Penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini melalui metode cerita di TK Bina Anaprasa Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Nilai-nilai pendidikan yang diajarkan kepada anak pada dasarnya adalah nilai-nilai keimanan; Kedua, nilai-nilai ibadah; Ketiga, nilai moral; Keempat, nilai psikologis. Dari segi keberhasilan metode bercerita terlihat bahwa pertama, nilai-nilai keimanan yang diajarkan kepada anak sangat membantu anak untuk mengetahui dan memahami ajaran Islam sehingga dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. hidup; Kedua, nilai-nilai ibadah. Keberhasilan nilai-nilai ibadah sangat terlihat di sini pada anak-anak, dengan keseriusannya dalam menunaikan ibadah shalat dan haji di bawah bimbingan ustadzah; Ketiga: nilai-nilai moral.
Keberhasilan nilai ini adalah perubahan sikap dan perilaku anak menjadi lebih baik dan terarah, hal ini ditunjukkan dengan berperilaku sopan, baik terhadap sesama temannya; Keempat, nilai psikologis, nilai-nilai tersebut dapat memberikan suasana bahagia bagi anak. Anak dapat berkreasi menyampaikan kepada orang tuanya tentang nilai-nilai pendidikan agama Islam.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Cerita atau cerita memang sangat menarik untuk dikaji karena cerita itu sendiri mampu merebut hati pendengar/pembacanya, baik itu orang dewasa apalagi anak-anak. Berdasarkan hal tersebut di atas, saat ini sudah banyak buku cerita yang diterbitkan dan ditujukan untuk anak-anak maupun orang dewasa. Hal ini dipandang perlu untuk memperoleh cerita-cerita yang bagus dan bagus serta untuk menunjang proses pendidikan pada anak, sehingga anak terhindar dari pengaruh negatif membaca.
Jika dikaitkan dengan proses pengajaran dan pembelajaran, maka kaedah bercerita merupakan salah satu teknik penyampaian yang digunakan dalam proses pendidikan di tadika dan mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Oleh itu, kaedah bercerita adalah salah satu daripada memberi pengalaman pembelajaran kepada kanak-kanak di tadika dengan menyampaikan cerita secara lisan kepada kanak-kanak. Tadika (TK) merupakan sekolah untuk kanak-kanak berumur 5-6 tahun.12 Atas inisiatif Pn.
Bisyaroh Suhud, pada tanggal 1 Juli 1987 didirikan TK Bina Anaprasa Nurul Jadid dan merupakan lembaga pendidikan yang didirikan oleh para ibu-ibu yang peduli. Setelah melihat dan mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru TK Bina Anaprasa Nurul Jadid, maka dalam penelitian ini metode bercerita menjadi fokus peneliti untuk dijadikan objek penelitian, melihat perkembangan peserta didik dalam pendidikan agama Islam, yang ternyata dilakukan sesuai dengan metode bercerita. Taman Kanak-kanak Bina Anaprasa Nurul Jadid telah menerapkan metode bercerita sejak awal berdirinya hingga sekarang pada tahun 1987. Dengan menggunakan metode cerita, anak-anak diharapkan dapat mengambil pelajaran dari cerita yang disampaikan oleh guru. Aspek kompetensi anak dapat dikembangkan, termasuk tanaman.
Berdasarkan hal tersebut, seluruh peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana cara penanaman nilai-nilai pendidikan pada anak usia dini melalui metode narasi pendidikan agama Islam yang mulai diterapkan di TK Bina Anaprasa Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
Rumusan Masalah
Namun dalam penelitian skripsi ini peneliti akan membatasi pada metode cerita yang diterapkan pada bahan ajar agama Islam sebagai penanaman nilai-nilai pendidikan pada anak yang digunakan di TK Bina Anaprasa Nurul Jadid. Untuk mengetahui penerapan metode bercerita dalam proses belajar mengajar pendidikan agama Islam di TK Bina Anaprasa Nurul Jadid. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam penanaman pendidikan Islam melalui metode bercerita di TK Bina Anaprasa Nurul Jadid.
