52 Pendampingan Pembuatan Hand Sanitizer Berbahan Dasar
Minuman Baram Dan Lidah Buaya (Aloe Vera) di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya
Rabiatul Adawiyah1, Iin Nurbudiyani2, Annisa Algani Utami1, Syifa Widyananda Kurniawan1, Rini2,Trida Soraya2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Prodi DIII Farmasi1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi S1 Pendidikan Ekonomi2 Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Pandemi Coronavirus Disease-19 (COVID-19) adalah krisis kesehatan global. Bukti terkini menunjukkan bahwa penularan SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia adalah melalui pernapasan, tetesan atau kontak langsung. Penularan dengan cara kontak dari manusia ke manusia terjadi ketika tangan yang terkontaminasi menyentuh mulut, hidung, atau mata. Virus juga dapat berpindah dari satu permukaan ke permukaan lainnya dengan cara bersentuhan tangan. Permasalahan yang di alami SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya sebagai mitra PKM belum mengetahui fungsi minuman Baram sebagai sediaan alkohol dan belum menciptakan produk hand sanitizer berbahan dasar minuman Baram dan lidah buaya (alue vera). Alkohol tradisional yang bersal dari minuman khas suku Dayak Kalimantan Tengah, berupa minuman Baram yang dihasilkan melalui fermentasi yang mengandung alkohol cukup tinggi.Solusi yang ditawarkan oleh tim PKM adalah Edukasi dan Pelatihan pembuatan hand sanitizer berbahan dasar minuman Baram dan lidah buaya (alue vera). Melalui kegiatan edukasi, mitra dapat mengetahui fungsi Baram sebagai alkohol tradisional. Pada kegiatan pelatihan, mitra dapat membuat hand sanitizer berbahan dasar minuman Baram dan pelatihan Teknik pemasaran hand sanitizer berbahan dasar minuman Baram.
Kata kunci : Baram, Dayak, hand sanitizer
PENDAHULUAN
Mencegah penyebaran COVID- 19 sangat penting, saat ini WHO merekomendasikan untuk menjaga jarak sosial, penggunaan yang tepat dari semua peralatan pelindung diri (masker, kacamatadan lain-lain) dan menjaga kebersihan tangan sebagai salah satu pencegahan penyebaran virus. Praktik kebersihan tangan, terutama dengan penggunaan yang tepat dari hand
sanitizers di fasilitas kesehatan dan fasilitas umum adalah langkah utama dalam pencegahan.
Menanggapi kebutuhan akan sanitasi tangan ketika tidak tersedia sabun dan air yang mengalir untuk mencuci tangan dan waktu yang singkat, formula pembersih tangan antimikroba bebas bilas sangat diperlukan. Mempraktikkan menjaga kebersihan tangan yang mencakup
53 penggunaan hand sanitizer berbahan
dasar kandungan alkohol merupakan cara sederhana namun efektif untuk mencegah penyebaran COVID-19 di rangkaian protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Menanggapi kebutuhan hand sanitizer berbahan dasar kandungan alkohol, sempat terjadinya peningkatan terhadap permintaan alkohol untuk pembuatan hand sanitizer dan pada saat itu pula peningkatan permintaan alkohol mengkibatkan kelangkaan alkohol, dan kenaikan harga.
Bukti yang menunjukkan bahwa penyebaran penularan COVID-19 dari manusia ke manusia adalah melalui droplet dan melalui udara. Transmisi kontak terjadi Ketika tangan yang terkontaminasi menyentuh mukosa mulut, hidung, atau mata. Virus juga dapat ditransfer dari satu permukaan ke permukaan lain dengan tangan yang terkontaminasi, yang memfasilitasi transmisi kontak tidak langsung. Orang yang terinfeksi dapat menularkan virus bahkan mereka tidak memiliki, atau hanya gejala ringan Lai, et al, 2020;
Chu et al, 2020; WHO, 2020a) Akibatnya, mencegah penyebaran sangat penting untuk mengurangi beban umum penyakit. Saat ini WHO
merekomendasikan jarak sosial, penggunaan yang tepat dari semua peralatan pelindung diri (masker, kacamata dan lain-lain) dan kebersihan tangan merupakan praktek untuk Mencegah COVID-19 penularan virus.
