• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMICU 4 BLOK 19 2024

N/A
N/A
21-019 Putri Artanti Parinduri

Academic year: 2024

Membagikan " PEMICU 4 BLOK 19 2024"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PEM ICU 4 BLOK 19

- KELOMPOK 2 -

(2)

Putri Azzura Vannia (210600012)

Naia Nasywa Putri Zein (210600013)

Priskila Dewi Simanjuntak (210600014)

Hanna Febiola Yaremia Pasaribu (210600015) Vira Audina Tanjung (210600017)

Lana Azizah Pramono (210600018) Putri Artanti Parinduri (210600019)

Rhena Fitria Khairunnisa (210600020) Khalis Annisa Putri (210600021)

Farahdita Azhara (210600113) Tasyfina Hannan Fajar (210600016)

Verina Angelique (210600108)

Annesley Patio AB Aruan (210600109) Aisyah Adli Hasibuan (210600110)

Gresi Amelia Sihotang (210600111) Asmi Khoirina Harahap (210600112) Dwi Intan Pratiwi (210600114)

Ade Nur Zahara (210600115)

Achmad Dzaki Hidayat (210600117)

Dewi Pingce Situmorang (210600118)

(3)

SKENARIO:

Seorang laki-laki usia 50 tahun, pegawai BUMN, datang ke RSGM USU, dengan keluhan gigi tiruan lepasan yang dibuatnya ± 6 bulan yang lalu tidak nyaman dipakai dan ingin menggantinya

dengan gigi tiruan yang tidak dapat dibuka pasang. Pasien mengaku sedang dalam perawatan dokter spesialis untuk penyakit hipertensi yang dideritanya selama 5 tahun. Tekanan darah 155/90 mmHg. Obat yang digunakan yaitu Amlodipine yaitu clas calcium channel bloker. Pasien

juga mengeluh tentang mulut terasa kering. Pasien mempunyai kebiasaan merokok.

Dari hasil pemeriksaan klinis dijumpai :

- Gigi 11 sudah dicabut ± 6 bulan yang lalu akibat kecelakaan (jatuh dari sepeda motor).

- Gigi 21 terdapat klas IV RK dan terjadi perubahan warna. Dari hasil pemeriksaan radiografi pada gigi 21 terlihat adanya gambaran radiolusen pada daerah periapikal. Lamina dura terputus-

putus.

- Gigi lainnya sehat.

- Oklusi normal.

- Terdapat kalkulus pada regio lingual rahang bawah.

- Hiposalivasi

(4)

1. Berdasarkan data yang ada di atas, sebutkan dan jelaskan paling sedikit 7 alasan yang menjadi

pertimbangan saudara bahwa kasus tersebut dapat dibuatkan gigi tiruan yang tidak dapat

dibuka pasang (GTJ).

(5)

Usia Penderita

Kondisi Keuangan, Pendidikan dan Pekerjaan Pasien Psikologis dan

Keinginan Pasien Gigi penyangga yang

bersifat adekuat

Jumlah Gigi yang Diganti

Indikasi gigi tiruan jembatan minimal umurnya adalah diatas 17 tahun,

dikarenakan kondisi anatomisnya yang masih belum tumbuh sempurna, pulpa yang masih besar, dan tulang rahang yang belum cukup padat

Kondisi pasien adalah kehilangan satu gigi yaitu gigi 11, dan dapat

diindikasikan pemakaian GTJ, kemudian sebagai gigi penyangganya perlua lauas permukaan selapt yang lebih besar dan luas dari gigi yang akan diganti.

Pada gigi 21 yang akan menjadi gigi penyangga perlu dilakukan perawatan

pendahuluan dulu dengan perawatan endodonti, sehingga gigi ini dapat dijadikan gigi penyangga untuk gigi 11

yang hilang.

Pasien ini termasuk pasien yang bertipe philosophical, dimana pasien ini

rasional, sensible, dan memiliki motivasi dalam mengganti gigi

tiruannya.

Dalam pembuatan GTJ yang lebih mahal, pendidikan dan pekerjaan yang

memumpuni juga perlu diperhatikan

(6)

Penyakit Sistemik Pasien

Pertimbangan Merokok Estetis dan Stabilitas

Oklusi Normal dan Oral Hygiene

Kondisi Jaringan Pendukung

Pasien memiliki hipertensi yang tidak terkontrol, ada beberapa efek yang dapat ditimbulkan akibat dari obat antihipertensi

seperti xerostomia dan hyperplasia gingival

Dalam pembuatan GTJ, pasien perlu dilihat apakah jaringan pendukung seperti

gingiva, tulang alveolar, ligament periodontal dan sementum yang adekuat dalam pemakaian jangka waktu yang lama.

Oklusi yang normal lebih memudahkan dalam pembuatan GTJ. OH yang baik juga mempengaruhi dalam keberhasilan

dalam pemakaian jangka Panjang.

