65
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dari bab-bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan :
Untuk melindungi karya Sinematografi , terdapat perlindungan hukum, diantaranya : perlindungan hukum preventif dengan memberikan batasan-batasan dalam beberapa undang-undang, UUHC dan UU ITE serta Peraturan Bersama MENKUMHAM dan MENKOMINFO tentang Pelaksanaan Penutupan Konten dan/atau Hak Terkait dalam Sistem Elektronik. Perlindungan hukum represif yang berupa upaya non-litigasi yang berfokus kepada upaya penyelesaian di luar pengadilan (Alternatif penyelesaian sengketa dan lembaga Arbitrase), serta upaya litigasi yang dilakukan melalui jalur pengadilan. (Gugatan ganti rugi kepada pengadilan Niaga dan laporan penutupan konten dan/atau Hak akses).
Akibat hukum yang diterima bagi pihak yang dirugikan, karena karyanya disebarkan adalah kerugian dan akibat hukum bagi Pihak yang melakukan pelanggaran pada karya sinematografi adalah dikenakan sanksi.
66
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Hendaknya Pencipta maupun Pemegang Hak Cipta Sinematografi mendaftarkan ciptaanya, serta mempelajari pentingnya perlindungan Hak Cipta.
2. Hendaknya Pemerintah dalam hal ini Ditjen HKI memberikan sosialisasi atau pemberian pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya kepada pencipta maupun pemegang hak cipta tentang pelaksanaan UUHC, dalam hal ini perlindungan ciptaan secara preventif maupun secara represif, serta sanksi yang akan diterima jika melanggar Hak cipta.
3. Hendaknya Pihak yang sudah kedapatan melanggar dapat meminta maaf, melalui salurannya dalam Aplikasi Telegram maupun melakukan konferensi pers.
4. Hendaknya Masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan film atau karya sinematografi milik orang lain, juga perlu adanya itikad baik untuk meminta izin sebelum mengambil serta menyebarkan karya sinematografi kepada pemilik.