FUNGSI ALIH DC-DC CONVERTER
PEMODELAN DAN SIMULASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO - UNIVERSITAS TADULAKO Ratih mar’atus sholihah, S.ST., MT
2022
PENDAHULUAN
• DC to DC c onverter itu merupakan suatu device yang mengubah/mengkonversi energy listrik dari DC ke DC juga tentunya (menaikkan atau menurunkan), tanpa mengubah polaritas dari sumber.
• DC to DC converter ini memanfaatkan Charging dan discharging pada inductor, dengan metode switching. Switch yang digunakan adalah semikonduktor yang dioperasikan pada frequency tinggi seperti transistor BJT atau juga FET.
• DC to DC ini sangat sering dipakai di industry secara umum, dan elektronik
khususnya, karena memiliki efesiensi yang tinggi. Device ini biasanya
dipakai sebagai pengatur kecepatan motor, atau mobil listrik, dan bisa
juga untuk charger.
RANGKAIAN KONVERTER DC KE D C
• merupakan salah satu jenis rangkaian elektronika daya yang
berfungsi untuk mengkonversi tegangan masukan searah konstan menjadi tegangan keluaran searah yang dapat divariasikan berdasarkan perubahan duty cycle rangkaian kontrolnya.
• Sumber tegangan DC dari konverter DC ke DC dapat diperoleh dari baterai, atau dengan menyearahkan sumber tegangan AC yang kemudian dihaluskan dengan filter kapasitor untuk mengurangi riak (ripple).
• Secara garis besar, konverter DC ke DC dibagi menjadi 2 macam,
yaitu tipe linier dan tipe peralihan (switching).
JENIS-JENIS CONVERTER DC TO DC
Jenis DC to DC converter diantaranya:
▶ Buck Converter, Menurunkan tegangan
▶ Boost Converter, Menaikkan tegangan
▶ Buck-Boost Converter, Menurunkan dan menaikkan tegangan.
▶ Flyback (polaritas dengan outputnya dibalik)
DUTY CYCLE
▶
Duty cycle adalah perbandingan waktu hidup (konduksi) dengan total periode dari switching.
▶
Rangkaian ini memakai switch yang berupa semikonduktor, yang namanya switch dia bekerja hidup dan mati secara periodik, atau dapat kita katakan adalah ada periode on, ada periode off.
▶
1 periode (T) adalah, waktu yang dibutukan oleh switch untuk 1 kali on dan 1 kali off.
▶
Duty cycle ini berfungsi sebagai konstanta pengali
tegangan output yang dihasilkan pada design
DC to DC converter(akan dibahas nanti), kira-kira
begitu arti dari duty cyle.
• Konverter DC-DC berlaku seperti halnya trafo/transformer yang mengubah tegangan AC tertentu ke tegangan AC yang lebih tinggi atau lebih rendah.
ada peningkatan ataupun pengurangan masukan selama pengkonversian
• Tidak daya
energi listriknya, sehingga secara persamaan dayanya dapat dituliskan
bentuk
ideal
dengan
persamaan sebagai berikut :
KONVERTER JENIS BUCK
Merupakan converter penurun tegangan yang mengkonversikan tegangan masukan DC menjadi tegangan DC lainnya yang lebih rendah. Seperti terlihat pada gambar 2, rangkaian ini terdiri terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET), satu saklar pasif (diode), kapasitor dan induktor sebagai tapis keluarannya.
Gambar 2 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck
TEGANGAN RATA-RATA BUCK CONVERTER
• Nilai rata-rata tegangan keluaran konverter sebanding dengan rasio antara waktu penutupan saklar (saklar konduksi/ON) terhadap periode penyaklarannya.
