Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah (Risalah Sidang Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 Sebagai Naskah Pendukung dan Susun Tanpa Pendapat). Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999). Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Hasil Rapat Tahunan MPR Tahun 2000).
Naskah Perubahan Ketiga UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001). Naskah Perubahan Keempat UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002). Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan disahkan kembali dengan Keputusan Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 dan dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 75 Tahun 1959).
Kemudian untuk membentuk pemerintahan nasional Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa, dan bekerja sama dalam penyelenggaraan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka Rancangan Kemerdekaan Nasional Indonesia disusun dalam undang-undang dasar negara Indonesia yang diwujudkan dalam susunan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat oleh rakyat berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, bangsa Indonesia dan kesatuan yang dibimbing oleh kebijaksanaan. dalam konsultasi/advokasi serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus berkewarganegaraan Indonesia sejak lahir dan belum pernah mendapat kewarganegaraan.
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Wapres terpilih
Presiden
Presiden dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas provinsi-provinsi, dan provinsi-provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing merupakan provinsi, kabupaten, dan kota.
PEMERINTAHAN DAERAH
Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau istimewa yang diatur dengan. Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip negara kesatuan. Hubungan antara keuangan, pelayanan publik, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah.
Hubungan kewenangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota atau antara provinsi dan.
Fungsi, Wewenang, dan Hak
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN DAERAH Kewenangan DPD
KEWENANGAN DPD
RUU yang berkaitan dengan
Pemilihan anggota BPK
BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN DAERAH 23
BAB VIIB. PEMILIHAN UMUM 24
PEMILIHAN UMUM
DPDanggota
DPRD
RAPBN
HAL KEUANGAN Penyusunan APBN
HAL KEUANGAN
Undang- Undang
BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Kewajiban dan Wewenang
Wewenang
Wewenang dan Kewajiban
DPRMA
BAB IXA. WILAYAH NEGARA
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-
WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
WARGA
NEGARA DAN PENDUDUK
HAK ASASI
BAB XA. HAK ASASI MANUSIA
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
AGAMA
POLRI
PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN
ATRIBUT KENEGARAAN
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR
Khusus mengenai
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala
ATURAN PERALIHAN
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan status
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik
ATURAN TAMBAHAN
MPR adalah lembaga permusyawaratan rakyat
LEMBAGA NEGARA
SEBELUM PERUBAHAN UUD 1945 SESUDAH PERUBAHAN UUD 1945
SEBELUM PERUBAHAN UUD 1945
SESUDAH PERUBAHAN UUD 1945
Tentang
PENINJAUAN TERHADAP MATERI DAN STATUS HUKUM KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA
DAN KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1960 SAMPAI DENGAN TAHUN 2002
Majelis Permusyawaratan Rakyat bertugas untuk memverifikasi status hukum substantif dari Keputusan Permusyawaratan Rakyat sementara dan Keputusan Majelis Permusyawaratan. Semua undang-undang dan peraturan yang ada akan tetap berlaku sampai yang baru diundangkan berdasarkan Undang-Undang Dasar ini.” Semua lembaga negara yang ada tetap berfungsi selama melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar dan tidak ada yang baru dibentuk berdasarkan Undang-Undang Dasar ini.
TAP MPR RI Nomor II/MPR/1999 sampai dengan perubahan kelima tahun 2002 tentang Tata Tertib MPR RI. Menentukan keberadaan (existence) TAP MPRS dan TAP MPR untuk saat ini dan yang akan datang; Dan.
TAP MPRS/TAP MPR yang dicabut dan dinyatakan
TAP MPRS/TAP MPR yang dinyatakan tetap b
TAP MPRS/TAP MPR YANG DICABUT DAN DINYATAKAN TIDAK BERLAKU
Kedelapan TAP tersebut telah berakhir masa berlakunya dan/atau telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
TAP MPRS/TAP MPR YANG DINYATAKAN TETAP BERLAKU DENGAN KETENTUAN
Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi
Penentuan Pendapat di Timor Timur
Dewan Rakyat, Badan Pemeriksa Keuangan, Mahkamah Agung pada Sidang Tahunan MPR RI.
TAP MPRS/TAP MPR YANG DINYATAKAN TETAP BERLAKU SAMPAI DENGAN TERBENTUKNYA
PEMERINTAHAN HASIL PEMILU 2004
TAP MPRS BERSERTIFIKAT/TAP MPR TETAP BERLAKU SAMPAI DI LOKASINYA.
