• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMIKIRAN TASAWUF IMAM QUSYAIRI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PEMIKIRAN TASAWUF IMAM QUSYAIRI"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

Secara empiris, kajian sejarah Islam, pemikiran dan dunia tasawuf mengalami pasang surut sejak kelahirannya. Sampai saat ini sering terjadi kesenjangan antara idealisme dunia tasawuf dengan dunia realita, fakta dan praktik dunia nyata. Dalam kiprahnya di dunia tasawuf, Imam Qusyairi telah banyak menulis buku sufi dan karya-karya yang dihasilkannya serta terjemahannya telah disebarluaskan.

DUMMY

Fokus Utama Kajian

Buku ini akan cuba menyuarakan pemikiran Imam Qushayiri, khususnya mengenai metodologi sufinya, melalui semakan sistematik terhadap manuskrip yang difikirkan relevan oleh penulis, khususnya melalui Kitab Al Risalah al Qushairiah. Dengan pendedahan tokoh-tokoh yang sezaman dengan beliau dan juga guru-guru Imam Qushayiri, diharapkan dapat diperolehi idea dan pemikiran asli Imam Qushayiri tentang tasawuf. Dalam pola dan model pendekatan ini, pandangan Imam Qushayiri tentang tasawuf akan terlebih dahulu dikaji dalam kitab al Risalah al Qusairiah ſi Ilmi al Tasawwufi, kemudian dibandingkan dengan pandangan dan pemikiran ulama dan tokoh tasawuf yang lain, kemudian dianalisis dalam perspektif sosiologi sejarah.

Historitas Kehidupan Imam Qusyairi

SOSOK DAN KEILMUAN IMAM QUSYAIRI

  • An-Naisaburi
  • Al Qusyairi
  • Al-Istiwai
  • Asy-Syafi’i
  • Beberapa Panggilan Kehormatan
  • Guru-guru Imam Qusyairi
  • Disiplin Keilmuan Imam Qusyairi
  • Mahakarya Imam Qusyairi
  • Term Al Risalah

Dan dari guru-guru ini, ilmu Imam Qusyairi begitu tebal dan lasak dalam pelbagai disiplin ilmu agama. Karya Imam Qusyairi hampir keseluruhannya merupakan tindak balas kepada masalah yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Maka walaupun disebut dengan istilah Kitab, karya-karya Imam Qusyairi tidak semestinya tersusun rapi.

Gambar 2.1 Bidang Fokus Keilmuan Imam Al Qusyairi
Gambar 2.1 Bidang Fokus Keilmuan Imam Al Qusyairi

MENKAJI KITAB AL RISALAH

  • Konteks Penyusunan Kitab Al Risalah
  • Historitas Terbitnya Al Risalah Al Qusyairiyah
  • Cakupan Bahasan al-Risalah al-Qusyairiah
  • Habitut Thoifah Sufiah

Sedangkan thoifah - seperti yang disebut oleh Imam Qusyairi - atau banyak kumpulan sufi sudah mula berubah dari barisan perang ahli sufi al Muhaqqiqun. Dan itulah sebabnya wacana ini ditulis oleh Imam Qusyairi sebagai tanggapan dan keprihatinan terhadap permasalahan yang sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dari sini diketahui bahawa Imam Qushayiri melalui al Risalah ingin memperkenalkan sikap keagamaan yang diajarkan oleh Islam di mata ahli sufi.

Tulisan-tulisan lain - banyak yang masih dalam bentuk manuskrip - walaupun tidak lengkap sepenuhnya, sangat membantu dalam menyunting karya agung Imam Qusyairi ini. Secara umumnya, manuskrip tambahan ini, seperti syrah Risalah Imam Qushayiri, tidak lagi diterbitkan dan hanya boleh didapati di Perpustakaan al Asad di Damsyik. Risalah Imam Qusyairi tidak ditulis dengan sistematik dan metodologi penulisan yang sistematik dalam penulisan asalnya.

Ini berlaku kerana kita sedia maklum dari awal lagi bahawa risalah yang ditulis oleh Imam Qushayiri itu ditujukan kepada golongan yang wujud pada masa itu yang salah faham atau tidak suka kepada tasawuf. Dan jelas 49 Maqomat tersebut diterangkan secara lengkap oleh Imam Qusyairi sedemikian satu persatu sehingga mudah untuk difahami oleh mereka yang ingin memahaminya. Susunan lima surah tidak persis sama dengan lima topik utama yang dikemukakan oleh Imam Qushayiri dalam risalahnya.

Dalam menyampaikan kisah, biografi dan kebenaran tokoh sufi yang ada, Imam Qusyairi tidak menyebutnya secara ensiklopedia.

KONSEP TASAWUF AL RISALAH AL QUSYAIRIAH

Nalar Tasawuf Imam Qusyairi

Wacana ilmu tasawuf yang dikembangkan oleh Imam Kusyari sebenarnya merupakan kritik terhadap ilmu umum yang dikenal sebelumnya. Di bagian kedua buku yang ditulisnya itu, ia membahas beberapa istilah yang familiar dalam ilmu tasawuf. Argumentasi dasar yang dikembangkan memiliki landasan rasional, terutama untuk isu atau krisis wacana dalam perkembangan tasawuf.

