PEMIKIRAN FILSAFAT POLITIK PLATO DAN ARISTOTELES
Nama: IRFAN ARDAN Kelas: 3A/ILMU POLITIK
NIM: 11211120000067
PEMIKIRAN PLATO
Plato adalah salah satu filsuf terkenal dalam sejarah internasional. Plato lahir di Athena pada sekitar tahun 428-427 SM. Plato memiliki ayah yang bernama Ariston dan Ibu yang bernama Perictione serta anak perempuan yang bernama Charmides lalu keponakan yang bernama Critias.
Plato menghabiskan masa kecilnya bersama ayah tirinya yang bernama Pyrilampes setelah ayah kandungnya wafat dan dinikahi oleh ibunya. Pyrilampes sendiri adalah salah satu aristokrat negara Athena dan teman dari Pericles, pemimpin Athena. Dan masa muda beliau dididik dalam tradisi di bawah kepemimpinan Rezim Periclean. 1
Kemudian Plato pada usia kepala dua mulai berkenalan dengan filsafat terkenal di negaranya yang bernama Socrates. Dari Socrates inilah, Plato mulai merasakan sikap skeptis terhadap sistem demokrasi. Sistem demokrasi meskipun sistemnya adalah kekuasaan di tangan rakyat, tetapi nyatanya demokrasi hanya menjadi kekuasaan yang diduduki oleh sekumpulan tuan-tuan yang lemah dan penuh dengan nafsu duniawi. Kerabatnya di Oligarki (pemangku pemerintahan Athena/Aristokrat) awalnya mengajak Plato untuk ikut berkarir dalam dunia politik demokrasi Athena. Tetapi setelah kejadian Perang Peloponesia dan bisikan nasihat dari seorang Socrates, Plato mulai menghindari politik demokrasi di sana, menghabiskan hidupnya buat berguru terhadap Socrates, dan mengkritik sistem yang dilaksanakan di sana sembari berharap adanya seorang diktator kuat yang memimpin Athena dan menjamin kuatnya stabilitas, pertahanan, dan kesejahteraan yang ada di Athena. Dan Plato semakin membenci sistem demokrasi Athena setelah guru kesayangannya, Socrates, dibunuh oleh suruhan aristokrat Athena. Plato kemudian berkelana keluar dari Athena dalam waktu yang cukup lama.2
Sekembalinya beliau ke Athena, beliau mendirikan sebuah universitas kuno benua Eropa pertama di sebuah daerah yang bernama Academus pada tahun 378 SM. Universitas ini dikatakan universitas karena tempat pendidikan ini tidak hanya mengajarkan filsafat, melainkan juga mengajarkan Sains dan Matematika. Pelajarnya juga tidak hanya berasal dari Athena saja, tetapi dari berbagai penjuru Yunani banyak yang belajar di universitas ini. Aristoteles pun juga menjadi murid Plato yang terkenal dalam universitas tersebut. Plato kemudian meninggal dunia pada tahun 348 M.
1 Frederick Copleston. 2020. Filsafat Plato. Yogyakarta: BASABASI 2 Ibid. hal. 15
Pandangan Plato mengenai negara dan sistem yang ada di dalamnya sangatlah dipengaruhi oleh gurunya, Socrates serta pengaaman mengembaranya. Menurut Plato, negara idealnya adalah mementingkan kebajikan yang bijak. Kebajikan dalam pemikiran Plato adalah ilmu pengetahuan.
Plato juga sangat menekankan pentingnya negara memiliki sebuah lembaga ilmu pengetahuan dan pendidikan. Negara yang tidak peduli dengan kebajikan akan menjadi negara yang jauh dari dambaan masyarakat pada umumnya. Negara ideal menurut Plato adalah negara yang penuh dengan kebajikan di dalamnya. Plato juga menganggap bahwa pemimpin yang pantas memimpin negara yang ideal tersebut adalah pemimpin yang mengerti prinsip kebajikan yang telah beliau kemukakan. Beliau menyebutkan pemimpin tersebut sebagai (raja-filsuf). Pemimpin tersebut diibaratkan sebagai dokter yang mengerti gejala penyakit masyarakat dalam negara dan tahu cara menyembuhkannya. 3 beliau mencontohkan raja Dionysius sebagai raja dalam pemimpin negara ideal, raja Dionysius sendiri adalah penguasa negara Syracuse, tempat Plato mengembara. Di sana, Plato berkenalan dan berteman akrab dengan beliau.
