• Tidak ada hasil yang ditemukan

pemurnian tasawuf menurut pandangan hamka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pemurnian tasawuf menurut pandangan hamka"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

Menurut penelitian para ahli, sesungguhnya terjadi pertarungan hebat antara keinginan dan kesucian akibat gangguan hawa nafsu. Hidup dalam kerohanian adalah percubaan untuk mengatasi gangguan nafsu sehingga kemajuan yang sempurna yang disebut orang sempurna tercapai. Kewujudan Tuhan tidak menggunakan sebab dan tidak memerlukan perantara bagi kewujudanNya, kerana Dia adalah zat yang mesti ada, iaitu Tuhan mesti ada dan tidak boleh wujud.

Dia ada dari dirinya sendiri dan ada selamanya, dan keberadaannya tidak mengenal awal dan akhir suatu waktu, oleh karena itu Allah SWT. Jika Dia melihat, bukan berarti alat penglihatan-Nya adalah mata seperti mata yang Dia berikan kepada kita. Dan data sekunder berupa buku, jurnal ilmiah, arsip dan artikel yang berhubungan langsung dengan tema penelitian dari berbagai sumber tertulis.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat-Nya sehingga atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Panitia penguji tesis diploma dengan senang hati memberikan koreksi, evaluasi dan petunjuk kepada penulis agar penulisan skripsi ini lebih baik dan bernilai.

Latar Belakang

Muhammad ibn Abd al-Wahhab tidak mencipta fahaman baru tetapi membawa umat Islam kembali kepada Islam yang tulen. 1. Usaha penyucian yang biasa disebut sebagai gerakan tajdih, islah, al-tandif, atau salaf, akan muncul dalam masyarakat yang dianggap menyimpang daripada ajaran Islam yang asal. Gerakan menyucikan mempunyai slogan “kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah” dalam erti kata sebuah gerakan mengembalikan ajaran Islam kepada asas utamanya, yang termaktub dalam al-Quran dan hadis Rasulullah saw. berada di atasnya.

Pertama, ketaatan terhadap aqidah yang dialami umat Islam karena adanya pengaruh filsafat Yunani, yang kemudian muncul dalam masyarakat Islam berupa ilmu kalam dan filsafat. Gerakan penyucian yang kedua juga muncul di kalangan masyarakat Hambali, yaitu gerakan Ibnu Taimiyah di Damaskus pada abad ke-14. Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa Islam tercemar oleh tasawuf dan tarekat yang sama sekali tidak berorientasi pada Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Gerakan Pensucian Islam secara umum dipahami sebagai gerakan yang mengajak umat Islam untuk mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan petunjuk Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Gerakan Pemurnian Islam muncul sebagai antitesis terhadap praktik keagamaan umat Islam yang memadukan prinsip-prinsip dasar ajaran dan budaya Islam, tradisi, dan segala sesuatu yang dianggap tidak berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Secara historis, gerakan penyucian Islam dikaitkan dengan ekspresi dan realisasi Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan generasi para sahabatnya.

SAW dan para sahabat mengapresiasinya sebagai pengalaman ajaran Islam yang paling ideal, murni dan tidak tercampur atau dipengaruhi budaya lain.3. Faktanya, Islam menyerukan untuk menjadi penguasa alam atas dasar keadilan, mengambil kebaikan dimanapun kebaikan itu muncul, dan memberikan kesempatan untuk mencari kesenangan yang halal. 3Rahman Abdul, Gerakan Pemurnian Islam di Surakarta (Kajian Majelis Tafsir Al-Qur'an (MTA) 1972-1992 M) Tesis Yokyakarta, 2015), hal.

Tasawuf merupakan salah satu cabang keilmuan Islam yang menekankan pada dimensi atau aspek spiritual Islam. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Pemurnian Tasawuf Menurut Hamka B. Rumusan Masalah.

