• Tidak ada hasil yang ditemukan

pemikiran kh ahmad dahlan tentang pembaharuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pemikiran kh ahmad dahlan tentang pembaharuan"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah #################

Tujuan Kajian##########

Manfaat Kajian ##################

Metodologi Kajian

  • Jenis Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

Faktor Munculnya Pemikiran Pendidikan Islam

Faktor: Perlunya pragmatisme umat Islam yang sangat membutuhkan sistem pendidikan Islam yang benar-benar dapat dijadikan acuan untuk mencetak umat Islam yang berkualitas, bertakwa, dan beriman kepada Allah. Adanya kontak Islam dengan Barat yang menjadi faktor penting yang dapat kita lihat dalam kontak tersebut, setidaknya telah menginspirasi dan membawa perubahan paradigma umat Islam untuk senantiasa belajar dari Barat, sehingga menunda hal tersebut. yang selama ini dirasakan akan dapat diminimalisir. Kemunculan pemikiran Islam dalam bidang agama, sosial dan pendidikan diawali dan dilatarbelakangi oleh pemikiran Islam yang muncul di belahan dunia Islam.

Tujuan Pendidikan Islam

Latar Belakang Perkembangan Pemikiran Pendidikan Islam

Sepeninggal Nabi, Islam terus berkembang melampaui jazirah Arab dan pendidikan Islam terus berkembang. Jika pendidikan dalam Islam padanannya dengan istilah al-ta’dib jamh menurut Al-Attas sebagaimana dikemukakan sebelumnya, maka istilah ini paling tepat digunakan sebagai istilah dalam pendidikan Islam. Pendidikan Islam tidak bisa disamakan dengan makna al-riyadlah menurut pendapat para ahli sufi atau ahli olahraga.

Orang sempurna yang mati dalam keadaan berserah kepada Allah adalah tamatnya pendidikan Islam.

Pemikiran Ilmuan Muslim Tentang Pendidikan Islam

Muhammad Abduh berperan besar dalam penyempurnaan dan pembaharuan pemikiran Islam kontemporer, beliau banyak melakukan pembaharuan diantaranya: Muhammad Abduh merupakan orang pertama yang mendirikan mazhab kontemporer yang berdampak besar terhadap pembaharuan pemikiran tersebut. Menurut Rasyid Ridho, peradaban Barat modern bertumpu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak bertentangan dengan Islam.

Barat maju karena ingin mengambil ilmu yang dikembangkan ummat Islam, sehingga mengambil ilmu Barat modern sebenarnya berarti mengambil kembali ilmu yang pernah dimiliki ummat Islam. Rasyid Ridho juga dikenal sebagai tokoh pembaharu pada abad ke-19 yang produktif dalam memberikan gagasan di dunia Islam.Arah gagasan Rasyid Ridha tidak jauh berbeda dengan guru Muhammad Abduh. Di bidang pendidikan, Rasyid Ridha meyakini ummat Islam akan maju jika menguasai bidang pendidikan sebagai alat dan wahana pengembangan diri yang berkualitas.

Oleh karena itu, ia sangat menghimbau dan mendorong masyarakat Islam agar memanfaatkan kekayaannya untuk pengembangan lembaga pendidikan. Dalam bidang ini, Rasyid Ridha berupaya mengedepankan gagasan pengembangan kurikulum yang bermuatan agama dan pengetahuan umum. Selain itu, mengingat pentingnya pendidikan bagi umat Islam, Rashid Ridho sangat mementingkan pendidikan perempuan.38.

PEMIKIRAN K.H AHMAD DAHLAN TENTANG PEMBAHARUAN

Pendidikan K.H Ahmad Dahlan

Pemikiran K.H Ahmad Dahlan khususnya dalam bidang pendidikan tidak lepas dari motivasi berdirinya Muhammadiyah, apalagi dengan gagasan pembaharuan organisasi tersebut. Pemikiran Ahmad Dahlan berawal dari upaya mempertemukan ilmu umum dengan ilmu agama berdasarkan. Karena kenyataan tersebut, Ahmad Dahlan mencoba merumuskan kembali pemikiran tentang pendidikan dan merumuskan kembali teknik-teknik dalam bidang pendidikan.

Dalam metode pembelajaran, ciri metode pedagogi K.H Ahmad Dahlan mengedepankan keteladanan, praktis, partisipatif dan komunikatif, memberi semangat, fleksibel dan dinamis. Sehubungan dengan pendidikan Islam saat ini, metode pengajaran K.H Ahmad Dahlan tetap terkini dan relevan untuk digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Bagi K.H Ahmad Dahlan, kedua hal tersebut (agama, umum, materi, spiritual dan akhirat) merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Dengan kurikulum ini, Ahmad Dahlan berusaha membentuk pribadi seutuhnya dengan memberikan pelajaran agama.78. Sehingga K.H Ahmad Dahlan berhasil dalam usahanya memadukan pendidikan umum dan agama dalam bentuk yang maju dan modern. Pemikiran K.H Ahmad Dahlan khususnya dalam bidang pendidikan tidak lepas dari motivasi berdirinya Muhammadiyah, apalagi dengan gagasan pembaharuan organisasi tersebut.