Mempraktikkan kebersihan tangan yang mencakup penggunaan hand sanitizer berbahan dasar alkohol atau mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir merupakan cara sederhana namun efektif untuk mencegah penyebaran COVID-19 di rangkaian perawatan kesehatan (WHO, 2020b; Assefa et al, 2020) Kecuali jika tangan terlihat kotor, hand sanitizer berbahan dasar alkohol direkomendasikan oleh WHO daripada mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir di sebagian besar situasi klinis.
Hal ini mungkin disebabkan oleh spektrum mikrobiologi yang luas terkait hand sanitizer berbahan dasar alkohol, efektivitas waktu dan biaya, ketersediaan di titik perawatan, peningkatan toleransi kulit, dan kepatuhan yang lebih baik. hand sanitizer berbahan dasar alkohol harus mengandung setidaknya 60% etanol atau 70% isopropanol untuk membunuh virus COVID-19.
54 Kelangkaan alkohol sebagai
bahan dasar pembuatan hand sanitizer sempat melanda provinsi Kalimantan Tengah bahkan negara lain. Hal tersebut seharusnya menjadikan mitra untuk lebih berinovasi dengan memanfaatkan kearifan lokal Kalimantan Tengah.
Provinsi Kalimantan Tengah dengan beragam hasil budaya termasuk minuman hasil fermentasi berupa minuman Baram yang mengandung alkohol 9,17% - 10% dalam jangka waktu 10 hari penyimpanan, penembahan waktu fermentasi akan menghasilkan alkohol yang tinggi bisa mencapai 80% (Adawiyah, et al, 2020).
Praktik kebersihan tangan yang konsisten, terutama dengan penggunaan hand sanitizer berbahan dasar alkohol secara tepat di fasilitas kesehatan dan masyarakat merupakan langkah utama dalam memberantas COVID-19.
Persoalan yang dihadapi SMA 1 Muhammadiyah Palangka Raya sebagai mitra berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala SMA, sebagai berikut:
a. SMA 1 Muhammadiyah Palangka Raya belum mengetahui bahwa di minuman Baram mengandung alkohol yang cukup tinggi dan dapat digunakan sebagai sediaan alkohol
dalam pembuatan hand sanitizer berbahan dasar alkohol.
b. SMA 1 Muhammadiyah Palangka Raya belum memiliki keterampilan dalam pembuatan hand sanitizer berbahan dasar minuman Baram dan Lidah Buaya (Aloe Vera).
Baram dibuat dari hasil fermentasi ragi, beras, gula, tembakau, dan rempah-rempah organik seperti lada, kencur, cabai, kayu manis, dan bahan lainnya tergantung selera pembuatnya. Nasi dan bumbu ditumbuk sebelum dicampur dengan ragi.
Campuran ragi tersebut kemudian dijemur kurang lebih selama dua minggu. Campuran ragi kering dimasukkan ke dalam air bergula selama kurang lebih setengah bulan.
Wadah tidak bisa dibuka sebelum baram matang; jika tidak, itu akan rusak. Beberapa pembuat bahkan memiliki ritual selama proses produksi, misalnya menghindari barang asam, menahan amarah, hanya membicarakan hal-hal yang baik, atau berdoa.
Gambar 1. Langkah-langkah singkat pembuatan baram
55 Biasanya baram diproduksi oleh
perempuan tua yang disebut tambi'(nenek) (Ansori, 2018). Meski memiliki potensi ekonomi, baram pembuatbiasanya tidak menjual produknya kepada kaum muda karena kemungkinan penyalahgunaan alkohol.
Jika terjadi sesuatu yang buruk, seperti tindak kriminal atau kekerasan, makaakan disalahkan baram pembuat.
Mereka tidak mau mengambil resiko itu. Setiap DAS di Kalimantan memiliki resep pembuatan Baram yang berbeda- beda. Khusus untuk Dayak Ngaju ada dua DAS yang cukup terkenal dalam pembuatan Baram yaitu DAS Katingan dan DAS Kahayan. Perbedaan mendasar pada pada kedua DAS adalah penggunaan.
