberian/penerimaan hadiah atas suatu keputusan/jabatan;
b. penggunaan aset jabatan/instansi untuk kepentingan pribadi/golongan;
c. penggunaan informasi jabatan untuk kepentingan pribadi/golongan;
d. proses pengawasan yang tidak mengikuti prosedur karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi;
e. penyalahgunaan kewenangan dalam jabatan;
f. perangkapan jabatan di beberapa instansi yang memiliki hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis, sehingga menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan lainnya; dan
g. pemberian akses khusus kepada pihak tertentu oleh Penyelenggara Negara tanpa mengikuti prosedur yang seharusnya.
Jenis Benturan Kepentingan meliputi:
a. kebijakan yang berpihak akibat pengaruh/hubungan dekat/ketergantungan/pemberian gratifikasi;
b. pemberian izin yang diskriminatif;
c. pengangkatan pegawai berdasarkan hubungan dekat/balas jasa/pengaruh dari Pejabat yang tidak sesuai norma, standar, dan prosedur serta tidak profesional;
d. pemilihan rekanan kerja berdasarkan keputusan yang tidak profesional;
e. melakukan komersialisasi pelayanan publik;
f. penggunaan aset dan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi;
g. pengawas menjadi bagian dari pihak yang diawasi;
h. melakukan pengawasan yang tidak sesuai dengan norma, standar, dan prosedur;
i. menjadi bagian dari pihak yang memiliki kepentingan atas sesuatu yang dinilai; dan j. melakukan pengawasan atau penilaian atas pengaruh pihak lain.
Sumber Benturan Kepentingan dapat berupa:
a. penyalahgunaan kewenangan dalam jabatan;
b. perangkapan jabatan;
c. hubungan afiliasi;
d. gratifikasi; dan
e. kelemahan sistem organisasi.
Untuk mengatasi benturan kepentingan yang mungkin terjadi di lingkungan Fakultas Teknik, maka setiap pegawai wajib mengisi survey potensi benturan kepentingan berikut ini. Survey yang telah diisi mohon diserahkan kembali ke TPMFT.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama & gelar : _______________________________________________________________
NIP : _______________________________________________________________
Unit kerja* : Dekanat / PS PPI / Departemen _____________________________________
Alamat : _______________________________________________________________
Jabatan fungsional : _______________________________________________________________
Jabatan struktural : _______________________________________________________________
Sumber potensi benturan kepentingan yang mungkin muncul dengan pimpinan Fakultas Teknik**:
penyalahgunaan kewenangan jabatan
perangkapan jabatan
hubungan afiliasi
gratifikasi
kelemahan sistem organisasi
tidak ada
Jabatan atasan langsung : ____________________________________________________________
Sumber potensi benturan kepentingan yang mungkin muncul dengan atasan langsung**:
penyalahgunaan kewenangan jabatan
perangkapan jabatan
hubungan afiliasi
gratifikasi
kelemahan sistem organisasi
tidak ada
Jabatan bawahan langsung : __________________________________________________________
Sumber potensi benturan kepentingan yang mungkin muncul dengan bawahan langsung**:
penyalahgunaan kewenangan jabatan
perangkapan jabatan
hubungan afiliasi
gratifikasi
kelemahan sistem organisasi
tidak ada
Penerima layanan: mahasiswa, lainnya __________________________________________________
Sumber potensi benturan kepentingan yang mungkin muncul dengan**:
penyalahgunaan kewenangan jabatan
perangkapan jabatan
hubungan afiliasi
gratifikasi
kelemahan sistem organisasi
tidak ada
* Coret yang tidak perlu
** Beri tanda pada kotak yang sesuai. Silakan beri keterangan tambahan, jika perlu.
_______________, _____ - _________ 2020
(___________________________________)
4. Peta potensi benturan kepentingan di lingkungan
Fakultas Teknik
PETA POTENSI BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK
Benturan Kepentingan adalah situasi atau kondisi dimana penyelenggara negara yang karena jabatannya memiliki kewenangan yang berpotensi dapat disalahgunakan baik sengaja maupun tidak sengaja untuk kepentingan lain sehingga dapat mempengaruhi kualitas keputusannya serta kinerja hasil kinerja keputusan tersebut yang dapat merugikan bagi Universitas Diponegoro pada umumnya, dan khususnya Fakultas Teknik.
Untuk mengatasi benturan kepentingan (conflict of interest) yang mungkin terjadi di lingkungan Fakultas Teknik, maka berikut disusunlah suatu peta potensi benturan kepentingan, yang diturunkan dari peta proses bisnis semua layanan di Fakultas Teknik.
