PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada tahun 1927, seorang ulama karismatik bernama Haji Sulong al-Fathoni kembali dari kota suci Mekkah al-Mukarramah, dan kemudian melakukan reformasi pendidikan Islam di Patani. Penelitian ini mengkaji reformasi pendidikan yang dilakukan oleh seorang ulama yang sangat terkenal di Patani yaitu Tuan Guru Haji Sulong al-Fathoni.
Batasan dan Rumusan Masalah
Haji Sulong banyak menulis buku untuk meningkatkan kemasyhurannya selain mendirikan pondok yang melahirkan ramai pelajar dan pendakwah yang aktif menegakkan keadilan dalam kalangan masyarakat Melayu.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Batasan Istilah
Tinjauan Pustaka
Buku-buku di atas memberikan gambaran umum tentang perjuangan Haji Sulong di Patani dan hanya mengungkap sedikit tentang upaya orang tersebut dalam mereformasi pendidikan Islam. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Haji Sulong dalam melakukan reformasi pendidikan Islam di Patani.
Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Pengelolaan dan Analisis Data
- Sistematika Penulisan
Pitsuwan menyimpulkan pendekatan yang dilakukan pemerintah Muang Thai dalam program Siamisasi atau Thainisasi masyarakat Melayu Patani dalam aspek agama dan budaya, baik kesenjangan maupun perbedaan agama, bangsa, dan budaya, tidak memberikan dampak positif dan hasil yang memuaskan bagi masyarakat Melayu Patani. Pemerintahan Mung Thai Buku di atas memberikan gambaran umum perjuangan Haji Sulong di Patani dan hanya mengungkap sekilas upaya reformasi pendidikan Islam yang dilakukan tokoh tersebut. Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pemilahan data ke dalam pola, kategori, dan satuan dasar uraian sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan gagasan atau pemutakhiran pemikiran tentang pendidikan Islam Haji Sulong di Patani.
TINJAUAN PUSTAKA
Pembaharuan Pendidikan Islam
- Pengertian Pembaharuan
- Faktor-faktor Melatarbelakangi Pembaharuan Pendidikan Islam
- Pola-Pola Pembaharuan Pendidikan Islam
- Pembaharuan Pendidikan Islam
- Pengertian Pendidikan Islam
- Unsur-unsur Pendidikan Islam
- Sumber Pendidikan Islam
- Tujuan Pendidikan Islam
- Pendidikan Masjid dan Surau
- Pendidikkan Pondok Tradisional
Pendidikan Islam yang memperhatikan dan sekaligus menjadikan ajaran Islam sebagai bagian dari ilmu pengetahuan program studi yang diselenggarakannya. Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian pendidikan Islam di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam merupakan suatu upaya dalam proses bimbingan. Menurut Abdul Sani, reformasi pendidikan Islam merupakan upaya atau kegiatan untuk mengubah kehidupan umat Islam yang terbelakang dan kemudian membimbing mereka mencapai kemajuan sesuai tuntutan zaman.
Siswa bergantung pada guru. Ada pula yang mengatakan bahwa kedudukan peserta didik dalam pendidikan Islam adalah bermitra dengan guru. Sebagaimana firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, Al-Qu'an merupakan sumber pendidikan Islam. Segala kegiatan dan proses pendidikan Islam harus selalu berpedoman pada prinsip dan nilai-nilai Al-Qur'an.
Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan Islam harus selalu mengacu pada sumber-sumber yang terdapat dalam Al-Qur’an. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hal. Dari sini terlihat kedudukan dan fungsi Hadits Nabi sebagai sumber utama pendidikan Islam setelah Al-Qur'an.
84 Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan Pemikiran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hal. Semua itu akan memberikan gambaran tentang pembinaan dan pengembangan pendidikan Islam, yang dapat dijadikan sebagai acuan dasar sebagai sumber penting pendidikan Islam.
BIOGRAFI SINGKAT HAJI SULONG
Latar Belakang Keluarga
Untuk itu Haji Sulong dan para tokoh Islam lainnya mengadakan pertemuan untuk membahas permasalahan yang semakin mendesak tersebut dengan membangun organisasi yang diberi nama (Pertumbuhan Memelihara Syariat Islam) PMSI. Keengganan pemerintah untuk berunding menyebabkan Haji Sulong dan para pendukungnya memberikan tekanan lebih besar dengan mengancam akan memboikot pemilihan umum yang dijadwalkan pada akhir Januari 1948. Haji Sulong dan rekan-rekannya ditangkap pada 16 Januari 1948 atas tuduhan mempersiapkan dan merencanakan perubahan terhadap sistem tradisional. kerajaan dan berkaitan dengan kedaulatan dan keamanan nasional.