Komunitas Dayak di Kalimantan tengah jugamemiliki minuman tradisi yang dikenal denga Baram. Selama ratusan tahun yang lau, Baram menjadi property ritual untuk member penghormatan kepada roh-roh leluhur.
Minuman alkohol tradisional ini merupakan salah satu komponen yang ada dan tidak dapat dipisahkan pada setiap acara adat yang di selenggarakan di 21 daerah tertentu. Aturan ini merupakan tradisi turun temurun yang diwariskan oleh para leluhur disuatu
daerah. Minuman alkohol tradional ini juga dianggap minuman kehormatan oleh sebagian masyarakat.
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan yang akan dilakukan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu dengan tahapan berikut :
A. Model
Model dalam pelaksanaan pengabdian kepada Masyarakat (PKM)
“Pendampingan pembuatan Hand Sanitizer Berbahan Dasar Minuman Baram Dan Lidah Buaya (Aloe Vera) di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya”. terhadap mitra diimplementasi melalui Edukasi dan pelatihan. Prosedur kegiatan pendampingan terdiri dari tiga tahap, dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Prosedur Pendampingan PKM
1. Tahap I Pre-Test
Sebelum memulia kegiatan pemeberdayaan terhadap peserta didik SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya,
56 tim PKM melaksanakan tes awal (Pre-
Test) untuk mengetahui tingkat pemahaman mitra sebelum dilaksanakan kegiatan pemberdayaan berupa edukasi dan pelatihan.
2. Tahap II Pelaksanaan Pendampingan a. Edukasi
Pada tahap edukasi, mitra mengikuti kegiatan seminar. tim pengabdian Program Kemitraan Masyarakat (PKM) menghadirkan narasumber:
1) Dosen Farmasi UM Palangkaraya sebagai narasumber dengan tema minuman Baram sebagai bahan sediaan Alkohol.
2) Dosen Bimbingan dan Konseling UM Palangkaraya sebagai Narasumber dengan tema Dampak Negatif Minuman Baram Bagi Perilaku Remaja.
3) Dosen Pendidikan Agama Islam UM Palangkaraya, dengan tema Pengendalian Diri
b. Pelatihan
Pada tahap pelatihan, mitra yaitu kelompok dilibatkan sebagai peserta pelatihan. Mitra akan dilatih keterampilan Pembuatan hand sanitizer berbahan dasar minuman Baram dan Lidah Buaya (Aloe Vera) pada peserta
didik SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya. Fasilitator sebagai berikut:
Fasilitator pembuatan hand sanitizer berbahan dasar minuman Baram dan Lidah Buaya (Aloe Vera) adalah Dosen Farmasi UM Palangkaraya (Tim PKM) 3. Tahap III Post-Tes
Setelah memulai kegiatan pemberdayaan terhadap peserta didik SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya, tim PKM melaksanakan tes akhir (Post- Test) untuk mengetahui tingkat pemahaman mitra setelah dilaksanakan kegiatan pemberdayaan berupa edukasi dan pelatihan.
B. Partisipasi Mitra
Mitra adalah peserta didik SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya, sepagai partisipan yang berkomitmen untuk meningkatkan produksi hand sanitizer berbahan dasar minuman Baram dan Lidah Buaya (Aloe Vera), dalam kegiatan Pelaksanaan PKM.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendampingan Pembuatan Hand Sanitizer Berbahan Dasar Minuman Baram Dan Lidah Buaya (Aloe Vera) di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya dilaksanakan selama 1 hari, yaitu pada Rabu, tanggal 1 Desember 2021.
57 Pada tahap edukasi, mitra
mengikuti kegiatan seminar. tim pengabdian Program Kemitraan Masyarakat (PKM) menghadirkan narasumber:
Kegiatan yang dilakukan:
1. Edukasi minuman Baram sebagai bahan sediaan Alkohol oleh apt.
Guntur Satrio Pratomo, M.Si 2. Edukasi Dampak Negatif
Minuman Baram Bagi Perilaku Remaja oleh Karyanti, M.Pd 3. Edukasi Perspektif Islam
Tentang Minuman Beralkohol (Baram) oleh Muhammad Tri Ramdani, M.Pd I
4. Simulasi Pembuatan Hand
Sanitizer Berbahan Dasar Minuman Baram Dan Lidah Buaya (Aloe Vera) didampingi oleh apt. Guntur Satrio Pratomo, M.Si dan Tim PKM.