Gigi anterior yang diganti, memerlukan estetis dan stabilitas, pada kasus ini

dapat dipakaikan GTJ

Kebiasaan ini menyebabkab hiposalivasi dan menurunnya

laju alir saliva

(7)

2. Jelaskan diagnosa dan rencana perawatan pada gigi 21 untuk persiapan pembuatan gigi

tiruan yang tidak dapat dibuka pasang (GTJ) pada

gigi tersebut!

(8)

Periodontitis Apikalis Kronis et causa Nekrosis

Pulpa

ALASAN DIAGNOSIS

Dilihat dari hasil pemeriksaan radiografi pada gigi 21 terlihat adanya gambaran radiolusen pada daerah periapikal serta lamina

dura terputus-putus serta dan tidak menunjukkan gejala klinis Dilihat dari gambaran klinis gigi 21 terdapat klas IV RK dan terjadi perubahan warna yang merupakan salah satu gambaran klinis dari

nekrosis pulpa.

(9)

RENCANA PERAWATAN

Perawatan Saluran Akar Pemasangan Gigi Tiruan Jembatan Penghilangan Kalkulus

TAHAPAN PERAWATAN

Dilakukan pemeriksaan dan ditegakkan diagnosis 1.

Lakukan penghilangan kalkulus dan rencana perawatan Perawatan Saluran Akar, isolasi area kerja menggunakan rubber dam, kavitas dibersihkan

2.

Dilakukan pemotongan atap pulpa menggunakan tappered bur dan dilakukan ekstirpasi, selanjutnya dilakukan irigasi menggunakan NaOCl 2,5%. Setelah dilakukan radiografi dilanjutkan PSA dengan teknik

crown down dan selanjutnya dilakukan foto lagi 3.

Dilakukan irigasi terakhir dengan EDTA 17% , lalu dilakukan pengisian saluran akar menggunakan sealer berbahan resin dan gutta percha

4.

Lalu kavitas ditutup dengan tumpatan sementara, dan setelah hasil radiografi berhasil maka dapat dilanjutkan dengan pemasangan gigi tiruan jembatan

5.

(10)

3. Jelaskan pengaruh penyakit hipertensi dengan proses pembuatan gigi tiruan yang akan

dilakukan!

(11)

HIPERTENSI

XEROSTOMIA DAN

PEMBESARAN GINGIVA GIGI TIRUAN JEMBATAN

Salah satu obat antihipertensi tersebut adalah amlodipin. Obat ini dapat memengaruhi aliran saliva secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung obat ini akan memengaruhi aliran saliva

dengan meniru aksi sistem saraf autonom, sedangkan secara tidak langsung obat

antihipertensi akan memengaruhi saliva dengan mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit

atau dengan memengaruhi aliran darah ke kelenjar.

Menimbulkan efek xerostomia (mulut kering dan hiposalivasi).

Selain itu, obat ini juga dapat mengakibatkan dysgeusia (lidah

merasakan rasa logam dalam mulut) dan pembesaran gingiva.

GTJ hanya cekat pada daerah bergigi sehingga pasien tetap

dapat menjaga oral hygiene (tidak menutupi daerah yang luas

dan menghalangi pembersihan) dan diberikan obat-obat atau terapi untuk stimulasi salivanya.

(12)

4. Apakah penyebab hiposalivasi pada pasien

tersebut?

(13)

Mekanisme:

Stimulasi saraf simpatis berlebihan → Kontriksi Pembuluh Darah dan mengurangi sekresi air → Tekanan Darah Naik → Resistensi Pembuluh darah meningkat → Aliran darah yang menuju organ vital berkurang →

Suplai darah menuju ke saliva berkurang → Sekresi saliva turun, saliva lebih kental, pH saliva turun.

FAKTOR HIPERTENSI

(14)

Laju aliran saliva sangat rendah paling banyak terjadi pada usia 51-55 tahun dengan rerata laju aliran saliva 0,05 ml/menit. Seiring

bertambahnya usia, terjadi proses aging yang akan mengakibatkan perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar saliva. Parenkim kelenjar hilang dan digantikan oleh jaringan lemak dan penyambung sehingga

jumlah aliran saliva berkurang.

FAKTOR USIA

(15)

Amlodipin merupakan obat yang digunakan dalam penanganan hipertensi. Obat ini memiliki efek samping yang dapat berpengaruh

terhadap sistemik maupun rongga mulut seperti laju aliran saliva.

FAKTOR OBAT AMLODIPINE

(16)

Efek kerja nikotin dapat mempengaruhi ganglion saraf simpatis dan ganglion saraf parasimpatis, yang apabila dalam dosis yang besar akan

menimbulkan EPSP (depolarisasi) yang pesisten serta menimbulkan

desentiasi reseptor sehingga berakibat terjadinya penghambatan ganglion.

Hal tersebut dapat memiliki efek pada kelenjar saliva yang berakibat berkurangnya produksi saliva, sehingga para perokok berat cenderung

mengalami xerostomia

FAKTOR KEBIASAAN MEROKOK

(17)

5. Bagaimana tatalaksana hiposalivasi untuk

pasien tersebut?