Tujuan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya berasal dari kepustakaan (library Research), artinya semua sumber data berasal dari bahan tertulis. Jadi data dan informasi yang digunakan mengacu pada data yang diperoleh dari berbagai literatur dan tulisan. Penelitian ini mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah berdasarkan membaca dan mencari data yang berkaitan dengan tema yang akan diteliti.10.

Pendekatan sufi adalah pendekatan yang digunakan untuk melihat dan membiarkan tradisi sufi berbicara sendiri mengenai gambaran yang disajikan. Sumber data yang digunakan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sumber data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber utama yang dapat memberikan informasi, fakta dan gambaran tentang peristiwa yang diinginkan dalam penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, sumber data utama adalah perkataan dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data berupa buku, jurnal akademik, arsip dan artikel yang berhubungan langsung dengan tema penelitian ini dari berbagai sumber tertulis. Sumber data berupa buku yang relevan disertai dengan tesis dan tesis yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan seseorang atau masyarakat di tempat dilakukannya kajian/penelitian.

Artinya, sumber data tambahan yang tidak dapat diabaikan dalam penelitian kualitatif adalah dokumen kearsipan, baik dokumen perseorangan (pribadi) maupun dokumen resmi lembaga. Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data yang digunakan jelas, yaitu ditujukan untuk menjawab rumusan masalah yang dirumuskan dalam disertasi. Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus hingga data jenuh.

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh, yang kemudian dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, data tersebut kemudian dicari secara berulang-ulang untuk kemudian disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang dikumpulkan.

Biografi Hamka

Pada usia 16 tahun ia merantau ke Jawa untuk belajar tentang gerakan Islam modern dari HOS Tjokroaminoto, Ki Bagus Hadikusumo, RM Soerjopranoto dan KH Fakhrudin. Saat itu, Hamka mengikuti berbagai diskusi dan pelatihan gerakan Islam di Abdi Dharmo Pakualaman, Yogyakarta. Pada tahun 1929 di Padang Panjang, Hamka kemudian diangkat menjadi dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang pada tahun 1957-1958.

Setelah itu ia diangkat menjadi rektor Sekolah Tinggi Islam, Jakarta dan guru besar di Universitas Mustopo, Jakarta. Sejak Perjanjian Roem-Royen tahun 1949, ia hijrah ke Jakarta dan memulai karir sebagai pegawai di Departemen Agama pada masa KH Abdul Wahid Hasyim. Mukti Ali, mengangkat Hamka sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, namun ia kemudian mengundurkan diri dari jabatan tersebut pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak digubris oleh pemerintah Indonesia.

Beliau bukan sahaja diiktiraf sebagai cendekiawan dan sasterawan di tanah air, malah jasanya di seluruh nusantara termasuk Malaysia dan Singapura turut dihargai.

Pemikiran Hamka

Maksud tasawuf sejati bukanlah melarikan diri ke dalam hutan, tetapi menyatu dalam masyarakat, kerana menurut Hamka, masyarakat memerlukan bimbingan rohani. Dalam perbincangan bertajuk "Beginilah perangai Sufi", ditegaskan bahawa hakikat tasawuf ialah Adab, Ia adalah buah kebaikan. Asas tasawuf ialah Tauhid, jika seseorang yang mengaku ahli sufi melakukan Haul dan bersembahyang di kubur guru (mursyid), maka orang seperti itu tidak dikatakan mengetahui Tauhid dan tasawuf yang benar.” Tulis Hamka dalam kitab tersebut. miliknya.

Meskipun kisah tentang hal-hal suci tersebut tidak mendapat kesaksian banyak orang dan tidak tertulis dalam Al-Qur'an. Hal-hal yang demikian hanyalah “ekstra”.13 Dari sini penulis dapat mengkategorikan konsep tasawuf Hamka sebagai pola penyucian. Tentu saja hal tersebut mewarnai pandangan Hamk mengenai beberapa ajaran sufi yang dianggap bid'ah oleh kalangan Muhammadiyah.44.