Gambar 3. Kegiatan PKM
Target capaian dalam kegiatan PKM melalui edukasi dan pelatihan, secara garis besar edukasi meningkatkan pemahaman mitra sehingga mengetahui fungsi minuman Baram sebagai sediaan alkohol dalam pembuatan hand sanitizer dan keterampilan membuat hand sanitizer berbahan dasar minuman Baram dan Lidah Buaya (Aloe Vera).
Tabel 1. Target Capaian Program Kemitraan Masyarakat (PKM)
Metode Indikator Capaian Edukasi Pengetahuan dan
pemahaman mitra tentang fungsi minuman Baram sebagai sediaan alkohol dalam pembuatan hand sanitizer mencapai 70%
Peningkatan pemahaman dan spiritual, untuk manajemen diri anggota kelompok dalam mencegah penyalahgunaan minuman Baram mencapai 70%
Pelatihan Peningkatan keterampilan mitra dalam pembuatan hand sanitizer berbahan dasar minuman Baram dan Lidah Buaya (Aloe Vera) mencapai 70%
Bukti yang menunjukkan bahwa penyebaran penularan COVID-19 dari manusia ke manusia adalah melalui droplet dan melalui udara. Transmisi kontak terjadi Ketika tangan yang terkontaminasi menyentuh mukosa mulut, hidung, atau mata. Virus juga
58 dapat ditransfer dari satu permukaan ke
permukaan lain dengan tangan yang terkontaminasi, yang memfasilitasi transmisi kontak tidak langsung. Orang yang terinfeksi dapat menularkan virus bahkan mereka tidak memiliki, atau hanya gejala ringan Lai, et al, 2020;
Chu et al, 2020; WHO, 2020a) Akibatnya, mencegah penyebaran sangat penting untuk mengurangi beban umum penyakit. Saat ini WHO merekomendasikan jarak sosial, penggunaan yang tepat dari semua peralatan pelindung diri (masker, kacamata dan lain-lain) dan kebersihan tangan merupakan praktek untuk Mencegah COVID-19 penularan virus.
Mempraktikkan kebersihan tangan yang mencakup penggunaan hand sanitizer berbahan dasar alkohol atau mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir merupakan cara sederhana namun efektif untuk mencegah penyebaran COVID-19 di rangkaian perawatan kesehatan (WHO, 2020b; Assefa et al, 2020) Kecuali jika tangan terlihat kotor, hand sanitizer berbahan dasar alkohol direkomendasikan oleh WHO daripada mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir di sebagian besar situasi klinis.
Hal ini mungkin disebabkan oleh
spektrum mikrobiologi yang luas terkait hand sanitizer berbahan dasar alkohol, efektivitas waktu dan biaya, ketersediaan di titik perawatan, peningkatan toleransi kulit, dan kepatuhan yang lebih baik. hand sanitizer berbahan dasar alkohol harus mengandung setidaknya 60% etanol atau 70% isopropanol untuk membunuh virus COVID-19.
Kelangkaan alkohol sebagai bahan dasar pembuatan hand sanitizer sempat melanda provinsi Kalimantan Tengah bahkan negara lain. Hal tersebut seharusnya menjadikan mitra untuk lebih berinovasi dengan memanfaatkan kearifan lokal Kalimantan Tengah.
Provinsi Kalimantan Tengah dengan beragam hasil budaya termasuk minuman hasil fermentasi berupa minuman Baram yang mengandung alkohol 9,17% - 10% dalam jangka waktu 10 hari penyimpanan, penembahan waktu fermentasi akan menghasilkan alkohol yang tinggi bisa mencapai 80% (Adawiyah, et al, 2020).
Praktik kebersihan tangan yang konsisten, terutama dengan penggunaan hand sanitizer berbahan dasar alkohol secara tepat di fasilitas kesehatan dan masyarakat merupakan langkah utama dalam memberantas COVID-19.