(18)

Resepkan obat kumur Chlorine

Dioxide Lemon Mint Dry Mouth Gel

Permen Xylitol bebas gula Himbau pasien berhenti merokok Sikat Gigi Teratur

(19)

6. Jika sekiranya GTJ yang akan saudara buatkan adalah GTJ logam keramik, jelaskan desain dari

GTJ tersebut, berserta ALASANNYA meliputi :

(20)

JENIS RETAINER

GIGI YANG DIPILIH SEBAGAI GIGI PENYANGGA

TIPE GTJ

BENTUK AKHIRAN

SERVIKAL PREPARASI

TIPE DASAR PONTIK

Fixed bridge denture

karena memiliki retensi yang maksimal dan kuat serta dapat menyalurkan beban pengunyahan yang

sebanding pada gigi penyangga serta memiliki konektor yang rigid sehingga tidak mungkin terjadi

pergeseran antara pontik dengan retainer

Gigi 21 dan 12

Hukum ante menyatakan bahwa "Luas area permukaan akar gigi penyangga harus sama atau lebih besar dari luas area permukaan akar gigi yang

hilang atau daerah anodonsia. Mengapit gigi penyangga, mahkota erupsi sempurna dan gigi

yang sehat

Complete veneer crown (Metal ceramic crown) yang termasuk extra corona retainer pada gigi 12 (Karena

membutuhkan estetika dan mempunyai kekuatan yang tinggi), dan retainer dowel crown pada gigi 21

(Karena gigi tersebut membutuhkan PSA terlebih dahulu)

Modified ridge lap pontik (biasanya untuk gigi anterior karena memperkecil terjadinya impaksi makanan dan

estetis) Bagian labial: Shoulder (agar tidak mudah retak

Bagian palatal: Chamfer (krn terbuat dari logam)

(21)

7. Jelaskan prosedur preparasi gigi penyangga untuk kasus diatas Prinsip biologis batas gigi

penyangga pulpa, mekanis bentuk tipe preparasi,

estetis untuk tidak terlihat bagian preparasinya .

(22)

Pembuatan Galur (Depth Guide)

Preparasi Permukaan Labial dan Lingual

Pembulatan Sudut Preparasi Bidang Aksial Preparasi Permukaan Insisal

Preparasi Bagian Proksimal

Pembentukan Tepi Servikal

Pada gigi anterior, galur proksimal dapat dibuat bila gigi pada bagian labiopalatal cukup tebal.

Pengurangan bagian proksimal membentuk konus, kemiringan 5-10 ̊.

Membuat 3 alur panduan (groove) dengan flat end tapered diamond bur sedalam 2 mm, groove didaerah insisal edge,

Membuat 3 alur panduan (groove) dengan flat end tapered

diamond bur sedalam 1,5mm, groove dibuat sejajar sumbu gigi.

Sudut pertemuan antara dua bidang preparasi ditumpulkan Preparasi bagian sevikal menggunakan flat end

tapered bur dengan akhiran sevikal ialah chamfer

(23)

Prinsip biologis: penempatan batas tepi preparasi dan

menjaga kesehatan pulpa

Prinsip mekanik: bentuk batas tepi preparasi dan

keutuhan batas tepi

Prinsip estetik: diperhatikan agar peralihan warna antara bats tepi

preparasi dengan tepi restorasi tidka tampak

ALAT PREPARASI

Contra angle handpiece

Flat end tapered bur : preparasi bagian insisal & labial.

Long needle bur : preparasi bagian proximal mesial & distal

Round end tapered bur : preparasi bagian insisal & labial.

Flame bur : preparasi bagian lingual/palatal atau bagian cekung.

Finishing stone

Explorer and periodontal probe Hatchet and chisel

(24)

8. Jelaskan 4 (empat) hal yang harus

diperhatikan dalam preparasi gigi penyangga

(25)

KETEBALAN PREPARASI KELANCIPAN

(KEMIRINGAN/KEKONUSAN) PREPARASI

LETAK TEPI AKHIRAN

PREPARASI (FINISHING LINE) BENTUK PREPARASI

Sudut Kelancipan yang tepat untuk preparasi gigi bervariasi anatara 5-10 derajat, kovergensi yang

direkomendasikan anatara dinding yang bertentangan adalah 60.

Ketebalan pengambilan jaringan gigi yang terbuat dari porselen seperti pada pembuatan mahkota jaket porselen adalah sebesar 1 mm. Seperti pada kasus, untuk gigi 22 dapat

dilakukan kedalaman bagian labial 1,3 mm, insisal 1,8.

Preparasi pada bagian oklusal harus disesuaikan dengan morfologi oklusal

gigi. Sudut pertemuan preparasi ditumpulkan

Sudut-sudut ini harus dibulatkan, karena sudut yang tajam akan menimbulkan tegangan (stress) pada restorasi dan sulit

dalam pemasangan jembatan. Bentuk akhiran preparasi dibedakan atas: knife edge, chamfer edge, shoulder edge,

bevel edge, shoulder with bevel edge.

(26)

TERIMAKASIH !

Referensi

Dokumen terkait