Semoga bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan bagi para pembaca yang menaruh perhatian terhadap dunia pendidikan Islam khususnya melalui metode naratif. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada penelitian dan kajian mengenai metode pengajaran Islam pada anak dengan cerita, belum ada yang demikian. Radhi Al-Hafid, tentang “Nilai-Nilai Edukatif Kisah-kisah Al-Qur’an” tahun 1995, di sini dijelaskan bahwa nilai-nilai edukatif yang akan ditanamkan pada anak hendaknya diambil dari kisah-kisah Al-Qur’an. , sehingga akan menjadikan anak-anak benar-benar bertakwa.-Mencari kehormatan di mata Allah SWT, merupakan salah satu tujuan pendidikan Islam.13.
Ayat Ali Imran 159-160 Tahun 2010 yang berisi tentang bagaimana menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik pada diri manusia sehingga terbentuk karakter yang baik yang berlandaskan Al-Qur'an.14. Handayu berjudul “Memahami Cerita untuk Mengasah Jiwa”, Panduan Penanaman Nilai Moral pada Anak Melalui Cerita, 2001. Dalam buku ini dijelaskan tentang penanaman nilai moral melalui cerita, karena melalui cerita/dongeng kita juga dapat memahami ruhnya kepada anak-anak yang ditujunya. 15.
Dari kelima penelitian dan buku yang telah diuraikan di atas, nampaknya belum ada satupun yang menekankan objek penelitiannya pada pengenalan nilai-nilai pendidikan Islam pada anak usia dini melalui metode bercerita.
Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
- Pendekatan Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Waktu Penelitian
- Subjek dan obyek penelitian
- Metode Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, yaitu peneliti melakukan penelitian langsung terhadap objek yang diteliti dan mengumpulkan data-data yang terdapat di lapangan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengkaji fenomena-fenomena yang dialami subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan melalui uraian dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu waktu. waktu. konteks alam khusus dan dengan menggunakan berbagai metode alam. 18 Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data terkait implementasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam pada anak usia dini melalui metode bercerita yang diterapkan di TK Bina Aaprasa Nurul Jadid. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif, oleh karena itu pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan deskriptif kualitatif.
Artinya dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan tidak berupa angka-angka, melainkan data yang bersumber dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumentasi pribadi, memo dan dokumen resmi lainnya.19 Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk menggali empiris kenyataan yang ingin dideskripsikan. di balik fenomena tersebut. Penelitian penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini melalui metode bercerita yang diterapkan di TK Bina Aaprasa Nurul Jadid memerlukan bantuan metodologi kualitatif untuk menjamin pemahaman yang utuh terhadap kenyataan di lapangan. Penelitian penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini melalui metode bercerita dilakukan di TK Bina Aaprasa Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
Sedangkan objek penelitiannya adalah penelitian penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini melalui metode bercerita yang dilaksanakan di TK Bina Aaprasa Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Bab kedua berisi penjelasan tentang kerangka teori pengenalan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini melalui metode bercerita. Bab keempat merupakan pembahasan analisis deskriptif mengenai pengenalan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak usia dini dengan menggunakan metode bercerita.
Sub bab pertama menjelaskan tentang pelaksanaan penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam melalui metode bercerita. Subbab ketiga membahas tentang keberhasilan penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam melalui metode bercerita. Sebagai bab terakhir penelitian ini, bab kelima menyimpulkan penelitian ini.