59 Kegiatan diikuti oleh 20 orang
peserta didik SMA Muhammadiyah Palangkaraya. Sebelum pelaksanaan Pendampingan peserta melakukan pretest sebelum memulai kegiatan dan hari terakhir peserta melakukan post tes tentang pemahaman terhadap minuman Baram, dampak dan perspektif agama Islam mengenai minuman Baram, berikut hasi hasil pre-test dan post-test:
Tabel 2. Hasil Pre-Test Dan Post-Test
Gambar 4. Hasil Pre-Test dan Post- Test
KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Isi materi yang disampaikan baik, narasumber menyampaikan materi dengan baik dan alokasi waktu selama pelatihan sangat baik. Narasumber melakukan pendampingan dengan baik sehingga dapat menghasilkan produk inovatif berupa Hand Sanitizer Berbahan Dasar Minuman Baram Dan Lidah Buaya (Aloe Vera).
DAFTAR PUSTAKA
Assefa, D., Melaku, T., Bayisa, B., &
Alemu, S, 2020, COVID-19 Pandemic and its Implication on Hand Hygiene Status by Alcohol- based Hand sanitizers Among Healthcare Workers in Jimma University Medical Center, Ethiopia.
Adawiyah, R, Karyanti, & Ramdani, MT, 2020, Minuman Baram Khas Suku Dayak Kalimantan Tengah sebagai traditional alcoholic beverages ditinjau dari sudut pandang Filosofi dan Agama.
Laporan Penelitian Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Alfianti, L., 2018), Upaya Pemerintah
Daerah dalam Pengendalian Produksi Minuman Beralkohol Tradisional. Yuridika, 33(1), 93- 117.
Ansori, S.,2018, The Fabrication of Local Identity: Marginalization of No Responden Pre-
test
Post- test
1. MAL 30 42
2. TR 37 45
3. MAP 29 39
4. MRW 31 41
5. NF 30 45
6. DN 30 43
7. DCS 34 40
8. MNM 38 45
9. AD 30 39
10. DYF 35 40
11. ADZ 34 45
12. ASR 32 44
13. HTPA 32 43
14. RR 31 41
15. YDW 31 40
16. ZAA 38 45
17. RA 34 42
18. ANJ 40 45
19. NR 30 41
20. AYN 36 45
60 the Indigenous Dayak Beverage in
Central Kalimantan. Kawalu:
Journal of Local Culture, 5(2), 173-194.
Chu, D. K., Akl, E. A., Duda, S., Solo, K., Yaacoub, S., Schünemann, H.
J., ... & Hajizadeh, A., 2020, Physical distancing, face masks, and eye protection to prevent person-to-person transmission of SARS-CoV-2 and COVID-19: a systematic review and meta- analysis. The Lancet.
Handoko, T. Hani., 2002, Manajamen Personalia dan MSDM. BPFE – UGM, Yogyakary
Kurniawati, Y., & Fatisa, Y., 2016, Evaluasi Program Pemodelan Dan Simulasi Laboratorium Kimia Pada Mahasiswa Calon Guru. Edusains, 8(2), 201-211.
Lai, C. C., Shih, T. P., Ko, W. C., Tang, H. J., & Hsueh, P. R., 2020, Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) and corona virus disease-2019 (COVID-19): the epidemic and the challenges. International journal of antimicrobial agents, 105924.
Muryadi, A. D., 2017, Model evaluasi program dalam penelitian evaluasi. JURNAL ILMIAH PENJAS (Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran), 3(1).
Turere, V. N., 2013, Pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap peningkatan kinerja karyawan pada Balai Pelatihan Teknis Pertanian Kalasey. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(3).
World Health Organization, 2020a, Modes of transmission of virus causing COVID-19:
implications for IPC precaution recommendations: scientific brief, 27 March 2020 (No. WHO/2019- nCoV/Sci_Brief/Transmission_m odes/2020.1). World Health Organization.
World Health Organization, 2020b, Interim recommendations on obligatory hand hygiene against transmission of COVID-19. 1 April 2020. Accessed April, 30.https://www.google.com /search?q=dayak%2Ctanduk%2C +Baram&tbm=isch&ve