Plato juga mengusulkan adanya sebuah hak kepemilikan bersama, jauh hari sebelum hal tersebut dikemukakan oleh filsuf Jerman terkenal, Karl Marx. Hak kepemilikan bersama yang dikelola negara dapat menghindarkan masyarakat dari kecemburuan sosial. Opini penulis, negara ideal Plato umumnya mirip seperti Uni Soviet. Beliau sangat kurang suka dengan nilai individualisme yang dinilai sebagai propaganda sofis (filsuf palsu bayaran) bayaran aristokrat Athena yang dikira membawa kebaikan ternyata membawa pada kebobrokan negara Athena itu sendiri.
PEMIKIRAN ARISTOTELES
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stageria, Trakia. Ayahnya, Nikomakus, merupakan tabib dari Raja Makedonia, Amyntas II. Beliau pergi ke Athena pada tahun 368 SM dan menjadi anggota dari Akademi yang didirikan oleh Plato. Beliau kemudian menjadi murid kebanggaan Plato sampai Plato meninggal dunia. Meskipun beliau lebih menyikapi segalanya dengan empirisme mutlak, tetapi pemikiran beliau tidak bisa lepas dari ajaran Plato yang masih memiliki elemen ketuhanan. Jadi, pemikiran Plato tetap masuk ke dalam otak Aristoteles sebagai penyeimbang pemikiran empirisme mutlak beliau.
Walaupun beliau memiliki perbedaan pedapat dengan Plato, tetapi beliau sangat menghormati dan memuja Plato di depan umum. Setelah kematian Plato, beliau meninggalkan Athena dan mendirikan Akademi terbaru di Assos. Di Assos, beliau memengaruhi penguasa Atameus, Hermias serta menikahi Pythias, keponakan Hermias. Di Assos, Aristoteles mulai mengembangkan pemikirannya secara independen. Pada tahun 343 SM, beliau diundang oleh Raja Philip dari Makedonia untuk mengajari anaknya yang bernama Alexander tentang moral dan kenegaraan sebelum dipersiapkan untuk naik tahta. Setelah Alexander naik tahta (Alexander Yang Agung), hubungan keduanya semakin melemah. Terdapat perbedaan pendapat mengenai kaum barbarian (di luar Peradaban Yunani). Kemudian Aristoteles meninggalkan Makedonia
3 Ahmad Suhelmy. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Gramedia
untuk selamanya, dan pergi ke kampungnya yaitu di Stageira. Pada tahun 335 SM, beliau pergi ke Athena dan mendirikan Akademi yang baru lagi sesuai dengan pemikirannya. Akademi tersebut dikenal sebagai Lyceum. Tetapi Lyceum Aristoteles diyakini lebih lengkap isinya daripada Akademi Plato.
Lain halnya dengan Plato. Aristoteles menganggap bahwa Negara adalah kumpulan dari rumah tangga. Konsepnya adalah keluarga-keluarga bergabung menjadi kelompok antarkeluarga, sesama kelompok antarkeluarga berkumpul menjadi sebuah tatanan sosial yang bernama desa.
Dan, antar desa ini bergabung lagi menciptakan entitas baru yang lebih besar dan seterusnya sampai tamat di tingkat negara. Menurut Aristoteles lagi, keberadaan negara sudah merupakan kodrat alam. Dan negara dapat dikelola dengan baik dengan dimulai dengan tatanan sebuah keluarga yang dikelola baik oleh kepala keluarga. Selain itu pula, menurut Aristoteles, perbudakan merupakan hal yang wajar dan datang dengan sendirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Frederick Copleston. 2020. Filsafat Plato. Yogyakarta: BASABASI Ahmad Suhelmy. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Gramedia
Frederick Copleston. 2020. Filsafat Aristoteles. Yogyakarta: BASABASI Aristoteles, WE Bolland. 1877. Politics. London: Longmans, Green