Namun, pembahasannya dapat dianggap cukup merinci beberapa persoalan epistemik dalam wacana perkembangan tasawuf. Misalnya, ditulis oleh Amin, ia menyalahkan beberapa perilaku sufi dengan dalih zuhud karena menggunakan sesuatu yang mencerminkan kemiskinan. Maka jika menolak dunia nyata yang juga rasional keberadaannya, ia terlibat dalam kepalsuan tindakan nyata.7 Pandangan seperti itu diperjelas dengan beberapa penjelasan tentang istilah-istilah penting dalam ilmu tasawuf.

Banyak yang menjelaskan bahwa itu adalah sesuatu yang tersimpan di dalam jiwa.8 Berbeda dengan realisme, yang hakiki dipandang ada dalam materi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perdebatan substantif yang berkaitan dengan nalar bersumber dari argumen tentang sesuatu yang paling esensial. Ia merinci beberapa sub-konsep terkait kajian terkait wacana ontologi kebenaran dalam ilmu tasawuf.

Berlawanan dengan pendapat umum, tampaknya mengembalikan sesuatu yang dianggap tidak perlu sebagai sesuatu yang penting dalam mencapai maqom mujahadah.

Gambar 4.1 Nalar Tasawuf Imam Al Qusyairi
Gambar 4.1 Nalar Tasawuf Imam Al Qusyairi

Metode Jalan Sufi Imam Qusyairi

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua alasan yang ia bangun secara proporsional untuk membangun argumentasinya. Sifat tabyin yang dipilih oleh Imam Qusyairi untuk membimbing umat memahami istilah dan wacana tasawuf disebut kitab Risale-i. Namun, sebagai gagasan seorang tokoh besar yang mengutarakan pemikiran tabyin, ia tetap menggunakan kaidah penulisan yang lazim di kalangan ilmuwan dan akademisi.

Sebagai mata rantai disiplin ilmu tasawuf yang akan berterusan di tangan tokoh-tokohnya di zaman yang berbeza yang terus berubah, Imam Qusyairi dalam kitab ini turut menceritakan pemikiran dan tarikh beberapa Imam dan tokoh sufi (sejarah ). menjadi teladan. Jadi buku ini terasa lebih lengkap, lebih daripada dengan cara ini Imam Qushayiri dapat meletakkan dirinya dalam kedudukan neutral dari sifat dan fikiran yang apologetik. Namun begitu, sebagai seorang dan tokoh sufi yang mendalam dan tinggi ilmu agamanya, Imam Qusyairi amat sesuai apabila beliau mempunyai pandangan, pemikiran dan jalan (mazhab) tasawuf yang tersendiri, lebih-lebih lagi pandangan dan fikrah ini diikuti oleh mukminnya. pengikut dan pelajarnya, juga banyak memberikan pengaruhnya sendiri kepada tokoh lain.

Beberapa pandangan ringkas beliau yang diutarakan dalam wacananya menyebut bahawa jalan terbuka kepada tasawuf terdiri daripada 3 (tiga) bahagian besar antaranya: Takhooluq, Tadzawwuq dan Tahqiq.17 Ketiga-tiga kerangka utama tasawuf ini dijelaskan secara jelas dan menyeluruh oleh Imam Qusyairi dan beliau curahkan. itu ke dalam karyanya Risalah, yang kemudiannya menjadi kerangka besar (teori agung) pemikiran dan perkembangan tasawuf di zaman kemudian, bahkan hingga sekarang.18 Dan di sinilah Imam Qushayiri unggul dalam mencurahkan pemikiran sufinya.

Gambar 4.2 Pokok Bahasan Kitab Al Risalah Imam Qusyairi
Gambar 4.2 Pokok Bahasan Kitab Al Risalah Imam Qusyairi

Konsepsi Tasawuf Imam Qusyairi

  • Takholluq
  • Tadzawwuq
  • Tahqiq

Jelas dari penjelasan tersebut bahwa Imam Qusyairi berkeyakinan bahwa pencapaian maqom dalam tasawwuf tidak selalu merupakan pencapaian hamba, melainkan pertolongan Allah memiliki sisi yang dominan terhadap peningkatan maqom hamba. Hal ini dimaksudkan agar sang hamba dapat membuka dirinya untuk kebahagiaan hidup di dunia yang fana ini. Singkatnya, karena Al Hubb dimiliki oleh seorang hamba, maka sikap hamba tersebut telah mewujudkan Ihsan (terhadap) Allah dengan cara yang benar, karena Allah bertemu dengan hamba-Nya.

