• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PEMODELAN PROSES BISNIS REENGINEERING MENGGUNAKAN BUSINESS PROCESS MODELING NOTATION (STUDI KASUS PT AGUSTA DRYER)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PEMODELAN PROSES BISNIS REENGINEERING MENGGUNAKAN BUSINESS PROCESS MODELING NOTATION (STUDI KASUS PT AGUSTA DRYER)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

270 Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 270-280 E-ISSN 2503-2933

th th

Pemodelan Proses Bisnis Reengineering Menggunakan Business Process Modeling Notation (Studi Kasus PT.

Agusta Dryer)

Corry Coriah Haerudin1, Yudo Devianto*2

1,2Universitas Mercu Buana; Jl. Meruya Selatan No.1, Kembangan, Jakarta Barat, (021)5840815

1,2Program Studi Sistem Informasi, FASILKOM UMB, Jakarta e-mail: 1[email protected] ,*2[email protected]

Abstrak

Pemodelan proses bisnis merupakan tahapan dalam memahami, mendesain dan menganalisa suatu proses bisnis. Manfaat pemodelan proses bisnis adalah untuk membantu perusahaan atau organisasi dalam memahami proses bisnisnya dengan baik, mengidentifikasi permasalahan yang mungkin terjadi, mengembangkan, mendokumentasikan serta mengkomunikasikannya pada semua pemangku kepentingan bisnis. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan performance dari pengelolaan proses bisnisnya. Tujuan dibuat Business Process Model and Notation (BPMN) untuk mengetahui proses bisnis yang terjadi di PT Agusta Dryer dan meminimalisir kesalahan yang sering terjadi pada sistem yang ada di PT Agusta Dryer.

Hasil dari penelitian ini adalah perlu ada nya perubahan alur proses bisnis dari segi penjualan, pelayanan dan pembelian barang.

Kata kunciProses Bisnis, Business Process Reengineering, BPMN

Abstract

Business process modeling is a way to understand, design and analyze a business process. The benefit of business process modeling is to help companies understand their business processes well, identify problems that may occur, develop, document, and communicate them to all business stakeholders. So that companies can improve the performance of managing their business processes. The purpose of making a Business Process Model and Notation (BPMN) is to find out the business processes that occur at PT Agusta Dryer and minimize errors that often occur in the existing system at PT Agusta Dryer. The result of this research is that it is necessary to change the flow of business processes in terms of sales, service, and purchase of goods.

KeywordsBusiness Process, Business Process Reengineering, BPMN

1. PENDAHULUAN

eiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mempengaruhi kebutuhan akan informasi dalam memastikan proses bisnis dapat berjalan dengan baik. Salah satu penggunaan informasi sebagai kebutuhan dalam menjalankan proses bisnis dapat membantu mengendalikan dan meningkatkan mutu pelayanan suatu perusahaan. Setiap perusahaan hendaknya memiliki suatu sistem atau prosedur dalam menunjang tujuan bisnis tersebut. Kebutuhan mutlak akan sistem informasi menjadi faktor penting dalam mempertimbangkan standar operasional proses bisnis dari segi biaya dan waktu agar lebih

s

(2)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 270-280 E- ISSN 2503-2933 271

Corry Coriah Haerudin, et., al [Pemodelan Proses Bisnis Reengineering Menggunakan Business Process Modeling Notation (Studi Kasus PT Agusta Dryer)

efektif dan efesien [1]. Dampak dari perkembangan teknologi memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha untuk mendukung berbagai aktivitas bisnis dalam mencapai visi dan misinya [2]. Untuk itu setiap perusahaan atau organisasi perlu mengetahui pentingnya meningkatkan kemampuan bisnis secara internal dan eksternal.