Proses Bisnis Bentuk Potensi BK Jabatan Berpotensi BK Pengajaran Penentuan
dosen wali
Mahasiswa mendapat dosen wali yang memiliki hubungan keluarga
Dosen Mahasiswa
Penentuan dosen mata kuliah
Mahasiswa diajarkan oleh dosen yang memiliki hubungan keluarga
Dosen Mahasiswa
Penentuan dosen pembimbing KP
Mahasiswa dibimbing KP oleh dosen yang memiliki hubungan keluarga
Dosen Mahasiswa
Penentuan dosen pembimbing TA
Mahasiswa dibimbing TA oleh dosen yang memiliki hubungan keluarga
Dosen Mahasiswa
Penentuan dosen penguji
Mahasiswa diuji oleh dosen yang memiliki hubungan keluarga
Dosen Mahasiswa
Penentuan nilai mahasiswa
Penyalahgunaan wewenang (jual beli nilai)
Petugas layanan (SIAKAD)
Mahasiswa
Pemberian sanksi
akademik bagi mahasiswa
Pemberi sanksi menyalahgunakan wewenang
Pimpinan pemberi sanksi
Mahasiswa
Penelitian Penilaian proposal penelitian
Penyalahgunaan wewenang
Reviewer Dosen
Pelaksanaan penelitian yang melibatkan pihak diluar universitas
Tindak KKN Dosen Pihak
peneliti luar universitas
Proses Bisnis Bentuk Potensi BK Jabatan Berpotensi BK Monitoring dan
evaluasi hasil penelitian
Penyalahgunaan wewenang
Reviewer Dosen
Pengabdian masyarakat
Penilaian proposal penelitian
Penyalahgunaan wewenang
Reviewer Dosen
Pelaksanaan pengabdian
Tindak KKN Dosen Masyarakat
penerima pengabdian Monitoring dan
evaluasi hasil penelitian
Penyalahgunaan
wewenang Reviewer Dosen
Pemilihan
pejabat Pemilihan
Dekan Ketua tim panitia pemilihan memiliki hubungan keluarga dengan bakal calon Dekan
Ketua Tim
Panitia Bakal calon dekan
Pemilihan Dekan
Dekan memiliki hubungan keluarga dengan Wakil Dekan
Dekan Wakil
Dekan Pemilihan
Kadep dan Sekdep
Ketua tim panitia pemilihan memiliki hubungan keluarga dengan bakal calon Kadep dan Sekdep
Ketua Tim
Panitia Bakal calon Kadep &
Sekdep
Pemilihan Kadep dan Sekdep
Kadep dan Sekdep memiliki hubungan keluarga
Kadep Sekdep
Pemilihan Kaprodi dan Sekprodi
Ketua tim panitia pemilihan memiliki hubungan keluarga dengan bakal calon Kaprodi dan Sekprodi
Ketua Tim Panitia
Bakal calon Kaprodi &
Sekprodi
Pemilihan Kaprodi dan Sekprodi
Kaprodi dan Sekprodi memiliki hubungan keluarga
Kaprodi Sekprodi
Pemberian sanksi bagi pegawai
Pemberi sanksi menyalahgunakan wewenang
Kadep/
Wakil Dekan Sumberdaya/
Dekan
Pegawai
Pemilihan Senat Akademik Fakultas
Bakal calon Senat Akademik memiliki hubungan darah dengan pimpinan fakultas
Bakal calon Senat Akademik Fakultas
Dekan dan Wakil Dekan
Bagian Umum dan Pengelolaan Aset
Proses pengadaan barang dan jasa
Penyalahgunaan
wewenang KPA, PPK,
POKJA ULP Pegawai
Proses Bisnis Bentuk Potensi BK Jabatan Berpotensi BK Proses
pengadaan barang dan jasa
Tindak pidana KKN Pegawai Penyedia barang/jasa Bagian
Kemahasiswaan
Pelayanan mahasiswa
Penyalahgunaan wewenang
Petugas pelayanan
Mahasiswa Pelayanan
perpustakaan
Penyalahgunaan wewenang
Petugas perpustakaan
Pegawai Bagian
Keuangan dan Kepegawaian
Pelayanan pegawai secara umum
Penyalahgunaan wewenang
Pimpinan Pegawai
Pelayanan pegawai terkait dengan
keuangan
Penyalahgunaan wewenang
Petugas pelayanan
Pegawai