PENUTUP
Kesimpulan
- Berdasarkan pelakunya, para ustadzah cendrung mengunakan jenis cerita campuran/kombinasi, yaitu jenis cerita yang menggambarkan dunia manusia
- Berdasarkan kejadiannya (sejarah), cerita yang digunakan oleh ustadzah adalah jenis cerita sejarah (tarikh), cerita yang mengisahkan kejadian-kejadian
- Berdasarkan legenda (fiksi sejarah), cerita jenis ini banyak digandrungi saat ini, yaitu mengenai cerita-cerita yang kebenarannya belum pasti ada, tetapi
Berdasarkan peristiwa (kisah), cerita yang digunakan oleh ustadzah adalah jenis cerita sejarah (tarikh), cerita yang menceritakan tentang peristiwa, adalah jenis cerita sejarah (tarikh), cerita yang menceritakan tentang peristiwa nyata dalam lalu. Pelbagai kisah yang pernah berlaku pada masa lampau, kisah-kisah ini kebanyakannya diambil daripada al-Quran dan buku sejarah antaranya; kisah para nabi, sahabat Rasulullah saw, pejuang Islam, perjuangan pahlawan negara dan sebagainya. Berdasarkan legenda (fiksyen sejarah), cerita jenis ini popular pada masa kini, iaitu mengenai cerita yang belum pasti kebenarannya, tetapi mengenai cerita yang belum pasti kebenarannya, tetapi melekat pada cerita sejarah, jadi nampaknya - peristiwa benar-benar berlaku dan selalunya sukar untuk membezakan antara cerita yang benar-benar bersejarah dan cerita yang hanya rekaan.
Nilai-nilai pendidikan yang ditanamkan pada diri anak pertama-tama adalah nilai-nilai agama, Nilai-nilai agama tersebut disampaikan kepada anak dengan cara: a) menyebut nama Allah SWT dan Rasul-Nya; b) memberikan gambaran siapa pencipta alam semesta ini melalui cerita-cerita teladan dan; c) mempersembahkan kebesaran Allah SWT. Kedua, nilai-nilai ibadah merupakan bukti nyata bahwa seorang muslim beriman dan berpegang teguh pada akidah Islam. Ustadzah mengenalkan nilai-nilai ibadah dengan cara bercerita kepada anak-anak tentang orang-orang yang beriman dan senantiasa menjalankan ibadah sesuai petunjuk dan ketetapan Allah.
Pendidikan yang diberikan Luqman kepada anak-anaknya merupakan contoh yang baik, bagaimana Luqman menyuruh anak-anaknya untuk shalat ketika masih kecil; Ketiga, nilai-nilai moral yang ditanamkan pada anak adalah membentuk manusia yang memiliki kesadaran dalam menjalankan perintah agama. Bercerita dapat memberikan efek yang lebih baik dibandingkan mengendalikan anak dengan kekerasan (memukul, mencubit, mencubit, membentak, dan sebagainya); Keempat, nilai psikologis, anak sangat senang dan merasa senang setelah mendapat cerita dari guru dan menciptakan suasana yang menyenangkan, bahkan anak bercerita kreatif kepada orang tuanya yang sebelumnya dibujuk dengan metode cerita tentang nilai-nilai pendidikan agama Islam. Mengenai keberhasilan metode bercerita, terlihat bahwa, pertama, nilai-nilai keimanan yang ditanamkan kepada siswa melalui metode bercerita sangat membantu anak untuk mengetahui dan memahami ajaran Islam.
Agar dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti mampu menyebut Nama Allah, Nama Malaikat, Nama Kitab Allah, Nama Nabi, Surga dan Neraka; Kedua, nilai-nilai ibadah Kesuksesan nilai-nilai ibadah di sini sangat terlihat pada diri anak-anak, dengan amalan shalat dan ibadah haji yang dilakukan anak-anak dengan bimbingan ustadzah;
Saran - saran
- Kepala Sekolah
- Untuk Guru
- Orang Tua
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis Menuju Keberagaman Kontemporer, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001. Burhan, Analisis dan Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis Menuju Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Gunarti, Hapinudin dan Winda, Pedoman Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran TK, Jakarta: PGTK Darul Qolam, 1996.