KONSTRUKSI TF DC-DC
CONVERTER MENGGUNAKAN TEKNIK STATE SPACE
Stepnya yaitu:
1. Buat asumsi
2. Tentukan state variable
3. Tulis persamaan untuk setiap interval operasi ( mosfet on dan off) 4. Rata-ratakan state variable menggunakan duty cycle di salah satu
priode
5. Perkenalkan gangguan di state variable
6. Samakan jumlah ac dan dc dan lanjutkan dengan persamaan ac
7. Gunakan transformasi laplace dan Hitunglah TF
1. BEBERAPA ASUMSI YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN
1. komponen ideal dan tidak terjadi rugi-rugi. Seperti : resistansi internal induktor dan sakelar perangkat diabaikan. Parameter ini hanya mempengaruhi
besarnya respon frekuensi. Ini valid, karena nilai hambatan ini jauh lebih rendah dibandingkan
dengan tahanan beban ekivalen.
2. Converter pada mode CCM (continuous conduction
mode)
2. STATE VARIABLE 𝑥(𝑡) ത
variable yang ada:
✓ Tegangan output Vo
✓ arus inductor i L
✓ tegangan kapasitor Vc
✓ tegangan input Vd
✓ Duty cycle d
Karena asumsi kondisi ideal maka Vc=Vo
sehingga satu variable bisa di gantikan
2. STATE VARIABLE 𝑥(𝑡) ത
𝑠𝑡𝑎𝑡𝑒 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 ҧ𝑥 𝑡 = 𝑖 𝐿 (𝑡) 𝑣 𝑐 (𝑡) 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 ത 𝑢 𝑡 = 𝑣 𝑑 (𝑡)
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 = ത 𝑦 𝑡
3. PERSAMAAN UNTUK SETIAP INTERVAL OPERASI
Persamaan State space untuk konveter untuk aplikasi ini
:• Matrik C dan E adalah [ 0 1] dan [0].
• Matrik A dan B di tentukan dari Teknik rata-rata yang akan di
jelaskan setelah ini.
3. PERSAMAAN UNTUK SETIAP INTERVAL OPERASI
1. SWITCH S ON
KVL:
KCL:
𝑉𝑜 = 𝑉𝑐
RC Vc C
IL dt
dVc
R IL Vc
dt C dVc
IR IL
Ic
IR Ic
IL
L Vc L
ILRL L
Vd dt
dIL
Vc ILRL
dt Vd L dIL
Vc ILRL
VL Vd
−
=
−
=
−
=
=
−
−
−
−
=
−
−
=
= +
+ +
−
0
0
2 1 1
0
0 2
1 2
1
1 0
0 1 1
1
1 1
1
1
1 1
1
1
x Vc x
Vo
x Vd x x
x
C B
A
L RC
C
L RL L
L RC
C
L RL L
=
=
− +
−
= −
=
− =
−
= −
3. PERSAMAAN UNTUK SETIAP INTERVAL OPERASI
1. SWITCH S OFF
KVL:
KCL:
𝑉𝑜 = 𝑉𝑐
RC Vc C
IL dt
dVc
R IL Vc
dt C dVc
IR IL
Ic
IR Ic
IL
L Vc L
ILRL dt
dIL
Vc dt ILRL
L dIL
Vc ILRL
VL
−
=
−
=
−
=
=
−
−
−
−
=
−
−
=
= +
+
0
0
2 1 1
0
0 0 2
1 2
1
1 0
0 1 1 0