Penangkapan Haji Sulong menyebabkan pemerintah Thailand terekspos di dunia internasional, yakni oleh Liga Arab dan PBB. Pada hari Jumat tanggal 13 Agustus 1954, Haji Sulong bersama rekan-rekannya dan putranya Ahmad bin Haji Sulong datang ke Songkla untuk memenuhi panggilan Letkol Bundert Lertprich. Belum diketahui apa yang sebenarnya terjadi dalam pertemuan tertutup tersebut, namun yang jelas usai pertemuan tersebut, Haji Sulong dan rekan-rekannya menghilang dan hingga kini belum kembali ke rumahnya di Patana.
Buku catatan politik berisi tanda tangan Haji Sulong dan rekan-rekannya dijadikan bukti pembebasan mereka. Belakangan, dari informasi yang diperoleh di Patani, Jambu, Yala, Palas, dapat diambil kesimpulan bahwa Haji Sulong dan rekan-rekannya kembali ditangkap tanpa alasan yang jelas. Oleh keluarga Haji Sulong, Husen dibawa dan dilindungi menjadi satu-satunya saksi yang membawa kasus Haji Sulong ke pengadilan.
Latar Belakang Budaya dan Masyarakat
Sejarah menyebutkan bahwa umat Islam di Patani sudah lama berjuang demi komunitasnya dalam hal pengingkaran terhadap kebebasan beragama. Hubungan antara Muslim Patani Malaya dengan saudara lainnya seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan perdagangan antar pulau berperan penting dalam menjaga tali silaturahmi antara Muslim Patani dengan umat Islam lain di kepulauan tersebut. Karena Patani tidak mendapat perhatian dari luar negeri, maka umat Islam Melayu Patani terus-menerus ditindas dan diancam oleh kerajaan Thailand melalui berbagai intimidasi dan kekerasan.
Mereka tidak ada jalan untuk lari daripada segala kecuaian kerajaan, maka sering berlaku konflik antara kerajaan Thailand dan umat Islam Patani akibat ketidakadilan kerajaan yang sentiasa menindas orang Melayu Islam Patani. Orang Melayu Islam Patani tidak diberi hak dan kebebasan terutama hak yang berkaitan dengan kenegaraan. Selepas peristiwa masyarakat Islam Patani-Melayu pada 24 Jun 1932, kekecewaan umat Islam Patani-Melayu terhadap kehadiran kerajaan Siam semakin bertambah dan mendalam.
Pada awalnya pemerintah Siam tidak berbuat apa pun yang menyinggung perasaan dan harga diri umat Islam Melayu Patani. Kebijakan politik pemerintah Thailand yang mencakup umat Islam Patani berupaya menghapus identitas nasional Melayu yang antara lain berdampak pada kemunduran umat Islam Melayu Patani di berbagai bidang. Hal ini bertujuan untuk memulihkan tenaga dan menjalin kerjasama antar pemuka agama dalam menghadapi gerakan Kerajaan Thailand yang berencana merugikan umat Islam Melayu Patani dan menghancurkan kesucian agama Islam. 126.
Latar Belakang Pendidikan
Dari rencana tersebut, pemerintah berupaya menghilangkan sistem pendidikan tradisional menjadi pesantren modern atau sekolah swasta untuk pendidikan Islam. Tujuan dan Upaya Pembaharuan Pendidikan Islam di Patani Upaya pembaharuan pendidikan Islam di Patani tidak lepas dari Upaya pembaharuan pendidikan Islam di Patani tidak lepas dari berbagai tujuan dari Haji Sulong. Keberadaan masjid dan surau di Patani tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan Islam.
Berubah dengan status baru Pondak sebagai sekolah pendidikan Islam swasta, segala urusan yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam di Patani menjadi kewenangan pemerintah Thailand yang mengatur sejumlah kegiatan pendidikan Islam hingga saat ini. Kapitalisme sebagai salah satu tantangan pendidikan Islam dalam pembentukan Syakhsiyah Islamiyah, (disertasi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Cokroaminoto Yogyakarta), 1999. Sahanah Saemae, “Dampak Transformasi Pendidikan Islam dari Pesantren Tradisional hingga Pesantren Modern di Thailand Selatan” (Skripsi Fakultas Ilmu Al-Quran Institut Tarbiyah, (Jakarta: Perpustakaan IIQ Jakarta), 2005.