Demi meningkatkan kualitas pelayanan maka perlu dilakukannya Business Process Rengineering (BPR), metode ini menjadi salah suatu metode yang dapat diterapkan di penelitian ini untuk membentuk proses bisnis dari segi peningkatan layanan jasa kepada pelanggan, pemotongan biaya operasional dan persaingan bisnis kearah yang lebih maju [3]. Penulis memilih menggunakan metode ini untuk menganalisis sistem yang ada dan berharap dari penelitian ini dapat menghasilkan suatu hasil yang baik bagi PT Agusta Dryer. Dengan pengimplementasiaan Business Process Reengineering (BPR) bagi perusahaan dapat memberikan solusi [4] dan memiliki tujuan penting dalam merancang kembali proses bisnis yang ada menjadi lebih efektif dan efesien dari sebelumnya [5].

Pada tahun 2018, PT Agusta Dryer menjadi perusahaan manufaktur yang telah dikenal luas karena produk inovatifnya. Peningkatan jumlah permintaan barang elektronik meningkat secara tiba-tiba sekitar 1650 unit, pada dasarnya target penjualan produk sudah ditetapkan sekitar 1550 unit, namun diluar kendali permintaan produk, mengalami peningkatan secara tiba-tiba sehingga tim produksi melakukan penambahan jam kerja diluar operasi kapasitas yang telah ditetapkan dalam memenuhi pesanan pelanggan secara cepat.

Kendala pelayanan ini menjadi sebuah tantangan kritis bagi PT Agusta Dryer dalam mengahadapi permintaan barang secara tiba-tiba. Akibatnya beberapa pesanan harus ditunda, karena proses produksi yang dilakukan belum memenuhi secara maksimal. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh PT Agusta Dryer maka kontribusi penulis mengusulkan e- form pemesanan menggunakan alur notasi BPMN untuk mempermudah kedua belah pihak antara penjual dengan pelanggan agar dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini diharapkan memberikan konsep baru dalam proses bisnis yang terjadi untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan dan proses penyimpanan stok barang dengan menghilangkan hambatan dan percepatan alur kerja dalam proses pelayanan dan pengelolaan stok barang yang diharapkan dapat mencapai peningkatan stok barang dengan mengadopsi sistem yang lebih canggih.

Penelitian yang dilakukan pada SHM Purwokerto mengalami permasalahan yaitu kurangnya sistem yang belum memiliki banyak fitur, proses penginputan data stok gudang masih belum tersedia dan pembuatan pencatatan masih manual. Hasil dari penelitian ini dibuatkan sistem inventory stok barang menggunakan Business Process Modeling Notation (BPMN) dan penambahan fitur pendukung seperti fitur return, pesanan, penentuan harga barang dan perbaikan sistem berjalan [6]. Penelitian yang dilakukan di pabrik generator sets (Genset) PT ABC mengalami kendala pada proses produksinya terhambat dan mengalami kekacauan.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Business Process Modeling Notation (BPMN). Hasil dari penelitian ini throughput pada proses pemasangan baru pada tahapan rekomendasi dan proses kecepatan menjadi 3250 menit untuk dilakukan analisis pada rancangan model bisnis baru yang direkomendasikan [7].

Pada penelitian di PT Indorama Synthetics Tbk adanya tekanan atas kegiatan operasional yang banyak sehingga membuat operasi secara besar-besaran tidak berjalan secara optimal dalam merubah kinerjanya. Perubahan yang dilakukan untuk mengubah dari segi kinerja menggunakan rekayasa ulang proses bisnis. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Business Process Reengineering (BPR). Hasil dari penelitian yang dilakukan dengan perancangan sistem informasi berupa software aplikasi sebagai tools proses bisnis usulan [8]. Penelitian yang dilakukan pada produksi Sadex Shuttlecock mengalami permasalahan yaitu belum memiliki proses bisnis yang jelas, misalnya untuk divisi pemasaran,

(3)

272 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 270-280 E-ISSN 2503-2933

Corry Coriah Haerudin, et., al [Pemodelan Proses Bisnis Reengineering Menggunakan Business Process Modeling Notation (Studi Kasus PT Agusta Dryer)

divisi keuangan, dan divisi produksi, dan gudang ditanggungjawabkan pada satu orang yaitu Owner Sadex Shuttlecock, bahkan terkadang untuk proses transaksi, produksi, pengeluaran, pemasukan tidak terdapat pencatatan. Hasil temuan atas permasalahan yang terjalin dalam proses bisnis yang berhubungan dengan produksi shuttlecock ini akan diteliti dan diberikan rekomendasi perbaikan dan dapat diharapakan menjadi sebuah pertimbangan bagi Sadex Shuttlecock [9].