Fana' juga adalah anugerah Allah swt. yang tidak diperolehi melalui usaha dan pencapaian seorang sufi, tetapi merupakan anugerah dari Allah yang telah ditetapkan sejak azali oleh Allah sendiri, yang dengan anugerah-Nya yang istimewa telah memilih seorang hamba untuk menerimanya. Perkara lain yang muncul dalam penjelasan Imam Qusyairi tentang fana ini ialah rupa sisi yang berbeza yang boleh digunakan untuk menggambarkan personifikasi fana dari sisi hakikat rohani yang dilihat dari segi material. Untuk menjelaskan lima keadaan fana, Imam Qusyairi lebih menekankan penjelasannya tentang setiap negeri.

Oleh sebab itu, menurut Imam Qusyairi, Qorb dan Bud mencerminkan kekhususan sifat 'Irfan, yang diberikan Allah kepada hamba-hambanya dalam kehidupan dunia ini, sehingga walaupun Qprb itu muncul dalam susunan kehidupan dan Ubudiyah seseorang, ia bukan sifat Dzatiyah, ia akan, tetapi pencapaian semua pencapaian sufi ini hanya boleh dicapai dalam dunia rohani. Oleh itu, seorang hamba yang seperti itu akan mengambil sifat-sifat al haq dan bercakap dengan ucapan al haq. Selanjutnya dalam kitab Risalah, Imam Qusyairi melanjutkan penjelasan istilah Tahqiq dengan menambahkannya dengan dua syarat yang diciptakannya, yaitu Musyahadah dan al 'Irfan.

Imam Qusyairi berpendapat mushahadah sentiasa didahului oleh dua persiapan penting iaitu muhadharah dan mukasyafah. Mukasyafah dengan itu adalah bentuk sebenar khudhur hati seorang hamba kepada sifat-sifat tajalliyat Allah SWT. Mukasyafah sentiasa didahului dengan musyahadah, maka seorang hamba yang mencapainya akan menggambarkan proses dan bentuk tajallinya kepada Allah SWT.

Gambar 4.5 Langkah al Riyadhoh wa al Mujahadat
Gambar 4.5 Langkah al Riyadhoh wa al Mujahadat

PENUTUP

77 Inilah khulasoh pemikiran tasawuf Imam Qusyairi yang tertuang dalam kitabnya Risalea, pendek memang, namun dalam kalimat yang pendek mampu memberikan inspirasi panjang untuk pemikiran tasawuf selanjutnya. Penyusunan gagasan tersebut dikembangkan dengan menggunakan logika terminologi dan konsepsi makna-makna penting dalam sub-elemen konsep tasawuf. Beberapa di antaranya, mulai dari makna ar-riasalah itu sendiri, hingga konsep-konsep penting al khauf, ar raja, fana', dan sejenisnya.

Dialektika yang dimaksud adalah proses perkembangan kesadaran, antara lain tindakan yang membutuhkan aspek formal dan material. Dalam aspek maqom, sebagai akibat dari perbuatan para sufi, ia masih berusaha mengembangkan penalaran intuitif. Tingkatan yang dijelaskan masih sesuai dengan tokoh-tokoh seperti Al Ghozali, Said Al-Kharraz, Manshur Al-Maghribi dan sebagainya.

Ketiganya ialah takholluq yang terdiri daripada Bidayah al Thoriq dan al Riyadhoh wal Mujahadat, tadzawwuq yang terdiri daripada al hubb dan al fana', dan Tahqiq yang terdiri daripada usaha mencapai Dzauq dan keberkatan al hubb dan al fana'. Abul Qasim Abdul Karim Hawazim Al Qusyairi An-Naisaburi 2007, Risalah Qusyairiyah: Sumber Tasawuf, Cet.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ta'aruf Li Madzhabi Ahli al-Tasawuf, Kairo; Isa Al Baby al-Halaby wa al-Syirkah. Aklwal al-Nafsi, Kairo Mesir: Maktabah wa al- Matba'ah Mustofa al-Baby al-Halaby. Al Tafsir al Qur’an wa al Lughoh al Shufiyah fi Falsafati Ibn al Sina, Beiroet Libanon, AI Muassasah Al Jami’ah al Dirasah wa al Nasyr.

Hadzihi el-Futhaat el-Rabbaniyyah fi el-Thuriqoh el-Qodiriyah ue el-Naksyabandiyah, Semarang: CV Toha Putra. Al Muljamu al Falsafi, Bejrut Liban: Maktabah ue Matba'ah Dar al Kutub al Lubnanti. El Shilah Beina el-Tasawuf ue el-Taseju’, Bejrut Mesir, Matba’ah Dar el-Ma’arif, 1119 H.

A History Of Muslim Philosophy, Terjemahan dan Editor Ilyas Hasan, Muslim Philosophers, Bandung; Bot PT Mizan.

BIODATA PENULIS BELUM ADA

Gambar

Gambar 2.1 Bidang Fokus Keilmuan Imam Al Qusyairi
Gambar 4.1 Nalar Tasawuf Imam Al Qusyairi
Gambar 4.2 Pokok Bahasan Kitab Al Risalah Imam Qusyairi
Gambar 4.5 Langkah al Riyadhoh wa al Mujahadat
+3

Referensi

Dokumen terkait