UNDANG-UNDANG
TAP MPRS Nomor XXIX/MPRS/1966 Tentang Pengangkatan Pahlawan Ampera
Karena undang-undang yang mengatur tentang pemberian gelar, tanda jasa dan tanda jasa lainnya belum ditetapkan, maka ketentuan ini tetap berlaku. memiliki kepraktisan/validitas dan kegunaan/efisiensi). Karena amanat Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi No. XI/MPR/1998 belum dilaksanakan dan/atau diundangkan, keputusan ini tetap berlaku. memiliki kepraktisan/validitas dan kegunaan/efisiensi).
TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 Tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN
3. TAP MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah; Pengaturan, distribusi dan penggunaan sumber daya.
3.TAP MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah; Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya
TAP MPR Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
TAP MPR Nomor V/MPR/2000 Tentang
Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional
- TAP MPR Nomor VI/MPR/2000 Tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan
- TAP MPR RI Nomor VII/MPR/2000 Tentang Peran TNI dan Peran POLRI
- TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 Tentang Etika Kehidupan Berbangsa
- TAP MPR Nomor VII/MPR/2001 Tentang Visi Indonesia Masa Depan
- Ketetapan MPR Nomor VIII/MPR/2001 Tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan
- Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/2001 Tentang
Mengamanatkan pemisahan institusi TNI dan POLRI, menetapkan peran dan fungsi masing-masing, serta menjalin kerjasama dan gotong royong. TAP MPR RI Nomor VII/MPR/2000 Tentang Peran TNI dan Peran POLRI Peran TNI dan Peran POLRI. Ketentuan ini mengamanatkan identitas, peran, susunan dan kedudukan, tugas pembantuan, dan peran serta TNI dan POLRI dalam penyelenggaraan negara.
Memerintahkan pembentukan undang-undang tentang penyempurnaan Pasal 5(4) dan Pasal 10(2) tentang hak memilih dan dipilih oleh TNI dan POLRI, yang diubah. UUD, dan perkembangan undang-undang tentang penyelenggaraan dinas militer dan tentang tugas pembantuan antara TNI dan POLRI. Belum ada undang-undang tentang penyelenggaraan dinas militer dan tugas pembantuan antara TNI dan POLRI, sehingga ketentuan ini tetap berlaku. memiliki kegunaan/validitas dan kegunaan/kemanjuran).
Ketetapan ini memerintahkan peningkatan kualitas manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta berkepribadian Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perlu dilestarikan Etika Kehidupan Berbangsa yang meliputi etika sosial budaya, etika politik dan pemerintahan, etika ekonomi dan bisnis, etika keadilan dan penegakan hukum. Definisi tersebut belum sepenuhnya dijadikan pedoman dalam perumusan berbagai kebijakan dan penyusunan peraturan perundang-undangan, khususnya yang berkaitan dengan.
Etika kehidupan berbangsa dan bernegara, ketentuan ini tetap berlaku (berlaku dan berlaku). Visi Indonesia ke depan diperlukan untuk menjaga kesinambungan arah penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. VII/MPR/2001 tentang Visi Masa Depan Indonesia sebagai salah satu landasan operasional Undang-Undang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2010 bahkan telah menjadi sumber inspirasi, motivasi dan kreativitas.
Ketetapan ini memerintahkan untuk mempercepat dan lebih menjamin efektifitas pemberantasan KCN sebagaimana diamanatkan dalam TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara. Memerintahkan pembentukan undang-undang dan peraturan pelaksanaan untuk percepatan dan efektivitas pemberantasan dan pencegahan KKN. pelaksanaan seluruh ketentuan Keputusan ini. Karena Amanat TAP MPR RI No. VIII/MPR/2001 belum dilaksanakan dan/atau diundangkan, ketentuan ini tetap berlaku. kegunaan/keabsahan dan kegunaan/kemanjuran).
Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
TAP MPR YANG DINYATAKAN MASIH BERLAKU SAMPAI DENGAN DITETAPKANNYA PERATURAN
TATA TERTIB YANG BARU OLEH MPR HASIL PEMILU 2004
Ketetapan di dalam pasal ini berjumlah 104 Ketetapan
TAP MPRS/TAP MPR YANG DINYATAKAN TIDAK
PERLU LAGI DILAKUKAN TINDAKAN HUKUM LEBIH LANJUT, BAIK KARENA BERSIFAT FINAL ( EINMALIG ),
TELAH DICABUT, MAUPUN TELAH SELESAI DILAKSANAKAN
TATA CARA PERUBAHAN UUD 1945 (PASAL 91-92)
TATA CARA PERUBAHAN UUD 1945
PIMPINAN MEMERIKSA KELENGKAPAN USUL PERUBAHAN (PASAL 94)
TATA CARA PEMBERHENTIAN PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN (PASAL 102 -103)