Penelitian yang dilakukan pada bisnis startup mengalami perbedaan pemahaman dan penerapan proses bisnis yang dikeluhkan oleh customer seperti pengecekan dan konfirmasi taerkait waktu serta biaya pengerjaan dari pegawai ke customer. Metode yang digunakan pada penelitian ini menekankan pendekatan Business Process Modeling Notation (BPMN) untuk memperbaiki skenario proses bisnis dalam alur layanan. Hasil dari penelitian ini dapat digambarkan menggunakan notasi BPMN yang diusulkan untuk memperbaiki keluhan customer [10]. Berdasarkan pemaparan yang telah dilakukan pada beberapa penelitian terdahulu penggunakan metode BPR dengan menggunakan notasi BPMN mengalami peningkatan secara efesien dalam proses bisnisnya seperti pembuatan sistem baru, penambahan fitur dan rancangan ulang bisnis dalam mengurangi lead time produksi maupun kinerja operasional secara akurat dan relevan.

2. METODE PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 BPI

Business Process Improvement (BPI) merupakan suatu metode yang sistematis dalam membantu menjalankan suatu proses bisnis perusahaan secara optimal dan membantu memajukan bisnis disuatu perusaahaan [11]. BPI dapat membantu dalam proses penyederhanaan baik secara internal dan eksternal. Business Process Improvement berguna untuk memberikan kemudahan secara kompetitive dalam peningkatan proses bisnis dalam memenuhi permintaan pelanggan [12].

2.1.2 BPR

Business Process Reengineering (BPR) merupakan suatu pemikiran ulang secara mendasar atau fundamental untuk mendapatkan perbaikan dalam hal ukuran kinerja dari segi biaya, kualitas, pelayanan pelanggan dan kecepatan [13] Menurut pendapat ahli Hammer & Champy (dalam Bhaaskar 2018) menyatakan bahwa Business Process Reengineering (BPR) adalah suatu metode desain ulang dalam proses bisnis yang berdasarkan pada racangan radikal untuk menghasilkan perbaikan dari segi biaya, kualitas dan pelayanan.

2.1.3 BPMN

Business Process Modeling Notation (BPMN) merupakan suatu model bisnis yang menyediakan notasi untuk menjelaskan sebuah proses bisnis. Standarisasi ini yang menyediakan notasi grafis dalam menentukan proses bisnis ke dalam diagram alur proses bisnis dengan teknik flowchart yang memiliki kemiripan seperti diagram aktivitas [14]. BPMN memiliki gambaran diagram alur dengan serangkaian model dari aktivitas yang mendefinisikan alur kerja [15].

Tools yang digunakan pada pembuatan alur penelitian ini menggunakan perangkat bizagi modeler untuk menggambarkan diagram Business Process Modeling Notation (BPMN).

(4)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 270-280 E- ISSN 2503-2933 273

Corry Coriah Haerudin, et., al [Pemodelan Proses Bisnis Reengineering Menggunakan Business Process Modeling Notation (Studi Kasus PT Agusta Dryer)

Perangkat lunak ini berfungsi sebagai diagram, dokumentasi dan mensimulasikan proses kerja proses bisnis [16].

