• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Pembelajaran Seni Rupa di SMK Negeri 2 Palembang

N/A
N/A
WINDARMANSYAH

Academic year: 2023

Membagikan "Penaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Pembelajaran Seni Rupa di SMK Negeri 2 Palembang"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Penaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Pembelajaran Seni Rupa di SMK Negeri 2 Palembang

Pendahuluan

Pembelajaran seni rupa merupakan salah satu aspek penting dalam kurikulum pendidikan di SMK Negeri 2 Palembang. Dalam era digital ini, penggunaan sosial media semakin meluas dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari- hari. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL) terhadap hasil pembelajaran seni rupa di SMK Negeri 2 Palembang. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang topik ini dengan menggunakan pendekatan profesional, serta menyajikan penelitian dan temuan terkait.

I. Pengenalan Model Problem Based Learning (PBL)

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah nyata. Dalam konteks seni rupa, PBL dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif, analitis, dan kolaboratif. Dalam model ini, siswa diajak untuk aktif berpartisipasi dalam pemecahan masalah melalui penggunaan sosial media sebagai sumber informasi dan sarana komunikasi.

II. Pengaruh Model PBL terhadap Pembelajaran Seni Rupa a. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Penerapan model PBL dalam pembelajaran seni rupa di SMK Negeri 2 Palembang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam model ini, siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah nyata, yang membuat mereka lebih terlibat dan bersemangat dalam pembelajaran. Dengan menggunakan sosial media sebagai sumber informasi, siswa juga merasa lebih terhubung dengan dunia nyata dan mengalami pembelajaran yang lebih berarti.

b. Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi dan Komunikasi

Model PBL juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi. Melalui sosial media, siswa dapat berinteraksi dengan teman sekelas, guru, dan bahkan ahli seni rupa dari luar sekolah. Kolaborasi ini dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang seni rupa dan menginspirasi karya seni mereka. Selain itu, kemampuan berkomunikasi dengan baik juga menjadi penting dalam menyampaikan ide dan mempresentasikan hasil karya seni rupa.

c. Mendorong Kreativitas dan Inovasi

Model PBL mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam mencari solusi masalah seni rupa yang dihadapi. Dengan menggunakan sosial media sebagai sumber inspirasi dan ide, siswa dapat mengembangkan gagasan yang unik dan orisinal. Hal ini membantu mereka dalam mengasah keterampilan kreativitas dan berpikir out-of-the-box.

(2)

III. Implementasi Model PBL dalam Pembelajaran Seni Rupa di SMK Negeri 2 Palembang

a. Perencanaan Pembelajaran

Dalam mengimplementasikan model PBL dalam pembelajaran seni rupa, perencanaan yang matang sangat penting. Guru perlu merancang dan menentukan masalah-masalah seni rupa yang relevan dengan kehidupan nyata, serta menyusun langkah-langkah pembelajaran yang jelas. Penggunaan sosial media sebagai media pembelajaran juga perlu dipertimbangkan dengan memilih platform yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.

b. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab

Dalam model PBL, pembagian peran dan tanggung jawab antara guru dan siswa menjadi penting. Guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing, sementara siswa menjadi aktor utama dalam pemecahan masalah. Masing-masing siswa memiliki tanggung jawab untuk mencari informasi, berkolaborasi dengan teman sekelas, dan menghasilkan karya seni rupa yang kreatif dan inovatif.

c. Evaluasi dan Umpan Balik

Evaluasi dan umpan balik merupakan bagian penting dalam implementasi model PBL. Guru perlu memberikan umpan balik yang konstruktif terhadap karya seni rupa siswa, serta mengukur kemajuan mereka dalam pemecahan masalah. Evaluasi juga dapat dilakukan melalui penilaian peer-to-peer, di mana siswa memberikan umpan balik terhadap karya seni rupa teman sekelasnya.

Kesimpulan

Dalam era digital ini, penggunaan sosial media semakin meluas dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) terhadap hasil pembelajaran seni rupa di SMK Negeri 2 Palembang sangat signifikan. Model PBL memiliki potensi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, mengembangkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi, serta mendorong kreativitas dan inovasi. Dalam implementasinya, perencanaan yang matang, pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas, serta evaluasi dan umpan balik yang konstruktif menjadi kunci kesuksesan. Dengan demikian, penggunaan model PBL dalam pembelajaran seni rupa di SMK Negeri 2 Palembang dapat memberikan dampak positif yang besar terhadap hasil pembelajaran siswa.

Referensi

Dokumen terkait