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara), 1994. Haidar Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: Rineka Cipta), 2009. Widda Djuhan, Sejarah Pendidikan Islam Klasik, (Ponorogo: LPPI STAIN), 2010 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia), 1994. Mahasiswa tersebut pernah mengadakan reset dan observasi di Perkumpulan Mahasiswa Islam Patani (Thailand Selatan) se-Indonesia ( PMIPTI), sesuai dengan judul skripsi “Pemikiran Pembaharuan Pendidikan Islam dalam Perspektif Tuan Guru Haji Sulong Al-Fathoni.
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Dekripsi Pendidikan Islam di Patani pada masa Haji Sulong … 75
Pondok berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti “bangunan untuk pengembara”. Menurut Awang Had Salleh, “pondok” adalah “lembaga pendidikan desa yang mengatur pengajaran agama Islam”. Guru yang mengajar dikenal dengan sebutan Tuan Guru, dan keahliannya diakui oleh warga kota. 131 Santri senior di pesantren disebut "Tuk Pake" (santri). Istilah ini berasal dari bahasa Arab yang berarti orang yang bergairah terhadap ilmu pengetahuan dan bimbingan agama.132. Patani di bawah rezim pemerintahan tujuh negara bagian mengalami perkembangan yang berbeda satu sama lain.
Pada tahun 1932 terjadi peristiwa bersejarah di negara Siam yaitu perubahan sistem pemerintahan negara dari sistem Monarki Absolut menjadi sistem Monarki Konstitusional. Berkenaan dengan hal tersebut, muncullah seorang pemimpin kharismatik di Patani, yaitu Haji Sulong Tuan Mina, seorang ulama dan politikus, yang dulunya tinggal di kota Mekkah. Keadaan di Patani semakin parah, pada tahun 1938 seorang tentara bernama Phibul Songkram mengambil alih kekuasaan Siam. pemerintah.
Selanjutnya, sekitar tahun 1958, pemerintah melakukan reformasi pendidikan nasional dengan menetapkan pembagian wilayah pendidikan menjadi 12 wilayah di seluruh Thailand. Campur tangan pemerintah terhadap pendidikan agama akan menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan agama. Sehingga sampai saat ini di Patani terdapat dua jenis Lembaga Pendidikan Islam yaitu Lembaga Pendidikan Islam Tradisional dan Lembaga Pendidikan Islam Modern (Sekolah Islam Swasta).
Penyajian Data: Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam Haji Sulong
- Tujuan dan Upaya Pembaharuan Pendidikan Islam di Patani 76
- Pendidikan Masjid dan Surau
- Pendidikan Pondok Tradisional
- Dampak Pembaharuan Pendidikan Islam Haji Sulong Terhadap
Pada peringkat awal pendidikan agama Islam di selatan Thailand, pengajaran al-Quran telah dijalankan. Pendidikan Islam dilaksanakan untuk memberi bimbingan dan menunjukkan jalan membentuk sahsiah pelajar. 145. Masjid dan Surau sentiasa memainkan peranan penting dalam penyebaran Islam di Patani.
Pada tahap awal pendidikan agama Islam di wilayah Thailand Selatan dilaksanakan pendidikan Al-Quran. Pondok merupakan lembaga pendidikan tradisional tertua di Patani, para ahli sejarah memperkirakan lembaga ini ada bersamaan dengan masuknya agama Islam di Patani. Karena dianggap berbahaya oleh pemerintah dan masyarakat Thailand, mungkin dengan maksud untuk mempersiapkan pemberontakan terhadap pemerintah Thailand, atau diduga mempunyai motif lain setelah berdirinya, apalagi ada ungkapan Wathaniyah (kebangsaan) tersebut.” 150 Namun hal ini merupakan peristiwa bersejarah bagi dunia pendidikan Islam Patani.
Pada masa Haji Sulong, lembaga pendidikan Islam belum mempunyai mata pelajaran yang seragam, namun masih bervariasi antara satu dengan yang lain. Dapat dikatakan bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan Islam pada saat itu sepenuhnya bergantung pada guru yang memberikan pelajaran, meskipun dalam hal tertentu pihak berwenang juga mengontrol pelaksanaan pengajaran tersebut.152. Pada tahap awal pendidikan agama Islam di Patani dilaksanakan dengan sistem pembelajaran di surau dan di rumah tinggal Islam tradisional, dengan pembelajaran Al-Quran.
Pendidikan Islam di Thailand memerlukan perubahan menyeluruh dalam hal manajemen, guru yang profesional, ketersediaan media pembelajaran, perpustakaan, serta penggalangan nilai-nilai dan semangat persaudaraan Islam untuk diserap sehingga seluruh lapisan masyarakat mampu bergerak ke arah yang lebih baik. arah modern. Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan Pemikiran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), 1994 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), 2005 Prof. Dr. Harun Nasution, Reformasi dalam Sejarah dan Pemikiran Islam.
PENUTUP