Gambar 1. Diagram Penelitian

Gambar 1. Menjelaskan Diagram Penelitian Sebagai Berikut:

Tahapan studi literatur ini melibatkan serangkaian langkah yang dilakukan yaitu pencarian informasi yang berkaitan dengan penelitian, pencarian sumber informasi, metode yang digunakan pada jurnal sebagai referensi. Research perusahaan pada tahap ini bertujuan untuk memahami perilaku konsumen, struktur organisasi, uji coba produk, dan potensi pasar serta mengukur kepuasan pelanggan. Identifikasi masalah pada tahap ini dilakukan proses analisis untuk mengetahui permasalahan atau tantangan yang dihadapi dalam masalah yang diteliti dengan melakukan tinjauan pada data yang telah dikumpulkan dan menganalisis penyebab pada kinerja bisnis dan kualitas produk atau layanan yang ada dalam peneltian.

(5)

274 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 270-280 E-ISSN 2503-2933

Corry Coriah Haerudin, et., al [Pemodelan Proses Bisnis Reengineering Menggunakan Business Process Modeling Notation (Studi Kasus PT Agusta Dryer)

Pengumpulan data pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber data dengan menggunakan metode kualitatif serta pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah. Wawancara pada tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi dengan narasumber meliputi pertanyaan wawancara seperti bagaimana proses bisnis berjalan, permasalahan atau kendala apa yang dihadapi. Tujuan dari wawancara untuk mendapatkan informasi kualitatif mengenai pengalaman dan pengetahuan dari topik penelitian.

Analisis Business Process Reengineering (BPR) pada tahap ini dilakukan analisis terkait proses bisnis yang sedang berjalan berupa pengumpulan, identifikasi penyimpanan, hambatan yang dilalui, dan peluang untuk meningkatkan proses bisnis yang ada. Pada tahap pemodelan proses bisnis menggunakan notasi BPMN dilakukan penggambaran alur proses bisnis menggunakan notasi BPMN. Perancangan proses bisnis baru pada tahap ini dilakukan analisis proses bisnis yang sedang berjalan seperti identifikasi masalah, input dan output yang terjadi kemudian melakukan perancangan ulang untuk memperbaiki proses bisnis yang belum maksimal dengan tahapan-tahapan yang sesuai. Pada tahap akhir dilakukan rekomendasi perusahaan dari hasil perancangan yang direkomendasikan ke perusahaan untuk dilakukan pengimplementasian.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2 Analisa Value Chain

Gambar 2 menjelaskan analisa value chain sebagai berikut:

Inbound logistics bertugas menerima barang dengan cara masuk ke sistem dan kemudian melakukan verifikasi pengecekan stok barang yang tersedia sebelum proses pembelian dilanjutkan. Operations bertugas membuat pesanan dengan melakukan persetujuan oleh manajemen admin. Outbound logistics bertugas sebagai pengiriman dan penerimaan barang, dengan cara memproses pengiriman barang dari gudang atau penyimpanan ke pelanggan. Selanjutnya dilakukan konfirmasi barang oleh pelanggan. Marketing and sales

(6)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 270-280 E- ISSN 2503-2933 275

Corry Coriah Haerudin, et., al [Pemodelan Proses Bisnis Reengineering Menggunakan Business Process Modeling Notation (Studi Kasus PT Agusta Dryer)

bertugas untuk merespon permintaan pembelian yang masuk dengan melakukan pembuatan pesanan.

Service bertugas mengkonfirmasi penerimaan barang kedalam layanan. Procurement bertugas membuat pesanan dengan melakukan pesanan pembelian yang berhubungan dengan pengadaan, di mana barang dibeli dari pemasok atau vendor. Technology Development sebagai penggunaan sistem informasi pada proses pembelian dan penyimpanan barang untuk memfasilitasi proses yang lebih efisien. Human Resource Management berperan dalam memastikan tugas dan tanggung jawab dalam proses pembelian dan penyimpanan barang. Firm Infrastructure melakukan koordinasi dan integrasi seluruh proses pembelian dan penyimpanan barang untuk mencapai tujuan perusahaan. Pada tahapan analisis value chain diatas dapat mempermudah dalam proses pembelian barang dan penyimpanan barang yang membantu dalam mengidentifikasi setiap aktivitas yang berkontribusi pada nilai tambah dan mengoptimalkan setiap langkah proses untuk mencapai efisiensi dan keunggulan kompetitif dalam perusahaan.