Melihat kenyataan tersebut, Ahmad Dahlan mencoba merumuskan kembali pemikiran tentang pendidikan dan merumuskan kembali teknik-teknik dalam bidang pendidikan. Dalam metode pembelajaran, ciri metode pedagogi K.H Ahmad Dahlan mengedepankan keteladanan, praktis, partisipatif, komunikatif, memberi semangat, fleksibel, dinamis dan integratif. B).

Organisasi Nasional Bentukan K.H Ahmad Dahlan

Latar Belakang Pemikiran K.H Ahmad Dahlan

Reformasi ini muncul dari realita permasalahan pendidikan di kalangan penduduk pribumi, yaitu ketakutan terhadap penurunan pendidikan. Pemikiran modernis Ahmad Dahlan muncul secara historis untuk mengatasi permasalahan semakin merosotnya kehidupan umat Islam akibat penjajahan Barat terhadap negara-negara berpenduduk Muslim. Sebab dalam pembaharuan hidup Ahmad Dahlan, beliau pernah berdialog dengan Muhammad Rasyid Ridho, salah satu tokoh modernisme di Mesir, dan akhirnya dialognya tersebut memberikan pengaruh yang besar terhadap Ahmad Dahlan.51.

Corak Pemikiran K.H Ahmad Dahlan

Seperti yang dinyatakan, latar belakang pemikiran Ahmad Dahlan selepas berguru dengan Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh cuba menyesuaikan ajaran Islam dengan tuntunan zaman, misalnya dengan menyesuaikan diri dengan perkembangan sains dan teknologi. Sumber idea modenisasi Ahmad Dahlan berasal daripada penentangannya terhadap Takhayyul, Bidah dan Churafat.53. Pandangan Ahmad Dahlan terhadap al-Quran yang menyuruh manusia menggunakan akal juga melarang mereka mengikut pendapat terdahulu tanpa mengetahui secara pasti hujah yang menyokong pendapat tersebut, walaupun pendapat itu dikemukakan oleh orang yang sepatutnya dihormati dan dipercayai.

Berdasarkan pandangan tersebut, Ahmad Dahlan memahami Al-Qur'an khususnya dalam kaitannya dengan kecaman terhadap sikap dan perilaku TBC, meskipun termasuk sikap kaum musyrik. Sebagai seorang modernis, Ahmad Dahlan menyikapi tindakan Barat modern secara selektif dan kritis dengan selalu menggunakan metode ijtihad. Ahmad Dahlan menerima nilai-nilai dan gagasan tertentu yang muncul dari peradaban Barat, seperti demokrasi, prinsip solidaritas dan kemerdekaan, serta konsep bangsa dalam kerangka Islam.

Namun Ahmad Dahlan berpikir dan mencoba mengadopsi contoh-contoh yang datang dari barat, selain cara mengubah yang lama ke yang baru, karena hal ini akan sangat bermanfaat bagi struktur masyarakat yang metodenya masih terbelakang. Menurut Ahmad Dahlan, Islam harus memperbaiki ketidakseimbangan antara Barat dan Timur dan membersihkannya dari aspek-aspek negatif yang menyertainya. Ahmad Dahlan selalu melihat kondisi dari sudut pandang rekonstruksi (Rekonstruksi), agar tradisi-tradisi suatu masyarakat tetap bertahan dan terus diterima maka harus dibangun kembali.

Pembaharuan Pendidikan K.H Ahmad Dahlan

Keinginan Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan bermula ketika ia sedang mengajar di gubuknya sepulang dari Mekkah pada tahun 1905. Iqra” yang artinya membaca. 58 Pandangan Ahmad Dahlan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an selanjutnya didorong oleh pemikiran Rasyid Ridho tentang pendidikan, ilmu pengetahuan dengan agama. 59 Hubungan antara tujuan pendidikan dapat dibedakan menjadi: Menurut Ahmad Dahlan, pendidikan adalah sangat penting karena watak dan tingkah laku manusia mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masyarakat dalam segala aspeknya dan menentukan pola dan keadaan sosial, sehingga masyarakat harus mempelajari sifat dan watak manusia lebih dalam.

Pendidikan akhlak yang merupakan keseimbangan intelektual dilaksanakan dengan pendekatan ilmiah, berdasarkan pemahaman perilaku untuk mengetahui benar dan salah.61 Bidang pendidikan mengenai benar dan salah dibedakan menjadi akhlak baik dan akhlak umum yang membahas baik dan buruk. menentukan apakah seseorang itu benar atau salah. Moralitas individu membahas hak asasi manusia dan kewajiban sebagai individu, sedangkan hak sosial membahas manusia sebagai anggota masyarakat dalam hubungannya dengan sesama manusia.62. Di sisi lain, kurikulum pesantren hanya memuat pelajaran agama yang berlangsung di kalangan elite pedesaan, sedangkan bagi masyarakat bawah mereka mendapat pendidikan atau transformasi ilmu agama tersebut dari elite di atasnya.