Karya-karya Hamka

Setelah itu juz 30 dan juz 15 hingga juz 29 diterbitkan oleh penerbit lain yaitu Pustaka Islam Surabaya. Akhirnya bab 5 sampai 14 diterbitkan oleh penerbit lain yaitu Yayasan Nurul Islam, Jakarta. Kedua, buku Tasawuf Modern: Dalam buku ini Hamka memuat konsep tasawuf modern yang terdiri dari dua belas bab yang berkaitan dengan pemikirannya tentang tasawuf modern.

Tentang Para Sufi Besar: Dalam buku ini, Hamka menjelaskan tentang tumbuh kembang kehidupan spiritual sejak zaman Nabi hingga berkembangnya tasawuf di Indonesia dan mengembalikan tasawuf ke akarnya di Indonesia. 45 Hariyanto, Selamat, Epistemologi Sufisme Modern (kajian terhadap buku Sufisme Modern karya Hamka), Surakarta: Skripsi 2017, hal.30. Keempat, pandangan hidup Islam: Dalam buku ini Hamka lebih memperhatikan pandangan seorang muslim dalam menjalankan segala aktivitas yang mempunyai nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan.

Kelima, Filsafat Hidup: Dalam buku ini Hamka menjelaskan tentang filsafat hidup yang seluruhnya ada 8 bab. Dalam buku tersebut, Hamka seolah menegaskan bahwa seorang muslim juga mempunyai falsafah hidup yang berbeda dengan falsafah hidup orang-orang Barat yang sedang berkembang. Keenam, dari hati ke hati: Dalam buku ini, Hamka menemukan bahwa de-Islamisasi, indoktrinasi, dan Westernisasi bukanlah persoalan kontemporer, karena persoalan tersebut sudah ada sejak Belanda masuk ke nusantara.

Selain itu, kitab Hamka juga mengupas segala persoalan yang berkaitan dengan masyarakat atau umat, seperti agama, politik, dan sosial budaya, serta persoalan toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia. Ketujuh, Lembaga Sang Buddha: Dalam buku ini terdapat sebelas jenis akhlak (akhlak) yang dijelaskan Hamka, mulai dari pola pikir luhur, sebab-sebab rusaknya pikiran, hingga renungan terhadap pikiran. Kedelapan, Lembaga Hidup: Dalam buku ini Hamka menjelaskan tentang hak dan kewajiban manusia sebagai makhluk sosial dan keagamaan, yang merupakan bagian dari cita-cita luhur Islam.

Selain itu, ada juga karya Hamka yang tercatat menjadi salah satu yang diberi judul Mutiara Filsafat, yaitu Tasawuf Modern, Filsafat Kehidupan, Lembaga Hidup dan Lembaga Budha. Di bawah ini beberapa karya tulis Hamka yang menjadi buku referensi di perguruan tinggi: Tasawuf Modern, Perkembangan Tasawuf dari Abad ke Abad, Islam dan Tasawuf, Pemikiran Tasawuf, Tafsir al-Azhar, Filsafat Kehidupan dan Sejarah Umat Islam.

Kesimpulan

Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang Zat Allah, tentang sifat-sifat yang harus tetap pada-Nya, sifat-sifat yang dapat dinisbahkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang wajib dihilangkan sama sekali dari-Nya, juga membahas tentang Rasulullah, mereka beriman kerasulan. , meyakinkan mereka tentang apa yang wajib ke atas mereka, apa yang boleh dikaitkan dengan mereka (nisbah) dan apa yang dilarang untuk menghubungkannya dengan mereka.

Saran

Abdul Rahman, Gerakan Pemurnian Islam di Surakarta (Kajian Majelis Tafsir Al-Quran (MTA) 1972-1992 M) Tesis Yokyakarta, 2015). Ris'an Rusli, Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam (Edisi 1, Edisi 2, Jakarta: PT Rajawali Press, 2014).

Referensi

Dokumen terkait