Gambar 3. Proses Bisnis Berjalan pada Perusahaan

Pada gambar 3 dapat diuraikan proses bisnis berjalan yaitu dimulai dari customer melakukan pemesanan. Pemesanan dilakukan melalui tiga cara yaitu tahap pertama cash on delivery atau disebut dengan COD (cara aini cukup merugikan pihak perusahaan karena tidak adanya DP diawal pembelian) proses ini customer memesan secara online sampai menunggu barang datang dari kurir yang mengantarnya dan diterima oleh customer, lalu customer melakukan pembayaran di tempat. Cara kedua mendatangi secara langsung ke kantor Agusta Dryer untuk membeli secara langsung dan melihat barang secara langsung dan proses pembelian barang secara tatap muka langsung (cara ini kurang efektif karena setiap customer yang datang tidak hanya dari wilayah yang sama namun dari luar wilayah, bisa jadi ini memakan waktu yang lama bagi customer untuk melihat barang secara langsung). Cara ketiga pembelian secara online melalui aplikasi e-commerce dimana platform belanja online sudah tersedia customer hanya memesan melalui aplikasi e-commerce ini dengan beberapa tahapan

(7)

276 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 270-280 E-ISSN 2503-2933

Corry Coriah Haerudin, et., al [Pemodelan Proses Bisnis Reengineering Menggunakan Business Process Modeling Notation (Studi Kasus PT Agusta Dryer)

seperti belanja online pada umumnya yang proses transaksinya menggunakan pembayaran digital atau e-wallet (cara ini cukup mudah dan dimengerti tetapi dari spesifikasi untuk melihat kualitas barang secara langsung tidak bisa karena mengandalkan review dari customer sebelumnya yang telah melakukan pembelian).

Pihak admin melakukan komunikasi dengan pelanggan untuk konfirmasi ketersediaan stok barang di gudang apabila proses pembelian dilakukan secara langsung. Kemudian pihak gudang mendata barang yang tersedia apabila stok barang masih banyak staff gudang akan konfirmasi ke pihak admin bahwa stok barang digudang masih tersedia. Apabila stok barang dari gudang habis pihak gudang akan konfirmasi ke bagian produksi. Selanjutnya staff gudang melakukan pengecekan barang untuk mengkonfirmasi stok barang yang ada untuk dilakukan pendataan. Lalu pihak gudang menerima barang dari bagian produksi. Pihak produksi melakukan produksi barang dan menyerahkan ke bagian penyelesaian untuk dilakukan proses finishing barang. Penyelesaian bertugas sebagai pengecekan barang apabila barang masih ada keadaan kurang baik. Kemudian bagian penyelesaian konfirmasi ke bagian gudang untuk dilakukan penyimpanan barang.

Bagian pengiriman bertugas untuk melakukan pengiriman barang dari perusahaan ke customer. Bagian jasa pengiriman akan melakukan konfirmasi terlebih dahulu ke bagian keuangan untuk melakukan pendataan barang yang akan dikirim. Bagian jasa kirim menerima bukti data pembelian dari bagian keuangan untuk diserahkan kepada customer. Keuangan bertugas sebagai tempat pendataan barang masuk dan keluar dan pembuatan invoice.

Gambar 4. BPMN Pemodelan Proses Bisnis Berjalan pada Pembelian

Gambar 4 pemodelan proses bisnis yang sedang berjalan dapat diuraikan sebagai berikut:

Customer melakukan pembelian melalui dua (2) cara yaitu pembelian online dan offline.