1
1 1
1 1 1
1
x Vc x
Vo
x Vd x x
x
C B
A
RC C
L RL L
RC C
L RL L
=
=
− +
−
= −
=
− =
−
= −
4. STATE SPACE AVERAGE TECHNIQUE
Eu Cx
y
Bu Ax
x
+
=
+
=
•
•
=
2 1
x x x
) 1
( 2 1
) 1
( 2 1
) 1
( 2 1
C C
D C
C
D B
D B
B
D A
D A A
− +
=
− +
=
− +
=
4. STATE SPACE AVERAGE TECHNIQUE
1 0
2 1
2 1
) 0 1
0 ( 0 0
2 1
2 1
) 1
( 2 1
) 1
( 2 1
) 1
( 2 1
1
1 1
1
=
=
=
==
=
=
− +
=
−
−
= −
=
=
==
=
− +
=
− +
=
− +
=
C C
C C
C
D D
B
A A
A A
A
C C
D C C
D B
D B B
D A
D A A
DL L
RC C
L RLL
5. MEMBUAT FUNGSI ALIH (TRANSFER FUNCTUIN) DARI
MATRIK STATE SPACE MENGGUNAKAN PERS. LAPLACE
clc
clear all
syms Cs d L R Vd RL s A1=[ -RL/L -1/L ;
1/Cs -1/(R*Cs) ] A2=[ -RL/L -1/L ;
1/Cs -1/(R*Cs) ] B1=[1/L ;
0 ] B2=[0 ; 0 ] C1=[0 1]
C2=[0 1]
A=A1*d+A2*(1-d) B=B1*d+B2*(1-d) C=C1*d+C2*(1-d) D=0
I=[1 0;
0 1];
dyn_buck=C*inv(s*I-A)*B
Parameter:
Vg = 50 V V = 30 V R = 15 Ω RL = 0.2 Ω
f = 40 KHz ➔ Ts = 0.025 mS L =0.76 mH
C = 20.83 uF
Cs=20.83e-6; L=0.76e-3; R=15; Vd=50; RL=0.2;
num=[R]
den=[Cs*L*R L+Cs*R*RL R+RL]
buck=tf(num,den)*Vd
tfinal=50e-3;
delt=0.1e-6;
t=0:delt:tfinal;
u=0*t;
lt=length(t);
lt2=round(lt/2);
count=1;
for x=1:lt;
if(count<=lt2)
u(count)=0.8;
else
u(count)=0.5;
end
count=count+1;
end
lsim(buck,u,t);grid;
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 0.05 0
10 20 30 40 50 60
Linear Simulation Results
Time (seconds)
Amplitude
KONTROL CLOSE LOOP DC-DC CONVERTER
PEMODELAN DAN SIMULASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO - UNIVERSITAS TADULAKO Ratih mar’atus sholihah, S.ST., MT
2022
PERHITUNGAN PID UNTUK BUCK CONVERTER
STEP 1
Analisa respon output sistem open loop dengan menentukan beberapa variabel antara lain:
Time Peak(tp) = 0.00038 s Time Setting (ts) = 0.00465 s
Dan dengan Toleransi steady state 2%, tentukan Yss = 29.6 V
PERHITUNGAN PID UNTUK BUCK CONVERTER
STEP 2
• Menentukan nilai K 𝐾 = 𝑌𝑠𝑠
𝑋𝑠𝑠= 29.6/30=0.986
• Menentukan nilai 𝝃 𝒅𝒂𝒏 𝝎𝒏
o dengan toleransi steady state 2% maka nilai 𝛼 𝒕𝒔 = 𝟒
𝜶 =𝟒𝝉 → 𝜏 = 𝑡𝑠
4 =0.00465/4=0.0011625 𝜏 = 1
𝛼 → 𝛼 = 1
𝜏 =1/0.0011625=860.215 o dengan nilai tp maka persamaan 𝜔𝑛
𝒕𝒑 = 𝝅
𝝎𝒅 = 3,14
𝜔𝑑 → 𝜔𝑑 = 3,14
𝒕𝒑 =3.14/0.00038=8263.157
𝜶 = 𝝃.𝝎𝒏 → 𝜔𝑛 = 𝛼