Landasan yang digunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah aqidah tauhid, yaitu landasan filsafat pendidikan, yaitu landasan kegiatan berfikir yang teratur untuk pengaturan, koordinasi dan keterpaduan proses pendidikan.64 Dengan filsafat pendidikan inilah Ahmad Dahlan berusaha menaklukannya. . ketimpangan yang ada dengan menggali nilai-nilai Islam yang mengajarkan: “Carilah dunia semaksimal mungkin seolah-olah kamu hidup selamanya dan carilah kehidupan setelah mati semaksimal mungkin seolah-olah kamu akan mati besok pagi” 65 nilai-nilai tersebut umat hendaknya mengupayakan kesejahteraan bagi kehidupan dunia dan akhirat secara bersama-sama. Pada masa Ahmad Dahlan hidup, masyarakat Jawa tertinggal dalam segala aspek kehidupan dibandingkan dengan masyarakat lain, yang umumnya hidup dalam kondisi pengetahuan yang sangat minim, kemiskinan dan kurangnya perhatian pemerintah. Apalagi, sikap Ahmad Dahlan ini menekankan gagasan baru untuk saling membantu dari cara tradisional hingga cara kerja modern, memperkenalkan sistem organisasi baru seperti dorongan untuk mendirikan sekolah, rumah sakit, dan proyek kegiatan keagamaan lainnya di masyarakat.

Reformulasi Teknik Penyelenggaraan Pendidikan

Tidak lebih penting lagi jika dikatakan bahwa metode pendidikan K.H Ahmad Dahlan mempunyai daya konstruktif, apresiatif, integratif dan kritis, sehingga layak dikembangkan untuk menghadapi persaingan global dan modernis.76 Menurut K.H Ahmad Dahlan pendidikan Islam ditujukan untuk upaya membentuk umat Islam yang berakhlak mulia, religius, berwawasan luas, memahami persoalan-persoalan ilmiah duniawi dan bersedia berjuang demi kemajuan masyarakatnya. Melihat kesenjangan tersebut, K.H Ahmad Dahlan berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang sempurna adalah menghasilkan individu seutuhnya yang menguasai ilmu agama dan umum, baik materiil maupun spiritual, serta dunia dan akhirat.

Bagi Ahmad Dahlan, ajaran Islam tidak akan berakar dan menjadi pedoman hidup para pengikutnya jika tidak diamalkan, sebaik apa pun. Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan diarahkan pada modernisasi pendidikan, hal ini dilatarbelakangi oleh situasi pendidikan pada saat itu, yang berkaitan dengan dua tokoh sebagai penggagas gerakan modernisme Islam, yaitu Jamaluddin Al-Afgani dan Muhammad Abduh. Menurut Ahmad Dahlan, model pendidikan seperti ini dapat mengancam eksistensi agama dan moralitas bangsa karena tergerus oleh pemikiran modern yang diambil dari Barat yang tidak berlandaskan ajaran agama.

Dengan agenda reformasinya, K.H Ahmad Dahlan menawarkan sekolah modern untuk memperhatikan aspek agama dan moral dengan hanya mengandalkan aspek intelektual. Sekolah modern hanya akan menghasilkan keluaran pendidikan yang merosot moralnya. Berdasarkan hasil tersebut, Ahmad Dahlan berhasil memadukan sistem antara ideologi dan praktik.81. Melalui pembahasan yang cukup panjang mengenai pemikiran Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan, penulis mengambil suatu kesimpulan pada bab akhir ini.

Menurut K.H. Menurut Ahmad Dahlan, pendidikan Islam bertujuan untuk mencetak manusia muslim yang berakhlak mulia, beragama, berwawasan luas dan memahami permasalahan keilmuan global, serta siap berjuang demi kemajuan masyarakatnya. Lembaga pendidikan umum hendaknya dapat memanfaatkan pemikiran K.H. Ahmad Dahlan sebagai acuan dalam pengembangan lembaga pendidikan dengan memperhatikan kondisi yang sangat modern saat ini, sehingga pelaksanaan pembelajaran yang memadukan mata pelajaran umum dan agama dapat digunakan dan dikembangkan.

Pengaruh Pemikirann Pembaharuan Pendidikan

PENUTUP

Saran

Sehingga lembaga pendidikan khususnya sekolah muhammadiyah dapat menunjukkan wujud dan perannya sebagai penghasil insan muslim yang berkompeten menghadapi tantangan global. Semoga kader-kader Muhammadiyah lebih giat mengembangkan literasi agar peneliti-peneliti selanjutnya dapat lebih sempurna dalam penelitiannya. Kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Agama Islam, Jurusan Pendidikan Agama Islam pada tahun 2015-2019.

Secara internal di kampus pada tahun 2017-2017 sebagai anggota bidang keilmuan pada HMJ Pendidikan Agama Islam dan pada pimpinan komisariat sebagai anggota bidang hikmah, pada tahun 2017-2018 menjabat pada komite eksekutif mahasiswa sebagai sekretaris urusan agama, di HMJ menjabat sebagai ketua bagian organisasi, di ketua komisi sebagai sekretaris personalia, dan pada tahun 2018-2019 menjabat sebagai sekretaris jenderal di Pikom IMM FAI.

Referensi

Dokumen terkait