Pembelian online dilakukan dengan cara memesan melalui aplikasi e-commerce atau whatsapp sedangkan pembelian offline dilakukan dengan datang langsung ke kantor. Setelah melakukan pemesanan sesuai dengan metode yang dipilih apabila customer tidak melanjutkan pesanan maka proses pemesanan dibatalkan, apabila customer melakukan pemesanan, customer harus mengisi detail alamat, jasa kurir dan memilih metode pembayaran yang akan digunakan. Setelah pembayaran selesai, admin akan menerima bukti pembayaran dan memproses pesanan untuk dicetak dan menyerahkan pesanan ke staff gudang. Staff gudang memeriksa ketersediaan barang digudang apabila barang tersedia, maka mengisi formulir permintaan barang, lalu memproses data barang kemudian membuat surat jalan dan menyerahkan ke bagian pengiriman, lalu bagian pengiriman akan menerima surat jalan dan membuat daftar pengiriman barang sesuai jadwal yang telah ditentukan. Apabila barang tidak tersedia staff gudang akan mengirim permintaan barang ke bagian gudang untuk dilakukan konfirmasi stok barang. Apabila stok barang tersedia

(8)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 270-280 E- ISSN 2503-2933 277

Corry Coriah Haerudin, et., al [Pemodelan Proses Bisnis Reengineering Menggunakan Business Process Modeling Notation (Studi Kasus PT Agusta Dryer)

permintaan barang terpenuhi. Apabila stok habis maka pihak gudang akan menginformasikan ke bagian produksi.

Gambar 5. BPMN Rekomendasi Pemodelan Proses Bisnis Usulan pada Proses Pembelian

Gambar 5 pemodelan proses bisnis berjalan yang diusulkan pada proses pembelian dapat diuraikan sebagai berikut :

Pembelian barang dilakukan hanya melalui pemesanan online proses pembelian offline dihapuskan. Pertama customer melakukan pemesanan secara online dengan memilih produk yang akan dibeli, lalu sistem admin akan mengecek stok dan menampilkan informasi stok barang yang tersedia.

Gambar 6. BPMN Rekomendasi Pemodelan Proses Bisnis Usulan pada Admin

Admin melakukan login dengan masuk menggunakan username dan password dan selanjutnya membuka dashboard menu diantaranya ada menu produk, customer dan penjualan.

View produk terdiri dari data produk seperti kode barang dan informasi stok barang fungsi dari view produk untuk memudahkan admin dalam melakukan pengecekan produk sehingga admin tidak perlu lagi menghubungi staff gudang untuk melakukan pengecekan barang. View customer terdiri dari data customer seperti pesanan barang, biodata customer dan bukti pembayaran, fungsi dari view customer memudahkan admin dalam melakukan proses verifikasi pemesanan dengan hanya klik sub menu yang tersedia untuk memudahkan dalam melihat dan mengecek pesanan barang pada customer seperti jumlah produk yang dipesan. View penjualan terdiri dari

(9)

278 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 270-280 E-ISSN 2503-2933

Corry Coriah Haerudin, et., al [Pemodelan Proses Bisnis Reengineering Menggunakan Business Process Modeling Notation (Studi Kasus PT Agusta Dryer)

data penjualan seperti nama penjual, data pembeli (alamat, jumlah yang dipesan, harga dan tipe produk yang dipesan) dan nama pembeli. Fungsi view ini membantu admin dalam memantau data penjualan mulai dari nama penjual, detail barang yang dipesan dan nama pembeli pada proses pemesanan barang.

Gambar 7. BPMN Rekomendasi Pemodelan Proses Bisnis Usulan pada Gudang

Gambar 7 pada proses bisnis usulan dapat diuraikan sebagai berikut :

Pihak gudang menerima barang dari produksi, lalu melakukan pengecekan barang dan verifikasi jumlah barang yang masuk kemudian melakukan pencatatan informasi berupa data jenis barang, nama barang dll. Setelah dicatat kemudian dilakukan penginputan data barang, tahap selanjutnya pihak gudang melakukan penyimpanan barang di lokasi gudang. Selanjutnya dilakukan pengecekan kualitas barang yang layak dan tidak layak untuk dilakukan pemisahan tempat.