𝜉 = 860.215 𝜉
PERHITUNGAN PID UNTUK BUCK CONVERTER
STEP 2
o subtitusi 2 persamaan sebelumnya untuk dapat nilai 𝜉 𝑑𝑎𝑛 𝜔𝑛 𝝎𝒅 =𝝎𝒏 𝟏 − 𝝃𝟐
8263.157 =860 .215
𝜉 1− 𝜉2 ➔( Pangkatkan 2 semua) 68 279 763.607 =739 969.846
𝜉2 (1− 𝜉2) 68 279 763.607𝜉2 = 739 969.846(1− 𝜉2)
68 279 763.607𝜉2 = 739 969.846−739 969.846𝜉2 67 539 794.147𝜉2 = 739 969.846
𝜉 = 67 539 794.147
739 969.846 = 9.554 𝜔𝑛 =𝛼
𝜉 = 860.215
9.554 = 90.04 𝑟𝑎𝑑/𝑆
• menentukan transfer function (model matematika)
𝒀(𝑺)
𝑿(𝑺) = 𝑲.𝝎𝒏𝟐
𝑺𝟐+𝟐.𝝃.𝝎𝒏.𝑺+𝝎𝒏𝟐
PERHITUNGAN PID UNTUK BUCK CONVERTER
STEP 3
• menentukan nilai 𝝉𝒊 𝜏𝑖= 2𝜉
𝜔𝑛 =2𝑥9.554
90.04 = 0.212
• menentukan nilai 𝝉𝒅 𝜏𝑖𝜏𝑑 = 1
𝜔𝑛2 𝜏𝑑 = 1
𝜏𝑖𝜔𝑛2= 1/(0.212𝑥90.042)= 0.000581
• jika nilai time setting yang diinginkan 4mS maka:
𝒕𝒔=𝟓𝝉 → 𝜏=𝑡𝑠
5 =0.004
5 = 0.008
• Menentukan nilai Kp Ki dan Kd 𝜏= 𝜏𝑖
𝑘𝑝𝐾→ 𝒌𝒑= 𝜏𝑖
𝜏.𝐾 = 0.212
0.008𝑥0.986=𝟐𝟔.𝟖𝟕𝟔 𝒌𝒅=𝑘𝑝𝜏𝑑 = 26.876 𝑥 0.000581 =𝟎.𝟎𝟏𝟔
𝒌𝒊 =𝑘𝑝
𝜏𝑖 =26.876
0.212 =𝟏𝟐𝟔.𝟕𝟕𝟓
• menentukan transfer function (model matematika)
𝐶(𝑆)
𝑅(𝑆)= 1 𝜏𝑖𝑆 𝑘𝑝𝐾+ 1
SIMULASI PID UNTUK BUCK CONVERTER
Apabila respon dari transfer function yang baru sudah sesuai maka nilai Kp,Ki dan Kd yang sudah dihitung dapat disimulasikan .
𝒌𝒑 = 𝟐𝟔. 𝟖𝟕𝟔 𝒌𝒊 = 𝟏𝟐𝟔. 𝟕𝟕𝟓 𝒌𝒅 = 𝟎. 𝟎𝟏𝟔
SIMULASI PID UNTUK BUCK CONVERTER
BEFORE AFTER
GANGGUAN PADA INPUT
Apabila pada sistem ditambahkan Vo/Vin gangguan, maka blok diagram sistem menjadi seperti gambar dibawah ini:
GANGGUAN PADA INPUT
Untuk mendapatkan TF Vo/Vin, dapat menggunakan fungsi state space di mfile MATLAB. Data yang dibutuhkan adalah data matrik [A],[B] dan [C]. List program :
clc clear all
d=0.6; Cs=20.83e-6; L=0.76e-3; R=15; RL=0.2;
A1=[ -RL/L -1/L ; 1/Cs -1/(R*Cs) ] A2=[ -RL/L -1/L ; 1/Cs -1/(R*Cs) ] B1=[1/L ;
0 ] B2=[0 ; 0 ] C1=[0 1]
C2=[0 1]
A=A1*d+A2*(1-d) B=B1*d+B2*(1-d) C=C1*d+C2*(1-d) D=0
ss_buck=ss(A,B,C,D) [n,d]=ss2tf(A,B,C,D) buck_tf=tf(n,d)
hasil running program tersebut adalah:
GANGGUAN PADA INPUT
Block diagram sistem menggunakan simulasi MATLAB/SIMULINK dengan menambahkan transfer function Vo/Vg gangguan (Gvg)
GANGGUAN PADA INPUT
Hasil Simulasi menunjukkan kontrol PID mampu menstabilkan tegangan luaran walapun terdapat Vo/Vin disturbance.