Tabel 1. Rancangan Proses Bisnis Usulan

Proses Bisnis Awal Proses Bisnis Rekomendasi Jenis Penyerhanaan Memproses pesanan

dengan pencatatan manual

Mengusulkan sistem

pengadaan stok barang untuk mempermudah admin dalam melakukan pengecekan

BPMN

Membuat laporan data penjualan menggunakan excel

Menggunakan sistem untuk meningkatkan keamanan database

BPMN

Tabel 2 Rancangan Proses Bisnis Usulan Proses Bisnis Awal Proses Bisnis

Rekomendasi

Jenis Penyerhanaan

Customer melakukan pemesanan secara langsung

Customer melakukan pemesana online dan pemesanan langsung ditiadakan

Upgrading

Admin dalam melakukan penginputan data dan pencatatan masih manual

Menggunakan sistem

database untuk

penginputan secara otomatis

Upgrading

Konfirmasi bukti pembayaran belum otomatis

Konfirmasi pembayaran dapat dilakukan dengan otomatis

Automation

(10)

Jatisi ISSN 2407-4322

Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 270-280 E- ISSN 2503-2933 279

Corry Coriah Haerudin, et., al [Pemodelan Proses Bisnis Reengineering Menggunakan Business Process Modeling Notation (Studi Kasus PT Agusta Dryer)

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari analisis yang ada, dapat disimpulkan bahwa penggunaan BPMN dapat mendukung manajemen proses bisnis, baik dari segi peningkatan dan penggunaan dalam memudahkan proses pemesanan barang. Hasil dari penerapan BPMN dapat direkomendasi kepada perusahaan untuk dilakukan evaluasi dan perbaikan dari proses bisnis yang lama ke yang lebih baru. Tujuannya untuk menyediakan sebuah standar notasi yang dapat dimengerti oleh semua pihak.

5. SARAN

Hasil perancangan ulang proses bisnis yang telah di lakukan maka perlunya saran yang disampaikan untuk peneliti selanjutnya agar dapat dilakukan peningkatan kembali dan perbaikan selanjutnya meliputi pengembangan aplikasi sesuai kebutuhan yang dilakukan dengan pengkodean (coding).

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada dosen pembimbing dan dosen pengampu yang telah mengarahkan dan membimbing selama proses Tugas Akhir.

DAFTAR PUSTAKA

[1] R. Hull, J. Mendling, dan S.Tai, Fundamentals of Business Process Management, Vol.

37, No. 6. 2018.

[2] L. Setiyani, G. T. Liswadi, and A. Maulana, “Proses Pengembangan Proses Bisnis Transaksi Penjualan pada Toko Erni Karawang Bisnis yang Mendukung Kegiatan Bisnis yang Memperkuat dan Meningkatkan Manajemen Bisnis, maka Konsep yang Dipakai Adalah Bisnis Usaha maka Pelaku dari Sebuah Sudah Melekat di ,” Vol. 16, pp. 39–45, 2022.

[3] R. Fajriah and S. Nazar, “Analisa Business Process Reengineering Dalam Pengembangan Sistem Distribusi Produk Lensa Mata PT. GALERI MATA Indonesia Berbasis Mobile Application,” Vol. 5, No. 1, pp. 1–12, 2020.

[4] I. K. Suabdinegara, G. A. Ayu Putri, and I. M. S. Raharja, “Reengineering Proses Bisnis Toko Oleh-Oleh Menggunakan Enterprise Resource Planning Odoo 13 Dengan User Acceptance Test Sebagai Metode Pengujian Sistem,” J. Media Inform. Budidarma, vol.

5, No. 4, p. 1488, 2021, doi: 10.30865/mib.v5i4.3271.

[5] S. Hadiwijaya, “Optimalisasi Service Level Agreement Pembiayaan Mikro Cabang Bekasi Menggunakan Pendekatan,” Vol. 11, No. 2, pp. 13–21, 2022.

[6] C. Novian, Y. M. Idah, and Z. Rifai, “Pemodelan Proses Bisnis Pengadaan Barang (Stok) Menggunakan Pendekatan Business Process Modelling Notation (BPMN),” J. Inf.

(11)

280 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 3, September 2023, Hal. 270-280 E-ISSN 2503-2933

Corry Coriah Haerudin, et., al [Pemodelan Proses Bisnis Reengineering Menggunakan Business Process Modeling Notation (Studi Kasus PT Agusta Dryer)

Syst. Manag., Vol. 3, No. 2, pp. 63–69, 2022, doi: 10.24076/joism.2022v3i2.600.

[7] Saputro, Daniel Tunggono, Pembuatan Proses Bisnis Persiapan Material Untuk Produksi Dengan Business Process Modelling Notation (BPMN) di Pabrik Generator Sets (GENSET) PT ABC, Vol. 2, No. 1 Januari 2021

[8] D. S. Oetomo and R. F. Ramdhani, “Usulan Perbaikan Proses Bisnis Departemen J20 di PT Indorama Synthetics Tbk dengan Menggunakan Metode Business Process Reengineering Proposed Improvement of the J20 Department’s Business Process at PT Indorama Synthetics Tbk Using the Business Process R,” Vol. 5, No. 2, pp. 63–71, 2021.

[9] T. Muttaqin and A. W. Utami, “Analisia dan Pemodelan Proses Bisnis Menggunakan Metode Business Process Model and Notation (BPMN) pada Produksi Shuttlecock,”

Vol. 04, No. 01, pp. 26–31, 2023.

[10] A Implementasi Teknologi Business Process Model Notation (BPMN), Teks, Flowchart dan Rich Picture pada Bisnis Startup.” Vol.3, No.2 2020.

[11] I T. Helmi, I. Aknuranda, and M. C. Saputra, “Analisis dan Pemodelan Proses Bisnis Menggunakan Business Process Improvement (BPI) pada Lembaga Bimbingan Belajar (Studi Kasus: Lembaga Bimbingan Belajar Prisma),” Vol. 2, No. 10, 2018.

[12] A. Fitriansah, R. Andreswari, dan M. A. Hasibuan, “Business Process Analysis of Academic Information System Application Using Process Mining (Case Study: Final Project Module),” Proc. 2019 5th Int. Conf. New Media Stud. Conmedia 2019, hal. 189–

194, 2019, doi: 10.1109/CONMEDIA46929.2019.898183.

[13] E. B. Wagiu, “Pemodelan Proses Bisnis Dengan Bpmn (Studi Kasus: Departemen Procurement Universitas Advent Indonesia) Business Process Modeling With BPMN (Case Study: Procurement Department OF Universitas Advent Indonesia),” pp. 39–44.

[14] S. Kasus, U. Penelitian, K. Masyarakat, P. K. M. A. Komunitas, N. Putra, and S. Fajar,

“Pemodelan Proses Bisnis Menggunakan Business Process Modelling Notation (BPMN),” Vol. 5, 2020.

[15] K. Karsa, “Business Process Reengineering Dalam Pelaksanaan Program Citarum Harum Guna Mengatasi Pencemaran Sungai Berbasis Online Monitoring (Onlimo) System. Business Process Reengineering in Implementation of The Citarum Harum Program to Overcome River Pollutio,” Vol. 1, No. 3, pp. 651–686, 2022.

[16] H. Mubarak, E. Febianti, Y. Muharni, P. B. Katili, and D. Lintang, “Upaya Peningkatan Produktivitas Menggunakan Perancangan Pemodelan Business Process Modelling Notation (BPMN),” Vol. 6, No. 2, pp. 2–10, 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan proses bisnis pada unit P2KM dengan menggunakan BPMN pada aplikasi Bizagi untuk mendapatkan model bisnis yang mudah

adanya pendataan secara cepat dan mudah terhadap bahan baku yang dibutuhkan pada produksi yang dilakukan, akar permasalahan pada proses bisnis produksi adalah belum